Karbohidrat
46
Seperti ditunjukkan diatas, monosakarida yang umum dikenal mempunyai
rumus empiris (CH2O)n, dimana n=3 atau jumlah yang lebih besar lainnya. Kerangka
monosakarida adalah rantai karbon berikatan tunggal yang tidak bercabang. Satu diantara
atom karbon berikatan ganda terhadap suatu atom oksigen, membentuk gugus karbonil;
masing-masing atom karbon lainnya berikatan dengan gugus hidroksil. Jika gugus
karbonil berada pada ujung rantai karbon, monosakarida tersebut adalah suatu aldehida
dan disebut juga aldosa; jika gugus karbonil berada pada posisi lain, monosakarida
tersebut adalah suatu keton, disebut sebagai suatu ketosa. Monosakarida yang paling
sederhana adalah triosa 3-karbon: gliseraldehida, suatu aldosa dan dihidroksi aseton,
suatu ketosa (Gambar 11).
Monosakarida yang memiliki 4, 5, 6 dan 7 atom karbon pada kerangkanya
disebut berturut-turut tetrosa, pentose, heksosa dan heptosa. Masing-masing senyawa ini
berada dalam dua kelompok: aldotetrosa dan ketotetrosa, aldopentosa dan ketopentosa,
aldoheksosa dan ketoheksosa dan sebagainya. Golongan heksosa yang mencakup
aldoheksosa D-glukosa dan ketoheksosa D-fruktosa adalah monosakarida yang paling
banyak dijumpai di alam. Golongan aldopentosa D-ribosa dan 2-deoksi-D-ribosa adalah
komponen asam nukleat.
49
menghidrolisis sukrosa menjadi D-glukosa dan D-fruktosa, yang segera terserap ke dalam
aliran darah.
Sukrosa sebegitu jauh merupakan disakarida yang paling manis diantara ketiga
jenis disakarida yang umum dijumpai. Sukrosa juga lebih manis dari glukosa (Tabel 5).
Karena terus meningkatnya biaya gula tebu import yang dibuat dari tebu dan bit, dan
karena di Amerika tersedia sejumlah besar D-glukosa yang diperoleh dari hidrolisis pati
jagung, suatu proses industri telah berkembang untuk membuat pemanis yang lebih manis
dari D-glukosa. Pada proses ini, pertama-tama pati dihidrolisis untuk menghasilkan D-
glukosa dalam bentuk sirup jagung, yang merupakan suatu larutan pekat netral dari D-
glukosa. Larutan ini dibiarkan melalui suatu kolom besar terbuat dari bahan penyangga
berikatan secara kovalen dengan enzim glukosa isomerase, yang diisolasi dari sumber
tanaman. Enzim ini yang dimobilisasi pada penyangga tidak reaktif mengkatalisis reaksi
reversibel seperti berikut:
D-glukosa ↔ D-fruktosa
51
tersebut secara enzimatik, tergantung pada kebutuhan metabolik sel tempat polisakarida
tersebut disimpan.
A.5 Beberapa Polisakarida Berfungsi Sebagai Bentuk Penyimpan
Bahan Bakar Sel
Polisakarida penyimpan yang paling penting di alam adalah pati, yang khas bagi
sel tanaman, dan glikogen pada sel hewan. Kedua pati dan glikogen terdapat di dalam sel
dalam bentuk gumpalan besar atau granula (Gambar 14). Molekul pati dan glikogen
terhidrasi pada tingkat cukup tinggi, karena memiliki gugus hidroksil yang terbuka, oleh
karena itu, glikogen dan pati, jika diekstrak dari granula dengan air panas akan
membentuk larutan koloid keruh atau dispersi.
52
Pati terutama terdapat dalam jumlah tinggi pada golongan umbi seperti kentang
dan pada biji-bijian seperti jagung, tetapi kemampuan membentuk pati dijumpai pada
hampir semua sel tanaman. Pati mengandung dua jenis polimer glukosa yaitu α-amilosa
dan amilopektin. α-Amilosa terdiri dari rantai unit-nit D-glukosa yang panjang dan tidak
bercabang, digabungkan oleh ikatan α(1 → 4). Rantai ini beragam dalam berat
molekulnya dari beberapa ribu sampai 500.000. Amilopektin juga memiliki berat molekul
yang tinggi tetapi strukturnya bercabang tinggi (Gambar 15). Ikatan glikosidik yang
menggabungkan residu glukosa yang berdekatan di dalam rantai amilopektin adalah α(1
→ 6). Jika kentang direbus, kandungan amilosanya terekstrak oleh air panas sehingga
terlihat seperti susu. Amilopektin yang tertinggal menjadi bagian utama kandungan pati
pada kentang rebus.
53
Glikogen merupakan sumber polisakarida utama pada sel hewan, seperti pati
pada sel tanaman. Seperti amilopektin, glikogen merupakan polisakarida bercabang dari
D-glukosa dalam ikatan α(1 → 4) (Gambar 16), tetapi pada glikogen lebih banyak
terdapat percabangan dan strukturnya lebih kompak. Ikatan pada percabangan adalah α(1
→ 6). Glikogen terutama banyak terdapat di dalam hati, dapat mencapai sampai 7% berat
basah, glikogen juga terdapat pada otot kerangka. Di dalam sel hati, glikogen ditemukan
sebagai granula besar-besar yang merupakan kumpulan dari granula yang lebih kecil
yang merupakan molekul glikogen bercabang tinggi dengan berat molekul rata-rata
beberapa juta (Gambar 16). Granula glikogen tersebut juga mengandung dalam bentuk
yang terikat kuat-kuat, enzim-enzim yang menjalankan sintesis dan degradasi glikogen.
Glikogen dan pati dihidrolisis di dalam saluran pencernaan oleh amilase, yang
disekresikan ke dalam saluran pencernaan. Cairan air liur dan pankreas mengandung α-
amilase yang menghidrolisa ikatan α(1 → 4) pada cabang sebelah luar glikogen dan
amilopektin menghasilkan D-glukosa, sejumlah kecil maltose dan suatu inti yang tahan
hidrolisis disebut limit dekstrin (Gambar 17). Dekstrin membentuk dasar dari pasta
perekat. Limit dekstrin tidak dihidrolisa lebih jauh oleh α-amilase yang tidak dapat
memecahkan ikatan α(1 → 6) pada titik-titik cabang. Untuk menguraikan ikatan ini
diperlukan suatu enzim pemecah cabang α(1 → 6)-glukosidase. Enzim ini dapat
menghidrolisis ikatan cabang, jadi membuka pengikat cabang berikatan α(1 → 4) lain
terhadap aktivitas α-amilase. Serangkaian titik-titik cabang lain dicapai, yang kembali
diuraikan oleh α(1 →6)-glukosidase. Aktivitas gabungan α-amilase dan α(1 → 6)-
glukosidase oleh karenanya dapat menguraikan glikogen dan amilopektin secara
sempurna menjadi glukosa dan sejumlah kecil maltose. Pada sel hewan, glikogen
terdegradasi oleh jenis enzim lain, glikogen fosforilase yang memecah glikogen
menghasilkan glukosa 1-fosfat dan bukan glukosa bebas.
Enzim β-amilase pada malt (tunas jelai) berbeda dari α-amilase, karenanya β-
amilase menghidrolisis ikatan α(1 → 4) yang terletak pada setiap dua residu, sehingga
menghasilkan terutama maltosa dan sedikit glukosa. Dalam hal ini α dan β pada nama α
dan β amilase tidak menunjukkan ikatan α dan β glikosida, tetapi hanya suatu cara yang
dibuat untuk membedakan kedua jenis amilase.
54
55