DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
I. Latar Belakang
Ilmu kimia mengenai susunan, sifat dan pengubahan zat – secara
tradisional dibagi dalam beberapa golongan untuk dipelajari. Kimia organic, kimia
anorganik, kimia-fisika, dan biokimia mewakili golongan-besar yang
pembagiannya hanya dibuat-buat saja, padahal sebenarnya berupa disiplin ilmu
yang menyatu. Memang jika kita sadari betapa banyaknya pengetahuan yang
termasuk dalam ilmu kimia, dapatlah dimengerti mengapa pembagiannya seperti
tersebut di atas terjadi.
Bahan organic hanya mewakili satu jenis senyawa kimia, yaitu yang
mengandung satu atom karbon atau lebih. Hidrokarbon adalah senyawa organik
yang mengandung atom karbon (C) dan hidrogen (H).
Meskipun penggolongan seperti itu agak terbatas, fakta menunjukkan
bahwa senyawa yang mengandung atom karbonlah yang sebenarnya menjadikan
begitu banyak zat yang terdapat di bumi ini. Fakta yang agak mengejutkan ini
adalah akibat dari kemampuan atom karbon membentuk ikatan dengan atom
karbon lain. Jika sifat khas ini dibarengi dengan kemampuan sebuah atom karbon
membentuk empat ikatan dalam ruang tiga dimensi, maka berbagai susunan atom
dapat terjadi. Lebih dari du juta jenis senyawa organic telah ditentukan cirinya dan
tiap tahun puluhan ribu zat baru ditambahkan ke dalam daftar ini, baik sebagai
penemuan di alam raya atau sebagai pembuatan dalam laboratorium.
Karbon bukanlah unsur satu-satunya dalam senyawa organic. Atom
hydrogen hampir selalu terdapat juga. Selain itu, senyawa organic sering
mengandung oksigen, nitrogen, fosfor, sulfur, atau halogen. Dengan satu cara atau
cara lainnya hampir tiap unsure dalam susunan berkala dapat ditemukan dalam
molekul ‘organik’. Hal ini menggambarkan batas yang agak dibuat-buat antara
berbagai disiplin kimia.
Sejarah tentang kimia organik diawali sejak pertengahan abad 17. pada
waktu itu, tidak dapat dijelaskan perbedaan antara senyawa yang diperoleh dari
organisme hidup (hewan dan tumbuhan) dengan senyawa yang diperoleh dari
bahan-bahan mineral. Senyawa yang diperoleh dari tumbuhan dan hewan
sangat sulit diisolasi. Ketika dapat dimurnikan, senyawa-senyawa yang
diperoleh tersebut sangat mudah terdekomposisi dari pada senyawa yang
diperoleh dari bahanbahan mineral. Seorang ahli kimia dari Swedia, Torbern
Bergman, pada tahun 1770 mengekspresikan penjelasan di atas sebagai
perbedaan antara senyawa organik dan anorganik. Selanjutnya, senyawa
organik diartikan sebagai senyawa kimia yang diperoleh dari makhluk hidup.
Banyak ahli kimia pada masa itu hanya menjelaskan perbedaan
senyawa organik dan senyawa anorganik dalam hal bahwa senyawa organik
harus mempunyai energi vital (vital force) sebagai hasil dari keaslian mereka
dalam tubuh makhluk hidup. Salah satu akibat dari energi vital ini adalah para
ahli kimia percaya bahwa senyawa organik tidak dapat dibuat maupun
dimanipulasi di laboratorium sebagaimana yang dapat dilakukan terhadap
senyawa anorganik.
Teori vitalitas ini kemudian mengalami perubahan ketika Michael
Chevreul (1816) menemukan sabun sebagai hasil reaksi antara basa dengan
lemak hewani. Lemak hewani dapat dipisahkan dalam beberapa senyawa
organik murni yang disebut dengan asam lemak. Untuk pertama kalinya satu
senyawa organik (lemak) diubah menjadi senyawa lain (asam lemak dan
gliserin) tanpa intervensi dari energi vital.
Atom terpenting yang dipelajari dalam kimia organik adalah atom karbon.
Meskipun demikian, atom lainnya juga dipelajari seperti hidrogen, nitrogen,
oksigen, fosfor, sulfur, dan atom lainnya. Atom karbon merupakan termasuk
dalam golongan 4A, karbon memiliki empat elektron valensi yang dapat
digunakan untuk membentuk empat ikatan kovalen. Di dalam tabel periodik,
atom karbon menduduki posisi tengah dalam kolom periodenya. Atom di
sebelah kiri karbon memiliki kecenderungan memberikan elektron sedangkan
di sebelah kanannya memiliki kecenderungan menarik elektron. Atom karbon
dapat berikatan satu dengan lainnya membentuk rantai panjang atau cincin.
Karbon, sebagai elemen tunggal mampu membentuk bermacam senyawa, dari
yang sederhana seperti metana, hingga senyawa yang sangat komplek misalnya
DNA yang terdiri dari sepuluh hingga jutaan atom karbon. Jadi, senyawa
karbon tidak hanya diperoleh dari organisme hidup saja. Kimiawan modern
saat ini sudah mampu menyintesis senyawa karbon di dalam laboratorium.
Contohnya: obat, pewarna, polimer, pengawet makanan, pestisida, dan
lain-lain. Saat ini, kimia organik didefinisikan sebagai senyawa yang
mengandung atom karbon.
Terdapat perbedaan antara senyawa organik dan senyawa anorganik.
Perbedaan antara senyawa organik dan senyawa anorganik dapat diuraikan dalam
tabel sebagai berikut:
H H
| |
H–C–C=C–C
–H
| | | |
H H H H
Contoh: homolog alkena, alkuna dan alkadiena.
Berdasarkan bentuk rantai karbon, hidrokarbon terbagi menjadi:
1) Hidrokarbon alifatik, bentuk rantai karbon memanjang atau terbuka.
H H H
| | |
H–C–C–C
–H
| | |
H H H
Contoh: homolog alkana, alkena dan alkuna.
2) Hidrokarbon alisiklik, bentuk rantai karbon cincin melingkar.
H H
| |
H–C–C–
H
| |
H–C–C–
H
| |
H H
Contoh: homolog sikloalkana.
3) Hidrokarbon aromatik, bentuk rantai karbon cincin konjugat.
4) Contoh: benzena (C6H6).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Alkana
Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh atau hidrokarbon alifatik jenuh
(Rohmadi, 2012). Hidrokarbon adalah senyawa organik yang molekulnya tersusun
dari unsur karbon dan hidrogen. Dan alifatik artinya ujung rantai tidak saling bertemu
sedangkan jenuh artinya semua ikatan karbon-karbon adalah ikatan tunggal dan hanya
memiliki ikatan tunggal C-H dan C-C saja. Alkana yang paling sederhana adalah
metana yang memiliki satu atom C dengan rumus kimia CH4 (Rohmadi, 2012).
Alkana disebut sebagai senyawa alifatik (Yunani = aleiphas yang berarti lemak)
dikarenakan lemak-lemak hewani mengandung karbon rantai panjang yang mirip
dengan alkana. Alkana rantai pendek (metana dan etana) terdapat dalam atmosfer
planet seperti jupiter, saturnus, uranus, dan neptunus. Di atmosfer bumi, gas metan
hanya sebesar 1 ppm, sedangkan di dalam perut bumi sumber alkana adalah gas alam
dan minyak.
Molekul alkana yang paling sederhana adalah metana, CH4 dengan Ikatan antar
atom C merupakan ikatan kovalen tunggal.
Dari rumus di atas perbedaan mulai dari C = 2 sampai C = 10 hanya dalam kelipatan
– CH2 – saja. Deretan senyawa ini disebut deret homolog.
1) Sifat-sifat alkana
1. Sifat Fisis Alkana
Pada suhu kamar meta (CH4) sampai butana (C4H10) berwujud gas,
Pentana (C5H12) sampai heptadekana (C17H36) berwujud cair, dan lebih dari C17
berwujud padat.
Semakin bertambahnya jumlah atom karbon titik didih dan titik lelehnya
semakin tinggi.
Adanya rantai cabang pada senyawa alkana menurunkan titik didihnya.
Alkana lebih ringan dari air.
Alkana tidak larut dalam air, akan tetapi larut dalam pelarut nonpolar contohnya
CCL
Alkana adalah senyawa nonpolar, dengan gaya antar molekulnya adalah gaya van
der Waals sehingga titik lebur dan titik didih alkana lebih rendah dari seny awa
polar dengan berat molekul sama.
Oksidasi
Alkana dapat teroksidasi membentuk karbondioksida dan air disertai
pembebasan energi. Contoh :
Halogenasi
Alkana dapat bereaksi dengan halogen dibawah pengaruh panas membentuk
alkil halide dengan hasil samping hydrogen klorida. Contoh:
Nitrasi
Alkana dapat bereaksi dengan asam nitrat pada suhu 150-4750C
membentuk nitroalkana dengan hasil samping uap air. Contoh:
Sulfonasi
Alkana dapat bereaksi dengan asam sulfat berasap (oleum) menghasilkan asam
alkana sulfonat dan air. Contoh :
Isomerisasi
Beberapa alkana dapat mengalami reaksi isomerisasi. Contoh :
2) Gugus Alkil
Jika satu atom hidrogen dibebaskan dari sutau alkana maka diperoleh
struktur yang disebut alkil. Perlu dicatat bahwa gugus alkitl tidak stabil jika
berdiri sendiri, alkil merupakan bagian dari molekul yang besar. Alkil adalah
gugus alkana yang kehilangan sebuah atom H. Misalnya metana CH jika
kehilangan satu atom H akan menjadi – CH3. Gugus alkil diberi nama dengan
mengganti ana dari alkana menjadi il.
Alkana Alkil
3) Tatanama
A. Tatanama IUPAC
Penamaan alkana mengikuti sistem IUPAC, yaitu sistem tata nama yang
didasarkan pada gagasan bahwa struktur sebuah senyawa organik dapat
digunakan untuk menurunkan namanya dan sebaliknya, bahwa suatu struktur
yang unik dapat digambar untuk tiap nama. Dasar sistem IUPAC yaitu alkana
rantai lurus.
a. Alkana rantai lurus (tidak bercabang)
Alkana rantai lurus diberi nama sesuai dengan jumlah atom
karbonnya sebagaimana tercantum dalam tabel di atas. Terkadang
ditambahkan normal (n) di depan nama alkana.
Contoh:
4) Untuk pemberian nama alkil yang terletak pada cabang dan nama rantai
terpanjang.
H3C C C CH3
H2 H2
n butana
CH3
H
H3C C CH3 H3C C CH3
H
CH3
2 metil propana
b) PENTANA ( C5H12 )
Pentana memiliki 3 isomer dengan 1 struktur normal pentana ( n-pentana)
H3C C C C CH3
H2 H2 H2
n pentana
CH3 CH3
H H
H3C C C CH3 H3C C C CH3 H3C C C CH3 H3C C C CH3
H H2 H H2 H H2
CH3 2 CH3
2 metil butana
CH3
H3C C CH3
CH3
c) HEKSANA ( C6H14 )
Heksana memiliki 5 isomer dengan 1 struktur normal heksana ( n-heksana )
H3C C C C C CH3
H2 H2 H2 H2
n heksana
CH3 CH3
H H
H3C C C C CH3 H3C C C C CH3 H3C C C C CH3 H3C C C C CH3
H H2 H2 H H H2 H2 H H2 H2
CH3 2 2 CH3
2 metil pentana
CH3 CH3
H3C C C CH3 H3C C C CH3
H H2
CH3 2 CH3
CH3 CH3
H H
H3C C C CH3 H3C C C CH3
H H
CH3 CH3
CH3
H3C C C C CH3
H2 H H2
3 metil pentana
d) HEPTANA ( C7H16 )
Heptana memiliki 9 isomer dengan 1 struktur normal heptana ( n-heptana )
H3C C C C C C CH3
H2 H2 H2 H2 H2
n heptana
CH3 CH3
H H
H3C C C C C CH3 H3C C C C C CH3 H3C C C C C CH3 H3C C C C C CH3
H H2 H2 H2 H H H H2 H2 H2 H H2 H2 H2
CH3 2 2 2 CH3
2 metil heksana
CH3 CH3
H3C C C C CH3 H3C C C C CH3
H H H2 H2
CH3 2 2 CH3
CH3
H
H3C C C CH3
CH3 CH3
H H H H
H3C C C C CH3 H3C C C C CH3
H H2
CH3CH3 2 CH3CH3
H H
H3C C C C CH3
H
CH3 2 CH3
3 metil heksana
CH3
H3C C C C CH3
H2 H
CH3 2
CH3
CH2
H3C C C C CH3
H2 H H2
3 etil propana
e) OKTANA ( C8H18 )
Oktana memiliki 18 isomer dengan 1 struktur normal oktana ( n-oktana )
H3C C C C C C C CH3
H2 H2 H2 H2 H2 H2
n oktana
H H
H3C C C C C C CH3 H3C C C C C C CH3
H H H H H2 H2 H2 H2
CH3 2 2 2 2 CH3
2 metil heptana
CH3 CH3
H3C C C C C CH3 H3C C C C C CH3
H H H H2 H2 H2
CH3 2 2 2 CH3
H H H H
H3C C C C C CH3 H3C C C C C CH3
H H2 H2 H2
CH3 2 CH3 CH3 CH3
H H
H3C C C C C CH3
H H2
CH3 2 CH3
CH3 CH3
H H
H3C C C C CH3 H3C C C C CH3
H2 H2
CH3 CH CH3 CH3
3
CH3 CH3
H3C C C CH3
CH3 CH
3
CH3 CH3
H H
H3C C C C CH3 H3C C C C CH3
H H2
CH3 2 CH3 CH3 CH3
H H H
H3C C C C CH3
CH3 CH3 CH3
CH3
H
H3C C C C CH3
H H2
CH2
CH3
3 etil 2 metil pentana
CH3 CH3
H3C C C C C C CH3 H3C C C C C C CH3
H2 H H2 H2 H2 H2 H2 H2 H H2
3 metil heptana
CH3
H3C C C C C CH3
H2 H2 H
CH3 2
H H
H3C C C C C CH3
H2 H2
CH3 CH
3
3 etil heksana
CH3
H3C C C C CH3
H2 H2
CH2
CH3
3 etil 3 metil pentana
CH3
H3C C C C C C CH3
H2 H2 H H2 H2
4 metil heptana
5) Kegunaan Alkana
a. Senyawa golongan alkana digunakan sebagai bahan bakar.
b. Propana dan butana digunakan sebagai LPG, selain itu juga digunakan dalam
penyemprot aerosol.
c. Pentana dan oktana digunakan sebagai bahan bakar mesin pembakaran dalam.
d. Isooktana dan heptana digunakan dalam pengukuran angka oktana benzin.
e. Nonana hingga heksadekana digunakan sebagai minyak bakar, minyak diesel,
bensin, dan avtur.
f. Alkana dengan atom karbon antara 16-35 digunakan sebagai minyak oli, dan
lilin paraffin.
g. Alkana dengan atom karbon lebih dari 35 digunakan sebagai bitumen (aspal).
6) Dampak
Metana dapat meledak jika bercampur udara menghasilkan gas rumah kaca.
Alkana cair mudah terbakar jika bercampur udara. Pentana, heksana, heptana,
dan oktana merupakan neurotoksin dan berbahaya terhadap lingkungan.
7) Pembuatan Alkana
1. Hidrogenasi (Reduksi) Alkena
Reduksi alkena dengan gas hidrogen dan katalis logam nikel atau palladium
akan menghasilkan alkana. Contoh :
3. Reaksi Wurtz
Penambahan cabang pada alkana dapat dilakukan dengan mereaksikannya
dengan logam natrium dan alkil halida. Produk samping yang dihasilkan
adalah garam natrium halida. Contoh :
II. SIKLOALKANA
Selain alkana dengan rantai terbuka, di alam juga ada alkana dengan rantai
tertutup yang dinamakan dengan sikloalkana. Sikloalkana merupakan rantai karbon
yang saling terikat dan membentuk cincin dengan ikatan jenuh dan dapat dikatakan
sebagai modifikasi dari alkana. Alkana memiliki rantai terbuka (alifatik) dan
sikloalkana rantai tertutup (siklik).
Cincin-cincin sikloalkana terbentuk karena –CH2- yang saling mengikat
sehingga tidak ada gugus lain pada sikloalkana normal. Stuktur alkana paling
sederhana adalah propana yang tersusun dari tiga atom karbon. Cincin-cincin
sikloalkana juga mengubah rumus umum dari alkana (CnH2n+2) menjadi sikloalkana
(CnH2n).
Rumus umum CnH2n hanya berlaku untuk sikloalkana normal tanpa ada
substituen. Rumus ini didapatkan berdasarkan aturan deret dimana untuk satu atom C
dapat berikatan dengan 2 atom H, demikian juga untuk n jumlah C dapat berikatan
dengan 2n jumlah H.
Senyawa-senyawa alosiklik dengan cincin berbeda terdapat berlebihan di alam.
Contohnya, prostaglandin, hormon yang mengatur secara luas bermacam fungsi
fisiologis manusia termasuk agregasi platelet darah, dilatasi bronkus, dan
penghambatan sekresi gastrin, memiliki cincin karbon lima anggota (siklopenatana).
Contohnya:
Contohnya:
(konformasi kursi molekul sikloheksana)
Siklobutana siklopentana
Untuk alkana yang bercabang dengan satu substituen maka perlu diketahui
yang mana rantai induk. Rantai induk dapat diketahui dengan cara
menghitung jumlah atom C pada rantai siklik dan rantai cabang. Apabila
rantai siklik lebih banyak atau sama jumlah atom C dengan jumlah atom C
substituen maka namanya dengan menyebutkan alkil-substituent
sikloalkana. Apabila rantai alifatik lebih panjang maka cara menyebutkan
namanya menjadi sikloalkil-substutuent alkana.
CH3
( metilsiklopentana)
CH2CH2CH2CH3
(1-siklopropilbutana)
Untuk sikloalkana yang memiliki lebih dari satu alkil, maka penamaannya
(2-etil-1,4-dimetilsikloheptana)(benar)
2
H3C 1 CH2CH3
3
7
4 CH3
6 5
( 3-etil-1,4-dimetilsikloheptana)(salah)
alkil tersebut
CH3
2
3 CH2CH3
1
4 5 (1-etil-2-metilsiklopentana)(benar)
CH3
1
5 CH2CH3
2
4 3 (2-etil-1-metilsiklopentana)(salah)
Apabila ada unsur halogan yang masuk menggantikan alkil maka
perlakukan sebagaimana alkil tersebut
C. Isomer Sikloalkana
Sikloalkana memiliki rumus umum sama dengan alkena. Sehingga sikloalkana
berisomer struktur dengan alkena.
Contohnya:
H2
C
H3C C CH2
H2 C CH2 H
Siklopropana (C3H6) Propena(C3H6)
H H H
( Cis-1,2-dibromosiklopropana)
Isomer trans adalah isomer dari alkana yang substituennya bersebrangan.
Contohnya:
Br H
H H Br
(Trans-1,2-dibromosiklopropana)
Oleh karena strukturnya yang siklik, sikloalkana memiliki dua sisi yaitu sisi
atas dan bawah. Hal ini memungkinakn sikloheksana memiliki kemungkinan
isomerisme berdasarkan letak substituennya. Contohnya, ada dua bentuk isomer
dari 1,2-dimetilsiklopropana. Pertama dengan dua gugus metil pada sisi yang sama,
kedua dengan gugus metil pada posisi yang berlawanan. Kedua bentuk isomer
merupakan molekul yang stabil, dan dapat dikonfersi dari bentuk satu ke bentuk
lainnya tanpa memecah cincin atau tanpa membentuk ikatan baru.
Tidak seperti isomer konstitusional seperti pada butana dan isobutana dimana
terdapat perbedaan urutan penempatan atomatomnya. Kedua isomer 1,2-
dimetilsiklopropana memiliki tempat ikatan yang sama, tetapi berbeda pada posisi
atom-atomnya. Semuawa senyawa yang memiliki posisi ikatan atom yang sama
tetapi berbeda pada orientasi tiga dimensinya disebut stereoisomer.
E. Pembuatan Sikloalkana
a. Dari senyawa haloalkana dua atom halogen (Reaksi Freund)
Senyawa dihalogen yang dimaksud adalah dua senyawa halogen yang terikat pada
kedua ujung rantai alkana alifatik. Senyawa haloalkana tersebut direaksikan
dengan logam Na atau Zn sehingga atom halogen pada ujung-ujung rantai alkana
akan membentuk garam dan alkana alifatik akan tertutup membentuk alkana siklik.
Reaksi ini hanya berlaku untuk alkana dengan 3 sampai 6 atom karbon. Reaksi ini
disebut juga dengan reaksi Freund.
H2
C
H2 Ether
XCH2 C CH2X + 2Na H2C CH2 + 2NaX
b. Senyawa aromatik
Senyawa benzena dapat dengan mudah dibuat menjadi siklohexana, hal ini
dikarenakan senyawa aromatik berbentuk siklik.
Ni, 200OC
+ 3H2
benzena siklohexana
F. Kegunaan Sikloalkana
Sikloalkana merupakan salah satu fraksi dari minyak mentah. Sikloalkana
biasanya terdapat dalam bahan bakar karena dapat bereaksi dengan oksigen dan
menghasilkan energi.
Siklopropana bersifat anestetik ketika dihirup. Dalam praktik anestasi modern,
siklopropana telah diganti dengan senyawa lain kareana bersifat reaktif dan mudah
meledak.
Siklobutana adalah gas tak berwarna dan secara komersial terdapat dalam
bentuk elpiji. Siklobutana sendiri tidak memiliki nilai komersial atau biologi, tetapi
lebih digunakan sebagai bahan turunan kompleks pada biologi dan bioteknologi.
Sikloheksana digunakan sebagai pelarut nonpolar pada industri kimia, dan juga
merupakan bahan mentah dalam pembuatan asam adipat dan kaprolaktam, keduanya
juga merupakan bahan produksi nilon
BAB III
KESIMPULAN
Jurnal Kimia Organik Jilid 1 oleh SL. Prasojo S.Farm., Apt. (diakses pada
Justiana Sandri. 2009. Chemistry for Senior High School. Jakarta: Penerbit
Yudhistira
Pine et al. 1988. Kimia Organik terbitan keempat. Bandung: Penerbit ITB
Penerbit Airlangga.
(http://file.upi.edu/Direktori/DUALMODES/KONSEP_DASAR_KIMIA_UNTU