Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

IDENTIFIKASI SENYAWA HIDROKARBON


DAN SENYAWA ORGANIK JENUH DAN TIDAK JENUH
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Kimia Organik”

Dosen Pengampu :
Dr.Ruswanto, M.Si
Anindita Tri Kusuma Pratita, M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 11
Natasya Tastaftiani Iskandar 31121047
Dinda Nurhayati Famili 31121048
Shilla Hanifa 31121049
Intan Puji Sri Rahayu 31121050

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


UNIVERSITAS BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA
2023
DAFTAR ISI

I. Judul .................................................................................................................................. 1

Identifikasi senyawa hidrokarbon dan senyawa organik jenuh dan tidak jenuh.............. 1

II. Tujuan ............................................................................................................................ 1

III. Dasar Teori .................................................................................................................... 1

IV. Alat dan Bahan.............................................................................................................. 9

A. Alat ................................................................................................................................. 9

B. Bahan ............................................................................................................................. 9

V. Prosedur Kerja ................................................................................................................. 9

VI. Data Hasil Praktikum ................................................................................................. 10

VII. Pembahasan ................................................................................................................. 11

IX. Daftar Pustaka ............................................................................................................ 13

X. Lampiran ......................................................................................................................... 14

i
I. Judul
Identifikasi senyawa hidrokarbon dan senyawa organik jenuh dan tidak jenuh.

II. Tujuan
Mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengetahui kelarutan dan senyawa hidrokarbon alifatis dan aromatis
2. Mengamati dengan seksama perubahan reaksi yang terjadi

III. Dasar Teori


1. Pengertian Hidrokarbon
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling
sederhana. Dari namanya, senyawahidrokarbon adalah senyawa karbon yang
hanya tersusun dari atom karbon. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui
senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan lain-
lain.Sampai saat ini telah dikenal lebih dari 2 juta senyawa hidrokarbon. Untuk
mempermudah mempelajarisenyawa hidrokarbon yang begitu banyak, para ahli
menggolongkan hidrokarbon berdasarkan susunan atom-atom karbon dalam
molekulnya. Berdasarkan susunan atom-atom karbon dalam molekulnya,
senyawa karbonterbagi dalam 2 golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan
senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai
C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah
ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi atas senyawa alifatik jenuh dan
tidak jenuh.(Sukarmin, 2004).

Sifat fisik yang dimiliki hidrokarbon disebabkan oleh sifat non polar
dari senyawa tersebut. Umumnyahidrokarbon tidak dapat bercampur dengan
pelarut polar seperti air atau etanol. Sebaliknya , hidrokarbondapat bercampur
dengan pelarut yang relative non polar seperti karbon tetraklorida (CCl4) atau
diklorometana (CH2Cl2). Reaktivitas kimia senyawa hidrokarbon ditentukan oleh
jenis ikatannya. Hidrokarbon jenuh(alkana) tidak reaktif terhadap sebagaian besar
pereaksi. Hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna) dapatmengalami reaksi adisi
pada ikatan rangkap dua atau rangkap tiganya. Senyawa aromatic
biasanyamengalami reaksi subtitusi (Anonim, 2012).

1
Karbon-karbon dari suatu hidrokarbon dapat bersatu sebagai suatu
rantai atau suatu cincin.Hidrokarbon jenuh dengan atom-atomnya bersatu dalam
suatu rantai lurus atau rantai yang bercabangdiklasifikasikan sebagai alkana.
Suatu rantai lurus berarti dari tiap atom karbon dari alkana akan terikat padatidak
lebih dari dua atom karbon lain. Suatu rantai cabang alkana mengandung paling
sedikit sebuah atomkarbon yang terikat pada tiga atau lebih atom karbon lain.
(Fessenden, 1997).

Senyawa berbobot molekul rendah berwujud gas dan cair, dan zat yang
berbobot molekul tinggi berwujud padat. Alkana merupakan zat nonpolar, zat
yang tak larut dalam air dengan kerapatan zat cair kurang dari 1,0 g/ml. Selain
alkana juga ada alkena yaitu hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih
ikatanrangkap dua karbon–karbon. Senyawa ini dikatakan tidak jenuh karena
tidak mempunyai jumlah maksimumatom yang sebetulnya dapat ditampung oleh
setiap karbon (Petrucci, 1987).

Langkah pertama dalam menentukan struktur suatu senyawa organik


adalah menentukan rumusmolekulnya. Sebelum sampai pada rumus molekul,
terlebih dahulu ditentukan rumus empiris di mana rumusempiris yaitu
perbandingan relatif unsur-unsur penyusunnya. Untuk menentukan banyaknya
karbon danhidrogen di lakukan dengan mengoksidasi senyawa organic tersebut,
dan kemudian zat hasil oksidasi tersebutdi selediki. Alkana yaitu senyawa non
polar sehingga gaya tarik antara molekul lemah. Alkena mudah larutdalam
pelarut zat-zat organik non polar. Misalnya benzen, karbon tetra klorida, eter dan
kloroform tidak larutdalam air dan zat-zat pelarut polar (Respati, 1986).

Senyawa hidrokarbon aromatik maupun olefin merupakan bahan baku


utama yang sangat pentingdalam berbagai proses industri petrokimia. Saat ini,
sumber utama senyawa tersebut masih mengandalkan pada ketersediaan sumber
alam berupa gas dan minyak bumi hasil proses penyulingan menyadari
semakinmenipisnya cadangan minyak bumi tersebut. Pembentukan senyawa
aromatik dapat berlangsung melaluireaksi kondensasi dan dehydrosklisasi
molekul isobutelena dari pada melalui reaksi siklisasi dienon serbuk halus
padatan katalis ZsM-5 komersial (berukuran partikel 3 um) dengan rasio si/Al

2
masing-masing adalah25,75 dan 100 digunakan sebagai sampel katalis dalam
reaksi konversi aseton fase gas menjadi hidrokarbonaromatik (Setriadi, 2005).

2. Penggolongan Hidrokarbon
 Berdasarkan Jenis Ikatan
Hidrokarbon dapat diklasifikasikan menurut macam-macam ikatan
karbon yang dikandungnya.Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang
mempunyai satu ikatan dinamakan hidrokarbon jenuh.Hidrokarbon
dengan dua atau lebih atom karbon yang mempunyai ikatan rangkap dua
atau tiga dinamakanhidrokarbon tidak jenuh (Fessenden, 1997).
Sebagai hidrokarbon jenuh, semua atom karbon dalam alkana
mempunyai empat ikatan tunggal dantidak ada pasangan elektron bebas.
Semua elektron terikat kuat oleh kedua atom. Akibatnya, senyawa
inicukup stabil dan disebut juga parafin yang berarti kurang reaktif
(Wilbraham, 1992).
Hidrokarbon jenuh terdiri atas dua kelompok utama yaitu alkana
dan sikloalkana. Rumus umumsenyawa alkana adalah CnH dimana n
menyatakan jumlah atom karbon. Alkana yang paling sederhanaadalah
metana dengan formula CH4. Metana ini mempunyi sifat tidak berwarna
dan tidak berbau, sangatsukar larut dalam air, mudah larut dalam alkohol.
Titik didih dan titik leburnya rendah, dibawah 0oC. Sifat kimia senyawa
ini adalah amat stabil, tidak dapat bereaksi dengan asam, basa dan
pereaksi pereaksi yangumum terdapat di laboratorium (Fessenden dan
Fessenden, 1982).
 Berdasarkan Bentuk Rantai Karbon
Hidrokarbon alifatik berasal dari minyak bumi sedangkan
hidrokarbon aromatik dari batu bara. Semuahidrokarbon, alifatik dan
aromatik mempunyai tiga sifat umum, yaitu tidak larut dalam air, lebih
ringandibanding air dan terbakar di udara (Wilbraham, 1992).
Hidrogen dan senyawa turunannya, umumnya terbagi menjadi tiga
kelompok besar yaitu :
1. Hidrokarbon alifatik terdiri atas rantai karbon yang tidak mencakup
bangun siklik. Golongan inisering disebut sebagai hidrokarbon rantai

3
terbuka atau hidrokarbon siklik. Contoh hidrokarbonalifatik yaitu:
C2H6 (etana), CH3CH2CH2CH2CH3 (pentana).
2. Hidrokarbon alisiklik atau hidrokarbon siklik terdiri atas atom karbon
yang tersusun dalam satulingkar atau lebih3.Hidrokarbon aromatik
merupakan golongan khusus senyawa siklik yang biasanya
digambarkansebagai lingkar enam dengan ikatan tunggal dan ikatan
rangkap bersilih–ganti. Kelompok inidigolongkan terpisah dari
hidrokarbon asiklik dan alifatik karena sifat fisika dan kimianya yang
khas (Syukri, 1999).
3. Penggolongan Hidrokarbon Alifatik
1. Alkana
Alkana biasa disebut dengan senyawa hidrokarbon jenuh.
Disebut hidrokarbon karena didalamnyahanya terkandung atom
karbondan hydrogen. Disebut jenuh karena hanya memiliki ikatan
tunggal C-H danC-C saja. Alkana memiliki rumus CnH2n+2, dimana n
adalah bilangan asli yang menyatakan jumlah atomkarbon. Alkana juga
sering disebut sebagai senyawa alifatik. Hal ini dikarenakan lemak-
lemak hewanimengandung rantai panjang yang mirip dengan alkana
(Fessenden dan Fessenden, 1982).
Alkana biasa disebut dengan senyawa hidrokarbon jenuh.
Disebut hidrokarbon karena di dalamnyahanya terkandung atom karbon
dan hidrogen. Disebut jenuh karena hanya memiliki ikatan tunggal C-H
danC-C saja. Alkana memiliki rumus umum CnH2n+2, di mana n adalah
bilangan asli yang menyatakan jumlahatom karbon. Alkana juga sering
disebut sebagai senyawa alifatik (Yunani = aleiphas yang berartilemak).
Hal ini dikarenakan lemak-lemak hewani mengandung karbon rantai
panjang yang mirip denganalkane (Fessenden dan Fessenden, 1982).
Alkana merupakan hirokarbon alifatik yang masing masing
atom karbonnya terikat pada empat atomlain. Alkana dikenal juga
sebagai parafin atau hidrokarbon jenuh, selain itu dikenal juga
senyawasikloalkana. Sikloalkana ini digunakan untuk melukiskan
hidrokarbon alisiklik jenuh. Alkana monosiklik mempunyai rumus
empirik CnH2n, Reaksi reaksi yang terjadi pada senyawa alkana adalah
(Mushoddaq dansentosa, 2012) :

4
1. Oksidasi. Reaksi oksidsi sempurna dari alkana adalah gas
karbondioksida dan sejunlah air dansejumlah energi.
2. Reaksi subsitusi yaitu reaksi penggantian suatu unsur oleh unsur lain
yang terikat pada senyawaalkana.
3. Reaksi sulfonasi yaitu reaksi yang melibatkan asam sulfat, dimana
daapt berlangsung jika alkanatersebut memiliki atom karbon tertier.
4. Reaksi nitrasi yaitu reaksi yang melibatkan senyawa nitrat dimnaa
reaksi ini dapat berjalan denganmudah jika terdapat karbon tertier.
Reaksi pirolisis atau cracking dalah proses pemecahan
alkana dengan jalan pemanasan padatemperatur tinggi sekitar 1000o
C tanpa oksigen akan dihasilkan alkana dengan rantai karbon lebih
pendek.

2. Alkena
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon yang mengandung
ikatan rangkap karbon-karbon. Alkenaterdapat dalam jumlah berlebih da
alam. Etilena, sebagai contohnya adalah hormon tanaman yang memacu
pematangan buah, dan α-pinen adalah senyawa terbanyak dalam
turpentin. Contoh lainnya adalah beta karoten, mengandung sebelas
ikatan rangkap dua, merupakan pigmen warna kuning yang mewarnai
wortel. Beta karoten meupakan vitamin pro vitamin A (Fessenden dan
Fessenden, 1982).
Sebagaimana alkana, alkena yang memiliki percabangan akan
mengalami penurunan sedikit titik didih. Meskipun alkena adalah non
polar sedikit lebih larut dalam air dibandingkan alkana pasangannya.
Keadaan ini dimungkinkan karena elektron dan alkena yang agak
terbuka itu tertarik oleh hidrogen dari air yang bermuatan positif parsial.
Alkena dengan empat atom karbon atau kurang, berwujud gas dan tidak
berwarna, sedangan senyawa yang memiliki lima atom karbon atau
homolog yang lebih tinggi merupakancairan yang mudah menguap. Sifat
dari alkena hampir sama dengan sifat alkana. Perbedaannya dengan
alkana karena adanya ikatanπ yang kurang stabil menyebabkan alkena
dengan jumlah atom karbon yang sama dengan alkana baik titik didih

5
maupun titik leburnya lebih kecil dari alkana (Fessenden dan Fessenden,
1982).
3. Alkuna
Alkuna adalah hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap
tiga karbon. Kedua kelompok senyawaini disebut hidrokarbon tak jenuh
karena memiliki atom hydrogen perkarbon lebih seidikit dibanding
denganalkane, alkena yang memiliki percabangan akan mengalami
penururna seikit titik didih (Marsuali, 2004).
4. Reaksi Pada Hidrokarbon
 Reduksi dan oksidasi merupakan reaksi-reaksi yang sangat umum di
dalam kimia organic. Reaksi-reaksi ini dapat mempengaruhi perubahan
senyawa-senyawa dengan ikatan rangkap dua, ikatan rangkap tiga,
alkohol, aldehid, keton dan senyawa-senyawa lain. Reaksi reduksi
adalah reaksi antarasatu senyawa dengan hydrogen, sedangkan reaks
ioksidasi adalah reaksi antara satu senyawa denganoksigen. Hasil-hasil
reduksi (reduction product) dan hasil-hasil oksidasi (oxidation product)
tergantung dari substrat dan kondisi proses (Sumardjo, 2009).
 Reaksi adisi artinya penambahan atau penangkapan. Dalam reaksi adisi,
suatu zat ditambahkan kedalam suatu senyawa yang mempunyai ikatan
rangkap sehingga ikatan rangkap itu berubah menjadiikatan tunggal
(Sumardjo, 2009).
 Reaksi substitusi adalah reaksi penggantian atom ataugugus dengan atom
atau gugus lain. Jadi, dalamreaksi ini, satu atom atau gugus yang
terdapat dalam ranai utama akan meninggalkan rantai utamatersebut dan
tempatnya yang kosong akan diganti oleh atom gugus yang lain
(Sumardjo, 2009).
 Eliminasi artinya penghilangan atau pelepasan. Reaksi eliminasi dapat
dianggap kebalikan dari reaksiadisi. Pada reaksi ini, dua atom atau gugus
yang masing-masing terkait pada dua buah atom karbonyang letaknya
berdampingan dilepaskan oleh suatu pereaksi sehingga menghasilkan
ikatan rangkap (Sumardjo,2009).

6
Monografi Bahan :

1. Asam nitrat p (HNO3) (FI III hal 650)


- Pemerian : cairan berasap, jernih, dan tidak berwarna
- Kelarutan : dalam air dan dietil eter tercampurkan
- Struktur :

2. Benzen (C6H6) (FI III hal 658)


- Pemerian : cairan tidak berwarna, transparan. Mudah menyala
- Kelarutan : larut dalam alkohol, dietil eter, aseton, asam asetat
- Struktur :

3. Etanol (FI III hal 65)


- Pemerian : cairan tidak berwarna, jernih, mudah menuap, dan mudah
bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar.
- Kelarutan :
- Struktur :

4. Aquadest
- Pemerian : merupakan cairan tidak berabu, tidak dapat terbakar, tidak bersifat
korosif
- Kelarutan : mudah larut
- Struktur :

7
5. Kristal iodium (I2)
- Pemerian : keping atau granul, berat, hitam keabu-abuan, bau khas, berkilau
- Kelarutan ; sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam karbon disulfida
dalam kloroform dalam karbon tetra klorida dan dalam eter
- Struktur :

6. Asam Sulfat (H2SO4)


- Pemerian : cairan higroskopis, berminyak, tidak berwarna, tidak berbau
- Kelarutan : dalam air tercampur penuh, dalam etanol dan menimbulkan panas
- Struktur :

7. Parafin (FI III hal 720)


- Pemerian : cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak memberikan
fluorosensi pada cahaya matahri, hampir tidak berbau
- Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) p, larut
dalam kloroform p dan dalam eter p, dapat campur dengan minyak atsiri
- Struktur ;

8. Minyak kelapa (FI III hal 456)


- Pemerian : tidak berwarna, kristal seperti jarum, sedikit barbau asam
ditambah bau khas dan tidak tengik
- Kelarutan : larut dalam 2 bagian etanol (95%) p, sangat mudah larut dalam
kloroform p dan eter

8
IV. Alat dan Bahan
A. Alat
- Tabung reaksi
- Erlenmeyer
- Pipet tetes
- Kapas sebagai penutup
- Gela ukur
- Pipet gondok

B. Bahan
- Asam nitrat pekat
- Benzene
- Etanol
- Aquadest
- Kristal iodium
- Asam sulfat
- Paraffin
- Minyak kelapa

V. Prosedur Kerja

9
VI. Data Hasil Praktikum
1. Hidrokarbon Alifatis (Alkana)
Percobaan Bau Warna Fase
1 Tidak Berbau Bening 3 Fase
2 Tidak Berbau Bening 3 Fase

Keterangan Fase :
1. Cincin
2. Bening
1
3. Kuning
2
3

2. Hidrokarbon Aromatik (Benzena)


Percobaan Bau Warna Fase
1 Agak Menyengat Bening 2 Fase
Berbau
2 Agak Menyengat Bening 2 Fase
Berbau

Keterangan Fase :
1. Benzen
2. Aquades
1
2

3. Sifat Benzena Sebagai Pelarut


Percobaan Zat Uji Warna Kelarutan
1 Aquades + Parafin Bening Tidak Larut
2 Aquades + Minyak Kelapa Bening Tidak Larut
3 Aquades + Kristal Iodium Kuning Tidak Larut
4 Benzena + Parafin Putih Keruh Larut
5 Benzena + Minyak Kelapa Putih Keruh Larut
6 Benzena + Kristal Iodium Merah Anggur Larut

4. Nitrogen Benzen
Percobaan Zat Uji Warna
H2SO4 + HNO3+ Benzen
1 Kuning
+Aquades
H2SO4 + HNO3+ Benzen
2 Kuning
+Aquades
Keterangan : Terdapat globul – globul pada 2 percobaan

10
VII. Pembahasan
1. Hidrokarbon Alifatis (Alkana)
Berdasarkan dari hasil praktikum yang dilakukan pada hari Rabu, 15
Februari 2023 dengan tujuan yaitu mengetahui kelarutan dari hidrokarbon
alifatis dan aromatik, juga mengamati dengan seksama penambahan reaksi
yang terjadi. Pada percobaan yang pertama yaitu hidrokarbon alifatis alkana
dengan bahan yang digunakan adalah Asam sulfat pekat sebanyak 1ml
dimasukan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan parafin cair sebanyak 1ml
kemudian dikocok hingga berubah warna dihasilkan larutan yang memiliki 3
fase berwana kuning pekat pada fase ketiga, fase pertama yaitu cincin yang
terbentuk kemudian fase kedua merupakan cairan bening, dan fase terakhir
yaitu cairan kuning pekat yang tidak memiliki bau. Hal ini menunjukan
H2SO4 atau asam sulfat tidak larut dalam parafin yang merupakan senyawa
hidrokabron.
Hal ini sesuai dengan Desrosier (2009), dimana sifat parafin itu sukar
bereaksi dengan senyawa lain dan merupakan senyawa tunggal dan
mempunyai ikatan jenuh (hidrokarbon jenuh asiklik) serta termasuk ke dalam
turunan alkana. Karena sifatnya yang jenuh maka senyawa alkana ini tidak
mengandung ikatan rangkap diantara atom karbonnya dan sukar berikatan dan
bereaksi dengan senyawa lain Berikut reaksinya:
H2 SO4 + 2 C25 H32 22 C25 H26 + H27 {SO4 }
2. Hidrokarbon Aromatik (Benzena)
Percobaan yang kedua yaitu Hidrokarbon Aromatis (Benzene) dengan
bahan yang digunakan adalah etanol, benzene dan aquadest. Yang pertama
memasukkan 1 ml aquadest pada tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1 ml
etanol dan di tetesi 1 ml benzena. Pada saat aquadest ditambahkan dengan 1
ml etanol pada tabung reaksi, tidak terjadi 2 fase atau bisa disebut
tercampurkan, tetapi pada saat aquadest yg telah ditambahkan etanol
kemudian ditetesi larutan benzene, terbentuk 2 fase yang sangat jelas. setelah
diamati menghasilkan bau agak menyengat, berwarna bening, dan
menghasilkan 2 fase, yaitu bagian atas adalah fase benzene dan bagian bawah
adalah fase aquadest.

11
3. Sifat Benzena Sebagai Pelarut
Dari percobaan 1 sampai dengan 3 aquades dengan zat uji yang terdiri
dari parafin, minyak kelapa, dan kristal iodium terlihat bahwa ketiga
percobaan tersebut tidak larut dalam larutan aquades karena aquades adalah
pelarut polar dimana menyatu dengan zat yang non polar seperti parafin,
minyak kelapa, kristal iodium sehingga menyebabkan hasil menjadi 2 fase
yang berbeda yaitu diartikan bahwa zat yang diuji tidak larut dalam senyawa
polar dari aquades. Berbeda dengan percobaan 4 sampai dengan 6 dimana
pelarut benzena direaksikan dengan zat uji seperti parafin, minyak kelapa dan
kristal iodium akan menghasilkan kelarutan yang larut hal teraebut bisa terjadi
karena sifat dari pelaarut benzena yang non polar direaksikan dengan zat uji
yang non polar juga sehingga senyawa senyaawa tersebut larut dengan
sempurna.
4. Nitrogen Benzen
Pada percobaaan yang ke 4 ini dengan mereaksikan 1ml H2SO4 pekat
kemudian ditambahkan 3ml HNO3 dan juga ditambahkan 1ml benzen stetelah
semua bahan dimasukan lalu panaskan dalam penanggas air sekitar 40 atau
hingga berubah warna menjadi kekuning kuningan setelah berubah warna
tambahkan 10ml aquadest, yang didapatkan pada praktikum ini yaitu
menghasilkan bau yang menyengat,warna kuning kemudian terdapat 2 fase
terdapat juga globul globul pada percobaan tersebut yang berarti menandakan
hasil terlarut.
VIII. Kesimpulan
 H2SO4 atau asam sulfat tidak larut dalam parafin yang merupakan senyawa
hidrokabron, hal ini sesuai dengan Desrosier (2009), dimana sifat parafin itu
sukar bereaksi dengan senyawa lain dan merupakan senyawa tunggal dan
mempunyai ikatan jenuh (hidrokarbon jenuh asiklik) serta termasuk ke dalam
turunan alkana.
 Pada saat aquadest ditambahkan dengan 1 ml etanol pada tabung reaksi, tidak
terjadi 2 fase atau bisa disebut tercampurkan, tetapi pada saat aquadest yg telah
ditambahkan etanol kemudian ditetesi larutan benzene, terbentuk 2 fase yang
sangat jelas. setelah diamati menghasilkan bau agak menyengat, berwarna
bening, dan menghasilkan 2 fase, yaitu bagian atas adalah fase benzene dan
bagian bawah adalah fase aquadest.

12
 Aquades adalah pelarut polar dimana menyatu dengan zat yang non polar
seperti parafin, minyak kelapa, kristal iodium sehingga menyebabkan hasil
menjadi 2 fase yang berbeda yaitu diartikan bahwa zat yang diuji tidak larut
dalam senyawa polar dari aquades. Benzena direaksikan dengan zat uji seperti
parafin, minyak kelapa dan kristal iodium akan menghasilkan kelarutan yang
larut hal teraebut bisa terjadi karena sifat dari pelaarut benzena yang non polar
direaksikan dengan zat uji yang non polar juga sehingga senyawa senyaawa
tersebut larut dengan sempurna.
 Nitrogen benzen praktikum ini yaitu menghasilkan bau yang menyengat,warna
kuning kemudian terdapat 2 fase terdapat juga globul globul pada percobaan
tersebut yang berarti menandakan hasil terlarut.

IX. Daftar Pustaka


Anonim. 2012. Identifikasi Hidrokarbon. http://praktikum-
organik.blogspot.com/2012/10/percobaan-3-identifikasi-hidrokarbo.html.
Depkes RI., 1995. Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta. 6-7.

Desrosier. (2009). Hydrocarbon and Petrolum. Penerjemah: Muchji Mulijohardjo.


Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Fessenden R.J., dan Fessenden, J.S., 1982. Dasar-dasar Kimia


Organik. Binarupa Aksara, Jakarta
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik.
Jakarta: Bina Aksara
Iskandar, Aomi. Laporan Kimia Organik Senyawa-Senyawa Hidrokarbon.
https://www.academia.edu/18777019/laporan_praktikum_kimia_organik_
senyawa-senyawa_hidrokarbon. (Jurnal Sumber)
Marsuali, M., 2004. Kandungan Bahan Organik, n-Alkana, Aromatik,
dan Total Hidrokarbon dalam Sedimen di Perairan Raha
Kabupaten Muna. Sulawesi Tenggara, Makara Sains, Universitas
Khairun, Ternate. Indonesia.
Mudhoddaq, M., dan Sentosa, B., 2012. Deteksi Lapisan Hidrokarbon dengan
Metode Inversi Impedansi Akustik dan EMD (Emperical Mode
Decompostion) Pada Formasi Air Benakat Lapangan “X”. ITS, Surabaya.

13
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Jilid
3. Jakarta: Erlangga
Respati. 1986. Pengantar Kimia Organik Jilid I. Jakarta: Aksara Baru
Setiadi. 2005. Uji Kinerja Katalis ZSM-5 Dalam Konversi Aseton Menjadi
Hidrokarbon Aromatik. Riset Grup Chemical Reaction Engineering and
Catalysis, Departemen Teknik Kimia. Fakultas Teknik, Universitas
Indonesia, Kampus UI Depok
Sukarmin. 2004. Hidrokarbon dan Minyak Bumi. Bagian Proyek Pengembangan
Kurikulum Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta
Sumardjo, D., 2009. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah
Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata 1. Fakultas Bioeksakta,
EGC, Jakarta
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: ITB
Wilbraham, A.C. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Bandung: ITB

X. Lampiran

1. Hidrokarbon Alifatis (Alkana)

Keterangan : Kiri percobaan 1, kanan percobaan 2


2. Hidrokarbon Aromatik (Benzena)

14
3. Sifat Benzena Sebagai Pelarut

Aquades Aquades Aquades


+ + +
Parafin Minyak Kelapa Kristal Iodium
(Tidak Larut) (Tidak Larut) (Tidak Larut)

Benzena Benzena Benzena


+ + +
Parafin Minyak Kelapa Kristal Iodium
(Larut) (Larut) (Larut)

4. Nitrogen Benzen

Sebelum dipanaskan Setelah dipanaskan Hasil + aquadest

15

Anda mungkin juga menyukai