Anda di halaman 1dari 18

MATA KULIAH KIMIA FISIKA

OLEH
KELOMPOK 6

1. BELLA PERMATA BUNDA


2. HAFIZ EZA PRASETYA
3. HABIB MUHAMMAD RIZIEQ

KELAS : 1KC

DOSEN PEMBIMBING : MEILIANTI, S. T., M. T.

DIII TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2021 / 2022
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kami selaku penulis dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Kinetika Kimia” dengan lancar.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kimia-Fisika dan ingin mengenal lebih jauh mengenai kinetika kimia. Dalam pembuatan makalah ini,
kami mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini kami mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat terutama kepada ibu Meilianti,
S.T ., M.T. selaku dosen mata kuliah Kimia Fisika Politeknik Negeri Sriwijaya yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai apa itu kinetika reaksi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu
yang akan datang.

Palembang, September 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... 1
DAFTAR ISI ............................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ............................................................................. 3

Rumusan masalah ......................................................................... 3

Tujuan ......................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

Definisi Kinetika Kimia…….. ............................................................ 4

Definisi Laju Reaksi …………………………………………………………4

Penetapan Hukum-Hukum Laju atau Tetapan Laju …………….……….5

Orde Reaksi ………………………………………………………….……….5

Menentukan Orde Reaksi ……………………………….……………….… 6

Berbagai Orde Reaksi …………………………………….………………… 8

Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi ......................................... 9

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan …………………………………………………………………… 13

B.Saran ............................................................................................. 13 .
PERTANYAAN …………………………………………………….………………….. 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 15


BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kinetika kimia merupakan salah satu cabang ilmu kimia fisika yang mempelajari laju reaksi. Laju reaksi
berhubungan dengan pembahasan seberapa cepat atau lambar reaksi berlagsung. Sebagai contoh
seberapa cepat reaksi pemusnahan ozon di atmosfer bumi, seberapa cepat reaksi suatu enzim dalam
tubuh berlangsung dan sebagainya

Dalam makalah ini menjelaskan mengenai konsep – konsep kinetika kimia tersebut.. Kinetika kimia juga
membahas tentang konsep – konsep kinetika seperti : hukum laju,orde reaksi,tetapan kelajuan,
kemolekulan , dan faktor yang menyebabkan laju reaksi.Dalam makalah ini juga menjelaskan
persamaan laju reaksi,persamaan laju reaksi adalah persamaan matematika yang dipegunakan dalam
kinetika kimia yang menghubungkan antara laju reaksi dengan konsentrasi reaktan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Apa yang dimaksud dengan kinetika kimia ?

Bagaimana penetapan hukum-hukum laju atau tetapan laju ?

Apa yang dimaksud dengan orde reaksi ?

Bagaimana menetukan orde reaksi ?

Apa saja macam-macam orde reaksi?

Apa saja faktor yang mempengaruhi laju reaksi ?

1.3 TUJUAN

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kinetika kimia.

Untuk mengetahui bagaimana penetapan hukum-hukum laju atau tetapan laju.

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan orde reaksi.

Untuk mengetahui bagaimana menentukan orde reaksi.

Untuk mengetahui berbagai macam orde reaksi.

Untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi laju reaksi.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI KINETIKA KIMIA
Kinetika kimia adalah suatu ilmu yang membahas tentang laju (kecepatan) dan mekanisme reaksi.
Berdasarkan penelitian yang mula – mula dilakukan oleh Wilhelmy terhadap kecepatan inversi sukrosa,
ternyata kecepatan reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi / tekanan zat – zat yang bereaksi. Laju
reaksi dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi atau tekanan dari produk atau reaktan terhadap
waktu.

Berdasarkan jumlah molekul yang bereaksi, reaksi terdiri atas :

Reaksi unimolekular : hanya 1 mol reaktan yang bereaksi.

Contoh : N2O5 → N2O4 + ½ O2

Reaksi bimolekular : ada 2 mol reaktan yang bereaksi.

Contoh : 2HI → H2 + I2

Reaksi termolekular : ada 3 mol reaktan yang bereaksi.

Contoh : 2NO + O2 → 2NO2

Berdasarkan banyaknya fasa yang terlibat, reaksi terbagi menjadi :

Reaksi homogen : hanya terdapat satu fasa dalam reaksi (gas atau larutan)

Reaksi heterogen : terdapat lebih dari satu fasa dalam reaksi

Secara kuantitatif, kecepatan reaksi kimia ditentukan oleh orde reaksi, yaitu jumlah dari eksponen
konsentrasi pada persamaan kecepatan reaksi.

2.2 DEFINISI LAJU REAKSI


Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan atau produk per satuan waktu. Satuan
laju reaksi adalah M/s (Molar per detik). Sebagaimana yang kita ketahui, reaksi kimia berlangsung dari
arah reaktan menuju produk. Ini berarti, selama reaksi kimia berlangsung, reaktan digunakan
(dikonsumsi) bersamaan dengan pembentukan sejumlah produk. Dengan demikian, laju reaksi dapat
dikaji dari sisi pengurangan konsentrasi reaktan maupun peningkatan konsentrasi produk.
Persamaan Laju Reaksi (v) adalah hasil kali dari tetapan laju reaksi (k) dengan konsentrasi awal A ([A])
dan konsentrasi awal B ([B]) yang dipangkatkan dengan orde tingkat reaksi A (x) dan orde tingkat reaksi.
Orde reaksi adalah tingkat reaksi suatu zat. laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan sederhana
berikut :

Vo = k[A]x[B]y

Vo = laju
K = konstanta laju
A = konsentrasi jenis A
x = orde reaksi terhadap A
B = konsentrasi jenis B
y = orde reaksi terhadap B

A  B

Laju reaksi = – ∆ [A] / ∆ t atau laju reaksi = + ∆ [B] / ∆ t Keterangan :

Tanda – (negatif) menunjukkan pengurangan konsentrasi reaktan

Tanda + (positif) menunjukkan peningkatan konsentrasi produk

Laju reaksi berhubungan erat dengan koefisien reaksi. Untuk reaksi kimia dengan koefisien reaksi yang
bervariasi, laju reaksi harus disesuaikan dengan koefisien reaksi masingmasing spesi. Sebagai contoh,
dalam reaksi 2A  B, terlihat bahwa dua mol A dikonsumsi untuk menghasilkan satu mol B. Hal ini
menandakan bahwa laju konsumsi spesi A adalah dua kali laju pembentukan spesi B. Dengan demikian,
laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :

laju reaksi = – 1 ∆ [A] / 2.∆ t atau laju reaksi = + ∆ [B] / ∆ t Secara

umum, untuk reaksi kimia dengan persamaan reaksi di bawah ini, aA + bB  cC + dD

Laju reaksi masing-masing spesi adalah sebagai berikut :


Laju reaksi = – 1 ∆ [A] / a.∆ t

= – 1 ∆ [B] / b.∆ t

= + 1 ∆ [C] / c.∆ t

= + 1 ∆ [D] / d.∆ t

Laju suatu reaksi kimia sangat dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi reaktan yang digunakan dalam
reaksi. Semakin besar konsentrasi reaktan yang digunakan, laju reaksi akan meningkat. Di samping itu,
laju reaksi juga dipengaruhi oleh nilai konstanta laju reaksi (k). Konstanta laju reaksi (k) adalah
perbandingan antara laju reaksi dengan konsentrasi reaktan. Nilai k akan semakin besar jika reaksi
berlangsung cepat, walaupun dengan konsentrasi reaktan dalam jumlah kecil. Nilai k hanya dapat
diperoleh melalui analisis data eksperimen, tidak berdasarkan stoikiometri maupun koefisien reaksi.

2.3 PENETAPAN HUKUM-HUKUM LAJU ATAU TETAPAN LAJU


Suatu persamaan yang memberikan hubungan antara laju reaksi dengan konsentrasi pereaksi disebut
persaman laju atau hukum laju. Tetapan kesebandingan k dirujuk sebagai tetapan laju untuk suatu
reaksi tertentu. Karena konsentrasi pereaksi berkurang dengan berlangsungnya reaksi. Tetapi tetapan
laju k tetap tak berubah sepanjang perjalanan reaksi. Jadi laju reaksi memberikan suatu ukuran yang
memudahkan bagi kecepatan reaksi. Makin cepat reaksi makin besar harga k, makin lambat reaksi,
makin kecil harga k itu.

Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi atupun produk dalam satuan waktu.
Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi atau laju
bertambahnya konsentrasi suatu produk. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi
untuk reaksi fase gas, satuan tekanan atmosfer, millimeter merkurium, atau pascal, dapat digunakan
sebagai ganti konsentrasi.

2.4 ORDE REAKSI


Orde suatu reaksi ialah jumlah semua eksponen (dari konsentrasi dalam persamaan laju. Orde reaksi
juga menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi reaktan (pereaksi) terhadap laju reaksi. Jika laju suatu
reaksi berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari hanya satu pereaksi.

Laju = k [A]

Maka reaksi itu dikatakan sebagai reaksi orde pertama. Penguraian N 2O5 merupakan suatu contoh
reaksi orde pertama. Jika laju reaksi itu berbanding lurus dengan pangkat dua suatu pereaksi, atau
berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari dua pereaksi.

Laju = k[A]2
Laju = k [A][B]

Maka reaksi itu disebut reaksi orde kedua. Dapat juga disebut orde terhadap masingmasing pereaksi.
Misalnya dalam persamaan terakhir itu adalah orde pertama dalam A dan orde dalam B, atau orde
kedua secara keseluruhan. Suatu reaksi dapat berorde ketiga atau mungkin lebih tinggi lagi, tetapi hal-
hal semacam itu sangat jarang. Dalam reaksi yang rumit, laju itu mungkin berorde pecahan, misalnya
orde pertama dalam A dan orde 0,5 dalam B atau berorde 1,5 secara keseluruhan.

Suatu reaksi dapat tak tergantung pada konsentrasi suatu pereaksi. Perhatikan reaksi umum, yang
ternyata berorde pertama dalam A. Jika kenaikan konsentrasi B tidak menaikkan laju reaksi, maka reaksi
itu disebut orde nol terhadap B. Ini bisa diungkapkan sebagai : Laju = k[A][B] 0 = k[A]

Orde suatu reaksi tak dapat diperoleh dari koefisien pereaksi dalam persamaan berimbangnya. Dalam
penguraian N2O5 dan NO2, koefisien untuk pereaksi dalam masing-masing persamaan berimbang adalah
2 tetapi reaksi pertama bersifat orde pertama dalam N 2O5 dan yang kedua berorde kedua dalam NO 2.
Seperti dilukiskan oleh contoh.

2.5 MENENTUKAN ORDE REAKSI


Menentukan Orde Reaksi Orde reaksi adalah besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi terhadap laju
reaksi. Orde reaksi dapat ditentukan berdasarkan data percobaan dengan menggunakan persamaan
laju reaksi. Adapun persamaan laju reaksi untuk reaksi p A+q B +r C+ s D adalah :

v = k[A]x[B]y
v = laju reaksi
k = konstanta laju reaksi
[A] = konsentrasi pereaksi A.
[B]= konsentrasi pereaksi B
x = orde reaksi terhadap A
y = orde reaksi terhadap B
x + y = orde reaksi total

Langkah-langkah reaksi terhadap reaksi adalah sebagai berikut. 1. Memilih 2 data percobaan yang salah
satunya memiliki konsentrasi yang sama. 2. Membandingkan 2 data percobaan tersebut dengan
memasukkannya ke dalam persamaan laju reaksiLangkah-langkah reaksi terhadap reaksi adalah sebagai
berikut.

1. Memilih 2 data percobaan yang salah satunya memiliki konsentrasi yang sama.
2. Membandingkan 2 data percobaan tersebut dengan memasukkannya ke dalam persamaan laju
reaksi

Jika tahap reaksi dapat diamati, orde adalah koefisien pada tahap reaksi yang berjalan lambat. Contoh :
reaksi 4HBr + O2 2H2O + 2Br2 Berlangsung dalam tahapan sebagai berikut :

HBr + O2 HBr2O (lambat)


HBr + HBr2O  2HBrO (cepat)

2HBr + 2HBrO  2H2O + 2Br2 (cepat)

Maka orde reaksi ditentukan oleh reaksi (1). Persamaan laju reaksi, V = [HBr] [O 2]. Orde reaksi total
(lihat koefisien reaksi) = 1 + 1 = 2.

Jika tahap reaksi tidak bisa diamati, orde reaksi ditentukan melalu eksperimen, konsentrasi salah satu
zat tetap dan kosentrasi zat lain berubah.

Contoh soal:

Dari reaksi 2NO(g) + Br2 (g)  2NOBr(g)

Dibuat percobaan dan diperoleh data sebagai berikut:

No. (NO) mol/l (Br2) mol/l Kecepatan Reaksi


Mol/1/detik
1 0,1 0,1 12
2 0,1 0,2 24
3 0,1 0,3 36
4 0,2 0,1 48
5 0,3 0,1 108
Pertanyaan:

Tentukan orde reaksinya !

Tentukan harga k (tetapan laju reaksi) !

Jawab:

a. Pertama-tama kita misalkan rumus kecepatan reaksinya adalah V = k(NO) x(Br2)y. Jadi kita harus
mencari nilai x dan y.

Untuk menentukan nilai x maka kita ambil data dimana konsentrasi terhadap Br 2 tidak berubah, yaitu
data (1) dan (4).

Dari data ini terlihat konsentrasi NO naik 2 kali sedangkan kecepatan reaksinya naik 4 kali, maka

2x = 4 x = 2

(reaksi orde 2 terhadap NO)

Untuk menentukan nilai y maka kita ambil data dimana konsentrasi terhadap NO tidak berubah yaitu
data (1) dan (2). Dari data ini terlihat konsentrasi Br 2 naik 2 kali, sedangkan kecepatan reaksinya naik 2
kali, maka :
2y = 2 y = 1

(reaksi orde 1 terhadap Br2)

Jadi rumus kecepatan reaksinya : V = k(NO)2(Br2) (reaksi orde 3)


b. Untuk menentukan nilai k cukup kita ambil salah satu data percobaan saja misalnya data

(1), maka:

V = k(NO)2(Br2) 12

= k(0.1)2(0.1) k = 12 × 103 mol-


2 2
1 det-1

2.6 BERBAGAI ORDE REAKSI

1.Reaksi Orde Nol

Gambar 3.9: Grafik yang menyatakan pengaruh perubahan konsentrasi terhadap laju reaksi

Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu pereaksinya apabila perubahan konsentrasi pereaksi
tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Artinya, asalkan terdapat dalam jumlah tertentu, perubahan
konsentrasi pereaksi itu tidak mempengaruhi laju reaksi. 2.Reaksi Orde Satu
Gambar 3.10: Grafik yang menyatakan pengaruh perubahan konsentrasi terhadap laju reaksi

Suatu reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu pereaksinya jika laju reaksi berbanding
lurus dengan konsentrasi pereaksi itu. Jika konsentrasi pereaksi itu dilipat-tigakan maka laju reaksi
akan menjadi 31 atau 3 kali lebih besar.

3.Reaksi Orde Dua

Gambar 3.11: Grafik yang menyatakan pengaruh perubahan konsentrasi terhadap laju reaksi

Suatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksi jika laju reaksi merupakan
pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu. Apabila konsentrasi zat itu dilipattigakan, maka laju
pereaksi akan menjadi 32 atau 9 kali lebih besar

2.7 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI


a.Sifat dasar pereaksi

Zat-zat berbeda dalam mengalami perubahan kimia. Molekul hidrogen dan flour bereaksi
secara meledak, bahkan dalam temperatur kamar menghasilkan molekul hidrogen fluorida.

H2(g) + F2(g)  2HF(g) (sangat cepat pada temperatur kamar)

Pada kondisi serupa. Molekul hydrogen dan oksigen bereaksi begitu lambat sehingga tak
nampak sesuatu perubahan kimia.

2H2(g) + O2(g)  2H2O (sangat lambat pada temperatur kamar)


b.Temperatur
Laju suatu reaksi kimia bertambah dengan naiknya temperatur. Biasanya kenaikan sebesar
1000C akan melipatkan dua atau tiga laju reaksi antara molekul-molekul. Molekul harus
bertumbukan dengan energi yang cukup untuk bereaksi. Makin tinggi suhu, maka energi
kinetik molekul makin tinggi sehingga tumbukan makin sering, laju reaksi makin tinggi.

Pada beberapa reaksi yang umum, laju reaksi makin besar (waktu reaksi makin singkat) 2 kali
setiap kenaikan suhu 100C, sehingga didapatkan rumus:

Keterangan :
V = laju reaksi pada suhu t

Vo = laju reaksi pada suhu awal

ta = suhu akhir

to = suhu awal
DV = perubahan laju reaksi

c.Penambahan katalis
Katalis adalah zat yang dapat menurunkan energi aktivasi (energi minimum yang diperlukan
agar suatu reaksi kimia dapat berlangsung. Penambahan katalis akan mempercepat reaksi.
Alasan mengapa katalis dapat mempermudah dan mempercepat reaksi disajikan dalam grafik
antara energi potensial terhadap koordinat reaksi dari persamaan reaksi: A + B→ C

Jika ada reaksi : A + B → C ; pada keadaan awal, yang terdapat pada sistem reaksi hanyalah
pereaksi A dan B. Setelah reaksi berjalan, pereaksi A dan B makin berkurang dan hasil reaksi
C makin bertambah. Laju reaksi dapat diukur dengan mengukur penambahan konsentrasi C
(produk), atau pengurangan konsentrasi A/B (pereaksi) tiap satuan waktu.

Katalisator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan maksud memperbesar
kecepatan reaksi. Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan
kimiawi yang permanen, dengan kata lain pada akhir reaksi katalis akan dijumpai kembali
dalam bentuk dan jumlah yang sama seperti sebelum reaksi.

Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi) dengan jalan
memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru.
Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat berlangsung
lebih cepat.

Suatu katalis diduga mempengaruhi kecepatan reaksi dengan salah satu jalan:

Dengan pembentukan senyawa antara (katalisis homogen)

Dengan adsorpsi (katalisis heterogen)

Pembentukan senyawa antara (katalisis homogen). Terdapat banyak contoh reaksi homogen
dalam larutan yang laju reaksinnya ditingkatkan dengan adannya zat katalitik. Tanpa hadirnya
katalis, diperlukan waktu berminggu – minggu untuk menghasilkan etil asetat dengan
rendaman maksimal. Dengan hadirnya katalis asam, rendaman maksimal dicapai dalam
beberapa zat. Sekali lagi, katalis tidak menambah banyaknya etil asetat yang dapat diperoleh
pada kesetimbangan, karena laju reaksi maju dan reaksi balik ditingkatkan dengan sama
banyak.

Adsorpsi. Banyak zat padat yang bertindak sebagai katalis, dapat mengikat cukup banyak
kuantitas gas dan cairan pada permukaan mereka berdasarkan adsorpsi. Dalam beberapa hal
naiknya kereaktifan ini dapat disebabkan oleh naiknya konsentrasi molekul yang teradsorpsi,
mereka berjejalan pada permukaan zat padat sedangkan dalam keadaan gas, mereka terpisah
jauh satu sama lain. Dalam hal – hal lain, gaya tarik antar molekul zat padat dan molekul zat cair
atau gas yang teradsorpsi mengakibatkan molekul yang teradsorpsi menjadi aktif secara kimia.

Tidak perlunya dalam suatu campuran reaksi yang teradsorpsi dengan kuat dalam katalis dapat
berlaku sebagai penghambat dengan mengurangi luas permukaan yang tersedia.

d.Pelarut
Banyak reaksi yang terjadi dalam larutan dan melibatkan pelarut. Sifat pelarut baik terhadap
reaktan, hasil intermediate, dan produknya mempengaruhi laju reaksi. Seperti sifat solvasi
pelarut terhadap ion dalam pelarut dan kekuatan interaksi ion dan pelarut dalam pembentukan
counter ion.
e.Konsentrasi
Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi, atau
sebagai laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi,
karena banyaknya partikel memungkinkan lebih banyak tumbukan, dan itu membuka peluang
semakin banyak tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan.

f.Radiasi elektromagnetik dan Intensitas Cahaya


Radiasi elektromagnetik dan cahaya merupakan salah satu bentuk energi. Molekul-molekul
reaktan dapat menyerap kedua bentuk energi ini sehingga mereka terpenuhi atau
meningkatkan energinya sehingga meningkatkan terjadinya tumbukan antar molekul.

g.Pengadukan.

Proses pengadukan mempengaruhi kecepatan reaksi yang melibatkan sistem heterogen.


Seperti reaksi yang melibatkan dua fasa yaitu fasa padatan dan fasa cair seperti melarutkan
serbuk besi dalam larutan HCl, dengan pengadukan maka reaksi akan cepat berjalan.

BAB III PENUTUP


3.1 KESIMPULAN
Kinetika kimia adalah suatu ilmu yang membahas tentang laju (kecepatan) dan mekanisme reaksi.

Laju reaksii memberikan suatu ukuran yang memudahkan bagi kecepatan reaksi. Makin cepat reaksi makin
besar harga k, makin lambat reaksi, makin kecil harga k itu

Orde suatu reaksi ialah jumlah semua eksponen (dari konsentrasi dalam persamaan laju.

Jika tahap reaksi dapat diamati, orde adalah koefisien pada tahap reaksi yang berjalan lambat. Jika tahap
reaksi tidak bisa diamati, orde reaksi ditentukan melalu eksperimen, kosentrasi salah satu zat tetap dan
kosentrasi zat lain berubah.

Berbagai orde reaksi adalah orde reaksi nol, satu dan dua.

Faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah sifat dasar pereaksi, temperatur, penambahan katalis,
pelarut, konsentrasi, radiasi elektromagnetik dan intensitas cahaya, dan pengadukan.

Aplikasi kinetika reaksi dalam bidang pangan adalah untuk mengukur mutu pada suatu produk pangan.

3.2 SARAN
Menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka kedepannya kami akan
lebih focus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang
yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik
atau masukan terhadap penulisan juga terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah
dijelaskan.

PERTANYAAN

Pertanyaan :
1.Apa yang dimaksud persamaan laju reaksi?

PEMBAHASAN :

Persamaan laju reaksi yaitu persamaan yang menunjukan hubungan antara konsentrasi
pereaksi dengan laju reaksi.

2.Jika reaksi A → B merupakan reaksi orde ke-0, tuliskan persamaan laju reaksinya dan tentukan
satuan tetapan laju reaksinya.

PEMBAHASAN :
Persamaan laju reaksinya v = k[A]0 atau v = k

satuan tetapan laju reaksinya yaitu mol/L detik atau M/s.

3.Persamaan laju reaksi untuk :


NH4+(aq) + NO2--(aq) → N2(g) + 2H2O(l)
Adalah v = k [NH4+] [NO2--]. Pada suhu 25°C, nilai k = 3,0 x 10-4 mol-1 L detik-1.
Hitunglah laju reaksinya jika [NH4+] = 0,25 M dan [NO2--] = 0,02 M.
PEMBAHASAN :
v = k [NH4+] [NO2--] v = 3,0 x 10-4 x 0,25 M x 0,02 M = 1,5 x 10-6 M/s.

4.Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.


PEMBAHASAN :
Faktor yang mempengaruhi laju reaksi diantaranya:
a. Luas permukaan
b. Konsentrasi pereaksi
c. Suhu
d. Katalis
5.Apa yang di maksud dengan laju reaksi dan satuan dari laju reaksi ?
PEMBAHASAN :
Laju reaksi dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah pereaksi untuk setiap satuan waktu atau
bertambahnya jumlah hasil reaksi untuk setiap satuan waktu. Satuannya dinyatakan sebagai mol dm-3
det-1 atau mol/liter detik
6. Suatu reaksi akan berlangsung 2 kali lebih cepat dari semula jika suhu dinaikkan 20°C. Jika
pada suhu 30 °C reaksi berlangsung selama 4 menit, maka pada suhu 70 °C reaksi akan berlangsung
selama?
PEMBAHASAN :
Suatu reaksi akan berlangsung 2 kali lebih cepat dari semula jika suhu dinaikkan 20°C. Jika pada suhu 30
°C reaksi berlangsung selama 4 menit, maka pada suhu 70 °C reaksi akan berlangsung selama…
Pembahasan
Pada soal ini diketahui:

n=2
T1 = 30 °C
T2 = 70 °C
t = 4 menit
ΔT = 20 °C
Cara menjawab soal ini sebagai berikut:

→ t70 = (1/n)T2 – T1/ΔT.t30


→ t70 = (1/2)70–30/20 .4 menit
→ t70 = (1/2)40/20 . 4 menit
→ t70 = 1/4
. 4 menit = 1 menit
7. Pada percobaan reaksi antara logam alumunium dan asam sulfat sesuai persamaan reaksi: 2 Al
(s) + 3 H2SO2 (aq) → Al2(SO4)3 (aq) + 3H2 (g). Gas hidrogen ditampung dan diukur volumenya paa
temperatur yang tetap. Data pengukuran tiap waktu sesuai tabel berikut:
No Waktu reaksi [detik] Volume gas [mL]
1 0 0
2 15 40
3 30 80

Laju reaksi pembentukan gas hidrogen setelah 30 detik adalah?


PEMBAHASAN :

Pada soal ini diketahui:

t = 30 detik
V = 80 mL
Cara menjawab soal ini sebagai berikut:

→ v = V/t

→ v = 80 mL/30 detik
= 2,67 mL/detik.
DAFTAR PUSTAKA

Ramdhani, Indra. 2010. Makalah Kinetika Kimia.http://indaramadani.blogspot.com

Wiguna, Prayoga. 2012. Makalah Kinetika Kimia.http://www.chayoy.com

Ngatin, Agustinus., Nancy., Mentik., Hulupi.1996. Kimia Fisika. Bandung: Pusat

Idha Silviyati., Husaini., Meilianti. 2017. Bahan Ajar Kimia Fisika. Kinetika Reaksi Kimia.
Politeknik Negeri Sriwijaya: Palembang

Anda mungkin juga menyukai