Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat dan karuni-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai senyawa hidrokarbon. Dengan
terselesaikannya makalah ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini dibuat bertujuan sebagai referensi pembelajaran mengenai seyawa
hidrokarbon di mata kuliah KIMIA DASAR . Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
yang mendasar pada maklah ini. Untuk itu kami menundang pembaca untuk memberikan saran
dan kritik yang dapat membangun kami. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita sekalian.

Lhokseumawe, November 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. 1

DAFTAR ISI………………………………………………………………………. 2
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………. 3
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………... 3
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………….. 3
C. MANFAAT………………………………………………………………… 3

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….. 4
A. SENYAWA HIDROKARBON…………………………………………… 4
B. PENGGOLONGAN SENYAWA HIDROKARBON…………………… 5
C. TATA NAMA SENYAWA HIDROKARBON………………………….. 10
D. PENGGUNAAN HIDROKARBON DALAM KEHIDUPAN………….. 11
E. REAKSI-REAKSI SENYAWA KARBON………………………………. 13
F. GUGUS FUNGSI DAN TURUNAN SENYAWA KARBON…………… 17
G. BENZENA DAN TURUNANNYA………………………………………. 19

BAB III PENUTUP……………………………………………………………….. 25

KESIMPULAN……………………………………………………………………. 25

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 26

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu rumpun senyawa yang melimpah di alam adalah senyawa karbon. Senyawa ini
tersusun atas atom karbon dan atom-atom lain yang terikat pada atom karbon, seperti hidrogen,
oksigen, nitrogen, dan atom karbon itu sendiri. Salah satu senyawa karbon paling sederhana
adalah hidrokarbon. Hidrokarbon banyak digunakan sebagai komponen utama minyak bumi dan
gas alam.
Senyawa hidrokarbon terdiri atas hidrogen dan karbon. Pembakaran sempurna senyawa
hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O) dan karbon dioksida (CO2) dan pembakaran tidak
sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), dan
karbon monoksida (CO).
Sampai saat ini terdapat lebih kurang dua juta senyawa hidrokarbon. Hal ini tidak dipungkiri,
karena atom karbon yang memiliki sifat - sifat khusus. Sifat senyawa -senyawa hidrokarbon
ditentukan oleh struktur dan jenis ikatan koevalen antar atom karbon.oleh karena itu,untuk
memudahkan mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak, para ahli melakukan
pergolongan hidrokarbon berdasarkan strukturnya,dan jenis ikatan koevalen antar atom
karbon dalam molekulnya.
Dalam kehidupan sehari-hari hampir semua yang kita gunakan atau kenakan dalam menjalankan
aktifitas adalah hasil olahan dari senyawa hidrokarbon. Seperti pakaian, alat masak, alat tulis
tempat pensil, dan sebagainya. Begitu banyak manfaat yang diberikan oleh produk - produk dari
hidrokarbon, namun masih ada beberapa orang yang belum mengetahui produk – produk yang
dihasilkan dari hidrokarbon.

B. Rumusan Masalah
1) Apakah senyawa hidrokarbon itu?
2) Bagaimana karateristik dan klasifikasi hidrokarbon?
3) Apa itu Alkana, Alkena dan Alkuna ?
4) Apa manfaat dari senyawa hidrokarbon ?

C. Manfaat
Dengan pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan
mengenai seluk beluk senyawa hirokarbon bagi kalangan pelajar maupun kalangan umum.
Sehingga kita dapat mengetahui lebih dalam mengenai penggolongan senyawa hidrokarbon dan
pemanfaatannya dalam kehidupan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Senyawa hidrokarbon
Hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari atom karbon ( C ) dan hidrogen ( H ). Seluruh
hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai
tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik.
Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri atas hidrogen dan karbon. Pembakaran
sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O) dan karbondioksida (CO2)
dan pembakaran tidak sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O), karbon
dioksida (CO2), dan karbon monoksida (CO). Sumber utama senyawa karbon adalah minyak
bumi dan batu bara. Adanya uap air dapat dideteksi dengan menggunakan kertas kobalt biru
yang akan menjadi berwarna merah muda dengan adanya air. Sedangkan adanya gas karbon
dioksida dapat dideteksi dengan menggunakan air barit (Ca(OH)2 atau Ba(OH)2) melalui reaksi:
CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq) CaCO3 (s) + H2O (l)
Senyawa karbon yang pertama kali disintesis adalah urea (dikenal sebagai senyawa
organik) oleh Friederick Wohler dengan memanaskan amonium sianat menjadi urea di
laboratorium.
Karbon organic Karbon anorganik

Di dalam strukturnya terdapat rantai atom Di dalam strukturnya tidak terdapat rantai
karbon. atom karbon.
Struktur molekulnya dari yang sederhana
Struktur molekulnya sederhana
sampai yang besar dan kompleks

Mempunyai isomer Tidak mempunyai isomer

Mempunyai ikatan kovalen Mempunyai ikatan ion

Titik didih/leleh rendah Titik didih/leleh tinggi

Umumnya tidak mudah larut dalam air Mudah larut dalam air

Kurang stabil terhadap pemanasan Lebih stabil terhadap pemanasan

Reaksi umumnya berlangsung lambat Reaksi berlangsung lebih cepat

4
KEKHASAN ATOM KARBON
Atom karbon memiliki empat elektron valensi dengan rumus Lewis yang ditunjukkan di
samping. Keempat elektron valensi tersebut dapat membentuk empat ikatan kovalen melalui
penggunaan bersama pasangan elektron dengan atom-atom lain. Atom karbon dapat berikatan
kovalen tunggal dengan empat atom hidrogen membentuk molekul metana (CH4). Selain dapat
berikatan dengan atom-atom lain, atom karbon dapat juga berikatan kovalen dengan atom karbon
lain, baik ikatan kovalen tunggal maupun rangkap dua dan tiga, seperti pada etana, etena dan
etuna (lihat pelajaran Tata Nama Senyawa Organik).
Kecenderungan atom karbon dapat berikatan dengan atom karbon lain memungkinkan
terbentuknya senyawa karbon dengan berbagai struktur (membentuk rantai panjang atau siklik).
Hal inilah yang menjadi ciri khas atom karbon. Jika satu atom hidrogen pada metana (CH4)
diganti oleh gugus –CH3 maka akan terbentuk etana (CH3–CH3). Jika atom hidrogen pada etana
diganti oleh gugus –CH3 maka akan terbentuk propana (CH3–CH2–CH3) dan seterusnya hingga
terbentuk senyawa karbon berantai atau siklik.

B. Penggolongan Senyawa Hidrokarbon


Berdasarkan jumlah atom karbon yang diikat oleh atom karbon lainnya:
a. Atom C primer, adalah atom C yang diikat oleh 1 atom C yang lain.
b. Atom C sekunder, adalah atom C yang diikat oleh 2 atom C yang lain.
c. Atom C tersier, adalah atom C yang diikat oleh 3 atom C yang lain.
d. Atom C kuartener, adalah atom C yang diikat oleh 4 atom C yang lain.
keterangan:
nomor (1) : atom C primer
nomor (2) : atom C sekunder
nomor (3) : atom C tersier
nomor (4) : atom C kuartener

Berdasarkan kerangkanya:
a. Senyawa hidrokarbon rantai terbuka (alifatik), adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki
rantai karbon terbuka, baik lurus, bercabang, berikatan Senyawa hidrokarbon rantai terbuka
(alifatik), adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki rantai karbon terbuka, baik lurus,
bercabang, berikatan tunggal atau berikatan rangkap 2 atau rangkap 3.
b. Senyawa hidrokarbon rantai tertutup (asiklik), adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki
rantai tertutup. Dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
- Senyawa hidrokarbon asiklik, yaitu senyawa hidrokarbon dengan rantai
tertutup yang mengandung ikatan jenuh atau tidak jenuh. atau dapat
ditulis.
- Senyawaa hidrokarbon aromatik, yaitu senyawa hidrokarbon dengan
rantai tertutup yang membentuk cincin benzena atau terdapat ikatan

5
rangkap dan tunggal yang bergantian. atau dapat ditulis.
Hidrokarbon berdasarkan klasifikasi tatanama organik terbagi atas :
1. Alkana
Alkana adalah hidrokarbon jenuh yang memiliki struktur paling sederhana. Hidrokarbon ini
seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan terikat dengan hidrogen. Rumus umum untuk
hidrokarbon tersaturasi adalah CnH2n+2. Hidrokarbon jenuh merupakan komposisi utama pada
bahan bakar fosil dan ditemukan dalam bentuk rantai lurus maupun bercabang. Hidrokarbon
dengan rumus molekul sama tapi rumus strukturnya berbeda dinamakan isomer struktur.

a. Sifat Fisis Alkana


Pada suhu biasa, metana, etana, propana, dan butana berwujud gas; pentena sampai heptadekana
(C17H36) berwujud cair; sedangan oktadekana (C18H38) dan seterusnya berwujud padat.
Alkana tidak larut dalam air. Pelarut yang baik untuk alkana yaitu benzena, karbontetraklorida,
dan alkana lainnya. Semakin banyak atom C yang dikandungnya (semakin besar nilai Mr), maka:
a. titik didih dan titik lelehnya semakin tinggi (alkana yang tidak bercabang titik didihnya
lebih tinggi; makin banyak cabang, titik didihnya semakin rendah).
b. kerapatannya makin besar
c. viskositas alkana makin naik.
d. volatilitas alkana makin berkurang

b. Sifat Kimia Alkana


Pada dasarnya, reaksi kimia melibatkan pemutusan dan pembentukkan ikatan kimia zat-zat
dalam reaksi. Untuk alkana ada dua hal yang menentukan sifat kimianya, yaitu:
• Alkana memiliki 2 jenis ikatan kimia, yakni ikatan C-C dan C-H. Ikatan C-C dan C-H
tergolong kuat karena untuk memutuskan kedua ikatan tersebut diperlukan energi masing-masing
sebesar 347 kJ/mol untuk C-C dan 413 kJ/mol untuk H-H. Energi tersebut dapat diperoleh dari
panas seperti dari pemantik api pada pembakaran elpiji di atas.
• Alkana memiliki ikatan C-C yang bersifat non polar dan C-H yang dapat dianggap non polar
karena beda keelektronegatifannya yang kecil. Ini yang menyebabkan alkana dapat bereaksi
dengan pereaksi non polar seperti oksigen dan halogen. Sebaliknya, alkana sulit bereaksi dengan
perekasi polar/ionik seperti asam kuat, basa kuat dan oksidator permanganat.
Reaksi alkana dengan oksigen diatas merupakan salah satu dari tiga reaksi alkana akan dibahas
di sini, yakni:
1. Pembakaran Alkana
2. Perengkahan ( Reaksi Eliminasi ) Alkana
3. Reaksi Substitusi Alkana oleh Halogen

Deret Homolog Alkana


Deret homolog adalah suatu golongan/kelompok senyawa karbon dengan rumus umum yang
sama, mempunyai sifat yang mirip dan antar suku-suku berturutannya mempunyai beda CH2

6
atau dengan kata lain merupakan rantai terbuka tanpa cabang atau dengan cabang yang nomor
cabangnya sama.

Sifat-sifat deret homolog alkana :


a. Mempunyai sifat kimia yang mirip
b. Mempunyai rumus umum yang sama
c. Perbedaan Mr antara 2 suku berturutannya sebesar 14
d. Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik didihnya

NO Rumus Nama
1. CH4 Metana
2. C2H6 Etana
3. C3H8 Propana
4. C4H10 Butana
5. C5H12 Pentana
6. C6H14 Heksana
7. C7H16 Heptana
8. C8H18 Oktana
9. C9H20 Nonana
10. C10H22 Dekana

2. Alkena
Alkena merupakan salah satu hidrokarbon tak jenuh namun cukup reaktif. Gugus fungsi alkena
yang terpenting adalah adanya ikatan rangkap dua (C=C).

a. Sifat Fisik Alkena


Alkena mempunyai sifat tidak larut dalam air, massa jenis lebih kecil dari satu, dan titik didih
bertambah tinggi dengan meningkatnya jumlah atom C. Alkena memiliki sifat fisika yang sama
dengan alkana. Perbedaannya yaitu, alkena sedikit larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh
adanya ikatan rangkap yang membentuk ikatan π. Ikatan π tersebut akan ditarik oleh hidrogen
dari air yang bermuatan positif sebagian.

Deret Homolog Alkena


Pemberian nama alkena sesuai dengan pemberian nama alkena hanya mengganti akhiran –ana
dengan –ena. Deret homolog senyawa alkena dapat dilihat di bawah ini.

7
No. Rumus Nama
1. C2H4 Etena
2. C3H6 Propena
3. C4H8 Butena
4. C5H10 Pentena
5. C6H12 Heksena
6. C7H14 Heptena
7. C8H16 Oktena
8. C9H18 Nonena
9. C10H20 Dekena

3. Alkuna
Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh dengan ikatan rangkap tiga (-C C-). Memiliki
sifat yang sama dengan alkena namun lebih reaktif. Dan memiliki rumusCnH2n-2.
a. Ciri – ciri Alkuna
1. Hidrokarbon tak jenuh mempunyai ikatan rangkap tiga
2. Sifat-sifatnya menyerupai alkena, tetapi lebih reaktif
3. Pembuatan : CaC2 + H2O → C2H2 + Ca(OH)2
4. Sifat-sifat :
Suatu senyawaan endoterm, maka mudah meledak
Suatu gas, tak berwarna, baunya khas
b. Sifat Fisika Alkuna
Sifat fisik alkuna mirip dengan sifat-sifat alkana maupun alkena, Berdasarkan titik didihnya, tiga
senyawa alkuna terpendek berwujud gas. Perhatikan tabel berikut.
Alkuna sangat sukar larut dalam air tetapi larut di dalam pelarut organik seperti
karbontetraklorida. Massa jenis alkuna sama seperti alkana dan alkena lebih dari air. Titik didih
alkuna mirip dengan alkana dan alkena. Semakin bertambah jumlah atom C harga Mr makin
besar maka titik didihnya makin tinggi.
c. Sifat Kimia Alkuna
• Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi adisi,
polimerisasi, substitusi dan pembakaran.
• reaksi adisi pada alkuna.
• Reaksi alkuna dengan halogen (halogenisasi)
Perhatikan reaksi di atas, reaksi pada tahap 2 berlaku aturan markonikov.
• Reaksi alkuna dengan hidrogen halida

8
• Reaksi di atas mengikuti aturan markonikov, tetapi jika pada reaksi alkena dan alkuna
ditambahkan peroksida maka akan berlaku aturan antimarkonikov. Perhatikan reaksi berikut:
• Reaksi alkuna dengan hidrogen
• Polimerisasi alkuna
• Substitusi alkuna Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan dengan menggantikan satu
atom H yang terikat pada C=C di ujung rantai dengan atom lain.
• Pembakaran alkuna Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan oksigen) akan menghasilkan
CO2 dan H2O.
• 2CH=CH + 5 O2 �4CO2 + 2H2O

Deret Homolog Alkuna


Asetilena adalah induk deret homolog alkuna, maka deret ini juga disebut deret asetilena.
Atom C Rumus Molekul Nama

1 - -
2 C2H2 Etuna
3 C3H4 Propuna
4 C4H6 Butuna
5 C5H8 Pentuna
6 C6H10 Heksuna
7 C7H12 Heptuna
8 C8H14 Oktuna
9 C9H16 Nonuna
10 C10H18 Dekuna

C. Tata Nama Senyawa

a. Tata Nama Alkana


Berdasarkan deret homolog alkane di dapat bahwa selisih antara alkana yang jumlah atom C–nya
berbeda 1 selalu sama, yaitu –CH2atau 14 satuan massa atom sehingga membentuk suatu deret
yang disebut deret homolog (deret sepancaran). Berdasarkan deret homolog senyawa alkana,
senyawa alkana memiliki rumus umum
CnH2n+2
Berdasarkan rumus strukturnya, senyawa alkana dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu rantai
lurus dan rantai bercabang. Berikut beberapa contoh senyawa alkana rantai bercabang.

9
Aturan Penamaan Senyawa Alkana Rantai Bercabang
1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan tunggal, berarti senyawa tersebut merupakan
senyawa alkana.
2. Tentukan rantai induk dan rantai cabangnya.
3. Beri nomor pada rantai induk sedemikian rupa sehingga rantai cabang menempel pada
atom C yang bernomor paling kecil.
4. Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan senyawa alkana rantai lurus.
5. Rantai cabang diberi nama sesuai jumlah atom C dan struktur gugus alkil.
6. Tuliskan nomor cabang, diikuti tanda (-), nama rantai cabang yang menyambung dengan
nama rantai lurus.

Aturan Penamaan Senyawa Alkana Rantai Bercabang Lebih dari 1


1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan tunggal, berarti senyawa tersebut merupakan
senyawa alkana.
2. Tentukan rantai induk terpanjang dan jumlah rantai cabangnya yang paling banyak
3. Beri nomor pada rantai induk sedemikian rupa sehingga salah satu rantai cabang
menempel pada atom C yang paling kecil.
4. Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan senyawa alkana rantai lurus.
5. Rantai cabang diberi nama sesuai jumlah atom C dan struktur gugus alkil.
6. Tuliskan nomor cabang 1 diikuti tanda (-) nama gugus alkil rantai cabang 1, nomor
cabang 2 diikuti tanda (-) nama gugus alkil rantai cabang 2, ditulis bersambung dengan
nama rantai lurus. Nama alkil disusun berdasarkan abjad
7. Jika rantai cabang memiliki gugus alkil yang sama, rantai cabang diberi nama sesuai
jumlah atom C dan jumlah rantai cabangnya.
8. Tuliskan nomor-nomor cabang, diikuti tanda (-), nama jumlah rantai cabang dan gugus
alkil ditulis bersambung dengan nama rantai lurus.

b. Tata Nama Alkena


Alkena mempunyai rumus umum CnH2n, dengan n= 2, 3, …Alkena yang paling sederhana
adalah C2H4, etilena, dimana kedua atom karbonnya terhibridisasi sp2 dan ikatan ikatan rangkap
duanya terdiri dari satu ikatan sigma dan satu ikatan pi. Senyawa alkena sering kita gunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya karet dan plastik. Tata nama alkena mirip dengan
alkana hanya saja ,hanya mengantikan akhiran –ana menjadi –ena .
Tata nama struktur alkena,aturannya adalah sebagai berikut :’
• Rantai utama ( rantai terpanjang) harus mengandung ikatan rangkap dua
• Atom C yang memiliki ikatan rangkap dua harus memiliki nomor terkecil
• Aturan –aturan lain sama dengan aturan pada tata nama alkana
• Urutan penyebutan :

10
a. Rantai tidak bercabang :
no. ikatan rangkap – nama alkena
b. Rantai bercabang :
no.cabang – nama cabang-nomor ikatan rangkap – nama alkena
c. Tata Nama Alkuna
Rumus umum alkuna yaitu : CNH2N-2;
n = jumlah atom C.
Nama alkuna diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran anamenjadi
una . Tata nama alkuna bercabang seperti penamaan alkena.
• Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.
• Penomoran atom karbon dimulai dari ujung yang paling dekat dengan ikatan rangkap.
• Ikatan diberi nomor untuk menunjukkan letak ikatan rangkap
• Penulisan cabang-cabang sama seperti alkena.
• Urutan penamaan :
Nomor cabang – Nama cabang – Nomor ikatan rangkap – Nama rantai utama.

D. Penggunaan Hidrokarbon Dalam Kehidupan


Alkana
1. Gas Alam
Hampir 80 % gas alam tersusun dari senyawa alkana yaitu metana (rumus CH4) dan 20%
sisanya terdiri dari senyawa alkana lainnya seperti etana, propana, dan juga butana. Gas alam
yang diolah dan dikemas dalam tabung bisa menjadi bahan bakar alternatif selain minyak bumi.
Gas alam yang ditaruh pada suhu minus 160 derajat akan berubah wujud menjadi cair yang kita
kenal dengan Liquified Petroleum Gas (populer dengan nama elpiji). Dalam bentuk inilah gas
alam terasa sekali kegunaanya di kehidupan sehari-hari, mulai dari memasak, las, bahan bakar
kendaraan (BBG), dan lain – lain.

2. Metil Klorida atau Monoklor Metana (CH3Cl)


Seiring dengan kesadaran banyak pihak tentang penggunaan gas freon yang sudah tidak ramah
lingkungan lagi, muncul yang namanya Metil Klorida. Senyawa yang dihasilkan dari reaksi
subtitusi alkana dengan gas klor ini banyak digunakan sebagai pada pendingan kulkas. Zat ini
lebih ramah lingkungan karena tidak merusak ozon.
3. Kloroform (CHCl3)
Kegunaan senyawa alakan berikutnya adalah kloroform. Kloroform merupakan hasil reaksi
subtitusi metana dengan gas klor berlebih. Zat ini berupa cairan yang sering digunakan sebagai
agen anastetik atau pemati rasa atau lebih dikenal dengan nama obat bius. Dalam dunia medis zat
ini sangat penting guna membantu mengurangi rasa sakit saat operasi. Tidak hanya itu,
kloroform pada suhu kamar punya wujud cair sering digunakan sebagai bahan pelarut organik.
4. Karbon Tetraklorida

11
Di dalam tabung pemadam kebakaran ada salah satu senyawa alkana yaitu Karbon Tetraklorida
namanya. Zat ini ampuh untuk memadamkan api dengan cepat. Sama dengan kloroform, zat ini
juga bisa dimanfaatkan sebagai pelarut non-organik.

5. Minyak Tanah
Hampir semua produk olahan minyak bumi tersusun dari senyawa alkana. Salah satunya yang
sering kita manfaatkan adalah minyak tanah. Walaupun sekarang sudah jarang yang memakai
tapi sobat tidak bisa mengelak kalau dulu minyak yang satu ini sangat berguna. Minyak tanah
berasal dari minyak bumi yang difraksinasi sehingga menghasilkan berbagai produk salah
satunya minyak tanah.
6. Butana
Berguna sebagai bahan bakar kendaraan dan bahan baku karet sintesis.
7. Oktana
Komponen utama bahan bakar kendaraan bermotor, yaitu bensin.

Alkena
Etena; digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik polietena (PE).Propena, digunakan
untuk membuat plastik Beberapa kegunaan monomer dan polimer, yaitu polimer untuk membuat
serat sintesis dan peralatan memasak.
Alkuna
Etuna (asetilena) yang sehari-hari dikenal sebagai gas karbit dihasilkan dari batu karbit yang
dengan air : CaC2 + 2H2O → Ca(OH)2 + C

E.REAKSI REAKSI SENYAWA KARBON

1. Reaksi substitusi

Reaksi substitusi merupakan reaksi yang melibatkan penggantian atom/gugus atom pada molekul
dengan atom/gugus atom lainnya. Reaksi substitusi umumnya terjadi pada senyawa jenuh
(tunggal) tanpa terjadi perubahan ikatan karakteristik (tetap jenuh)

A + B – C –> A – C + B

Contoh reaksi substitusi:

12
Reaksi pembentukan haloalkana: reaksi alkana dengan halogen
R – H + X2 –> R – X + H – X

Contoh:

CH3 – H + Cl2 –> CH3 – Cl + HCl


Reaksi substitusi atom H pada alkohol dengan logam reaktif (Na, K)
atom H pada gugus – OH dapat disubstitusi oleh logam reaktif seperti Na dan K
R – OH + Na –> R – ONa + H2

Contoh:

2 C2H5 – OH + 2 Na –> 2 C2H5 – ONa + H2

Reaksi alkoksi alkana (eter) dengan PCl5 menghasilkan haloalkana


R – O – R’ + PCl5 –> R – Cl + R’ – Cl + POCl3

Contoh:

CH3 – O – CH3 + PCl5 –> CH3Cl + CH3Cl +POCl3

Reaksi esterfikasi : reaksi pembentukan ester dari alkohol dan asam karboksilat

R – OH + R’ – COOH –> R’ – COOR + H – OH

Contoh

CH3 – OH + CH3 – COOH –> CH3 – COOCH3 + H2O

2. Reaksi adisi

Reaksi adisi adalah reaksi senyawa karbon yang melibatkan penggabungan molekul-molekul.
Reaksi adisi juga dapat diartikan sebagai reaksi pemutusan ikatan rangkap (tak jenuh) menjadi
ikatan tunggal (jenuh).

Contoh reaksi substitusi:


Reaksi adisi H2 pada alkena membentuk alkana
H2C = CH2 + H2 –> H3C – CH3

13
Reaksi adisi H2 pada alkanal membentuk alkohol primer
Ikatan rangkap C = O pada alkanal bereaksi dengan H2 untuk menghasilkan alkohol primer.

Disebut juga dengan reaksi reduksi karena terjadi penurunan bilangan oksidasi C

Reaksi adisi H2 pada keton/alkanon menghasilkan alkohol sekunder


Ikatan rangkap C = O pada alkanon/keton bereaksi dengan H2 untuk menghasilkan alkohol
sekunder.

Reduksi H2O pada asam karboksilat menghasilkan suatu alkohol sekunder


Ikatan rangkap C = O pada asam karboksilat akan terbuka akibat penambahan reduktor kuat
untuk menghasilkan alkohol primer

3. Reaksi eliminasi

Reaksi eleminasi merupakan reaksi peruraian suatu molekul menjadi molekul-molekul lain di
mana salah satu molekul dikatakan tereliminasi. Reaksi eliminiasi dapat juga dikatakan sebagai
reaksi pembentukan ikatan rangkap dari ikatan tunggal (kebalikan dari reaksi adisi).

Reaksi eliminasi H2 dari alkana menjadi alkena


CH3 – CH2 – CH3 –> CH3 – CH = CH2 + H2

Reaksi eliminasi air (dehidrogenasi) dari alkohol

Alkohol dapat bereaksi membentuk alkena dengan bantuan katalis H2SO4 pekat berlebih pada
suhu 180oC.

CH3 – CH2 – OH –> CH2 = CH2 + H2O

14
Reaksi eliminasi HX dari haloalkana (dehidrohalogenasi)
Haloalkana R – X dapat bereaksi dengan gugus – OH yang larut dalam alkohol seperti NaOH
etanolis atau CH3OK, membentuk alkuna.

4. Reaksi oksidasi
Reaksi oksidasi melibatkan oksidator seperti O2, O3, dan KMnO4. Reaksi oksidasi yang penting
adalah reaksi dengan O2 yang dikenal sebagai pembakaran.
Contoh reaksi oksidasi:
Reaksi oksidasi alkohol primer, sekunder, dan tersier
Alkohol primer, sekunder, dan tersier memberikan reaksi berbeda terhadap oksidator seperti
K2Cr2O7, KMnO4, dan O2.

Reaksi oksidasi alkohol primer, sekunder, dan tersier.

Reaksi oksidasi pada alkoksi alkana (eter)


Alkoksi alkana bereaksi dengan O2 membentuk senyawa hidroperoksida

Reaksi oksidasi pada alkanal/aldehid


Reaksi oksidasi alkanal digunakan sebagai reaksi identifikasi antara alkanal/aldehid dengan
alkanon/keton.
Reaksi oksidasi alkanon/keton
Alkanon tidak dapat mereduksi oksidator lemah seperti larutan fehling dan larutan tollens. Sifat
ini, digunakan untuk membedakan alkanon dari isomer fungsinya, yaitu alkanal/aldehid.
Reaksi oksidasi pada asam alkanoat
Reaksi oksidasi asam alkanoat hanya terjadi pada asam metanoat dan asam 1,2 etanadioat

5. Reaksi polimerisasi

Reaksi polimerisasi melibatkan penggabungan molekul-molekul kecil yang disebut monomer


menjadi suatu molekul rantai panjang atau yang disebut polimer. Reaksi polimerisasi dapat
dibedakan menjadi 2:

15
Polimerisasi adisi: monomer-monomer bergabung membentuk suatu polimer
Monomer + monomer + monomer + . . . –> polimer

Beberapa monomer yang mengalami polimerisasi adisi dapat dilihat pada tabel berikut.

Polimerisasi kondensasi: monomer-monomer bergabung membentuk polimer dengan melepas


molekul kecil seperti H2O dan HCl
Monomer + monomer + monomer + . . . –> polimer + molekul kecil

Beberapa monomer yang mengalami polimerisasi kondensasi dapat dilihat pada tabel berikut.

F.GUGUS FUNGSI DAN TURUNAN SENYAWA KARBON

1. Alkohol/Alkanol

Gugus fungsi: -OH

16
Struktur umum: R-OH

Rumus umum: CnH2n+2O

Contoh: metanol (CH3OH) dan etanol (C2H5OH) yang sering digunakan sebagai pelarut untuk
reaksi-reaksi kimia

2. Eter/Alkoksialkana

Gugus fungsi: -O-

Struktur umum: R-O-R’ (-OR’ disebut juga gugus alkoksi)

Rumus umum: CnH2n+2O

Contoh: dimetil eter (CH3-O-CH3/C2H6O) atau sering disebut DME, banyak digunakan untuk
pendingin/refrigerant

3. Aldehid/Alkanal

Gugus fungsi: -CHO

Struktur umum: R-CHO

Rumus umum: CnH2nO

Contoh: metanal (CHOH) atau sering disebut formalin/formaldehid, suatu senyawa yang
digunakan sebagai bahan pengawet mayat

4. Keton/Alkanon

Gugus fungsi: -C=O-

Struktur umum: R-C=O-R’

Rumus umum: CnH2nO

Contoh: propanon (C3H6O) atau sering disebut aseton, digunakan untuk pembersih cat kuku

5. Asam Karboksilat/Asam Alkanoat

Gugus fungsi: -COOH

Struktur umum: R-COOH

17
Rumus umum: CnH2nO2

Contoh: Asam asetat (CH3COOH) atau sering disebut asam cuka, dapat digunakan untuk
pengawet makanan, penambah rasa makanan, dan sebagai salah satu bahan pembuatan nata de
coco

6. Ester/Alkil Alkanoat

Gugus fungsi: -COO-

Struktur umum: R-COO-R’

Rumus umum: CnH2nO2

Contoh: metil salisilat (C8H8O3), banyak digunakan untuk campuran bahan koyo

7. Alkil Halida/Haloalkana

Gugus fungsi: -X

Struktur umum: R-X

Rumus umum: CnH2n+1X

Contoh: triklorometana (CHCl3) atau sering disebut kloroform, digunakan sebagai obat bius

G.BENZENA DAN TURUNANNYA

Struktur benzena pertama kali diperkenalkan oleh Kekule pada tahun 1865. Menurutnya, keenam
atom karbon pada benzena tersusun secara melingkar membentuk segi enam beraturan dengan
sudut ikatan masing-masing 120 derajat. Ikatan antara karbon adalah ikatan rangkap dua dan
ikatan tunggal yang berselang seling, seperti diperlihatkan gambar di atas.
Benzena termasuk senyawa aromatik dan memiliki rumus molekul C6H6. Rumus molekul
benzena memperlihatkan sifat ketakjenuhan dengan adanya ikatan rangkap. Tetapi ketika
dilakukan uji bromin benzena tidak memperlihatkan sifat ketakjenuhan karena benzena tidak
melunturkan warna dari air bromin.Mengapa demikian?
Berdasarkan hasil analisis, ikatan rangkap dua karbon-karbon pada benzena tidak terlokalisasi
pada karbon tertentu melainkan dapat berpindah-pindah. Gejala ini disebut resonansi. Adanya
resonansi pada benzena ini menyebabkan ikatan pada benzena menjadi stabil, sehingga ikatan
rangkapnya tidak dapat diadisi oleh air brom

 Definisi Benzena

18
Benzena merupakan suatu senyawa hidrokarbon dengan rumus molekul C6H6 dan srukturnya
merupakan rantai lingkar (siklis) dengan ikatan rangkap selang-seling , yang kedudukan ikatan
rºangkap nya dapat berpindah pindah posisi .

 Sifat-Sifat Benzena

sifat fisis benzena ;

1. Zat cair yang mudah menguap


2. Tidak berwarna
3. Berbau khas
4. Titik leleh 5,53ºC
5. Titik didih 80,1ºC
6. Senyawa non polar

sifat kimia benzena ;

1. mengalami reaksi adisi maupun subtitusi yang mana hasil subtitusi atom hidrogen pada
benzena dikenal dengan senyawa turunan benzena
2. Bersifat kurang reaktif karna ikatan terkonjugasi yang mengalami resonansi
menyebabkan ikatan dalam benzena sangat stabil . Oleh karena itu reaksi terhadap
benzena umumnya memerlukan katalis untuk mempercepat reaksi
3. Bersifat kasinogenik (beracun)
4. senyawa non polar
5. kurang reaktif tapi mudah terbakar dan menghasilkan banyak jelaga
6. Lebih mudah reaksi subtitusi dari pada adisi

REAKSI BENZENA

Reaksi yang umum terjadi yaitu suatu reaksi subtitusi elektrofilik, ada 4 macam, yakni sebagai
berikut :

1.Subtitusidenganhalogen(Halogenasi)
Benzena mengalami subtitusi dengan halogen memakai katalisator besi (III) halida.

19
2. Subtitusi dengan asam nitrat (Nitrasi)
Benzena bereaksi dengan asam nitrat pekat memakai katalisator asam sulfat pekat
membentuk nitrobenzena.

3. Subtitusi dengan asam sulfat pekat (Sulfonasi)


Sulfonasi terjadi Bila benzena dipanaskan dengan asam sulfat pekat.

4. Subtitusi dengan alkil halida (Alkilasi)


Reaksi ini bisa memakai untuk membentuk alkil benzena menggunakan katalisator alumunium
klorida (AlCl3).

E.TURUNAN BENZENA

Senyawa turunan benzena dapat dianggap berasal dari benzena yang di mana satu atau lebih
atom H-nya diganti dengan substituen lain berupa atom seperti −Br ataupun gugus atom seperti
−COOH. Berikut aturan penamaan untuk senyawa-senyawa turunan benzena.

20
 Jika satu atom H pada benzena diganti satu substituen seperti −Cl, −CH3, −NO2, −NH2,
−OH, −CHO, dan lain-lain, maka struktur dan penamaannya seperti berikut.

 Jika terdapat lebih dari satu substituen, maka diberi penomoran searah atau berlawanan arah
jarum jam agar substituen-substituen mendapat nomor serendah mungkin. Untuk substituen-
substituen sejenis, digunakan awalan di-, tri-, tetra-, penta-, dan heksa-. Urutan prioritas
penomoran untuk beberapa substituen umum yaitu sebagai berikut.
−COOH, −SO3H, −COOR, −CN, −CHO, −CO, −OH, −NH2, −OR, −R, −X (F, Cl, Br, I), −NO2
Jika terdapat dua substituen, selain dengan penomoran, juga dapat digunakan awalan o-(orto)
untuk posisi atom karbon nomor 1 dan 2, m-(meta) untuk posisi 1 dan 3, atau p-(para) untuk
posisi 1 dan 4.
Contoh:

21
 Jika cincin benzena dianggap sebagai substituen, bukan sebagai induk, maka gugus benzena
yang kehilangan satu atom H (C6H5−) disebut gugus fenil. Sedangkan, gugus metilbenzena
(toluena) yang kehilangan satu atom H (C6H5CH2−) disebut gugus benzil.
Contoh:

F.ISOMER

Isomer Benzena (C6H6) Struktur benzena yang lebih tepat memang telah ditentukan akan tetapi
rumus kimia C6H6 memberikan kemungkinan lain untuk senyawa kimia. Senyawa – senyawa
lain yang memiliki rumus C6H6 ini kita kenal sebagai isomer benzena. Sebelum membahas lebih
jauh tentang berbagai kemungkinan struktur isomerisomer benzena, perlu diperhatikan bahwa
benzena terdiri dari enam atom karbon dengan satu atom hidrogen yang menempel pada atom
karbonnya. Dengan kata lain, benzena terdiri atas enam gugus CH. Oleh karena itu isomer
benzena yang memiliki enam gugus CH disebut isomer valensi (Gutman & Potgieter, 1994:
222). Gutman & Potgieter (1994: 222) menjelaskan bahwa hidrokarbon yang memiliki rumus
molekul CnHm akan memiliki r = (2n + 2 – m)/2 cincin dan atau ikatan rangkap. Hal ini berarti
spesi C6H6 dapat berupa:

a. Empat cincin tanpa ikatan rangkap

b. Tiga cincin dan satu ikatan rangkap dua

c. Dua cincin dengan dua ikatan rangkap dua 5

d. Dua cincin dengan satu ikatan rangkap tiga

e. Satu cincin dengan tiga ikatan rangkap dua

f. Satu cincin dengan satu ikatan rangkap dua dan satu ikatan rangkap tiga

g. Asiklik dengan empat ikatan rangkap dua

h. Asiklik dengan dua ikatan rangkap dua dan satu ikatan rangkap tiga

22
i. Asiklik dengan dua ikatan rangkap tiga.

Isomer C6H6 yang sangat banyak jumlah, meskipun isomer valensi benzena hanya sedikit,
memberikan peluang pada proses pembelajaran benzena untuk mengembangkan kemampuan
siswa dalam menetapkan struktur yang tepat. Kemampuan ini melibatkan kerja dan sikap ilmiah.
Sebagaimana yang dikehendaki dalam proses belajar mengajar kimia, belajar tidak hanya
memberikan produk ilmiah akan tetapi juga prosesnya.

G.KEGUNAAN BENZENA DAN TURUNANNYA

Manfaat dan Kegunaan Benzena Beserta Turunannya Masing-masing

1. Benzena

Benzena digunakan sebagai pelarut untuk berbagai jenis zat. Selain itu benzena juga digunakan
sebagai bahan dasar membuat stirena (bahan membuat sejenis karet sintetis) dan nilon–66.

2. Asam Salisilat

Asam salisilat adalah nama lazim dari asam o–hidroksibenzoat. Ester dari asam salisilat dengan
asam asetat digunakan sebagai obat dengan nama aspirin atau asetosal.

3. Asam Benzoat

Asam benzoat digunakan sebagai pengawet pada berbagai makanan olahan.

4. Anilina

Anilina merupakan bahan dasar untuk pembuatan zat-zat warna diazo. Reaksi anilina dengan
asam nitrit akan menghasilkan garam diazonium, dan proses ini disebut diazotisasi.

5. Toluena

Kegunaan toluena yang penting adalah sebagai pelarut dan sebagai bahan baku pembuatan zat
peledak trinitrotoluena (TNT).

23
6. Stirena

Jika stirena mengalami polimerisasi akan terbentuk polistirena, suatu jenis plastik yang banyak
digunakan untuk membuat insulator listrik, bonekaboneka, sol sepatu, serta piring dan cangkir.

7. Benzaldehida

Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet serta sebagai bahan baku pembuatan parfum
karena memiliki bau yang sedap.

8. Natrium Benzoat

Seperti asam benzoat, natrium benzoat juga digunakan sebagai bahan pengawet makanan dalam
kaleng.

9. Fenol

Fenol (fenil alkohol) dalam kehidupan sehari-hari lebih dikenal dengan nama karbol atau lisol,
dan dipergunakan sebagai zat disinfektan (pembunuh bakteri) karena dapat menyebabkan
denaturasi protein.

Manfaat dan Kegunaan Benzena Berdasarkan Pengkonsumsiannya

Disadari atau tidak, sejumlah zat kimia telah banyak dikonsumsi baik secara langsung maupun
tidak langsung. Bahan-bahan kimia yang dikonsumsi secara langsung, misalnya zat aditif pada
makanan dan obat-obatan. Bahan-bahan kimia yang dikonsumsi secara tidak langsung misalnya
pupuk dan pestisida.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dari
namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom
hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui senyawa
hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan lain-lain. Sampai saat ini
telah dikenal lebih dari 2 juta senyawa hidrokarbon. Untuk mempermudah mempelajari senyawa
hidrokarbon yang begitu banyak, para ahli mengolongkan hidrokarbon berdasarkan susunan
atom-atom karbon dalam molekulnya.

24
Hidrokarbon pada kehidupan sehari-hari sangatlah penting dan memiliki kegunaan
yang tidak dapat digantkan oleh senyawa lain dalam penggunaan sehari-hari dalam
bidang sandang, pangan serta papan. Dalam penggunaannya pun memiliki peran tersendiri dalam
kegunaannya sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

http://febriwaluyo.blogspot.com/2018/01/makalah-hidrokarbon.html

https://marishaneli3103.wordpress.com/chem-xii/turunan-senyawa-karbon/

https://www.studiobelajar.com/senyawa-turunan-alkana/

Sumber: Michael Purba (“Kimia”), R.Nave (http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu), Erik


Epp (http://eppe.tripod.com/alkanes.htm)

25
https://bisakimia.com/2012/11/23/senyawa-turunan-alkana-sifat-dan-gugus-fungsi/2/

26

Anda mungkin juga menyukai