HIDROKARBON DAN
MINYAK BUMI
KELOMPOK:
NAMA KELOMPOK:
1…………………………………………………………
2…………………………………………………………
3…………………………………………………………
4…………………………………………………………
5………………………………………………………….
HIDROKARBON 1
Untuk Siswa SMA/MA Kelas XI Semester 1
HIDROKARBON
Tahukah kamu??
Pada awalnya para ahli kimia menganggap bahwa senyawa organik hanya dapat dihasilkan dari
makhluk hidup. Tetapi kemudian seorang ilmuwan Jerman, F. Wohler secara tak sengaja
berhasil mensintesis urea, CO(NH2)2 senyawa organic yang terdapat dalam urine mamalia, dari
senyawa anorganik ammonium sianat (NH4OCN) melalui pemanasan. Selanjutnya ditemukanlah
bahwa senyawa organic selalu mengandung atom karbon (C) sebagai unsur utama di samping
unsur hydrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), belerang (S), fosfor (P), halogen (unsur golongan
VIIA) dan beberapa atom logam. Senyawa organik disebut juga senyawa karbon, tetapi tidak
semua senyawa karbon adalah senyawa organik, seperti senyawa oksida (CO, CO2), karbonat
(CaCO3) dan sianida (NaCN).
MENGENAL HIDROKARBON
MENGENAL KIMIA ORGANIK Hidrokarbon adalah senyawa kimia organik yang
seluruhnya terdiri dari karbon dan hidrogen.
Hidrokarbon berkisar dari molekul sederhana
Kimia organik adalah cabang ilmu kimia yang seperti metana hingga polimer seperti polistirena
mempelajari tentang senyawa karbon organic yang terdiri dari ribuan atom. Kemampuan atom
yang dikenal dengan kimia karbon. Definisi karbon berikatan kuat satu sama lain
kimia karbon berkembang menjadi cabang ilmu memungkinkannya membentuk hampir tak
kimia yang mempelajari semua jenis senyawa terbatas rantai, cincin, dan struktur lainnya yang
karbon, kecuali oksida, karbonat dan sianida. menjadi dasar molekul organic. Karena setiap
atom karbon dapat membentuk empat ikatan,
Kimia karbon menjadi bagian penting dalam
unsur lain yang biasanya turut berikatan adalah
kehidupan karena berperan sebagai sumber
hidrogen. Senyawa hidrokarbon dikenal mudah
energi untuk industri dan rumah tangga, sebagai
terbakar karena karbon dan hidrogen mudah
bahan baku untuk produk pertanian, kesehatan,
bereaksi dengan oksigen dalam reaksi
kosmetika dan pembuatan plastik.
pembakaran. Bahan bakar fosil seperti minyak,
gas alam, serta batubara merupakan hidrokarbon.
HIDROKARBON 2
HIDROKARBON
Ikatan rangkap dua, yaitu terdapat ikatan antara atom – atom karbon dengan dua tangan
ikatan (dua pasang elektron ikatan).
Ikatan rangkap tiga (ganda tiga), yaitu ikatan antara atom – atom karbon dengan tiga
tangan ikatan (tiga pasang elektron ikatan).
b. Bentuk Rantai
HIDROKARBON 3
HIDROKARBON
Rantai terbuka (alifatis), yaitu rantai yang antar ujung – ujung atom karbonnya tidak saling
berhubungan.Rantai jenis ini ada yang bercabang dan ada yang tidak bercabang.
Rantai tertutup (siklis), yaitu rantai yang terdapat pertemuan antara ujung – ujung rantai
karbonnya. Terdapat dua macam rantai siklis, yaitu rantai siklis dan aromatis.
SENYAWA HIDROKARBON
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa paling sederhana yang terdiri dari atom
karbon (C) dan hidrogen (H). Sampai saat ini terdapat lebih kurang 2 juta senyawa hidrokarbon.
Sifat senyawa-senyawa hidrokarbon ditentukan oleh struktur dan jenis ikatan kovalen antar-
atom karbon. Oleh karena itu, untuk memudahkan mempelajari senyawa hidrokarbon yang
begitu banyak, para ahli melakukan penggolongan hidrokarbon berdasarkan strukturnya,dan
jenis ikatan kovalen antar-atom karbon.
Berdasarkan bentuk rantai karbon, hidrokarbon digolongkan menjadi tiga yakni,
hidrokarbon alifatik (rantai terbuka, lurus, dan bercabang), alisiklik (rantai tertutup), dan
aromatik (rantai tertutup membentuk cincin benzena).
Pada pembahasan hidrokarbon ini akan dibatasi pada jenis hidrokarbon alifatik, yang
digolongkan menjadi hidrokarbon jenuh (hidrokarbon yang hanya memiliki ikatan tunggal C–C)
yang meliputi alkana dan hidrokarbon tak jenuh (hidrokarbon yang memiliki setidaknya 1 ikatan
rangkap dua C=C atau 1 ikatan rangkap tiga C≡C) yang meliputi alkena dan alkuna.
HIDROKARBON 4
HIDROKARBON
1. Alkana
a. Rumus umum alkana
Alkana termasuk hidrokarbon jenuh karena hanya memiliki ikatan kovalen tunggal
antar-atom karbon, yakni ikatan C-C. Sebagai hidrokarbon jenuh, alkana memiliki jumlah atom
H yang maksimum. Simak beberapa senyawa alkana beserta rumus struktur dan rumus
molekulnya.
Nama Rumus struktur Rumus Molekul
Metana CH3 – H CH4
Etana CH3 – CH3 C2H6
Propana CH3 – CH2 – CH3 C3H7
n-Butana CH3 – CH2 – CH2 – CH3 C4H8
Dari rumus molekul keempat senyawa di atas, jika n adalah jumlah atom C dalam
alkana, maka rumus umum alkana dapat dinyatakan sebagai berikut:
CnH2n+2
Rumus ini juga dapat ditulis sebagai:
R-H dimana R adalah gugus alkil R = CnH2n+1
HIDROKARBON 5
HIDROKARBON
b. Penamaan alkil
i. Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan alkana.
ii. Cabang merupakan gugus alkil dan diberi nama alkil sesuai jumlah atom C dalam
cabang tersebut. Simak penamaan alkana di atas.
c. Urutan penulisan nama alkana bercabang adalah sebagai berikut. Tulis nomor cabang
diikuti tanda (-), lalu beri nama alkil dari cabang. Nama alkil ditulis menyambung
dengan nama rantai induk.
d. Jika terdapat 2 atau lebih jenis alkil, maka nama-nama alkil disusun menurut abjad.
Gunakan tanda (-) untuk memisahkan nomor dari nama alkil.
HIDROKARBON 6
HIDROKARBON
iii. Gunakan tanda (-) untuk memisahkan nomor cabang dengan nama alkil.
ii. Gugus alkil dengan jumlah atom C lebih banyak diberi nomor yang lebih kecil.
2. Alkena
a. Rumus umum alkena
Alkena termasuk keluarga hidrokarbon tak jenuh karena memiliki setidaknya 1 ikatan
rangkap dua C=C. Adanya ikatan rangkap menyebabkan jumlah atom H pada alkena tidak
maksimum seperti halnya alkana. Simak beberapa senyawa alkena yang memiliki 1 ikatan C=C
beserta rumus struktur dan rumus molekulnya.
HIDROKARBON 7
HIDROKARBON
2. Penomoran pada rantai induk dimulai sedemikian sehingga atom C pertama yang terikat
pada ikatan C=C memiliki nomor sekecil mungkin.
3. Nama rantai induk dimulai dengan nomor atom C pertama yang terikat ke ikatan C=C,
diikuti tanda (-) kemudian nama dari rantai induk.
4. Jika terdapat cabang (gugus alkil) pada rantai induk, beri nama alkil yang sesuai. Aturan
lainnya sesuai dengan tata nama alkana.
5. Jika terdapat lebih dari satu ikatan C=C, maka akhiran’-na’ pada alkana diganti dengan ‘-
diena’ (ada 2 ikatan C=C), ‘triena’ (ada 3 ikatan C=C) dan seterusnya. Kedua atom C
pertama yang terikat pada ikatan C=C, harus memiliki nomor sekecil mungkin.
HIDROKARBON 8
HIDROKARBON
3. Alkuna
a. Rumus umum alkuna
Alkuna merupakan keluarga hidrokarbon tak jenuh, karena tidak mengandung jumlah
atom H maksimum seperti alkana. Alkuna memiliki setidaknya1 ikatan rangkap tiga C≡C. Simak
beberapa senyawa alkuna yang memiliki 1 ikatan C≡C beserta rumus stuktur dan rumus
molekulnya.
Nama Rumus struktur Rumus Molekul
Etuna CH≡CH C2H2
Propuna CH3–C≡C C3H4
1-Butuna CH3–CH2–C≡CH C4H6
Dari rumus molekul ketiga senyawa di atas, jika n adalah jumlah atom C, maka rumus
umum alkuna dapat dinyatakan sebagai:
CnH2n-2
Untuk alkuna yang memiliki lebih dari 1 ikatan C≡C, digunakan istilah khusus yakni
dengan menambahkan awalan numeral (-di-, -tri-, dan seterusnya) pada kata ’alkuna’.
Nama Rumus umum
Alkuna dengan 1 ikatan C≡C Alkuna CnH2n-2
Alkuna dengan 2 ikatan C≡C Alkadiuna CnH2n-6
Alkuna dengan 3 ikatan C≡C Alkatriuna CnH2n-10
b. Tata nama alkuna
Tata nama alkunamenurut IUPAC mengikuti tata nama alkana, dengan beberapa
catatan penting:
1. Rantai induk pada alkuna adalah rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan
rangkap tiga C≡C. Nama rantai induk berasal dari nama alkana dimana akhiran ‘ana’
diganti ‘una’.
2. Penomoran pada rantai induk dimulai sedemikian sehingga atom C pertama yang terikat
pada ikatan C≡C memiliki nomor sekecil mungkin.
3. Nama rantai induk dimulai dengan nomor atom C pertama yang terikat ke ikatan C≡C,
diikuti tanda (-), baru nama dari rantai induk.
HIDROKARBON 9
HIDROKARBON
4. Jika terdapat cabang (gugus alkil) pada rantai induk, beri nama alkil yang sesuai. Aturan
lainnya sesuai dengan tata nama alkana.
KEISOMERAN
Keisomeran didefinisikan sebagai adanya 2 senyawa atau lebih yang memiliki rumus
kimia (rumus molekul) yang sama, tetapi dengan struktur (bagaimana atom-atom terikat) atau
kofigurasi (susunan atom-atom dalam ruang) yang berbeda. Senyawa-senyawanya sendiri
dinamakan isomer-isomer. Isomer-isomer memiliki sifat berbeda akibat adanya perbedaan
struktur atau konfigurasi.
Keisomeran karena perbedaan struktur disebut keisomeran struktur, sedangkan
keisomeran karena perbedaan konfigurasi disebut keisomeran ruang. Keisomeran struktur
dapat berupa keisomeran kerangka, keisomeran posisi, dan keisomeran gugus fungsi,
sedangkan keisomeran ruang dapat berupa keisomeran geometris dan keisomeran optis. Pada
pembahasan keisomeran ini dibatasi ada 3 jenis keisomeran yang terkait dengan hidrokarbon,
yakni keisomeran kerangka, keisomeran posisi, dan keisomeran geometri. Untuk keisomeran
gugus fungsi dan keisomeran optis akan dibahas di kelas XII.
1. Isomer struktur
Pada isomer struktur, isomer-isomer mempunyai rumus kimia (rumus molekul) sama
tetapi kerangka atom C (karbon) berbeda.
Keisomeran ini terdapat pada senyawa-senyawa alkana, alkena, dan alkuna. Simak
contoh berikut.
n-butana (C4H10)
2-metilpropana (C4H10)
1-pentena (C5H10)
3-metil-1-butena (C5H10) 3-metil-1-butena (C5H10)
2. Isomer Posisi
Pada keisomeran posisi, isomer-isomer mempunyai rumus kimia (rumus molekul) dan
gugus fungsi yang sama, tetapi posisinya berbeda. Keisomeran posisi terdapat pada senyawa-
senyawa dengan gugus fungsi. Yang dimaksud gugus fungsi pada hidrokarbon adalah ikatan
rangkap C=C dan C≡C. Sebagai contoh, 1-butena dan 2-butena merupakan dua isomer posisi
ikatan C=C-nya berbeda.
HIDROKARBON 10
HIDROKARBON
3. Isomer Geometri
Keisomeran geometri terbentuk karena tidak adanya rotasi bebas pada suatu ikatan.
Akibat rotasi tak bebas, posisi atom/gugus atom yang terikat pada kedua atom C pada ikatan
C=C tidak dapat berubah. Dengan kata lain, terdapat dua isomer karena adanya perbedan
susunan/geometri atom-atom pada ikatan C=C.
Keisomeran geometri ditemukan pada senyawa-senyawa dengan ikatan C=C di mana
setiap atom C tersebut mengikat dua atom.gugus yang berbeda. Berdasarkan posisi
atom/gugus atomnya, isomer-isomer geometri dibedakan menjadi:
a. Isomer cis, yakni isomer di mana atom/gugus atom sejenis berada pada sisi yang sama.
b. Isomer trans, yakni isomer di mana atom/gugus atom sejenis berada pada sisi yang
berseberangan.
isomer cis
isomer trans
HIDROKARBON 11
HIDROKARBON
a. Pembakaran alkana
Pembakaran alkana adalah reaksioksidasi antara alkana dengan oksigen.
1. Jika alkana dibakar dengan oksigen (O2) berlebih, maka pembakaran akan berlangsung
sempurna dengan produk reaksi CO2 dan H2O.
CH4(g) + O2(g) CO2 (g) + H2O (g)
2. Jika alkana dibakar dengan oksigen (O2) yang kurang, maka pembakaran tidak akan
berlangsung sempurna. Sebagian alkana bereaksi membentuk CO2 dan H2O, dan sisanya
membentuk CO dan H2O.
CH4(g) + 3/2 O2(g) CO (g) + H2O (g)
Pembakaran alkana bersifat eksotermik, yaitu menghasilkan panas (kalor). Hal ini
menjadi alasan mengapa minyak bumi dan gas alam yang mengandung alkana banyak
digunakan sebagai bahan bakar.
HIDROKARBON 12
HIDROKARBON
1. Perengkahan termal (thermal cracking). Reaksi berlangsung pada suhu tinggi tanpa udara.
Perengkahan termal umunya digunakan untuk alkana dari gas alam, seperti etana dan
propana.
C2H6 CH2 CH2(g) + H2 (g)
2. Perengkahan katalitik (Catalytic cracking). Reaksi berlangsung pada suhu lebih rendah
dengan bantuan katalis. Contoh katalis adalah zeloit (campuran Al, Si dan O). Ukuran katalis
dapat diubah sesuai dengan jenis produk reaksi yang diinginkan. Perengkahan kalalitik
digunakan untuk alkana dari minyak bumi.
HIDROKARBON 13
HIDROKARBON
HIDROKARBON 14
HIDROKARBON
HIDROKARBON 15
HIDROKARBON
polibutadiena akan
bergabung melalui rantai
belerang. Setelah itu, zat
kimia seperti karbon dan
pigmen ditambahkan
untuk memperoleh
karakteristik yang
diinginkan.
CH2=C−CH=CH2
H
SIFAT ALKUNA
A. Sifat fisis alkuna
Sifat fisis alkuna, yakni titik didih, mirip dengan alkana dan alkena. Hal ini dikarenakan
alkuna bersifat non-polar, mempunyai gaya antarmolekul yang lemah dan memiliki massa
molekul relatif (Mr) yang hampir sama dengan alkan dan alkena. Kecenderungan titik didih
alkuna juga naik dengan pertambahan nilai Mr.
Tabel 1.7 Beberapa sifat fisis dari Alkuna
Nama alkuna Rumus molekul Mr Titik leleh Titik didih Kerapatan Fase pada
(oC) (oC) (g/cm3) 25 oC
Etuna C2H2 26 −81 −85 − Gas
Propouna C3H4 40 −103 −23 − Gas
1-butuna C4H6 54 −126 8 − Gas
1-pentuna C5H8 68 −90 40 0,690 Cair
1-heksuna C6H10 82 −132 71 0,716 Cair
1-heptuna C7H12 96 −81 99,7 0,733 Cair
1-oktuna C8H14 110 −79 126 0,740 Cair
1-nonuna C9H16 124 −50 151 0,766 Cair
1-dekuna C10H18 138 −44 174 0,765 Cair
Sumber : CRC Handbook of Chemistry and Physics
B. Sifat kimia alkuna
Alkuna mudah bereaksi seperti halnya alkena karena memiliki ikatan rangkap. Ada tiga
reaksi yang dapat terjadi pada alkuna, yakni reaksi adisi, reaksi polimerisasi adisi, dan reaksi
subtitusi. Di samping itu, jika energi yang tersedia cukup, alkuna juga dapat bereaksi melalui
reaksi pembakaran.
HIDROKARBON 16
HIDROKARBON
. . . –C ≡ CH . . . –C ≡ C− + H+
Posisi atom H dapat disubtitusi oleh atom lain. Simak contoh reaksi subtitusi atom H
oleh atom Na pada pembuatan propuna dari etuna.
2 CH ≡ CH (g) + 2Na 2CH ≡ CNa+ H2 CH ≡ C−CH3 + NaI
Etuna natrium asetilida propuna
HIDROKARBON 17