Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH INSTRUMENTASI II

“ELECTROLIT ANALYZER”

DOSEN PEMBIMBING :

1. Bagya Mujianto, S.Pd.,M. Kes.

DISUSUN OLEH :

1. Annisa Rizqullah (P3.73.34.2.19.006)


2. Eva Nurhaliza (P3.73.34.2.19.014)
3. Hofsiah Restu Agustiani (P3.73.34.2.19.017)
4. Nadia Tri Octaviani (P3.73.34.2.19.026)
5. Riska Dwy Nurainy (P3.73.34.2.19.034)
6. Wahyu Pamungkas Sari (P3.73.34.2.19.044)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia, dan hidayah-
Nya, sehingga makalah mengenai “Electrolit Analyzer” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Kami
menyadari masih banyak terdapat kesalahan didalamnya. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada Bapak Bagya Mujianto, S.Pd.,M. Kes selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah
Instrumentasi II. Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan
informasi mengenai alat laboratorium Electrolit Analyzer

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
dosen pembimbing agar kedepannya makalah kami dapat lebih baik lagi. Demikian yang dapat
kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Bekasi, 07 Februari 2020

Penyusun

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2

DAFTAR ISI........................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 5
1.3 Tujuan ................................................................................................ 5
1.4 Manfaat .............................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Elektrolite Analyzer ......................................................... 6
2.2 Prinsip Kerja Alat Elektrolite Analyzer ............................................ 8
2.3 Karakteristik Alat Elektrolit Analyzer ............................................... 9
2.4 Cara Penggunaan Alat Elektrolite Analyzer ..................................... 10
2.5 Cara Perawatan Alat Elektrolite Analyzer ......................................... 10
2.6 Cara Kalibrasi Alat Elektrolite Analyzer ........................................... 11
2.7 Manfat Pemeriksaan Electrolit ........................................................... 12
2.8 Jenis Electrolit Analyzer .................................................................... 16

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 21


3.2 Saran................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 22

3
4
BAB I

PEMBAHASAN

1.1 LATAR BELAKANG

Elektrolit berperan penting dalam tubuh manusia, karena hampir semua proses
metabolisme dalam tubuh manusia dipengaruhi oleh elektrolit (Tiezt et al., 1996; Sacher
and Pherson, 2004). Elektrolit diperlukan untuk memelihara potensial elektrokimiawi
membran sel yang akhirnya dapat mempengaruhi fungsi saraf, otot, serta aktivitas sel
seperti sekresi, kontraksi, dan berbagai proses metabolik lain (Sacher and Pherson,2004).
Pemeriksaan elektrolit yang sering diminta oleh para klinisi untuk menilai
keseimbangan kadar elektrolit dalam tubuh adalah pemeriksaan Na, K, dan Cl. Kalium
merupakan analit kimia yang penting karena kelainannya dapat segera mengancam nyawa,
sehingga kesalahan pengukuran dapat menimbulkan konsekuensi serius apabila terapi
didasarkan pada hasil yang tidak akurat (Sacher and Pherson, 2004; Wingo,1997).
Dalam kimia, elektrolit adalah setiap zat yang mengandung ion bebas yang membuat
substansi elektrik konduktif. Elektrolit yang paling khas adalah solusi ionik, tetapi
elektrolit cair dan elektrolit padat juga mungkin.
Elektrolit umumnya ada sebagai solusi dari asam, basa atau garam. Selain itu,
beberapa gas dapat bertindak sebagai elektrolit pada kondisi suhu tinggi atau tekanan
rendah. Larutan elektrolit juga dapat hasil dari pembubaran beberapa polimer biologis
(misalnya, DNA, polipeptida) dan sintetis (misalnya, sulfonat polistirena), polielektrolit
disebut, yang mengandung dibebankan kelompok fungsional.

5
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan pengertian alat elektrolite analyzer!
2. Jelaskan prinsip kerja alat elektrolite analyzer!
3. Sebutkan dan jelaskan bagian-bagian alat elektrolite analyzer!
4. Sebutkan cara penggunaan atau prosedur kerja alat elektrolite analyzer!
5. Sebutkan cara perawatan alat elektrolite analyzer!
6. Sebutkan cara kalibrasi alat elektrolite analyzer!

1.3 TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui apa itu alat elektrolite analyzer.
2. Mengetahui prinsip kerja alat elektrolite analyzer.
3. Mengetahui bagian-bagian serta fungsi dari bagian alat elektrolite analyzer.
4. Mengetahui cara penggunaan atau prosedur kerja alat elektrolite analyzer.
5. Mengetahui cara perawatan alat elektrolite analyzer.
6. Mengetahui cara kalibrasi alat elektrolite analyzer.

1.4 MANFAAT
Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar dapat dimanfaatkan sebaik mungkin,
sehingga dapat memenuhi tugas Instrumentasi II yang diberikan dan sebagai sarana media
pembelajaran serta menambah wawasan pengetahuan.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ELEKTROLITE ANALYZER

Gambar
Easylite Elektrolyt Analyzer.

Electrolyte analyzer merupakan alat yang digunakan untuk pemeriksaan hematologi


klinik, mengetahui kadar hemoglobin, leukosit, trombosit, dan hematokrit pada klien.
Elektrolit analyzer telah menggunakan metode ion elektroda selektif untuk mencapai
pengukuran tepat dari pengujian. Sample yang digunakan adalah dari plasma atau serum
darah dan urine pasien.
Elektrolyte Analyzer dapat mendeteksi ion garam anorganik, ion kalsium sampel
bahan kecil, dll. Elektrolyte Analyzer menggunakan metode ion elektroda selektif untuk
mencapai pengukuran tepat dari pemeriksaan. Aparat adalah enam elektroda : natrium,
kalium dan klorin, ion kalsium, lithium dan elektroda CST.
Masing-masing memiliki elektroda selektife ion film, akan diukur dan sampel
tanggapan ion yang sesuai, membrane penukar ion, dan reaksi muatan ionic dan mengubah
potensial membrane, dapat mendeteksi cairan, sampel dan potensi membrane antara. Film
dikedua sisi nilai dua diuji potensi listrik akan menghasilkan sampel saat ini, elektoda
referensi, referensi elektroda cair bentuk “loop” sisi, membrane, elektroda internal yang
cair, elektroda internal sisi lain.

7
Internal elektroda cairan dan sampel perbedaaan
antara konsentrasi ion akan bekerja pada kedua sisi
elektroda film ditegangan elektrokimia menciptakan,
melalui tegangan tinggi dari konduktansi dari elektroda
internal untuk menyebabkan penguat, elektroda referensi
juga menyebabkan lokasi penguat.
Elektrolyte umunnya ada sebagai solusi dari asam,
basa atau garam. Selain itu beberapa gas dapat bertindak
sebagai elektrolit pada kondisi suhu tinggi atau tekanan
rendah. Larutan elektrolit juga dapat hasil dari pembubaran
beberapa polimer biologis (misalnya DNA, polipepyida)
dan sintesis (misalnya sulfonat polistirena), polielektrolit disebut yang mengandung
dibebankan kelompok fungsional.
Elektrolit dalam larutan dapat digambarkan sebagai terkonsentrasi jika memiliki
konsentrasi tinggi ion, atau encer jika memiliki konsentrasi rendah. Jika proporsi yang
tinggi dari berdisosiasi terlarut ke bentuk ion bebas, elektrolit kuat; jika sebagian besar zat
terlarut tidak memisahkan, elektrolit lemah. Sifat-sifat elektrolit dapat dieksploitasi dengan
menggunakan elektrolisis untuk mengekstrak unsure-unsur dan senyawa yang terkandung
dalam solusi.
Dalam Pengujian Kimia alat Elektrolit analyzer digunakan untuk mengukur
konsentrasi kimia. Terutama nilai-nilai yang menunjukkan konsentrasi total, dan beberapa
di bawah ini adalah:
a. Karbon Dioksida (CO2)
b. Karbon Monoksida (CO)
c. Nitrogen (N)
d. Lipid (Trigliserida, total kolesterol, HDL / LDL)
e. TSH (Thyroid)
f. T3 bebas / T4
g. Tiroglobulin (Tg)
h. PH
i. Tekanan parsial oksigen (PO)

8
j. Karbon dioksida tekanan parsial (PCO2)

2.2 PRINSIP KERJA ELEKTROLITE ANALYZER


Pengukuran electrolytes diukur dengan proses yang dikenal sebagai potensiometri.
Metode ini mengukur tegangan yang berkembang antara permukaan dalam dan luar
elektroda selektif ion. Elektroda (membran) terbuat dari bahan yang selektif permeabel
untuk ion yang diukur. Misalnya, natrium elektroda terbuat dari formula kaca khusus yang
selektif mengikat ion natrium. Bagian dalam elektroda diisi dengan cairan yang
mengandung ion natrium, dan bagian luar membran kaca direndam dalam sampel.
Perbedaan potensial berkembang melintasi membran kaca yang tergantung pada perbedaan
konsentrasi natrium (aktivitas) di dalam dan di luar membran kaca. Potensi ini diukur
dengan membandingkannya dengan potensi elektroda referensi. Karena potensi elektroda
referensi tetap konstan, perbedaan tegangan antara dua elektroda tersebut diberikan untuk
konsentrasi natrium dalam sampel. Ion membran selektif dapat dibuat dari bahan selain
kaca. Sebagai contoh, valinomisin antibiotik digunakan untuk membuat kalium-mengukur
elektroda. Ionofor pembawa netral selektif untuk lithium, kalsium, dan magnesium juga
digunakan untuk pengukuran zat ini dalam kedokteran laboratorium. Ion elektroda selektif
dapat digunakan untuk mengukur darah utuh, serum, atau plasma karena mereka
menanggapi aktivitas elektrolit dalam fasa air dari sampel saja. Salah satu aspek penting
dari pengukuran elektrolit adalah artefak (hasil yang salah) disebut pseudohyponatremia
yang mungkin terjadi saat natrium diukur dengan menggunakan sampel darah diencerkan.
Hal ini terjadi ketika plasma mengandung lipid terlalu tinggi atau protein. Padatan ini
menggantikan air plasma dari spesimen, sehingga pengukuran rendah natrium yang tidak
terjadi dengan sampel murni.

Jumlah kalsium dan magnesium biasanya diukur dengan prosedur kolorimetri disebut
tes mengikat pewarna. Kalsium dipindahkan dari protein dengan asam encer atau alkali dan
bereaksi dengan pewarna (Arsenazo III atau complexone cresolphthalein) untuk
membentuk produk berwarna. Ketika crosolphthalein complexone digunakan, 8-
hydroxyquinoline ditambahkan untuk mengikat magnesium yang juga bereaksi dengan
pewarna ini. Magnesium umumnya diukur dengan reaksinya dengan pewarna yang disebut
calmagite. Sebuah kalsium chelator seperti EGTA ditambahkan untuk mencegah gangguan

9
dari kalsium. Kalsium dan magnesium dapat diukur dengan spektrofotometri serapan atom.
Prosedur ini lebih kompleks daripada metode kolorimetri, tetapi juga lebih akurat. Fosfor
diukur dengan mereaksikan dengan amonium molibdat pada pH asam. Laju pembentukan
amonium fosfomolibdat diukur pada 340 nm dan sebanding dengan konsentrasi fosfor
anorganik (mono-dan dihidrogen fosfat) dari sampel.

2.3 KARAKTERISTIK ALAT ELEKTROLITE ANALYZER


Adapun Karakteristik alat Elektrolit analyzer adalah sebagai berikut :
1. Perawatan diri membuat elektroda gratis.
2. Modus tidur untuk menghemat reagen.
3. Kecepatan rapid test: 30 detik / test

4. Min volume konsumsi sampulle: ≤65m.


5. Pack reagen untuk menghindari polusi.
6. Penyimpanan ≥1000 catatan.
7. Otomatis satu titik dan dua titik kalibrasi dengan kalibrasi manual tambahan.
8. Fungsi uji diri dengan petunjuk untuk memecahkan masalah.
9. Layar LCD lebar (240 × 128).
10. Dot matrix atau thermal printer pada permintaan.
11. Keypad numerik untuk operasi nyaman.
12. Acak memilih kombinasi, K, Na, Cl, Ca, pH.
13. Prosedur pembersihan yang efisien tinggi, terbaik untuk sampulles lemak.
14. Kalibrasi otomatis pada alarm.
15. Tinggi, menengah dan rendah nilai QC tersedia untuk menyesuaikan linearitas.
16. RS232 port yang tersedia.

10
17. Kemiringan dan mencegat disesuaikan untuk memastikan akurasi dan
linearitas.
18. Alert pemeliharaan elektroda.
19. Wadah tertutup untuk kedua mengkalibrasi dan limbah, yang mencegah polusi bio-
organik.
20. Autosampuller Volume: 39 sampulles

2.4 CARA PENGGUNAAN ELEKTROLITE ANALYZER


Adapun cara penggunaan alat elektrolite analyzer adalah sebagai berikut :
1. Hidupkan power on yang ada dibelakang alat.
2. Proses inisialisasi alat, alat dalam stand by.
3. Lakukan proses CAL 2’ alat dalam kondisi ready.
4. Insert sampel serum (automatic sampeling) tarik tangkai jarum.
5. Ada suara BIB masukan kembali tangkai jarum.
6. Proses menginstrumen.
7. Finish.

2.5 CARA PERAWATAN ELEKTROLITE ANALYZER


Cara perawatan alat elektrolite analyzer adalah sebagai berikut :
1. Hisapkan protein removing laiknya sampel.
2. Lakukan berulang-ulang trouble shooting.
a. Jika Na, Ca, K, Cl, over flow, solusi : bersihkan aspirasi system ( terjadi sumbatan),
lakukan penggantian iner solution ion elektroda.
b. Jika Pipet tidak menghisap (no sampel), solusi : bongkar dan bersihkan system
aspirasi (terjadi sumbatan).
c. Jika Nilai tidak sesuai (nilai tinggi atau nilai rendah), solusi : lakukan kalibrasi
ulang dan baca sampel calibration solution.

11
2.6 CARA KALIBRASI ELECTROLIT ANALYZER
Kalibrasi adalah proses pengecekan dan pengaturan akurasi dari alat ukur dengan
cara membandingkannya dengan standar/tolak ukur. Kalibrasi diperlukan untuk
memastikan bahwa hasil pengukuran yang dilakukan akurat dan konsisten dengan
instrumen lainnya. Adapun kalibrasi alat elektrolite analyzer adalah sebagai berikut :
1. Tekan CAL 1
2. Tekan CAL 2
3. Alat dalam keadaan kondisi ready

2.7 MANFAAT PEMERIKSAAN ELECTROLIT

Tiap elektrolit memiliki peran penting dan spesifik dalam tubuh kita. Namun terkadang,
jumlah elektrolit dalam tubuh kita bisa berkurang atau berlebih. Hal tersebut terjadi karena
jumlah air dalam tubuh kita berubah, bisa disebabkan oleh kekurangan cairan, mengonsumsi
obat-obatan tertentu, atau menderita suatu penyakit. Manfaat electrolit berdasarkan jenisnya
yaitu sebagai berikut :

Sodium atau natrium

Sodium dibutuhkan tubuh untuk menjaga keseimbangan elektrolit, mengendalikan cairan


dalam tubuh, memengaruhi tekanan darah, dan mengatur kontraksi otot dan fungsi saraf.
Normalnya, kadar sodium dalam darah adalah 135-145 milimol/liter (mmol/L). Kelebihan
sodium, atau disebut juga hipernatremia, biasanya terjadi karena kurang minum air; dehidrasi
parah akibat pengeluaran cairan berlebihan, misalnya akibat muntah yang berkepanjangan, diare,
berkeringat, atau gangguan ginjal dan pernapasan; atau minum obat tertentu, contohnya
kortikosteroid.

Sedangkan kekurangan sodium, atau disebut juga hiponatremia, dapat terjadi karena
tubuh kehilangan banyak cairan melalui keringat atau luka bakar; muntah atau diare; terlalu
banyak mengonsumsi cairan; kecanduan alkohol; mengonsumsi obat tertentu seperti obat
diuretik, obat kejang; menderita gizi buruk, kelainan tiroid, kelainan hipotalamus, kelainan

12
kelenjar adrenal, gagal ginjal, gagal jantung, gagal hati, atau mengalami penyakit yang
mengganggu hormon antidiuretik (SIADH).

Kalsium

Kalsium merupakan mineral penting yang digunakan oleh tubuh untuk menstabilkan
tekanan darah, mengendalikan kontraksi otot rangka, membangun tulang dan gigi yang kuat,
berperan dalam penghantaran impuls saraf dan gerakan otot, serta membantu proses pembekuan
darah.Kelebihan kalsium disebut hiperkalsemia, dan kondisi ini bisa terjadi apabila kita
menderita hiperparatiroidisme; penyakit ginjal; gangguan tiroid; penyakit paru-paru seperti
tuberkulosis atau sarkoidosis; beberapa jenis kanker; mengonsumsi suplemen vitamin D,
kalsium, atau antasida secara berlebihan; atau minum obat litium dan teofilin. Sedangkan
kekurangan kalsium dapat disebabkan oleh gagal ginjal, hipoparatiroidisme, kekurangan vitamin
D, pankreatitis, kanker prostat, gangguan pencernaan, dan obat tertentu termasuk heparin, obat
osteoporosis, dan obat antiepilepsi.

Kalium atau potasium

Manfaat kalium adalah untuk mengatur fungsi jantung dan tekanan darah, membantu
hantaran rangsang saraf, kontraksi otot, kesehatan tulang, dan keseimbangan elektrolit; serta
menjaga kesehatan saraf dan otot. Dalam darah, jumlah kalium normal berada di kisaran 3,5-5
milimol/liter (mmol/L).

Kekurangan kalium disebut hipokalemia. Dapat terjadi pada orang yang memiliki gangguan
makan; menderita diare, muntah parah, atau dehidrasi; minum obat pencahar, diuretik, atau
kortikosteroid. Sedangkan hiperkalemia adalah kondisi di mana jumlah kalium dalam darah
berlebih, biasanya disebabkan oleh dehidrasi parah, gagal ginjal, asidosis berat, minum obat
penurun tekanan darah atau diuretik, atau karena kadar hormon kortisol dalam tubuh terlalu
rendah.

13
Klorida

Klorida dibutuhkan untuk membantu keseimbangan elektrolit atau cairan tubuh, menjaga
asam/basa (pH) tubuh, dan penting untuk pencernaan. Tubuh dapat mengalami hipokloremia
(kekurangan klorida) akibat gagal ginjal akut, terlalu banyak berkeringat, muntah, menderita
gangguan makan, gangguan kelenjar adrenal, cystic fibrosis, atau karena disengat kalajengking.
Sedangkan hiperkloremia (kelebihan klorida) bisa terjadi akibat dehidrasi parah, gangguan
kelenjar paratiroid, gagal ginjal, atau menjalani cuci darah. Kadar klorida yang normal adalah
98-108 mmol/L.

Magnesium

Magnesium merupakan mineral elektrolit penting untuk produksi DNA dan RNA,
meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengatur kadar glukosa darah, menjaga irama atau ritme
jantung, serta berkontribusi pada fungsi saraf dan kontraksi otot. Magnesium juga dapat
memperbaiki kualitas tidur pada penderita insomnia. Kelebihan magnesium atau
hipermagnesemia biasanya terjadi pada pasien penyakit Addison atau penderita penyakit ginjal
stadium akhir. Dan tubuh dapat kekurangan magnesium (hipomagnesemia) karena gagal jantung,
keringat berlebihan, diare kronis, gangguan pencernaan, kecanduan alkohol, atau minum obat
seperti diuretik dan antibiotik.

Fosfat

Bersama dengan kalsium, fosfat bertugas menguatkan tulang dan gigi, serta membantu
sel menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan.
Kekurangan fosfat (hipofosfatemia) biasanya diakibatkan oleh kelenjar paratiroid yang terlalu
aktif, kekurangan vitamin D, kelaparan, luka bakar parah, penyalahgunaan alkohol akut, atau
obat-obatan tertentu. Sementara kelebihan fosfat (hiperfosfatemia), biasanya terjadi karena
cedera otot parah, kelenjar paratiroid kurang aktif, gagal nafas, penyakit ginjal kronis, kadar
kalsium rendah, sedang menjalani pengobatan kanker, dan minum obat pencahar yang
mengandung fosfat secara berlebihan.

14
Bikarbonat

Mineral yang kadar normalnya 22-30 mmol/L ini berfungsi membantu tubuh
mempertahankan pH yang sehat, mengatur kadar cairan tubuh dan mengatur fungsi jantung.
Gangguan pada jumlah bikarbonat dalam darah bisa disebabkan oleh gangguan pernapasan,
gagal ginjal, dan penyakit metabolik.

Gangguan elektrolit ringan bisa saja tidak menimbulkan gejala. Gejala akibat gangguan
elektrolit seringkali muncul ketika sudah masuk dalam derajat yang lebih berat. Gejala-gejala
yang dapat terjadi gangguan elektrolit yaitu:

 mual muntah
 lemas
 bengkak pada tubuh
 detak jantung cepat (dada berdebar)
 keram atau kelemahan otot
 sakit kepala
 kejang
 penurunan kesadaran
 koma

15
2.8 JENIS ELECTROLIT ANALYZER

1. Neo Ise Analyzer

Neo-ISE tipe A Analyzer Selektif Ion Neomedica dengan pengujian ekonomis yang
ditandai dengan konsumsi reagen rendah, pengoperasian mudah, dan perawatan minimal.
Dengan opsi bekerja dalam mode manual dan otomatis penuh dengan autosampler, alat analisis
ini memenuhi kebutuhan laboratorium kecil serta fasilitas dengan jumlah sampel besar per hari.
Penganalisis elektrolit tipe Neo-ISE didasarkan pada prinsip pengukuran langsung ISE, dan
dengan mencapai sebanyak 144 sampel / jam, penganalisis ini memberikan hasil yang cepat dan
akurat. Ini adalah model dasar alat analisis ISE dengan elektroda Na, K dan Cl yang dapat
mengukur parameter ini dalam darah lengkap, serum, plasma atau urin encer, yang semuanya
dapat digunakan sebagai sampel.

Dengan pemeliharaan minimum yang diperlukan oleh penganalisa ini, perkiraan umur
elektroda adalah 1 hingga 2 tahun. Selain mode manual, alat analisis ini juga dapat bekerja dalam
mode otomatis penuh dengan autosampler, yang dapat dipasang dengan mudah oleh pengguna.
Ada kemungkinan untuk menempatkan sampel darurat pada 5 posisi yang ditandai dengan jelas
setiap saat, juga. Desain baru yang menarik, ringkas, dan mudah digunakan menjadikan analisa
ini pilihan yang sempurna untuk berbagai institusi kesehatan.

16
2. Hy – Lyte 300

Hy-lyte 300 Electrolyte Analyzer berfungsi mengetahui ada tidaknya gangguan jumlah
elektrolit dalam tubuh dengan teknologi selektivitas ion elektroda yang digunakan. Prinsip kerja
alat ini sesuai Hukum Nernst dengan menguji konsentrasi ion dalam sampel yang mengalami
perbedaan potensial elektrik dari ion selektif pada elektroda saat pengujian sampel.

Spesifikasi Produk :

 ISE (Ion Selective Electrode)


 Tipe sampel, darah, serum, urin, cairan serebrospinal
 Parameter nilai ion K+, Na+, Cl-, Ca2+, iCa2+, TCa, Li+, TCO2, dan nilai pH
 Volume Sampel 100 – 200 µL
 Kapasitas Alat 60 sampel/jam
 Kalibrasi Otomatis atau diatur sesuai kebutuhan
 Printer inner Thermal
 Layar sentuh 320*240
 Penyimpanan hingga 2000 data

3. Amtast CBS 400

17
Alat Ukur Elektrolit AMTAST CBS-400 biasanya digunakan dalam dunia kedokteran
maupun penelitian. Alat ukur ini telah dirancang dan dibuat oleh AMTAST, yaitu brand yang
sudah terkenal dalam dunia pengujian dan pengukuran. Alat uji ini sangat berkualitas, dan dapat
menguji dengan sangat tepat dan akurat. Perangkat ini sudah dilengkapi dengan layar LCD yang
dapat menampilkan hasil pengujian dengan jelas.

Fitur Alat Ukur Elektrolit AMTAST CBS-400 :

1. Dapat memberikan kualitas kepada pengguna dalam melakukan pengukuran dengan


dilengkapinya self-diagnosis built-in
2. Mampu dengan mudah melakukan check up dan tersedia kapasitas besar yang
dapat menyimpan hasil tes hingga 2000
3. Memiliki fungsi untuk mengukur Natrium (Na), Kalium (K) , Chlorida (Cl), Kalsium
(Ca2+) dan pH.
4. Menggunakan teknologi multi-bio sensor tingkat lanjut dan dilengkapi dengan elektroda
yang modern
5. Dapat menampilkan hasil tes secara otomatis dengan dilengkapi dengan berbagai mode
cetak
6. Alat Uji Elektrolit yang mukti fungi dan mudah dioperasikan
7. Mampu melakukan kalibrasi secara otomatis dan dapat menyimpan status pendeteksian
kapan saja
8. Mampu mendiagnosis dan dapat segera menghapus rintangan dengan segera

Spesifikasi Alat Ukur Elektrolit AMTAST CBS-400 :

 Metode: Multi-Biosensor
 Ukuran Sampel: 120-150μl, Plasma, Serum, larutan encer dan larutan urin
 Kecepatan: 80 tes / jam
 Ukur lingkup dan presisi
 Kinerja: K + , Na + , Cl- , Ca2+ , pH

18
 Slope (mV) : K + : 40 – 70 ; Na + : 40 – 70 ; Cl- : -40 – (-70) ; Ca2+ : 15 – 35 ; pH : 35
– 70
 Rentang Deteksi (mmol / L): K + : 0.50 – 10.00 ; Na + : 80.0 – 200.0 ; Cl- : 50.0 – 200.0
; Ca2+ : 0.10 – 4.00 ; pH : 4.00 – 9.00
 Presisi (CV): K + , Na + , Cl- : ≤1.0% ; Ca2+ : ≤1.5% ; pH : ≤1.0%
 Resolusi (mmol / L): K +: 0,01 ; Na +: 0,1 ; Cl-: 0,1 ; Ca2+ : 0.01 ; pH : 0.01
 Printer: Printer thermal dalam
 Expand Fungsi: Konektor Standar RS232, bisa terhubung dengan komputer pusat
 Kondisi suhu :10 – 30ºC ; RH: <70%
 Daya: AC110 – 220V, 50Hz, 150W
 Ukuran & Berat: 44 x 26 x 47cm, 26 x 20 x 30cm, 10KG

4. Electrolit Cornley K –Lite 3

Alat electrolit Cornley K – Lite 3 adalah sebuah alat penunjang dalam laboratorium
klinik yang didukung oleh larutan – larutan electrolit yang mempunyai guna untuk mengubah
suatu larutan.

19
Berikut kelebihan alat Cornley K – Lite 3

 Mudah pengoperasiannya
 Memiliki mode sleep sehingga reagen tidak boros
 Sample type : olasma heparin, serum, urine
 Reagensia : pack practice and compack

20
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Electrolyte analyzer merupakan alat yang digunakan untuk pemeriksaan hematologi
klinik, mengetahui kadar hemoglobin, leukosit, trombosit, dan hematokrit pada klien.
Elektrolit analyzer telah menggunakan metode ion elektroda selektif untuk mencapai
pengukuran tepat dari pengujian.Sample yang digunakan adalah dari plasma atau serum
darah dan urine pasien.
Adapun cara pengukuran alat ini adalah dengan menggunakan elektrode selektif ion
atau ISE (Ion Selective Electrode). Dimana pada alat ini ada 4 buah elektrode yaitu
Na+ elektrode K+ elektrode, Cl- elektrode dan Referens elektrode. Elektrolit analyzer dapat
mendeteksi ion garam anorganik, ion kalsium sampel bahan kecil.

3.2 SARAN
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun sehingga dalam
pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik.

21
DAFTAR PUSTAKA

Takbir alam. 2016. Alat Elektrolyte Analyzer. http://takbir014.blogspot.com/2016/01/alat-


elektrolyte-analyzer.html [Online]. Diakses pada tanggal 09 Februari 2020.

Yani karim. 2015. Elektolite Analizer k-lite (Yani Ode Karim).


http://yanialkarim.blogspot.com/2015/10/elektolite-analizer-k-lite-yani-ode.html [Online].
Diakses pada tanggal 09 Februari2020.

Pradigda Kresna Putra. 2016. Makalah Laboratorium Klinik.


http://belajarelektromedik.blogspot.com/2016/11/makalah-laboratorium-klinik.html
[Online]. Diakses pada tanggal 09 Februari2020.

22

Anda mungkin juga menyukai