INDIKATOR:
3.1.4 Menjelaskan karbohidrat
3.1.5 Menganalisis struktur, tata nama, sifat dan pengolongan dari karbohidrat
3.1.6 Menjelaskan kegunaan dari karbohidrat
Perhatikan gambar di atas! Untuk monosakarida yang rumus strukturnya memiliki gugus
fungsi sama dengan struktur a (aldehida) disebut dengan aldosa atau polihidroksi aldehida
sedangkan monosakarida dengan rumus strukturnya terdapat gugus fungsi sama dengan
struktur b (keton) disebut dengan ketosa atau polihidroksi keton.
Pemberian nama senyawa pada monosakarida juga tidak jauh berbeda dengan tata nama
senyawa organik pada umumnya. Untuk struktur a dapat diberi nama aldoheksosa atau
2,3,4,5,6-pentahidroksi heksanal. Pemberian nama aldoheksosa.
Mengingat bahwa gugus fungsi (merah) struktur a adalah aldehida dan jumlah atom
C sebanyak 6 maka diberi nama aldoheksosa atau 2,3,4,5,6-pentahidroksi heksanal sebab
gugus hidroksi terikat pada atom C nomor 2,3,4,5,6 dan gugus fungsi aldehida memiliki
nama IUPAC alkanal.
Mengingat bahwa gugus fungsi (merah) struktur b adalah keton dan jumlah atom C
sebanyak 6 maka diberi nama ketoheksosa atau 1,3,4,5,6-pentahidroksi heksanon sebab
gugus hidroksi terikat pada atom C nomor 1,3,4,5,6 dan gugus fungsi keton memiliki nama
IUPAC alkanon
a. Monosakarida
Monosakarida merupakan sakarida paling sederhana yang tidak dapat diuraikan lagi
menjadi molekul lebih sederhana secara hidrolisis. Monosakarida paling sederhana adalah
gliseraldehida (suatu aldosa) dan isomernya adalah dihidroksiaseton (suatu ketosa).
Suatu monosakarida tidak hanya dibedakan berdasarkan gugus fungsinya, tetapi juga
dapat dibedakan dari jumlah atom karbonnya. Berdasarkan gugus fungsi, monosakarida yang
mengandung gugus aldehid disebut aldosa (aldehid dan -osa), sedangkan monosakarida yang
mengandung gugus keton disebut ketosa (keton dan -osa).
Berdasarkan jumlah atom karbon, monosakarida digolongkan ke dalam tri–, tetra–,
penta–, dan heksa–. Contohnya adalah triosa, suatu monosakarida dengan tiga atom karbon.
Semua monosakarida lain dianggap sebagai turunan dari triosa, khususnya D–gliseraldehida.
Beberapa monosakarida ditunjukkan berdasarkan jumlah atom karbon, seperti berikut ini:
1. Treosa dan eritrosa merupakan suatu tetrosa.
2. Ribosa, arabinosa, xilosa, dan liksosa merupakan suatu pentosa.
3. Glukosa, manosa, galaktosa, dan fruktosa merupakan suatu heksosa.
Antara gugus karbonil ( – C = O) dan gugus hidroksi pada C = 5 dpat terbentuk ikatan,
sehingga glukosa juga didapati dalam struktur siklik yang disebut hemiasetal.
Pada struktur glukosa tersebut terdapat gugus aldehid yang menyebabkan glukosa dapat
mereduksi pereaksi Fehling dan menghasilkan endapan merah bata dari Cu2O. glukosa juga
dapat mereduksi pereaksi Tollens dan menghasilkan endapan cermin perak (Ag). Struktur
hemiasetal dari glukosa digambarkan sebagai berikut.
Glukosa dengan tingkat kemanisan glukosa 0,74 kali kemanisan gula putih banyak
digunakan pada industri permen dan biscuit karena sifatnya tidak mudah meleleh dan tidak
higroskopis. Untuk memperoleh glukosa, kita melakukan hidrolisis pada amilum dengan katalis
asam klorida sebagai berikut.
Fruktosa
Fruktosa juga disebut sebagai gula buah atau gula madu, karena fruktosa banyak terdapat
pada buah bersama dengan glukosa. Perhatikan struktur fruktosa berikut.
Hitung ada berapa atom C kiralnya? Berapa isomer optic yang dimilikinya? Lihatlah
pada materi glukosa sebagai cara menghitungnya.
Dalam air, fruktosa memutar bidang polarisasi ke kiri sehingga disebut levosa. Fruktosa
mengandung gugus keton, sehingga struktur sikliknya disebut hemiketal dan strukturnya adalah
sebagai berikut.
Fruktosa memiliki gugus keton dan tidak memiliki gugus aldehid. Namun pada
kenyataannya, fruktosa dapat mereduksi pereaksi Fehling dan Tollens seperti glukosa. Hal ini
dikarenakan banyaknya gugus –OH yang dimiliki fruktosa.
Tingkat kemanisan fruktosa cukup tinggi, yaitu 1,73 kali gula putih, sehingga banyak
digunakan dalam industry minuman, seperti sirup atau softdrink.
Galaktosa
Rumus struktur galaktosa sama dengan glukosa. Jadi, galaktosa merupakan salah satu
isomer optik dari glukosa. Galaktosa hanya diperoleh dari hidrolisis laktosa (susu), yaitu suatu
disakarida.
b. Disakarida
Disakarida mengandung dua molekul monosakarida.
Contoh disakarida antara lain sukrosa, maltosa, dan laktosa.
Sukrosa mengandung glukosa dan fruktosa, dan strukturnya
dapat digambarkan sebagai berikut.
Jika sukrosa dihidrolisis, maka dapat dihasilkan campuran
glukosa dan fruktosa. Campuran ini disebut sebagai gula invert.
Sukrosa dikenal sebagai gula tebu karena diambil dari air
tebu yang kemudian diolah menjadi gula putih (gula pasir).
Sukrosa juga terdapat pada gula merah (gula aren atau gula
kelapa). Sukrosa inilah yang paling banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
Maltosa merupakan disakarida yang kurang manis.
Maltosa terdapat pada gandum, sehingga dinamakan gula
gandum. Maltosa mengandung dua molekul glukosa, sehingga
reaksi hidrolisis pada maltosa akan menghasilkan 2 glukosa pula.
Reaksi hidrolisis maltosa dikatalis oleh enzim maltase. Struktur maltosa digambarkan sebagai
berikut.
Laktosa disebut juga gula susu karena terdapat dalam susu. Tingkat kemanisannya juga
rendah. Laktosa mengandung molekul glukosa dan galaktosa, sehingga jika dihidrolisis akan
menghasilkan 2 monosakarida tersebut. Struktur laktosa adalah sebagai berikut.
c. Polisakarida
Sesuai namanya, polisakarida terdiri dari banyak
sakarida sehingga polisakarida termasuk makromolekul atau Amilosa dan Amilopektin
polimer. Beberapa contoh polisakarida adalah amilum, Amilum adalah gudang energi utama
selulosa, dan glikogen. dalam tanaman. Dua macam amilum
Amilum banyak terdapat dalam singkong, jagung, utama adalah amilosa dan amilopektin.
beras, kentang, dan sejenisnya; sedangkan selulosa terdapat Keduanya secara umum disimpan dalam
pada serat kayu dan rayon. Amilum dan selulosa sama-sama benih, akar, dan umbi yang membentuk
merupakan polisakarida dari glukosa, akan tetapi enzim berat keseluruhan tanaman hingga
dalam tubuh kita hanya bisa mencerna amilum dan tidak 30%. Keduanya dapat dipisahkan
dengan cara menambahkan 1-pentanol
dapat mencerna selulosa. Perbedaan ini disebabkan oleh
ke dalam larutan amilum di air.
struktur atau bentuk ikatan pada glukosa yang menyusunya.
Pada selulosa, terdapat ikatan β pada setiap 4 molekul
Fessenden & Fessenden, 1997, 608-609
glukosa, sedangkan pada amilum terdapat ikatan α pada
setiap 6 molekul glukosa.
Glukosa-glukosa yang terikat melalui ikatan alfa (α) pada amilum dan glikogen
digambarkan sebagai berikut.
Ikatan alfa tersebut sangat lemah sehingga amilum dan glikogen mudah dihidrolisis
menjadi glukosa-glukosa.
Glukosa-glukosa yang terikat melalui ikatan beta (β) pada selulosa digambarkan sebagai
berikut.
Ikatan beta sangat kuat sehingga selulosa lebih sukar dihidrolisis menjadi glukoas-
glukosa.
Kegunaan selulosa antaralain adalah sebagai bahan pembuatan serat selulosa asetat yang
digunakan untuk mengeraskan pakaian, atau untuk membuat nitroselulosa sebagai bahan
peledak.
Glikogen merupakan makanan cadangan dalam tubuh kita. Kelebihan glukosa dalam
tubuh kita akan dirangkai kembali oleh hormon insulin menjadi glikogen dan disimpan dalam
otot, sehingga glikogen disebut juga gula otot. Orang yang terkena penyakit gula (diabetes),
tubuhnya tidak dapat memproduksi hormone insulin ini sehingga kelebihan glukosa (gula darah)
tidak bisa diubah menjadi glikogen, oleh karenanya, kandungan gula darahnya menjadi
meningkat.
DAFTAR RUJUKAN