DALAM MASYARAKAT
SOSIOLOGI BAB 3
NAMA KELOMPOK
1. ALDHI FIRMAN
2. ANDIKA
3. ANNISA R
4.PUTRA JAYA W. (30)
5.SEKAR AFIFAH (33)
6.SELVIA PRASETIAWATI (34)
REALITAS SOSIAL NILAI & NORMA SOSIAL
Keluarga
Pada awal kehidupan seseorang, agen sosialisasi terdiri atas orang tua
dan saudara kandung. Namun dalam masyarakat yang mengenal
sistem keluarga luas (extended family), agen sosialisasi tidak hanya
orang tua dan saudara kandung saja,tetapi juga paman, bibi, nenek,
dan kakek.
Kelompok Sebaya atau Sepermainan (peer group)
Dalam istilah sosiologi, kelompok bermain disebut juga peer group.
Pada usia anak-anak kelompok bermain mencakup teman-teman-
tetangga, keluarga, dan kerabat. Setelah anak dapat berjalan, berbicara,
dan bepergian, ia mulai bertemu dan berinteraksi dengan teman
sebayanya, yang biasanya berasal dari keluarga lain. Pada tahap ini,
anak memasuki Game Stange, fase dimana ia mulai mempelajari
berbagai aturan tentang peranan orang-orang yang kedudukannya
sederajat.Pada usia remaja, kelompok sepermainan berkembang
menjadi kelompok persahabatan yang lebih luas.
Lembaga Pendidikan Formal (Sekolah)
Agen sosialisasi berikutnya adalah pendidikan formal
atau sekolah. Disini seseorang akan mempelajari hal
baru yang tidak diajarkan di dalam keluarga, maupun
kelompok sepermainannya.
Fungsi nyata dari pendidikan, antara lain sebagai
berikut.
1.Sebagai modal penting dalam menentukan mata
pencaharian.
2. dapat mengembangkan potensi demi pemenuhan
kebutuhan pribadi dan pengembangan masyarakat.
3. Melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskan
dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja juga mempunyai pengaruh yang
besar pada pembentukan kepribadian seseorang.
Pengaruh dari lingkungan kerja tersebut pada umunya
mengendap dalam diri seseorang dan sukar sekali
untuk diubah
Media Massa
Media massa terdiri dari media cetak (surat kabar atau
majalah), dan media elektronik (radio, televisi,
internet, film, kaset, dan CD). Media massa
merupakan bentuk komunikasi dan rekreasi yang
menjangkau sejumlah besar orang.
Penyimpangan sosial
Konformitas
Suatu jenis pengaruh sosial ketika seseorang mengubah
sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan
norma sosial yang ada.
Perilaku Penyimpangan
Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai
masyarakat disebut deviasi (deviation), sedangkan pelaku
atau individu yang melakukan penyimpangan disebut
devian (deviant). Kebalikan dari perilaku menyimpang
adalah perilaku yang tidak menyimpang yang sering
disebut dengan konformitas. Konformitas adalah
bentuk interaksi sosial yang di dalamnya seseorang
berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.
Hubungan Antara Perilaku Menyimpang dan Sosialisasi yang
Tidak Sempurna
Proses sosialisasi dapat dianggap tidak berhasil apabila individu
tidak mampu mendalami norma-norama dalam masyrakat yang
berlaku. Individu yang demikian tidak akan memiliki perasaan
bersalah atau menyesal setelah melakukan pelanggaran hokum.
Perilaku menyimpang dapat merupakan produk sosialisasi baik
disengaja maupun tidak disengaja . Orang tua guru maupun
media masa mungkin tidak tidak bermaksud mendidik para
remaja untuk melakukan penyimpangan. Namun mereka
melakukan perilaku menyimpang karena belajar dari teman-
teman pergaulannya , membaca buku melihat film dan lain-lain.
Hal ini menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang akibat
dari proses sosialisasi tidak sempurna.
Proses sosialisasi tidak sempurna dapat juga timbul karena cacat
bawaan, kekurangan gizi, ataupun ganggua jiwa.
e. Pengendalian sosial
Hakikat Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan oleh masyarakat
untuk menertibkan anggota-anggotanya yang membangkang (Berger, 1978)
Pengendalian sosial adalah segenap cara dan proses yang ditempuh oleh
sekelompok orang atau masyarakat sehingga para anggotanya dapat bertindak
sesuai dengan harapan kelompok atau masyarakat (Horton dan Hunt, 1993).
Cara Pengendalian Sosial
1.Sosialiasi
Para anggota masyarakat disosialisasikan untuk menjalankan peran sesuai
dengan harapan masyarakat. Melalui sosialisasi seseorang
menginternalisasikan nilai-nilai sehingga menjadi bagian dari perilaku
otomatisnya.
2. Tekanan sosial
Individu akan menerima tekanan sosial tertentu apabila perilakunya tidak
konformis dengan harapan-harapan masyarakat. Tekanan sosial dapat
dilakukan dengan caracara: membujuk, meperolok, mempermalukan,
mengucilkan, dan sebagainya.