Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KIMIA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmatnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk memahami tentang senyawa
Hidrokarbon (Alkana, Alkena,Alkuna dan Alkil Helida). Disamping itu, makalah ini dibuat
sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Kimia Organik Farmasi di STIFAR Riau.

Kami sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik
dalam pembahasan maupun teknik penulisan, maka dari itu kami mohon maaf yang setulus-
tulusnya dan tanpa mengurangi rasa hormat kami menerima kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun, agar penyusunan dapat lebih baik lagi dalam pembuatan makalah
selanjutnya.

Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi
penyusun khususnya. Atas perhatian, saran dan kritik dari pembaca, kami ucapkan terimakasih.

Pekanbaru, 8 September 2019

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..

BAB l PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang………………………………………………………………………………...

1.2.Rumusan Masalah……………………………………………………………………………..

1.3.Tujuan Penulisan………………………………………………………………………………

BAB ll PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Senyawa Hidrokarbon(Alkana, Alkuna, Alkena dan Alkil Helida) ……………

2.2.Contoh Struktur Alkana ……………………………………………………………………

2.3. Contoh Struktur Alkena …………………………….……………………………………..

2.4. Contoh Struktur Alkuna …………………………….………………………………………

2.5. Contoh Struktur Alkil Helida ………………………………………………………………

BAB lll PENUTUP

3.1.KESIMPULAN……………………………………………………………………………...

3.2.SARAN………………………………………………………………………………………
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Salah satu rumpun senyawa yang melimpah di alam adalah senyawa karbon. Senyawa ini
tersusun atas atom karbon dan atom-atom lain yang terikat pada atom karbon, seperti hidrogen,
oksigen, nitrogen, dan atom karbon itu sendiri. Salah satu senyawa karbon paling sederhana
adalah hidrokarbon. Hidrokarbon banyak digunakan sebagai komponen utama minyak bumi dan
gas alam.
Senyawa hidrokarbon terdiri atas hidrogen dan karbon. Pembakaran sempurna senyawa
hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O) dan karbon dioksida (CO2) dan pembakaran tidak
sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), dan
karbon monoksida (CO).
Sampai saat ini terdapat lebih kurang dua juta senyawa hidrokarbon. Hal ini tidak
dipungkiri, karena atom karbon yang memiliki sifat - sifat khusus. Sifat senyawa -senyawa
hidrokarbon ditentukan oleh struktur dan jenis ikatan koevalen antar atom karbon.oleh karena
itu,untuk memudahkan mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak, para ahli
melakukan pergolongan hidrokarbon berdasarkan strukturnya,dan jenis ikatan koevalen antar
atom karbon dalam molekulnya.
Dalam kehidupan sehari-hari hampir semua yang kita gunakan atau kenakan dalam
menjalankan aktifitas adalah hasil olahan dari senyawa hidrokarbon. Seperti pakaian, alat masak,
alat tulis tempat pensil, dan sebagainya. Begitu banyak manfaat yang diberikan oleh produk -
produk dari hidrokarbon, namun masih ada beberapa orang yang belum mengetahui produk –
produk yang dihasilkan dari hidrokarbon.

1.2.     Rumusan masalah
1. Pengertian Senyawa Hidrokarbon(Alkana, Alkuna, Alkena dan Alkil Helida)

2. Contoh Struktur Alkana

3. Contoh Struktur Alkena

4. Contoh Struktur Alkuna

5. Contoh Struktur Alkil Helida

1.3.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian Senyawa Hidrokarbon(Alkana, Alkuna, Alkena dan Alkil
Helida)

2. Untuk mengetahui tentang contoh dari Alkana, Alkena, Alkuna dan Alkil Helida
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Senyawa Hidrokarbon(Alkana, Alkuna, Alkena dan Alkil Helida)

Hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari atom karbon ( C ) dan hidrogen ( H ).
Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan
rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik.
Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri atas hidrogen dan karbon. Pembakaran
sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O) dan karbondioksida (CO2)
dan pembakaran tidak sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O), karbon
dioksida (CO2), dan karbon monoksida (CO). Sumber utama senyawa karbon adalah minyak
bumi dan batu bara. Adanya uap air dapat dideteksi dengan menggunakan kertas kobalt biru
yang akan menjadi berwarna merah muda dengan adanya air. Sedangkan adanya gas karbon
dioksida dapat dideteksi dengan menggunakan air barit (Ca(OH)2 atau Ba(OH)2) melalui reaksi:
CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq) CaCO3 (s) + H2O (l)
Senyawa karbon yang pertama kali disintesis adalah urea (dikenal sebagai senyawa
organik) oleh Friederick Wohler dengan memanaskan amonium sianat menjadi urea di
laboratorium.
Karbon organic Karbon anorganik
Di dalam strukturnya terdapat rantai atom Di dalam strukturnya tidak terdapat rantai
karbon. atom karbon.
Struktur molekulnya dari yang sederhana
Struktur molekulnya sederhana
sampai yang besar dan kompleks
Mempunyai isomer Tidak mempunyai isomer

Mempunyai ikatan kovalen Mempunyai ikatan ion

Titik didih/leleh rendah Titik didih/leleh tinggi

Umumnya tidak mudah larut dalam air Mudah larut dalam air

Kurang stabil terhadap pemanasan Lebih stabil terhadap pemanasan

Reaksi umumnya berlangsung lambat Reaksi berlangsung lebih cepat


KEKHASAN ATOM KARBON
Atom karbon memiliki empat elektron valensi dengan rumus Lewis yang ditunjukkan di
samping. Keempat elektron valensi tersebut dapat membentuk empat ikatan kovalen melalui
penggunaan bersama pasangan elektron dengan atom-atom lain. Atom karbon dapat berikatan
kovalen tunggal dengan empat atom hidrogen membentuk molekul metana (CH4). Selain dapat
berikatan dengan atom-atom lain, atom karbon dapat juga berikatan kovalen dengan atom karbon
lain, baik ikatan kovalen tunggal maupun rangkap dua dan tiga, seperti pada etana, etena dan
etuna (lihat pelajaran Tata Nama Senyawa Organik).
Kecenderungan atom karbon dapat berikatan dengan atom karbon lain memungkinkan
terbentuknya senyawa karbon dengan berbagai struktur (membentuk rantai panjang atau siklik).
Hal inilah yang menjadi ciri khas atom karbon. Jika satu atom hidrogen pada metana (CH4)
diganti oleh gugus –CH3 maka akan terbentuk etana (CH3–CH3). Jika atom hidrogen pada etana
diganti oleh gugus –CH3 maka akan terbentuk propana (CH3–CH2–CH3) dan seterusnya hingga
terbentuk senyawa karbon berantai atau siklik.

B.     Penggolongan Senyawa Hidrokarbon


       Berdasarkan jumlah atom karbon yang diikat oleh atom karbon lainnya
a. Atom C primer, adalah atom C yang diikat oleh 1 atom C yang lain.
b. Atom C sekunder, adalah atom C yang diikat oleh 2 atom C yang lain.
c. Atom C tersier, adalah atom C yang diikat oleh 3 atom C yang lain.
d. Atom C kuartener, adalah atom C yang diikat oleh 4 atom C yang lain.
keterangan:
nomor (1) : atom C primer
nomor (2) : atom C sekunder
nomor (3) : atom C tersier
nomor (4) : atom C kuartener
    
  Hidrokarbon berdasarkan klasifikasi tatanama organik terbagi atas :

2.2.Contoh Struktur Alkana

1.   Alkana
Alkana adalah hidrokarbon jenuh yang memiliki struktur paling sederhana. Hidrokarbon ini
seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan terikat dengan hidrogen. Rumus umum untuk
hidrokarbon tersaturasi adalah CnH2n+2. Hidrokarbon jenuh merupakan komposisi utama pada
bahan bakar fosil dan ditemukan dalam bentuk rantai lurus maupun bercabang. Hidrokarbon
dengan rumus molekul sama tapi rumus strukturnya berbeda dinamakan isomer struktur.

a.      Sifat Fisis Alkana


Pada suhu biasa, metana, etana, propana, dan butana berwujud gas; pentena sampai
heptadekana (C17H36) berwujud cair; sedangan oktadekana (C18H38) dan seterusnya berwujud
padat. Alkana tidak larut dalam air. Pelarut yang baik untuk alkana yaitu benzena,
karbontetraklorida, dan alkana lainnya.
Semakin banyak atom C yang dikandungnya (semakin besar nilai Mr), maka:
a.   titik didih dan titik lelehnya semakin tinggi (alkana yang tidak bercabang titik didihnya lebih
tinggi; makin banyak cabang, titik didihnya semakin rendah).
b.   kerapatannya makin besar
c.   viskositas alkana makin naik.
d.   volatilitas alkana makin berkurang

b.      Sifat Kimia Alkana


Pada dasarnya, reaksi kimia melibatkan pemutusan dan pembentukkan ikatan kimia zat-
zat dalam reaksi. Untuk alkana ada dua hal yang menentukan sifat kimianya, yaitu:
•  Alkana memiliki 2 jenis ikatan kimia, yakni ikatan C-C dan C-H . katan C-C dan C-H
tergolong kuat karena untuk memutuskan kedua ikatan tersebut diperlukan energi masingmasing
sebesar 347 kJ/mol untuk C-C dan 413 kJ/mol untuk H-H. Energi tersebut dapat diperoleh dari
panas seperti dari pemantik api pada pembakaran elpiji di atas.
•  Alkana memiliki ikatan C-C yang bersifat non polar dan C-H yang dapat dianggap non polar
karena beda keelektronegatifanny yang kecil. Ini yang menyebabkan alkana dapat bereaksi
dengan pereaksi non polar seperti oksigen dan halogen.Sebaliknya, alkana sulit bereaksi dengn
perekasi polar/ionik seperti asam kuat , basa kuat dan oksidator permanganat.
Reaksi alkana dengan oksigen diatas merupakan salah satu dari tiga reaksi alkana akan
dibahas di sini, yakni: pembakaran alkana, perengkahan (craking)/eliminasi alkana, dan reaksi
substitusi alkana oleh halogen.
1. Pembakaran Alkana
2. Perengkahan ( Reaksi Eliminasi ) Alkana
3. Reaksi Substitusi Alkana oleh Halogen
Deret Homolog Alkana
Deret homolog adalah suatu golongan/kelompok senyawa karbon dengan rumus umum
yang sama, mempunyai sifat yang mirip dan antar suku-suku berturutannya mempunyai beda
CH2atau dengan kata lain merupakan rantai terbuka tanpa cabang atau dengan cabang yang
nomor cabangnya sama.

Sifat-sifat deret homolog alkana :


o Mempunyai sifat kimia yang mirip
o Mempunyai rumus umum yang sama
o Perbedaan Mr antara 2 suku berturutannya sebesar 14
o Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik didihnya

No. Rumus Nama


1. CH4 Metana
2. C2H6 Etana
3. C3H8 Propana
4. C4H10 Butana
5. C5H12 Pentana
6. C6H14 Heksana
7. C7H16 Heptana
8. C8H18 Oktana
9. C9H20 Nonana
10. C10H22 Dekana

Tata Nama Alkana


Berdasarkan deret homolog alkane di dapat bahwa selisih antara alkana yang jumlah
atom C–nya berbeda 1 selalu sama, yaitu –CH2atau 14 satuan massa atom sehingga membentuk
suatu deret yang disebut deret homolog (deret sepancaran). Berdasarkan deret homolog senyawa
alkana, senyawa alkana memiliki rumus umum
CnH2n+2
Berdasarkan rumus strukturnya, senyawa alkana dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
rantai lurus dan rantai bercabang. Berikut beberapa contoh senyawa alkana rantai bercabang.
Aturan Penamaan Senyawa Alkana Rantai Bercabang
1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan tunggal, berarti senyawa tersebut merupakan
senyawa alkana.
2. Tentukan rantai induk dan rantai cabangnya.
Beri nomor pada rantai induk sedemikian rupa sehingga rantai cabang menempel pada atom C
yang bernomor paling kecil.
4.Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan senyawa alkana rantai lurus.
5.Rantai cabang diberi nama sesuai jumlah atom C dan struktur gugus alkil.
Tabel. Struktur dan Nama Beberapa Gugus Alkil
6.Tuliskan nomor cabang, diikuti tanda (-), nama rantai cabang yang menyambung dengan nama
rantai lurus.
Aturan Penamaan Senyawa Alkana Rantai Bercabang Lebih dari 1
1.Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan tunggal, berarti senyawa tersebut merupakan
senyawa alkana.
2.Tentukan rantai induk terpanjang dan jumlah rantai cabangnya yang paling banyak
3.Beri nomor pada rantai induk sedemikian rupa sehingga salah satu rantai cabang menempel
pada atom C yang paling kecil.
4.Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan senyawa alkana rantai lurus.
5.Rantai cabang diberi nama sesuai jumlah atom C dan struktur gugus alkil.
6.Tuliskan nomor cabang 1 diikuti tanda (-) nama gugus alkil rantai cabang 1, nomor cabang 2
diikuti tanda (-) nama gugus alkil rantai cabang 2, ditulis bersambung dengan nama rantai lurus.
Nama alkil disusun berdasarkan abjad
7. Jika rantai cabang memiliki gugus alkil yang sama, rantai cabang diberi nama sesuai jumlah
atom C dan jumlah rantai cabangnya.
8.Tuliskan nomor-nomor cabang, diikuti tanda (-), nama jumlah rantai cabang dan gugus alkil
ditulis bersambung dengan nama rantai lurus.

Contoh :
Nama : Butana (C4H10 )
CH3 – (CH2)2 – CH3

Nama : Pentana (C5H12 )

CH3 – (CH2)3 – CH3


2.3. Contoh Struktur Alkena

Alkena
Alkena merupakan salah satu hidrokarbon tak jenuh namun cukup reaktif. Gugus fungsi
alkena yang terpenting adalah adanya ikatan rangkap dua (C=C)

1.      Sifat Fisik Alkena


Alkena mempunyai sifat tidak larut dalam air, massa jenis lebih kecil dari satu, dan titik
didih bertambah tinggi dengan meningkatnya jumlah atom C. Perhatikan tabel titik didih dan
massa jenis alkana berikut ini.
Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana. Perbedaannya yaitu, alkena sedikit larut
dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan rangkap yang membentuk ikatan π. Ikatan π
tersebut akan ditarik oleh hidrogen dari air yang bermuatan positif sebagian.
Deret Homolog Alkena
Pemberian nama alkena sesuai dengan pemberian nama alkane hanya mengganti akhiran –ana
dengan –ena. Deret homolog senyawa alkena dapat dilihat di bawah ini.

No. Rumus Nama


1. C2H4 Etena
2. C3H6 Propena
3. C4H8 Butena
4. C5H10 Pentena
5. C6H12 Heksena
6. C7H14 Heptena
7. C8H16 Oktena
8. C9H18 Nonena
9. C10H20 Dekena

Tata Nama Alkena


      

Alkena mempunyai rumus umum CnH2n, dengan n= 2, 3, …Alkena yang paling


sederhana adalah C2H4, etilena, dimana kedua atom karbonnya terhibridisasi sp2 dan ikatan
ikatan rangkap duanya terdiri dari satu ikatan sigma dan satu ikatan pi. Senyawa alkena sering
kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya karet dan plastik. Tata nama alkena mirip
dengan alkana hanya saja ,hanya mengantikan akhiran –ana menjadi –ena .
Tata nama struktur alkena,aturannya adalah sebagai berikut :’
• Rantai utama ( rantai terpanjang) harus mengandung ikatan rangkap dua
• Atom C yang memiliki ikatan rangkap dua harus memiliki nomor terkecil
• Aturan –aturan lain sama dengan aturan pada tata nama alkana
• Urutan penyebutan :
a. Rantai tidak bercabang :
no. ikatan rangkap – nama alkena
b. Rantai bercabang :
no.cabang – nama cabang-nomor ikatan rangkap – nama alkena

Contoh :
Nama : 1-butena (C4H8 )

H2C = CH – CH2 – CH3

Nama : 1-pentena (C5H10)

H2C = CH – (CH2)2 – CH3

2.4. Contoh Struktur Alkuna

Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh dengan ikatan rangkap tiga (-C C-).
Memiliki sifat yang  sama dengan alkena namun lebih reaktif. Dan memiliki rumusCnH2n-2. 

a.       Ciri – ciri Alkuna


1.Hidrokarbon tak jenuh mempunyai ikatan rangkap tiga
2.Sifat-sifatnya menyerupai alkena, tetapi lebih reaktif
3.Pembuatan : CaC2 + H2O → C2H2 + Ca(OH)2
4.Sifat-sifat : Suatu senyawaan endoterm, maka mudah meledak
           Suatu gas, tak berwarna, baunya khas
b.      Sifat Fisika Alkuna
Sifat fisik alkuna mirip dengan sifat-sifat alkana maupun alkena, Berdasarkan titik
didihnya, tiga senyawa alkuna terpendek berwujud gas. Perhatikan tabel berikut.
Alkuna sangat sukar larut dalam air tetapi larut di dalam pelarut organik seperti
karbontetraklorida. Massa jenis alkuna sama seperti alkana dan alkena lebih dari air.  Titik didih
alkuna mirip dengan alkana dan alkena. Semakin bertambah jumlah atom C harga Mr makin
besar maka titik didihnya makin tinggi.
c.       Sifat Kimia Alkuna
• Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi adisi,
polimerisasi, substitusi dan pembakaran.
isi pada alkuna.
• Reaksi alkuna dengan halogen (halogenisasi)
Perhatikan reaksi di atas, reaksi pada tahap 2 berlaku aturan markonikov.
• Reaksi alkuna dengan hidrogen halida
• Reaksi di atas mengikuti aturan markonikov, tetapi jika pada reaksi alkena dan alkuna
ditambahkan peroksida maka akan berlaku aturan antimarkonikov. Perhatikan reaksi
berikut:
• Reaksi alkuna dengan hidrogen
• Polimerisasi alkuna
• Substitusi alkuna Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan dengan menggantikan
satu atom H yang terikat pada C=C di ujung rantai dengan atom lain.
• Pembakaran alkuna Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan oksigen) akan
menghasilkan CO2 dan H2O.

Deret Homolog Alkuna

Atom C Rumus Molekul Nama

1 - -
2 C2H2 Etuna
3 C3H4 Propuna
4 C4H6 Butuna
5 C5H8 Pentuna
6 C6H10 Heksuna
7 C7H12 Heptuna
8 C8H14 Oktuna
9 C9H16 Nonuna
10 C10H18 Dekuna

Tata Nama Alkuna


      

Rumus umum alkuna yaitu : CNH2N-2;


n = jumlah atom C.
Nama alkuna diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran anamenjadi
una . Tata nama alkuna bercabang seperti penamaan alkena.
• Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.
• Penomoran atom karbon dimulai dari ujung yang paling dekat dengan ikatan rangkap.
• Ikatan diberi nomor untuk menunjukkan letak ikatan rangkap
• Penulisan cabang-cabang sama seperti alkena.
• Urutan penamaan :
Nomor cabang – Nama cabang – Nomor ikatan rangkap – Nama rantai utama.

Contoh :
Nama : 1-butuna (C4H6 )

HC ≡ C – CH2 – CH3

Nama : 1-pentuna (C5H8 )

HC ≡ C – (CH2)2 – CH3

2.5. Contoh Struktur Alkil Helida

Haloalkana (disebut pula sebagai halogenoalkana atau alkil halida) merupakan suatu
kelompok senyawa kimia yang berasal dari alkana yang mengandung satu atau lebih halogen.
Mereka adalah bagian dari kelas umum halokarbon, meskipun perbedaan tersebut tidak sering
dilakukan. Haloalkana banyak digunakan secara komersial dan, akibatnya, dikenal dengan
banyak nama kimia dan komersial. Mereka digunakan sebagai penghambat api, pemadam
kebakaran, zat pendingin, bahan pembakar, pelarut, dan farmasi. Setelah digunakan secara luas
dalam perdagangan, banyak halokarbon juga telah ditunjukkan sebagai bahan pencemar yang
serius dan racun. Sebagai contoh, klorofluorokarbon telah terbukti menyebabkan penipisan ozon.
Metil bromida adalah fumigan kontroversial. Hanya haloalkana yang mengandung klorin,
bromin, dan iodin merupakan ancaman terhadap lapisan ozon, tetapi haloalkana volatil
terfluorinasi menurut teori mungkin memiliki aktivitas sebagai gas rumah kaca. Metil iodida, zat
alami, namun, tidak memiliki sifat membuat tipis lapisan ozon dan United States Environmental
Protection Agency telah menetapkan senyawa tersebut sebagai non depleter-lapisan ozon. Untuk
informasi lebih lanjut, lihat halometana.

Haloalkana atau alkil halida adalah senyawa yang memiliki rumus umum "RX" di mana
R adalah gugus alkil atau alkil tersubstitusi dan X adalah halogen (F, Cl, Br, I).
Haloalkana telah dikenal selama berabad-abad. Kloroetana diproduksi secara sintetis
pada abad ke-15. Sintesis sistematis senyawa tersebut dikembangkan pada abad ke-19 setahap
dengan perkembangan kimia organik dan pemahaman tentang struktur alkana. Berbagai metode
telah dikembangkan untuk pembentukan selektif ikatan C-halogen. Terutama metode serbaguna
termasuk adisi halogen pada alkena, hidrohalogenasi alkena, dan konversi alkohol menjadi alkil
halida. Metode ini sangat handal dan mudah diimplementasikan sehingga haloalkana menjadi
dengan murah tersedia untuk digunakan dalam industri kimia karena halida tersebut bisa lebih
digantikan dengan gugus fungsional lainnya.

Sementara sebagian besar haloalkana diproduksi oleh manusia, sumber haloalkana non-
buatan juga terdapat di Bumi, sebagian besar melalui sintesis yang dimediasi enzim oleh bakteri,
jamur, dan terutama makroalga laut (rumput laut). Lebih dari 1,600 bahan organik terhalogenasi
telah diidentifikasi, dengan bromoalkana menjadi haloalkana yang paling umum. Bahan organik
terbrominasi dalam biologi, mulai dari yang secara biologi menghasilkan metil bromida hingga
non-alkana aromatik dan tak jenuh (indola, terpena, asetogenin, dan fenol).[1][2] Alkana
terhalogenasi dalam tanaman darat lebih jarang ditemukan, tetapi ada, seperti misalnya
fluoroasetat diproduksi sebagai racun oleh setidaknya 40 spesies tanaman yang diketahui. Enzim
dehalogenase spesifik pada bakteri yang menghilangkan halogen dari haloalkana, juga diketahui.

Salah satu contohnya adalah kloroetana (CH3CH2Cl). Dalam haloalkana sekunder (2°),
karbon yang membawa atom halogen memiliki dua ikatan C–C. Dalam haloalkana tersier (3°),
karbon yang membawa atom halogen memiliki tiga ikatan C–C. Haloalkana juga dapat
diklasifikasikan sesuai dengan jenis halogen pada golongan 7 yang berhubungan dengan
halogenalkana tertentu. Haloalkana yang mengandung karbon terikat fluor, klorin, bromin, dan
iodin menghasilkan senyawa organofluorin, organoklorin, organobromin dan organoiodin,
masing-masing. Senyawa yang mengandung lebih dari satu jenis halogen juga memungkinkan.
Beberapa kelas haloalkana yang digunakan secara luas diklasifikasikan dengan cara ini
klorofluorokarbon (CFC), hidroklorofluorokarbon (HCFC) dan hidrofluorokarbon (HFC).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dari
namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom
hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui senyawa
hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan lain-lain. Sampai saat ini
telah dikenal lebih dari 2 juta senyawa hidrokarbon. Untuk mempermudah mempelajari senyawa
hidrokarbon yang begitu banyak, para ahli mengolongkan hidrokarbon berdasarkan susunan
atom-atom karbon dalam molekulnya.
Hidrokarbon pada kehidupan sehari-hari sangatlah penting dan memiliki kegunaan
yang tidak dapat digantkan oleh senyawa lain dalam penggunaan sehari-hari dalam
bidang sandang, pangan serta papan. Dalam penggunaannya pun memiliki peran tersendiri dalam
kegunaannya sehari-hari.

B.  Saran
Dari pembelajaran materi ini, diharapkan kita bisa mengerti tentang reaksisenyawa
hidrokarbon. Jadi, belajar itu tidak hanya dari satu buku tetapi dari buku lain kita juga bisa,
karena buku adalah ilmu pengetahuan untuk kita. Keraguan bukanlah lawan keyakinan, keraguan
adalah sebuah elemen dari kegagalan. Dan kita tidak harus takut pada kegagalan. tetapi pada
keberhasilan melakukan sesuatu yang tidak berarti.

DAFTAR PUSTAKA
Anshory, Irvan. 2003. Kimia SMU untuk kelas 3. Erlangga. Jakarta

Ciptadi. 1999. Penuntun  Praktikum Kimia Organik. Palangkaraya: UNPAR

Fessenden & Fessenden. 1999. Kimia Organik Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta

Hart, Harold. 1999. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai