Anda di halaman 1dari 17

RAGAM GEJALA SOSIAL

DALAM MASYARAKAT
SOSIOLOGI BAB 3
NAMA KELOMPOK
 1. ALDHI FIRMAN
 2. ANDIKA
 3. ANNISA R
 4.PUTRA JAYA W. (30)
 5.SEKAR AFIFAH (33)
 6.SELVIA PRASETIAWATI (34)
REALITAS SOSIAL NILAI & NORMA SOSIAL

PENYIMPANGAN SOSIAL PENGENDALIAN SOSIAL


REALITAS
REALITAS SOSIAL
SOSIAL
* Realita sosial merupakan potret kehidupan masyarakat
* Realita sosial merupakan potret kehidupan masyarakat
yang benar-benar terjadi di lingkingan sosial dan biasanya
yang benar-benar terjadi di lingkingan sosial dan biasanya
justru berlawanan dengan apa yang digambarkan sebagai
justru berlawanan dengan apa yang digambarkan sebagai
dalam berbagai narasi sebagai masyarakat yang ideal.
dalam berbagai narasi sebagai masyarakat yang ideal.
*Contoh: seorang anak mengamen karena orang tuanya
*Contoh: seorang anak mengamen karena orang tuanya
tidak mampu membayar uang sekolahnya. Orang tuanya
tidak mampu membayar uang sekolahnya. Orang tuanya
tidak mampu membayar uang sekolah anaknnya karena dia
tidak mampu membayar uang sekolah anaknnya karena dia
dipecat dari pekerjaannya sebagai buruh. Dia tidak bisa
dipecat dari pekerjaannya sebagai buruh. Dia tidak bisa
mencari pekerjaan lain  karena hanya lulusan SMP. Dia
mencari pekerjaan lain  karena hanya lulusan SMP. Dia
dulu tidak bisa melanjutkan sekolah karena orang tuanya
dulu tidak bisa melanjutkan sekolah karena orang tuanya
juga tidak punya biaya. Hal ini merupakan lingkaran
juga tidak punya biaya. Hal ini merupakan lingkaran
kemiskinan yang terus menerus dan hanya bisa diputus
kemiskinan yang terus menerus dan hanya bisa diputus
oleh kebijakan pemerintah
oleh kebijakan pemerintah
 Realitas sosial juga mencakup masalah sosial.
 Masalah sosial adalah suatu kondisi yang terlahir dari
sebuah keadaan masyarakat yang tidak ideal, atau definisi
masalah sosial yaitu keditaksesuaian unsur-unsur
masyarakat yang dapat membahayakan kehidupan
kelompok sosial.
Contoh :
1. kemiskinan: suatu keadaan yang dimana terjadi ketidak
mampuan untuk dapat dipenuhi kebutuhan dasar dalam
kehidupan
2. pengangguran:seseorang yang ingin bekerja tetapi belum
mendapatkannya.
3. masalah pada pendidikan : suatu keadaan yang dimana
terjadi ketidak mampuan untuk dapat memenuhi kebutuhan
dasar dalam kehidupan
 Ada 4 faktor yang mempengaruhi masalah sosial:
1. Faktor Ekonomi
 Masalah dalam ekonomi biasanya berupa masalah pengangguran,

kemiskinan dan lain-lain. Dalam hal ini yang bertanggung jawab


ialah pemerintah karna kurangnya lapangan pekerjaan.
2. Faktor Budaya
 Faktor ini maksudnya kebudayaan yang semakin berkembang pada

masyarakat akan mempunyai peran yang dapat memicu timbulnya


masalah sosial
3. Faktor Biologis
 Hal ini terjadi karena kurangnya fasilitas-fasilitas kesehatan yang

layak dan dapat terjadi juga karena kondisi ekonomi maupun


pendidikan masyarakat yang tidak mencukupi
4. Faktor Psikologis
  masalah seperti ini dapat muncul jika psikologis suatu masyarakat

sangat lemah sehingga menimbulkan stress lalu dapat menimbulkan


luapan emosi yang nantinya dapat memicu konflik antar anggota
masyarakat.
NILAI & NORMA SOSIAL
NILAI SOSIAL adalah segala sesuatu yang dianggap baik dan
benar oleh anggota masyarakat dan merupakan sesuatu yang
diidam-idamkan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Nilai  
1. Evolusi dari suatu kepercayaan dalam beragama
2. Inovasi dalam teknologi
3. Perubahan dalam nilai moral 
4. Perubahan kondisi ekonomi 
PERAN NILAI SOSIAL:
 Menetapkan harga kelas sosial seseorang dalam stratifikasi
sosial
 Sebagai pengawas, pembatas, pendorong dan juga penekan
individu untuk dapat berbuat baik
 Memotivasi atau memberi semangat terhadap setiap manusia
guna mewujudkan dirinya untuk berperilaku seperti yang
diharapkan terhadap peran-perannya dalam mencapai tujuan. 
 NORMA SOSIAL adalah wujud konkret dari nilai sosial. Norma
dibuat untuk melaksanakan nilai-nila yang ada dalam masyarakat yang
telah dianggap baik dan benar.
Ada empat macam norma yang ada dalam masyarakat, antara lain:
1. Norma agama, yaitu petunjuk hidup yang berupa perintah dan
larangan yang berasal dari Tuhan.
2. Norma adat atau kebiasaan, yaitu norma yang berkaitan dengan
sistem penyelenggaraan hidup yang terjadi secara berulang-ulang
karena dibakukan dan diyakini sebagai sesuatu yang baik.
3. Norma kesusilaan atau kesopanan, yaitu tuntutan perilaku yang
harus dipatuhi oleh setiap warga masyarakat. Norma ini memiliki
substansi pokok mengenai penghargaan terhadap harkat dan
martabat orang lain.
4. Norma hukum, yaitu norma masyarakat yang dibuat oleh lembaga-
lembaga berwenang seperti MPR, DPR, dan pemerintah. Norma
hukum lebih bersifat memaksa daripada norma-norma yang lainnya.
SOSIALISASI & PEMBENTUKAN
KEPRIBADIAN
Hakikat Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses belajar berinteraksi dalam masyarakat sesuai
dengan peranan yang dijalankan. Biasanya sosialisasi itu berangkai
dengan kepribadian dan kebudayaan. Manusia adalah makhluk sosial,
hampir semua kegiatannya dilakukan bersama dengan manusia lainnya.
Manusia sejak lahir mempunyai hasrat sosial sebagai berikut:
1.Hasrat menyatu dengan masyarakat atau manusia lain yang berbeda di
sekitarnya.
2.Hasrat menyatu dengan lingkungan alam di sekitarnya.

Untuk menyesuaikan diri dengan kedua lingkungan tersebut, manusia


menggunakan akal dengan membentuk kelompok-kelompok sosial
supaya dapat bekerja sama mencapai sesuatu yang diinginkannya.
Misalnya menangkap ikan di sungai, berburu di hutan, membuat rumah,
membuat peralatan hidup, mengerjakan tanah pertanian, dan lain-lain.
 Proses Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
Menurut F.G. Robbins ada lima faktor yang menjadi dasar kepribadian itu, antara lain:
. Sifat Dasar
Sifat dasar, merupakan keseluruhan potensi-potensi yang diwarisi oleh seseorang dari
ayah dan ibunya. Sifat dasar tersebut terbentuk pada saat konsepsi, yaitu saat terjadi
hubungan suami/istri
b. Lingkungan Prenatal
Lingkungan prenatal, merupakan lingkungan dalam kandungan ibu. Sel telur yang
telah dibuahi pada saat terjadi hubungan suami/istri itu berkembang sebagai embrio
dalam lingkungan prenatal
d. Lingkungan
Lingkungan di sekitarnya, yaitu kondisi-kondisi di sekeliling individu yang
mempengaruhi proses sosialisasinya. Lingkungan itu dapat dibedakan menjadi
3 sebagai berikut.
1. Lingkungan alam, yaitu keadaan iklim, tanah, flora, fauna, dan sumber daya di
sekitar individu
2. Lingkungan kebudayaan, yaitu cara hidup masyarakat tempat individu itu
hidup
3. Lingkungan manusia lain dan masyarakat di sekitar individu. Pengaruh manusia
lain dan masyarakat di sekitarnya dapat membatasi proses sosialisasi dan
memberi stimulasi terhadap perkembangannya.
 e. Motivasi
Motivasi adalah kekuatan-kekuatan dari dalam individu yang
menggerakkan individu untuk berbuat. Motivasi ini dibedakan
menjadi dorongan dan kebutuhan.
1.Dorongan adalah keadaan ketidakseimbangan dalam diri individu
karena pengaruh dari dalam dan luar dirinya yang mempengaruhi
dan mengarahkan perbuatan individu dalam rangka mencapai
adaptasi atau keseimbangan lagi.
2.Kebutuhan adalah dorongan yang telah ditentukan secara personal,
sosial, dan kultural. Kebutuhan-kebutuhan manusia yang penting, antara
lain:
a) kebutuhan bebas dari rasa takut;
b) kebutuhan bebas dari rasa bersalah;
c) kebutuhan untuk bersama dengan orang lain;
d) kebutuhan untuk berprestasi;
e) kebutuhan akan afeksi;
f) kebutuhan untuk turut serta mengambil keputusan mengenai
persoalan-persoalan yang menyangkut mengenai dirinya;
g) kebutuhan akan kepastian ekonomis; dan
h) kebutuhan akan terintegrasikannya sikap, keyakinan, dan nilai- nilai.
Agen, bentuk, tipe, dan Pola Sosialisasi

Keluarga
Pada awal kehidupan seseorang, agen sosialisasi terdiri atas orang tua
dan saudara kandung. Namun dalam masyarakat yang mengenal
sistem keluarga luas (extended family), agen sosialisasi tidak hanya
orang tua dan saudara kandung saja,tetapi juga paman, bibi, nenek,
dan kakek.
Kelompok Sebaya atau Sepermainan (peer group)
Dalam istilah sosiologi, kelompok bermain disebut juga peer group.
Pada usia anak-anak kelompok bermain mencakup teman-teman-
tetangga, keluarga, dan kerabat. Setelah anak dapat berjalan, berbicara,
dan bepergian, ia mulai bertemu dan berinteraksi dengan teman
sebayanya, yang biasanya berasal dari keluarga lain. Pada tahap ini,
anak memasuki Game Stange, fase dimana ia mulai mempelajari
berbagai aturan tentang peranan orang-orang yang kedudukannya
sederajat.Pada usia remaja, kelompok sepermainan  berkembang
menjadi kelompok persahabatan yang lebih luas. 
Lembaga Pendidikan Formal (Sekolah)
Agen sosialisasi  berikutnya adalah pendidikan formal
atau sekolah. Disini seseorang akan mempelajari hal
baru yang tidak diajarkan di dalam keluarga, maupun
kelompok sepermainannya.
Fungsi nyata dari pendidikan, antara lain sebagai
berikut.
1.Sebagai modal penting dalam menentukan    mata
pencaharian.
2. dapat mengembangkan potensi demi pemenuhan
kebutuhan pribadi dan pengembangan masyarakat.
3. Melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskan
dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja juga mempunyai pengaruh yang
besar pada pembentukan kepribadian seseorang.
Pengaruh dari lingkungan kerja tersebut pada umunya
mengendap dalam diri seseorang dan sukar sekali
untuk diubah
Media Massa
Media massa terdiri dari media cetak (surat kabar atau
majalah), dan media elektronik (radio, televisi,
internet, film, kaset, dan CD). Media massa
merupakan bentuk komunikasi dan rekreasi yang
menjangkau sejumlah besar orang.
Penyimpangan sosial
Konformitas
Suatu jenis pengaruh sosial ketika seseorang mengubah
sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan
norma sosial yang ada.
Perilaku Penyimpangan
Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai
masyarakat disebut deviasi (deviation), sedangkan pelaku
atau individu yang melakukan penyimpangan disebut
devian (deviant). Kebalikan dari perilaku menyimpang
adalah perilaku yang tidak menyimpang yang sering
disebut dengan konformitas. Konformitas adalah
bentuk interaksi sosial yang di dalamnya seseorang
berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.
Hubungan Antara Perilaku Menyimpang dan Sosialisasi yang
Tidak Sempurna
Proses sosialisasi dapat dianggap tidak berhasil  apabila individu
tidak mampu mendalami norma-norama dalam masyrakat yang
berlaku. Individu yang demikian  tidak akan memiliki perasaan
bersalah atau menyesal  setelah melakukan pelanggaran hokum.
Perilaku menyimpang dapat merupakan produk  sosialisasi baik
disengaja maupun tidak disengaja . Orang tua guru maupun 
media masa mungkin tidak tidak bermaksud mendidik para
remaja untuk melakukan penyimpangan. Namun mereka
melakukan perilaku menyimpang karena belajar dari teman-
teman pergaulannya , membaca buku melihat film dan lain-lain.
Hal  ini menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang akibat
dari proses sosialisasi tidak sempurna.
Proses sosialisasi tidak sempurna  dapat juga timbul karena cacat
bawaan, kekurangan gizi, ataupun ganggua jiwa.
e. Pengendalian sosial
Hakikat Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan oleh masyarakat
untuk menertibkan anggota-anggotanya yang membangkang (Berger, 1978)
Pengendalian sosial adalah segenap cara dan proses yang ditempuh oleh
sekelompok orang atau masyarakat sehingga para anggotanya dapat bertindak
sesuai dengan harapan kelompok atau masyarakat (Horton dan Hunt, 1993).
Cara Pengendalian Sosial
1.Sosialiasi
Para anggota masyarakat disosialisasikan untuk menjalankan peran sesuai
dengan harapan masyarakat. Melalui sosialisasi seseorang
menginternalisasikan nilai-nilai sehingga menjadi bagian dari perilaku
otomatisnya.
2. Tekanan sosial
Individu akan menerima tekanan sosial tertentu apabila perilakunya tidak
konformis dengan harapan-harapan masyarakat. Tekanan sosial dapat
dilakukan dengan caracara: membujuk, meperolok, mempermalukan,
mengucilkan, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai