Anda di halaman 1dari 21

KEGIATAN BELAJAR 1

HIDROKARBON

Kompetensi Dasar
3.1. Menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan pema-
haman kekhasan atom karbon dan penggolongan senyawanya.

Tujuan Kegiatan Belajar


Setelah mempelajari kegiatan belajar 1 siswa dapat:
1. Menguji keberadaan unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon.
2. Menganalisis kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon.
3. Membedakan atom C primer, sekunder, tersier, dan kuartener.
4. Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan dan
tata namanya.
5. Menyimpulkan hubungan titik didih senyawa hidrokarbon dengan massa mole-
kul relatifnya.
6. Menjelaskan konsep isomer dan penerapannya pada sifat senyawa hidrokar-
bon.
7. Menuliskan reaksi sederhana pada alkana, alkena, dan alkuna.

HIDROKARBON
Pada tahun 1780, seorang bernama Karl Wilhelm Scheele (1742 – 1786)
membedakan senyawa-senyawa menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Senyawa organik, adalah senyawa yang dihasilkan oleh makhluk hidup.
2. Senyawa anorganik, adalah senyawa yang dihasilkan oleh benda mati.
Pada tahun 1807, Jons Jacob Berzelius (1779 – 1848) menyatakan teori vis
vitalis, yaitu bahwa senyawa-senyawa organik hanya dapat dibuat di dalam
tubuh makhluk hidup dengan bantuan daya hidup (vis vitalis), sehingga
menurutnya tidak mungkin senyawa organik dibuat di laboratorium dengan
menggunakan bahan senyawa anorganik.

Arif Imam Subagyo: Modul Kimia 3 1


Friederich Wohler (1800 – 1882) yang juga murid Berzelius berhasil
menumbangkan teori sebelumnya, setelah dia berhasil menyintesis senyawa
organik. Senyawa tersebut adalah urea (yang biasa dihasilkan dari urine makhluk
hidup) dengan menggunakan zat anorganik, yaitu dengan mereaksikan perak
sianat dengan amonium klorida membentuk amonium sianat.
AgOCN + NH₄Cl → NH₄OCN + AgCl
Ternyata ketika amonium sianat diuapkan untuk memperoleh kristalnya,
pada pemanasan yang terlalu lama, amonium sianat berubah menjadi urea.

Sejak saat itulah banyak disintesis zat-zat organik menggunakan zat-zat


anorganik di laboratorium.
Senyawa organik atau senyawa karbon umumnya mengandung unsur-unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen. Selain ketiga unsur tersebut ada unsur lain yang
jumlahnya sangat sedikit seperti nitrogen dan belerang. Jika senyawa tersebut
hanya mengandung C dan H saja disebut hidrokarbon. Salah satu cara untuk
mengetahui bahwa suatu bahan mengandung senyawa karbon, yaitu dengan
membakar senyawa tersebut. Hasil pembakaran sempurna dari senyawa karbon
akan mengubah karbon menjadi gas CO2, sedangkan hidrogen berubah menjadi
uap air (H2O). Adanya gas CO2 hasil pembakaran senyawa karbon dapat dikenali
karena dapat mengeruhkan air kapur, sedangkan keberadaan uap air dapat
dikenali dengan kertas kobal. Air akan mengubah kertas kobal yang berwarna
biru menjadi ros.
A. KARAKTERISTIK ATOM KARBON
Salah satu kekhasan atom karbon ialah dapat membentuk rantai karbon.
Atom karbon dengan nomor atom 6 mempunyai susunan elektron K = 2 dan L = 4.
Dengan demikian, atom C mempunyai 4 elektron valensi dan dapat mernbentuk
empat ikatan kovalen yang kuat dengan atom C lainnya, serta dapat berikatan
secara kuat dengan atom-atom non logam lainnya pada saat yang bersamaan.
1. Bentuk Rantai Karbon
Ada dua bentuk rantai karbon, yaitu terbuka (alifatik, yang terdiri atas
rantai lurus dan rantai bercabang) dan tertutup (siklik).

Arif Imam Subagyo: Modul Kimia 3 2


Contoh:

2. Jenis Ikatan Rantai Karbon


Atom karbon dapat membentuk tiga jenis ikatan, yaitu:

3. Posisi Atom Karbon


Atom karbon memiliki kedudukan yang berbeda-beda dalam sebuah
rantaikarbon. Berdasarkan kedudukannya tersebut, atom karbon dapat
dibedakan menjadi:
a. atom C primer (1°) : atom C yang terikat pada satu atom C yang lain.
b. atom C sekunder (2°) : atom C yang terikat pada dua atom C yang lain.
c. atom C tersier (3°) : atom C yang terikat pada tiga atom C yang lain.
d. atom C kuartener (4°) : atom C yang terikat pada empat atom C yang lain.

Arif Imam Subagyo: Modul Kimia 3 3


B. SENYAWA HIDROKARBON
1. Alkana
Senyawa alkana merupakan rantai karbon yang paling sederhana. Alkana
merupakan senyawa hidrokarbon jenuh karena memiliki ikatan tunggal. Rumus
umum alkana CnH2n+2.
Tabel 3.1 Deret Homolog Alkana

Berdasarkan tabel di depan dapat dilihat bahwa perbedaan kesepuluh


senyawa di atas terletak pada jumlah gugus metilena (–CH₂–). Senyawa dengan
kondisi demikian disebut homolog.
a. Tata Nama Alkana
1) Alkana rantai lurus (tidak bercabang)
Alkana rantai lurus diberi nama sesuai dengan jumlah atom karbonnya
sebagaimana tercantum dalam tabel di atas. Terkadang ditambahkan
normal (n) di depan nama alkana.
Contoh:

2) Alkana siklis (rantai tertutup)


Alkana rantai siklis (tertutup) diberi nama menurut banyaknya atom karbon
dalam cincin, dengan penambahan awalan siklo-.

Arif Imam Subagyo: Modul Kimia 3 4


Contoh:

3) Alkana bercabang (memiliki rantai samping)


Unsur lain dalam rantai alkana tersebut biasa dinamakan substituen.
Penamaannya sama dengan alkana, hanya akhirannya diubah menjadi -il.
Jika alkana memiliki rantai samping maka penamaannya mengikuti aturan
sebagai berikut.
a) Rantai terpanjang merupakan rantai utama.
b) Rantai utama diberi nomor mulai dari ujung rantai yang memiliki
substituen.
c) Urutan penulisan nama : nomor cabang, nama cabang, nama alkana
rantai utama.
d) Jika terdapat gugus metil pada atom C nomor 2, nama alkana diberi
awalan iso.
e) Jika alkana memiliki cabang yang sama lebih dari satu, nama cabang
digabung menjadi satu dan diberi awalan di-(jumlah cabang ada dua),
tri-(jumlah cabang ada 3), tetra-(jumlah cabang ada empat).
f) Jika alkana memiliki cabang yang berbeda, penulisan nama diurutkan
berdasarkan urutan abjad.
Contoh:

b. Sifat-Sifat Alkana
1) Sifat fisis
a) Alkana merupakan senyawa nonpolar.
b) Bentuk alkana rantai lurus pada suhu kamar berbeda-beda.

Arif Imam Subagyo: Modul Kimia 3 5


c) Semakin banyak jumlah atom karbon, semakin tinggi titik didihnya.
d) Adanya rantai cabang pada senyawa alkana menurunkan titik didihnya.
e) Larut dalam pelarut nonpolar (CCl₄) atau sedikit polar (dietil eter atau
benzena) dan tidak larut dalam air.
f) Alkana lebih ringan dari air.
2) Sifat kimia
a) Alkana dan sikloalkana tidak reaktif, cukup stabil apabila dibandingkan
dengan senyawa organik lainnya. Oleh karena kurang reaktif, alkana
kadang disebut paraffin (berasal dari bahasa Latin: parum affins, yang
artinya "afinitas kecil sekali").
b) Alkana dapat bereaksi dengan halogen, salah satu atom H diganti oleh
halogen. Reaksi dengan halogen tersebut dinamakan reaksi halogenasi
dan menghasilkan alkil halida.
Contoh: CH₄ + Cl₂ → CH₃Cl + HCl
c) Alkana dapat dibakar sempurna menghasilkan CO₂ dan H₂O.
Contoh: CH₄ + 2O₂ → CO₂ + 2H₂O
2. Alkena
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh dengan ikatan rangkap
dua (–C=C–). Alkena paling sederhana yaitu etena, C₂H₄. Rumus umum alkena
C₂H₂n.
Tabel 3.2 Deret Homolog Alkena

Arif Imam Subagyo: Modul Kimia 3 6


Penomoran rantai alkenna dimulai dari ujung rantai yang paling dekat dengan
ikatan rangkap.
Contoh:

Sifat alkena
1) Sifat fisika
Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana. Perbedaannya yaitu,
alkena sedikit larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan rangkap
yang membentuk ikatan . Ikatan  tersebut akan ditarik oleh hidrogen dari air
yang bermuatan positif sebagian.
2) Sifat Kimia
a) Sebagaimana hidrokarbon pada umumnya, pembakaran/oksidasi alkena juga
akan menghasilkan CO₂ dan H₂O.
b) Pada adisi alkena, ikatan rangkap berubah menjadi ikatan tunggal. Adisi
dengan asam halida akan memutus ikatan rangkap pada alkena menjadi alkana
dengan mengikuti aturan Markovnikof “Atom H dari asam halida akan terikat
pada atom karbon dari alkena yang memiliki atom H paling banyak.”
Contoh:

3. Alkuna
Alkuna merupakan hidrokarbon tidak jenuh yang memiliki ikatan rangkap tiga
(– CC –). Alkuna mempunyai rumus umum CnH2n-2. Aturan pemberian nama
alkuna sama dengan alkena, hanya diakhiri -una.
Contoh:

Sifat-sifat fisik dan kimia alkuna mirip dengan alkena.


C. ISOMER
Isomer adalah dua senyawa atau lebih yang mempunyairumus kimia sama
tetapi mempunyai struktur yang berbeda.

Arif Imam Subagyo: Modul Kimia 3 7


1. Isomer rangka adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul
sama tetapi kerangkanya berbeda.
Contoh:
Pentena (C₅H₁₀)

2. Isomer posisi adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama


tetapi posisi gugus fungsinya berbeda.
Contoh:
Butena (C₄H₈)

3. Isomer gugus fungsi adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul


sama tetapi gugus fungsinya berbeda.
Contoh:
Propuna (C₃H₄)

4. Isomer geometri adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul


sama tetapi struktur ruangnya berbeda. Contoh pada alkena mempunyai 2
isomer geometri
yaitu cis dan trans.

Arif Imam Subagyo: Modul Kimia 3 8


LEMBAR KERJA SISWA

Kerjakan kegiatan-kegiatan di bawah ini dan dikumpulkan hasilnya pada


pertemuan selanjutnya.

Hubungan Titik Didih dengan Massa Molekul Relatif dan Struktur

1. Amati tabel berikut. Kemudian, tulislah struktur-strukturnya dalam buku


latihan Anda.

2. Buatlah grafik antara Mr dan Titik Didih untuk senyawa-senyawa berikut.


Metana, etana, n-propana, n-butana, n-pentana, n-heksana, n-heptana, n-
oktana.
3. Buatlah grafik antara jumlah rantai cabang dan titik didih untuk pentana,
isopentana, dan neopentana.
Pertanyaan:
1. Adakah hubungan antara Mr dan titik didih?
2. Senyawa apa saja yang berwujud gas pada suhu kamar?
3. Senyawa apa saja yang berwujud cair pada suhu kamar?
4. Apakah persamaan dan perbedaan antara n-pentana, isopentana, dan
neopentana?
5. Disebut apakah senyawa yang memiliki rumus molekul sama, tetapi
strukturnya berbeda?
6. Adakah hubungan antara jumlah rantai cabang dan titik didih?

Arif Imam Subagyo: Modul Kimia 3 9


EVALUASI 1

Kerjakanlah soal-soal evaluasi di bawah ini dengan jujur tanpa melihat kunci
jawaban sebelum Anda mengerjakannya!

Soal Pilihan Ganda


1. Pernyataan yang benar tentang senyawa organik jika dibandingkan dengan
senyawa anorganik adalah ....
A. lebih mudah larut dalam air
B. mempunyai titik didih lebih tinggi
C. lebih reaktif
D. lebih stabil terhadap pemanasan
E. lebih mudah terbakar
2. Nama yang benar untuk senyawa:

adalah ....
A. 2-metil-3-etilpentana
B. 2-etil-2-metilpentana
C. isopropilpentana
D. 3-etil-2-metilpentana
E. 3-etil-4-metilpentana
3. Senyawa di bawah ini yang mempunyai nama 2-metil-pentana adalah ....c

Arif Imam Subagyo: Modul Kimia 3 10


4. Senyawa berikut yang mempunyai titik didih paling tinggi adalah ....c

5. Nama yang tepat untuk senyawa berikut:

A. 2,5-dimetil-5-etil-2-pentena
B. 2-metil-5-etil-2-heksena
C. 2-etil-5-metil-2-heksena
D. 2,5-dimetil-2-heptena
E. 3,6-dimetil-5-heptena
6. Tata nama senyawa berikut menurut IUPAC adalah ....

a. 2-etil-2-pentena
b. 3-metil-3-heksena
c. 2-etil-3-pentena
d. 4-metil-3-heksena
e. 3-metil-3-pentena
7. Nama molekul di bawah ini adalah ….

A. 1-kloro-2,3-dimetilpentena

Arif Imam Subagyo: Modul Kimia 3 11


B. 1-kloro-2,3-dimetil-2-heksena
C. cis 2-kloro-3-metil-2-pentena
D. trans 2-kloro-3-metil-2-pentena
E. 2-kloro-cis-2-heksena
8. Di antara pasangan-pasangan berikut yang merupakan deret homolognya
adalah ....
A. C₃H₈ dan C₃H₆
B. C₃H₈ dan C₄H₈
C. C₃H₈ dan C₅H₁₂
D. C₃H₆ dan C₄H₁₀
E. C₃H₆ dan C₅H₁₂
9. Campuran berikut yang menghasilkan 2-bromo propana adalah ...b

10. Rumus asetilena adalah ....

Arif Imam Subagyo: Modul Kimia 3 12


UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Cocokan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban yang ada di modul ini.
Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah
ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap Kegiatan Belajar 1.
Rumus :
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan  x 100%
Jumlah butir soal

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :


90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
- 69% = kurang

Jika Anda mencapai tingkat penguasaan di atas 80% Anda dapat meneruskan
dengan Kegiatan Belajar 2. Tetapi jika tingkat penguasaan Anda di bawah 80%,
maka Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum
Anda kuasai.

Arif Imam Subagyo: Modul Kimia 3 13


KEGIATAN BELAJAR 2
MINYAK BUMI

Kompetensi Dasar
3.2. Menjelaskan proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi
minyak bumi serta kegunaannya.
3.3. Memahami reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak
sempurna serta sifat zat hasil pembakaran (CO2, CO, partikulat karbon)

Tujuan Kegiatan Belajar


Setelah mempelajari kegiatan belajar 2 siswa dapat:
1. mendeskripsikan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam,
2. menjelaskan komponen-komponen utama penyusun minyak bumi,
3. menafsirkan bagan penyulingan bertingkat untuk menjelaskan dasar dan
teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi,
4. membedakan kualitas bensin berdasakan bilangan oktannya,
5. menganalisis dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan

A. FRAKSI-FRAKSI MINYAK BUMI


Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin: petrus – karang
dan oleum – minyak) dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah suatu cairan
kental yang berwarna coklat sampai hitam atau kehijauan, yang mudah terbakar
dan berbau kurang sedap, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di
kerak bumi. Minyak bumi merupakan campuran kompleks dari senyawa-senyawa
hidrokarbon, baik senyawa alifatik, alisiklik, dan aromatik yang sebagian terdiri
atas alkana tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya,
dengan sedikit senyawa nitrogen (0,01-0,9%), belerang (0,1-7%), oksigen (0,06-
0,4%) dan senyawa logam dalam jumlah yang sangat kecil.
Untuk dapat dimanfaatkan perlu dipisahkan melalui distilasi bertingkat,
yaitu cara pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik
didihnya pada kolom bertingkat. Komponen utama minyak bumi dan gas alam

Arif Imam Subagyo: Modul Kimia 3 14


adalah alkana. Gas alam mengandung 80% metana, 7% etana, 6% propana, 4%
butana dan isobutana, sisanya pentana. Untuk dapat dimanfaatkan gas propana
dan butana dicairkan yang dikenal sebagai LNG (Liquid Natural Gas). Karena
pembakaran gas alam murni lebih efisien dan sedikit polutan, maka gas alam
banyak digunakan untuk bahan bakar industri dan rumah tangga. Dalam tabung
kecil sering digunakan untuk kemah, barbekyu, dan pemantik api. LNG juga
banyak digunakan untuk bahan dasar industri kimia seperti pembuatan metanol
dan pupuk.
Tabel 4.1 Fraksi-Fraksi Minyak Bumi dan Kegunaanya

Gasolin, kerosin atau minyak tanah lebih banyak diperlukan daripada


hidrokarbon yang rantainya lebih panjang. Untuk memenuhi kebutuhan bensin
dan minyak tanah itu maka dilakukan pemecahan molekul hidrokarbon yang
besar menjadi molekul kecil. Proses ini disebut cracking. Cara melakukan
cracking yaitu dengan pemanasan hidrokarbon rantai panjang pada suhu tinggi
dan ditambah katalis Al₂O₃ atau SiO₂.
Kualitas bensin ditentukan oleh bilangan oktan, yaitu bilangan yang
menunjukkan jumlah isooktan dalam bensin. Bilangan oktan merupakan ukuran
kemampuan bahan bakar mengatasi ketukan ketika terbakar dalam mesin.
Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang mengandung senyawa n–heptana dan
isooktan. Misalnya bensin premium yang beredar di pasaran dengan bilangan
oktan 80 berarti bensin tersebut mengandung 80% isooktan dan 20% n–heptana.
Bensin super mempunyai bilangan oktan 98 berarti mengandung 98%
isooktan dan 2% n–heptana. Pertamina meluncurkan produk bensin ke pasaran

Arif Imam Subagyo: Modul Kimia 3 15


dengan 3 nama, yaitu: premium (bilangan oktan 80–88), pertamax (bilangan
oktan91–92) dan pertamax plus (bilangan oktan 95). Penambahan zat
antiketukan pada bensin bertujuan untuk memperlambat pembakaran bahan
bakar. Untuk menaikkan bilangan oktan antara lain ditambahkan MTBE (Metyl
Tertier Butil Eter), tersier butil alkohol, benzena, atau etanol.
B. DAMPAK PEMBAKARAN MINYAK BUMI
1. Penggunaan TEL
TEL mengandung logam berat timbal (Pb) yang terbakar dan akan keluar
bersama asap kendaraan bermotor melalui knalpot. Hal ini menyebabkan
pencemaran udara. Senyawa timbal merupakan racun dengan ambang batas
kecil, artinya pada konsentrasi kecil pun dapat berakibat fatal. Gejala yang
diakibatkannya, antara lain: tidak aktifnya pertumbuhan beberapa enzim dalam
tubuh, berat badan anak-anak berkurang, perkembangan sistem syaraf lambat,
selera makan hilang, cepat lelah, dan iritasi saluran pernapasan.
2. Pembakaran Tidak Sempurna Hidrokarbon
Pembakaran tidak sempurna dengan reaksi sebagai berikut:
CxHy + O₂(g) → C(s) + CO(g) + CO₂(g) + H₂O(g)
Menghasilkan:
a. Karbon (arang) yang berupa asap hitam yang mengganggu pernapasan.
b. Gas karbonmonoksida yang merupakan gas beracun yang tidak berbau,
tidak berasap, tetapi dapat mematikan. Gas CO memiliki kemampuan
terikat kuat pada hemoglobin, suatu protein yang mengangkut O₂ dari
paru-paru ke seluruh tubuh. Daya ikat hemoglobin terhadap CO dua ratus
kali lebih kuat daripada terhadap O₂. Jadi, jika kita menghirup udara yang
mengandung O₂ dan CO, maka yang akan terikat lebih dulu dengan
hemoglobin ialah CO. Jika CO yang terikat terlampau banyak, maka tubuh
kita akan kekurangan O₂ yang mempengaruhi proses metabolisme sel.
Kadar CO yang diperbolehkan ialah di bawah 100 ppm (0,01%). Udara
dengan kadar CO 100 ppm, dapat menyebabkan sakit kepala dan cepat
lelah. Udara dengan kadar CO 750 ppm, dapat menyebabkan kematian.
c. Gas karbondioksida menyebabkan perubahan komposisi kimia lapisan
udara dan mengakibatkan terbentuknya efek rumah kaca (treibhouse
effect), yang memberi kontribusi pada peningkatan suhu bumi.

Arif Imam Subagyo: Modul Kimia 3 16


3. Adanya Belerang dalam Minyak Bumi
Adanya belerang dalam minyak bumi, akan terbakar menghasilkan belerang
dioksida.
S + O₂ → SO₂
Gas belerang dioksida (SO₂) merupakan oksida asam yang dapat merusak zat
hijau daun (klorofil), sehingga mengganggu proses fotosintesis pada pohon.
Apabila SO₂ bercampur dengan air hujan menyebabkan terjadinya hujan
asam bersama-sama dengan NOx. NOx sendiri secara umum dapat
menumbuhkan sel-sel beracun dalam tubuh mahluk hidup, serta
meningkatkan derajat keasaman tanah dan air jika bereaksi
dengan SO₂.

Arif Imam Subagyo: Modul Kimia 3 17


LEMBAR KERJA SISWA

Kerjakan kegiatan-kegiatan di bawah ini dan dikumpulkan hasilnya pada


pertemuan selanjutnya.

Penggunaan Minyak Bumi dan Dampaknya


1. Amati produk-produk minyak bumi yang sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Carilah informasi mengenai kegunaan dan dampaknya bagi lingkungan.
3. Lengkapi tabel berikut berdasarkan informasi yang Anda peroleh.

Pertanyaan:
1. Digunakan untuk apa sajakah produk-produk minyak bumi?
2. Apakah perbedaan antara premium dan pertamax?
3. Apakah dampak dari penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar?

Arif Imam Subagyo: Modul Kimia 3 18


EVALUASI 2

Kerjakanlah soal-soal evaluasi di bawah ini dengan jujur tanpa melihat kunci
jawaban sebelum Anda mengerjakannya!

Soal Pilihan Ganda


1. Senyawa berikut yang bukan merupakan minyak bumi adalah ... .
A. nafta
B. aspal
C. kerosin
D. keton
E. bensin
2. Fraksi minyak bumi yang dihasilkan pada suhu 30 °C – 200 °C adalah ... .
A. kerosin
B. Nafta
C. LPG
D. Petroleum
E. bensin
3. TEL yang digunakan sebagai zat aditif pada bensin, dianggap berbahaya
karena dapat menyebabkan ... .
A. pencemaran CO
B. pencemaran NO
C. pencemaran CO₂
D. hujan asam
E. pencemaran timbal
4. Aromatika sebagai bahan dasar industri petrokimia dapat dibuat dari nafta
dengan cara ... .
A. reforming
B. adisi
C. blending
D. ubstistusi
E. cracking

Arif Imam Subagyo: Modul Kimia 3 19


5. Berlebihnya karbon dioksida di udara merupakan penyebab ... .
A. hujan asam
B. efek rumah kaca
C. asbut
D. kerusakan hutan
E. kematian biota air
6. Gas CO lebih berbahaya dari CO₂. Hal ini disebabkan karena ... .
A. tidak berbau
B. penyebab hujan asam
C. sangat reaktif
D. tidak berwarna
E. bereaksi dengan Hb membentuk HbCO
7. Pencemar yang menyebabkan terjadinya hujan asam adalah ... .
A. CO₂
B. NH₃
C. SO₂
D. Cl₂
E. CO
8. Hasil pembakaran tidak sempurna dari minyak bumi adalah ... .
A. CO₂
B. NH₃
C. CO
D. NO₂
E. NO
9. Berikut ini yang bukan hasil dari industri petrokimia adalah ... .
A. detergen
B. asbes
C. plastik
D. karet
E. pupuk

Arif Imam Subagyo: Modul Kimia 3 20


10. Yang merupakan penentu kualitas bensin adalah ... .
A. isooktana
B. isopentana
C. isobutana
D. propana
E. heksana

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Cocokan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban yang ada di modul ini.
Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah
ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap Kegiatan Belajar 2.
Rumus :
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan  x 100%
Jumlah butir soal

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :


90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
- 69% = kurang

Jika Anda mencapai tingkat penguasaan di atas 80% Anda dapat meneruskan
dengan Kegiatan Belajar 3. Tetapi jika tingkat penguasaan Anda di bawah 80%,
maka Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum
Anda kuasai.

Arif Imam Subagyo: Modul Kimia 3 21

Anda mungkin juga menyukai