A. Judul Percobaan :
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
B. Hari/Tanggal Percobaan :
Kamis, 04 April 2019 Pukul 07.30 WIB
C. Selesai Percobaan :
Kamis, 04 April 20179 Pukul 12.00 WIB
D. Tujuan Percobaan :
1. menjelaskan prinsip-prinsip dasar dalam reaksi pengenalan karbohidrat
2. melakukan pengujian adanya monosakarida dan disakarida
3. melakukan pengujian adanya gula pereduksi
4. melakukan hidrolisis polisakarida dan disakarida
5. menguji hasil hidrolisis disakarida dan polisakarida
E. Dasar Teori
1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa polihidroksi aldehida dan polihidroksi
keton, atau senyawa yang bila dihidrolisis menjadi polihidroksi
aldehida/polihidroksi keton. Karbohidrat dapat diklasifikasikan berdasarkan
jumlah atom karbon dan jenis gugus karbonil yang ada di dalamnya.
Misalnya, glukosa adalah suatu aldoheksosa yaitu suatu gula yang tersusun
atas 6 atom karbon dan mempunyai gugus aldehida. Monosakarida dapat
diklasifikasikan ke dalam gula D atau L, tergantung pada sterokimia atom
karbon kiral yang paling jauh dari gugus karbonil (Parlan,2003 ).
Karbohidrat umumnya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
karbohidrat sederhana dan kompleks. Karbohidrat sederhana atau
monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi
molekul yang lebih sederhana, misalnya glukosa dan fruktosa. Karbohidrat
kompleks terbentuk dari dua atau lebih karbohidrat sederhana yang terikat
bersama. Contohnya adalah sukrosa (gula meja) adalah suatu disakarida
yang terbentuk dari satu molekul glukosa yang terikat dengan satu molekul
fruktosa; selulosa adalah suatu polisakarida yang terbentuk dari ratusan
molekul glukosa yang terikat bersama. Jika polisakarida dihidrolisis akan
1
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
2
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
3
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
a. Maltosa
Maltosa merupakan hasil hidrolisis dari pati (amilum), yang
apabila 1 mol maltosa dihidrolisis lebih lanjut akan dihasilkan satu
mol α-D-glukosa dan satu mol β-D-glukosa. Maltosa menunjukkan
hasil yang positif bila direaksikan dengan pereaksi Tollens atau
Fehling, karena adanya unit hemiasetal yang berada setimbang
dengan bentuk aldehid (Matsjeh, 1994).
b. Selobiosa
Selobiosa didapatkan dari hasil hidrolisis selulosa, yang
apabila dihidrolisis lebih lanjut hanya didapat satu macam gula
yaitu β-D-glukosa. Kenyataan ini menunjukkan bahwa struktur
selobiosa hanya terdiri dari β-D-glukosa dan merupakan isomer dari
maltose.Struktur selobiosa sama seperti pada struktur maltose, pada
selobiosa gugus –O- juga sebagai penghubung antara C1 dari
glukosa yang satu dengan C4 dari glukosa yang lain. Tidak seperti
maltose, selobiosa dihidrolisis oleh β-glukosidase dan bukan oleh α-
glukosidase. Oleh karena itu, ikatan glikosida pada selobiosa adalah
β (Matsjeh, 1994).
c. Laktosa
Laktosa adalah gula utama yang terdapat pada susu ibu dan
susu sapi. Apabila laktosa dihidrolisis akan dihasilkan 50% β-D-
glukosa dan 50% α-D-glukosa, hal ini menunjukkan bahwa kedua
gula tersebut merupakan molekul penyusun laktosa (Matsjeh, 1994).
d. Sukrosa
Sukrosa dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber
tenaga digunakan sebagai pemanis minuman dan makanan yang
lebih dikenal dengan gula pasir. Gula ini berasal dari perasan tebu.
Sukrosa apabila dihidrolisis akan menghasilkan α-D-glukosa 50%
dan β-D-fruktosa 50%. Hal ini menunjukan bahwa sukrosa terdiri
4
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
c. Polisakarida
Polisakarida adalah karbohidrat yang tersusun oleh lebih dari
sepuluh monosakarida yang terikat denhgan ikatan glikosida.
Polisakarida bukan merupakan gula pereduksi dan tidak mengalami
murotasi karena tidak mempunyai gugus hidroksil anomerik bebas
(kecuali penghujung rantai). Ikatan glikosidik yang ada dalam
polisakarida mungkin α (pada amilosa) atau β (pada selulosa)
(Parlan,2003). Berikut beberapa polisakarida yang sering dijumpai :
a. Selulosa
Selulosa tersusun atas satuan-satuan D-glukosa yang
tergabung dengan ikatan 1,4’-β-glikosida seperti pada selobiosa.
Selulosa bukan gula pereduksi dan tidak mengalami murotasi, karena
dalam satu molekul hanya ada satu hemiasetal pada ujung rantai
paling kanan yang merupakan bagian yang sangat kecil dari molekul
selulosa (Parlan,2003).
b. Pati
Pati merupakan polisakarida yang ditemukan dalam butiran
padi-padian dan umbi umbian serta buah buahan seperti pisang. Pada
pisang misalnya yang menjadi manis setelah masak akibat zat pati
yang terkandung terurai menjadi gula sederhana seperti glukosa. Jika
zat pati dimasak, molekulnya akan pecah menjadi molekul yang
5
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
6
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
7
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
OH OH
5-(hidroksimetil)furfural alfa-naftol
senyawa berwarna ungu
b. Tes Seliwanof
Uji seliwanoff atau tes seliwanoff digunakan untuk
membedakan gula (karbohidrat) yang diuji masuk kategori ketosa atau
aldosa. Gula aldosa memiliki gugus aldehida, sedangkan gula ketosa
memiliki gugus keton. Dasar dari uji ini adalah bahwa ketosa lebih
cepat terdehidrasi dibandingkan aldosa saat dipanaskan. HCl dalam
reagen seliwanof akan mendehidrasi gula menjadi furfural yang akan
bereaksi dengan resorsinol membentuk senyawa berwarna merah ceri
(Anwar, 1994).
Dengan uji ini, gula ketosa seperti fruktosa akan menghasilkan
warna merah ceri, sedangkan gula aldosa seperti glukosa akan
memberikan hasil negatif dengan tidak muncul warna merah pada
larutan. Namun apabila pemanasan tidak sesuai dengan prosedur (lebih
dari 5 menit), gula aldosa kadang akan menghasilkan warna merah
muda. Sedangkan sukrosa (gabungan antara fruktosa dan glukosa)
8
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
OH OH 3H2O
2 O
OH
CH2OH
Pereaksi seliwanoff dibuat dengan melarutkan 34 ml HCl ke dalam 68
ml akuades. Kemudian ditambahkan dengan 0,15 g resorsinol.
c. Tes barfoed
Uji barfoed ditemukan oleh oleh kimiawan Denmark yang
bernama Christen Thomsen Barfoed, namanya diabadikan menjadi
nama uji ini. Uji Barfoed bertujuan membedakan antara monosakarida
dengan disakarida. Dasar dari pengujian ini adalah ion Cu2+ dari
pereaksi Barfoed dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh
gula reduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan
endapan Cu2O berwarna merah bata (Sumardjo, 2008).
Suasana asam dalam pereaksi Barfoed dapat mengakibatkan
waktu terjadinya endapan Cu2O pada reaksi dengan disakarida dan
monosakarida berbeda. pada konsentrasi dan kondisi yang sama,
disakarida memberikan endapan Cu2O lebih lambat daripada
monosakarida.
H O
HO O
C
+ 2Cu 2+
+ 2H2O C + Cu2O + 4H+
R
R
9
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
CH2OH CH2OH
O OH
+ Cu2O
OH OH + 2Cu2+ (sitrat) OH COOH
endapan merah bata
OH OH
OH OH
Pembuatan reagen benedict:
Larutan A: Na. sitrat 86,5 g ,Na2CO3 50 g , Aquades 400 ml
Larutkan Na. sitrat dan Na2CO3 kedalam air (dibantu dengan
pemanasan), hasilnya disaring dengan kertas saring dan diencerkan
dengan aquadest hingga volume menjadi 425 ml.
Larutan B: CuSO4.5H2O 8,65 g , Aquades 50 ml
Larutkan CuSO4.5H2O ke dalam akuades hingga larut dengan
sempurna.
Tuangkan larutan B ke dalam larutan A sambil diaduk pelan-
pelan, tambahkan akuades hingga volume menjadi 500 ml.
10
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
e. Tes Tollens
Uji tollens merupakan salah satu uji yang digunakan untuk
membedakan senyawa aldehid dan senyawa keton. pereaksi Tollens
dibuat dengan meraksikan larutan perak nitrat dengan larutan
ammonium hidroksida secara perlahan sehingga endapan yang mula-
mula terbentuk menjadi tepat larut.
2AgNO3(aq) + 2NaOH(aq) → Ag2O(s)↓ + 2NaNO3(aq) + H2O(l)
2Ag2O(s) + NH4OH(aq) ) → 2Ag(NH3)2+ (aq) + 3OH- (l)
Reagen Tollens
Prinsip reaksi ini didasarkan pada terbentuknya cermin perak
(Ag) dan mengoksidasi gugus aldehid menjadi gugus karboksilat.
Aldehid lebih mudah dioksidasi daripada keton. Aldehid
menghasilkan asam karboksilat dengan jmlah atom C yang sama
(Hard, 2003).
f. Tes Fehling
Uji Fehling digunakan untuk menunjukan adanya gula
(karbohidrat) pereduksi (monosakarida, laktosa, maltosa, dll).
Pereaksi Fehling terdiri atas Fehling A (CuSO4 dalam air) dan Fehling
B ( NaOH dan kalium natrium tartrat dalam air). Campuran larutan
Fehling A dan larutan Fehling B merupakan larutan berwarna biru.
Dalam pereaksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam
suasana basa akan diendapkan menjadi Cu2O. Cu2O (endapan merah
bata) yang terbentuk merupakan hasil sampingan dari reaksi
pembentukan asam karboksilat. Fehling B berfungsi mencegah Cu2+
mengendap dalam suasana alkalis.
2 Cu+ + 2 OH- → Cu2O + H2O
Endapan merah bata
Dengan larutan glukosa 1%, pereaksi Fehling menghasilkan
endapan berwarna merah bata, sedangkan apabila digunakanlarutan
yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1% , endapan yang
terjadi berwarna hijau kekuningan (Poedjiadi & Supriyanti, 2009).
11
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
g. Hidrolisis sukrosa
Uji ini bertujuan untuk menganalisis hasil hidrolisis sukrosa.
Setelah dihidrolisis dilakukan uji benedict, uji barfoed dan uji
seliwanoff.
a Sukrosa yang telah dihidrolisis dan dilakukan uji benedict
menghasilkan reaksi positif ditunjukan dengan warna merah bata
yang dihasilkan, hal ini menunjukan sampel mengandung gula
pereduksi ( aldehide bebas dan keton bebas)
b Sukrosa yang telah dihidrolisis dan dilakukan uji barfoed
menghasilkan reaksi positif yang ditunjukkan dengan warna hijau
kekuning-kuningan yang dihasilkan, hal ini menunjukan adanya
monosakarida (glukosa dan fruktosa) pada sampel.
c Sukrosa yang telah dihidrolisis dan dilakukan uji seliwanoff
menghasilkan reaksi yang positif ditunjukkan dengan warna merah
yang dihasilkan, hal ini menujukkan sukrosa yang telah dihidrolisis
mengandung gugus ketosa.
Sukrosa yang merupakan disakarida setelah dihidrolisis akan
menghasilkan glukosa dan fruktosa. Hidrolisis sukrosa menghasilkan
monosakarida (barfoed) dan gula pereduksi (benedict) dan
mengandung gugus ketosa (seliwanoff).
h. Hidrolisis pati
Hidrolisis adalah mekanisme reaksi penguraian suatu senyawa
oleh air atau asam dan basa. Pati atau amilum tergolong ke dalam
kelompok polisakarida sehingga pati atau amilum tersebut bisa
dihidrolisis menjadi glukosa yang merupakan monosakarida. Pertama-
tama amilum dihidrolisis menghasilkan maltosa kemudian maltosa
dihidrolisis menghasilkan glukosa.
Pada uji ini, suatu senyawa atau larutan dikatakan mengandung
pati jika menunjukan reaksi positif jika berwarna kuning, keunguan,
dan keruh apabila ditambahkan dengan iodium. Waktu pemanasan
mempengaruhi hasil akhir dalam percobaan, artinya semakin lama
dipanaskan maka semakin terurai pula zat yang terkandung dalam
12
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
13
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
2. Bahan
- Larutan sukrosa 2% 30 tetes
- Larutan glukosa 2% 30 tetes
- Larutan amilum 2% 30 tetes
- Larutan laktosa 2% 30 tetes
- Larutan fruktosa 2% 30 tetes
- Pereaksi molish 15 tetes
- Reagen seliwanoff 16 mL
- Reagen barfoed 15 mL
- Larutan AgNO3 1 mL
- Larutan NaOH 7 mL
- Larutan amoniak 20 tetes
- Reagen fehling 12 mL
- Reagen benedict 31 mL
- Larutan HCl 3M 3 mL
- Aquades 15 mL
G. AlurKerja
1. Tes Molish
Tabung 1 Tabung 2
14
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Tabung 3 Tabung 4
Tabung 5
2 tetes fruktosa
Hasil Pengamatan
15
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
2. Tes Seliwanoff
Tabung 1 Tabung 2
2 tetes sukrosa 2 tetes glukosa
Hasil Hasil
Tabung 3 Tabung 4
2 tetes amilum 2 tetes laktosa
2 tetes frukrosa
Hasil
16
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
3. Tes Barfoed
Tabung 1 Tabung 2
5 tetes sukrosa 5 tetes glukosa
- Didiamkan dan diamati selama 2 /10 - Didiamkan dan diamati selama 2/10
menit menit
Tabung 3 Tabung 4
5 tetes amilum 5 tetes laktosa
- Didiamkan dan diamati selama 2/10 - Didiamkan dan diamati selama 2/10
menit menit
Tabung 5
5 tetes fruktosa
17
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
4. Tes Tollens
A. Pembuatan Reagen Tollens
Reagen Tollens
B. Tes Tollens
Tabung 1 Tabung 2
Hasil Hasil
Tabung 3 Tabung 4
Hasil Hasil
18
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Tabung 5
2 tetes fruktosa
Hasil
5. Tes Fehling
Tabung 1 Tabung 2
2 tetes sukrosa 2 tetes gluosa
Tabung 3 Tabung 4
2 tetes amilum 2 tetes laktosa
19
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Tabung 5
2 tetes fruktosa
6. Tes Benedict
Tabung 1 Tabung 2
Tabung 3 Tabung 4
20
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Tabung 5
5 tetes fruktosa
7. Hidrolisis sukrosa
0,5 ml sukrosa
Larutan sukrosa
21
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Tabung 1
± 1 ml larutan sukrosa
Larutan
Larutan
1B
1A - Ditambahkan 2 ml larutan seliwanoff
- Ditambahkan 5 ml larutan benedict
- Dipanaskan di atas penangas air
- Dipanaskan di atas penangas air
selama 5 menit
selama 5 menit
- Diamati perubahan yang terjadi
- Diamati perubahan yang terjadi
Hasil Hasil
Tabung 2
± 1 ml larutan sukrosa
Larutan Larutan
2A 2B
- Ditambahkan 5 ml larutan benedict - Ditambahkan 2 ml larutan
- Dipanaskan di atas penangas air seliwanoff
selama 5 menit - Dipanaskan di atas penangas air
- Diamati perubahan yang terjadi selama 5 menit
22
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Tabung 3
± 1 ml larutan sukrosa
Larutan Larutan
3A 3B
- Ditambahkan 5 ml larutan benedict - Ditambahkan 2 ml larutan seliwanoff
- Dipanaskan di atas penangas air - Dipanaskan di atas penangas air
selama 5 menit selama 5 menit
- Diamati perubahan yang terjadi - Diamati perubahan yang terjadi
Hasil Hasil
8. Hidrolisis Pati
Tabung 1
2 ml larutan pati
23
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Tabung 2
2 ml larutan pati
Tabung 3
2 ml larutan pati
Tabung A Tabung B
24
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
H. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
No. Prosedur Percobaan Dugaan Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
1. Tes Molish - Amilum : larutan - Amilum + pereaksi Sukrosa,glukosa,
Tabung 1 tidak berwarna. molish : larutan laktosa, fruktosa
2 tetes amilum - Laktosa : larutan berwarna merah bata. dan amilum
tidak berwarna. - Setelah ditambahkan merupakan
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- Glukosa : larutan H2SO4 : terbentuk karbohidrat karena
- Ditambahkan 5 tetes pereaksi molish
tidak berwarna. cincin ketika diuji dengan
- Ditambahkan 7-8 tetes H2SO4 pekat
- Sukrosa : larutan - Kemudian didiamkan pereaksi molish
ke dasar tabung
tidak berwarna. dan ditambahkan air : membentuk larutan
Cincin warna merah - Fruktosa : larutan larutan berwarna berwarna
- Didiamkan selama 2 menit tidak berwarna. merah. ungu/merah
- Diencerkan dengan 5 ml air - Pereaksi molish : - Laktosa + pereaksi
larutan berwarna molish : larutan
Hasil Pengamatan merah. berwarna merah bata.
- H2SO4 pekat : - Setelah ditambahkan
larutan tidak H2SO4 : terbentuk
berwarna. cincin
- Air : tidak - Kemudian didiamkan
25
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
26
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Tabung 4 - Kemudian
2 tetes sukrosa didiamkan dan
27
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
28
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Tabung 3 muda.
2 tetes glukosa - Sukrosa + reagen
seliwanoff = larutan
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- Ditambahkan 5 tetes reagen kuning muda.
seliwanoff - Setelah dipanaskan
- Dikocok larutan berwarna
- Dipanaskan di atas penangas air
merah.
- Dicatat waktu sampai terjadi
perubahan warna - Waktu perubahan : 5
menit 12 detik.
Hasil
- Fruktosa + reagen
Tabung 4
seliwanoff = larutan
2 tetes sukrosa
kuning muda.
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi - Setelah dipanaskan
- Ditambahkan 5 tetes reagen
larutan berwarna
seliwanoff
- Dikocok merah.
- Dipanaskan di atas penangas air - Waktu perubahan : 3
- Dicatat waktu sampai terjadi
menit 46 detik.
perubahan warna
Hasil
29
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Tabung 5
2 tetes frukrosa
Hasil
30
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
31
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
32
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
33
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
34
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
35
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Tabung 2
2 tetes laktosa
Tabung 3
2 tetes glukosa
36
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Tabung 4
2 tetes sukrosa
37
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
6. Tes Benedict
Tabung 1
5 tetes amilum
Tabung 2
5 tetes laktosa
38
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Tabung 3
5 tetes glukosa
Tabung 4
5 tetes sukrosa
39
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Tabung 5
5 tetes fruktosa
7. Hidrolisis sukrosa
0,5 ml sukrosa
Larutan
sukrosa
40
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Tabung 1
± 1 ml larutan sukrosa
Hasil
41
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Tabung 2
± 1 ml larutan sukrosa
Larutan 2A Larutan 2B
- Ditambahkan 5 - Ditambahkan 2
ml larutan ml larutan
benedict seliwanoff
- Dipanaskan di - Dipanaskan di
atas penangas atas penangas
air selama 5 air selama 5
menit menit
- Diamati - Diamati
perubahan yang Hasil
Hasil
42
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Tabung 3
± 1 ml larutan sukrosa
Larutan 3A Larutan 3B
- Ditambahkan 5 - Ditambahkan 2
ml larutan ml larutan
benedict seliwanoff
- Dipanaskan di - Dipanaskan di
atas penangas atas penangas
air selama 5 air selama 5
menit menit
- Diamati - Diamati
Hasil Hasil
43
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
8. Tabung 1
2 ml larutan pati
44
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Tabung 2
2 ml larutan pati
45
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Tabung 3
2 ml larutan pati
Tabung A Tabung B
- Ditambah 1
- Ditambah 5 ml
tetes larutan
pereaksi
iodin
benedict
- Dibandingkan
- Dipanaskan
dengan iodin
diatas penangas
pembanding
Hasil
Hasil
46
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Reaksi-reaksi
a. Uji Molish
1). Reaksi Amilum
Amilum Glukosa
47
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
+
5-hidroksimetil furfural 𝛼-naftol
+
Fruktosa 5-hidroksimetil furfural 𝛼-naftol
48
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
2) Reaksi Laktosa
3) Reaksi Glukosa
49
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
4) Reaksi Sukrosa
5) Reaksi Fruktosa
c. Uji Barfoed
1) Reaksi Amilum
Tidak Bereaksi
2) Reaksi Laktosa
Tidak Bereaksi
3) Reaksi Glukosa
4) Reaksi Sukrosa
Tidak Bereaksi
50
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
5) Reaksi Fruktosa
d. Uji Tollens
1). Pembuatan reagen tollens
2AgNO3(aq) + 2NaOH(aq) → Ag2O(s) + 2NaNO3 (aq)+ H2O(l)
2Ag2O(s) + 4NH4OH(aq) → 2Ag(NH3)2OH(aq)
2). Tabung 1 (amilum)
51
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
e. Uji Fehling
1) Reaksi Amilum
+ 2 Cu2+ + 5 OH-
2) Reaksi Laktosa
3) Reaksi Glukosa
4) Reaksi Sukrosa
52
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
5) Reaksi Fruktosa
f. Uji Benedict
1). Amilum
+ 2 Cu2+ + 5 OH-
2). Laktosa
3). Glukosa
4). Sukrosa
5). Fruktosa
53
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
g. Hidrolisis Sukrosa
1) Tabung 1
Tabung 1A (Benedict)
Tabung 1B (Seliwanoff)
54
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Tabung 2A (Benedict)
Tabung 2B (Seliwanoff)
Tabung 3A (Benedict)
Tabung 3B (Seliwanoff)
h. Hidrolisis Pati
Percobaan Tabung 1
55
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Tabung 1a
Tabung 1b
Percobaan Tabung 2
Tabung 2A
Tabung 2B
Percobaan Tabung 3
56
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Tabung 3A
Tabung 3B
57
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
1. Tes Molish
Percobaan pertama yang dilkaukan yaitu tes Molish. Tes Molish
dilakukan yaitu untuk menguji ada tidaknya karbohidrat pada zat yang
akan diuji, atau dapat dikatakan uji kualitatif pada karbohidrat. Identifikasi
karbohidrat oleh molisch didasarkan pada hidrolisis karbohidrat oleh asam
sulfat pekat yang menghasilkan monosakarida. Kemudian monosakarida
tersebut akan terhidrasi menjadi furfural, sehingga furfural tersebut dapat
bereaksi dengan ά-naftol dari reagen molish membentuk senyawa
kompleks berwarna ungu/merah.
Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat
menghasilkan furfural. Sedangkan golongan heksosa dihidrolisis oleh
asam sulfat pekat menjadi hidroksi-metil furfural. Reaksi pembentukan
furfural ini adalah reaksi dehidrasi dimana terjadi pelepasan molekul air
dari suatu senyawa. Pereaksi molisch terdiri atas 5% ά-naftol dalam
alkohol 95% akan bereaksi dengan furfural membentuk senyawa kompleks
berwarna ungu.
Pada percobaan ini zat yang akan diuji meliputi amilum, laktosa,
glukosa, sukrosa, dan fruktosa. Jika pada zat yang akan diuji terdapat
karbohidrat maka pada percobaan ini akan dihasilkan cincin berwarna
merah atau ungu pada permukaan lapisan bawah.
Langkah pertama yaitu menyiapkan 5 tabung yang ditelah diberi
label. Langkah selanjutnya memasukkan cuplikan (sukrosa (tidak
berwarna), glukosa (tidak berwarna), amilum (tidak berwarna, sedikit
keruh), laktosa (tidak berwarna), dan fruktosa (tidak berwarna)). ke dalam
masing-masing tabung reaksi sebanyak 2 tetes. Kemudian 5 tetes pereaksi
Molish (berwarna coklat) pada masing-masing tabung, sehingga dihasilkan
larutan keruh berwarna coklat keunguan.
Langkah selanjutnya ditambahkan larutan H2SO4 pekat pada
masing-masing tabung. Penambahan H2SO4 pekat ini dilakukan pada
lemari asam, dan penambahannya dilakukan melalui dinding tabung
secasra perlahan agar cincin terbentuk sempurna. Fungsi penambahan
asam sulfat (H2SO4) untuk menghidrolisis zat yang akan diuji sehingga
58
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Amilum Glukosa
59
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
60
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
61
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
62
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
2. Tes Seliwanoff
Percobaan kedua yang dilakukan adalah tes seliwanoff. Pereaksi
Seliwanoff dibuat dengan mencampurkan 3,5 mL resorsinol 0,5% dengan
12 mL HCl pekat, lalu encerkan dengan aquades sampai 35 mL. Uji
seliwanoff bertujuan membuktikan adanya ketosa (gugus keton pada
karbohidrat). Dasar teorinya adalah dehidrasi fruktosa (ketosa) oleh HCl
pekat menghasilkan hidroksimetil furfural dan dengan penambahan
resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk senyawa kompleks
berwarna merah jingga. Jika reaksi ini menunjukkan hasil yang positif
maka larutan akan berwarna merah orange.
Pada percobaan ini zat yang akan diuji adalah amilum, laktosa,
glukosa, sukrosa, dan fruktosa. Langkah pertama yaitu menyiapkan 5
tabung reaksi yng telah diberi label. Pada masing-masing tabung
memasukkan 5 tetes reagen Seliwanoff, kemudian ditambahkan 5 tetes
cuplikan (amilum untuk tabung 1, laktosa untuk tabung 2, glukosa untuk
tabung 3, sukrosa untuk tabung 4 dan, fruktosa untuk tabung 5). Amilum,
laktosa dan glukosa merupakan larutan tidak berwarna dan setelah
pencampuran dengan pereaksi seliwanoff juga menghasilkan larutan tidak
berwarna. Campuran dikocok dan dipanaskan dalam penangas air.
Kemudian dilakukan perhitungan waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya
perubahan warna menjadi merah orange.
Pada tabung 1 (berisi amilum) tidak terjadi perubahan warna
yani tetap berwarna kuning muda. Pada tabung 2 (berisi laktosa) dan
pada tabung 3 (berisi glukosa) juga tidak terjadi perubahan warna yani
tetap berwarna kuning muda. Pada tabung 4 (berisi sukrosa) berubah
warna menjadi hablur merah t = 5 menit 12 detik, dan pada tabung 5
(berisi fruktosa) berubah warna menjadi hablur merah setelah t = 3 menit
46 detik.
Pada uji ini diperoleh data bahwa larutan amilum, glukosa, dan
laktosa tidak menghasilkan warna larutan yang spesifik. Sedangkan
fruktosa dan sukrosa menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni
warna merah yang mengidentifikasikan adanya kandungan ketosa dalam
63
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Reaksi Laktosa
Reaksi Glukosa
64
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Reaksi Sukrosa
Reaksi Fruktosa
3. Tes Barfoed
Uji Barfoed bertujuan membedakan antara monosakarida dengan
disakarida. Pereaksi Barfoed dapat dibuat dengan melarutkan 13,3 gram
kristal tembaga asetat dalam 200 mL air, dan disaring bila perlu.
Kemudian tambahkan 1,9 mL asam asetat glasial. Dasar dari pengujian
Barfoed ini adalah ion Cu2+ dari pereaksi Barfoed dalam suasana asam
akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada
disakarida dan menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata.
Monosakarida cepat sekali mereduksi ion Cu(II) menjadi Cu(I) sedangkan
disakarida agak lambat, walaupun dengan konsentrasi yang sama.
Pada percobaan ini zat yang akan diuji yaitu amilum, laktosa
glukosa, sukrosa, dan fruktosa. Langkah pertama yaitu menyiapkan 5
tabung reaksi, yang masing-masing diisi secara berurutan sebnyak 5 tetes
amilum pada tabung 1, 5 tetes laktosa pada tabung 2, 5 tetes glukosa pada
tabung 3, 5 tetes sukrosa pada tabung 4, dan 5 tetes fruktosa pada tabung
5. Langkah selanjutnya masing-masing tabung di tambah 5 mL pereaksi
Barfoed (berwarna biru tua) dan dipanaskan dalam penangas air.
Pemanasan dalam reaksi ini bertujuan agar gugus aldosa pada sampel
terputus ikatannya dan dapat bereaksi dengan ion OH- membentuk asam
karboksilat. Cu2O (endapan merah bata) yang terbentuk merupakan hasil
sampingan dari reaksi pembentukan asam karboksilat.
65
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Reaksi Laktosa
Reaksi Glukosa
66
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Reaksi Sukrosa
Reaksi Fruktosa
4. Uji Tollens
Pada percobaan uji Tollens ini bertujuan untuk mengidentifikasi
jenis karbohidrat yang mengandung gugus aldehid (aldosa) berdasarkan
kemampuannya bereaksi dengan reagen Tollens. Pada uji Tollens, reaksi
yang terjadi didasarkan pada reaksi reduksi ion Ag+ dari reagen Tollens
menjadi logam perak (Ag). Suatu gugus aldehida sangat mudah dioksidasi
menjadi suatu gugus karboksil. Gula yang dapat dioksidasi oleh zat
pengoksidasi lembut seperti reagen Tollens, suatu larutan basa dan
Ag(NH)3+ disebut gula pereduksi (karena zat pengoksidasi anorganik
direduksi dalam reaksi itu). Bentuk-bentuk hemiasetal siklik dari semua
aldosa mudah dioksidasi karena mereka berada dalam kesetimbangan
dengan bentuk aldehida rantai terbukanya. (Fessenden & Fessenden, 1986)
Langkah pertama adalah mempersiapkan semua bahan-bahan
terutama pipet tetes dan tabung reaksi yang harus benar-benar bersih.
67
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
68
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Tidak terbentuknya cermin perak pada tabung reaksi yang berisi amilum
mengindikasikan bahwa amilum bukan termasuk jenis aldosa, dan tidak
mengandung gugus aldehid. Hal ini sesuai dengan teori bahwasanya,
amilum merupakan jenis polisakarida (Fessenden & Fessenden, 1986).
Reaksi laktosa dengan reagen Tollens
Pada tabung kedua yang berisi sampel laktosa, pada akhir pemanasan,
terbentuk cermin perak dengan sempurna. Hal ini sesuai dengan teori
69
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Pada tabung ketiga yang berisi sampel glukosa, pada akhir pemanasan,
terbentuk cermin perak dengan sempurna. Hal ini sesuai dengan teori
bahwasanya glukosa merupakan suatu jenis karbohidrat monosakarida
yang mempunyai gugus aldehid didalamnya, yang disebut dengan aldosa.
Monosakarida yang mengandung gugus aldehida dirujuk sebagai aldosa
(aldehid plus –osa). Glukosa, galaktosa, ribosa dan deoksiribosa semuanya
adalah aldosa (Fessenden & Fessenden, 1986).
Reaksi sukrosa dengan reagen Tollens
Tidak terbentuknya cermin perak pada tabung keempat yang berisi sampel
sukrosa mengindikasikan bahwa sukrosa bukan merupakan jenis aldosa,
dan tidak mengandung gugus aldehid. Hal ini sesuai dengan teori
70
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Tidak terbentuknya cermin perak pada tabung kelima yang berisi sampel
fruktosa menunjukkan bahwa fruktosa bukan merupakan jenis aldosa,
dan tidak mengandung gugus aldehid. Hal ini sesuai dengan teori
bahwasanya, fruktosa tidak memiliki gugus hemiasetal (Fessenden &
Fessenden, 1986).
5. Uji fehling
Uji Fehling ini bertujuan untuk menguji adanya gugus pereduksi
yaitu aldosa & ketosa (gugus karbonil) pada karbohidrat dengan
menggunakan pereaksi fehling. Dalam pereaksi ini ion Cu2+ direduksi
menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan menjadi Cu2O.
Cu2O (endapan merah bata) yang terbentuk merupakan hasil sampingan
dari reaksi pembentukan asam karboksilat.
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan 5 tabung
reaksi. Pada tabung reaksi 1 di isi 2 tetes larutan amilum (tidak berwarna),
tabung 2 di isi 2 tetes larutan laktosa (tidak berwarna), tabung 3 di isi 2
tetes glukosa (tidak berwarna), tabung 4 di isi dengan 2 tetes larutan
sukrosa (tidak berwarna), dan tabung 5 di isi dengan 2 tetes larutan
fruktosa (tidak berwarna). Kemudian pada masing-masing tabung
ditambahkan 5 tetes larutan Fehling dan dihasilkan larutan berwarna biru.
Kemudian dikocok dan dipanaskan diatas penangas air selama 3-4 menit.
Pemanasan dalam reaksi ini bertujuan agar gugus aldosa pada cuplikan
71
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
terpisah ikatannya dan dapat bereaksi dengan ion OH- membentuk asam
karboksilat.
Pada tabung 1 yang berisi amilum setelah ditambah fehling dan
dipanaskan dihasilkan larutan berwarna biru tua. Hal ini disebabkan
karena amilum mempunyai hemiasetal pada satu ujung dari tiap
molekulnya, tetapi ujung ini hanya sebagian kecil dari keseluruhan dan
tidak mengarah pada reaksi yang diamati sehingga amilum tidak dapat
mereduksi larutan Fehling (Fessenden & Fessenden, 1986). Reaksi yang
terjadi yakni:
+ 2 Cu2+ + 5 OH-
72
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
73
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
6. Uji Benedict
Pada percobaan keenam, uji benedict bertujuan mengetahui adanya
gula pereduksi. Tes dengan reagen benedict didasarkan pada kereaktifan
zat yang akan diokasidasi terhadap oksidator lemah (reagen fehling).
Reagen Benedict mengandung ion Cu2+ yang bersifat oksidator lemah. Ion
tersebut dapat mengoksidasi gugus aldosa tetapi tidak dapat mengoksidasi
gugus ketosa seperti halnya reagen Tollens. Pada percobaan ini ion Cu2+
yang terkandung pada reagen benedict akan direduksi oleh senyawa yang
akan diuji menghasilkan endapan merah bata.
Percobaan ini didasarkan pada reaksi redoks, dimana nantinya
sampel yang akan diuji akan dioksidasi oleh ion Cu2+ yang terkadung
dalam larutan benedict. Reaksi redoks sendiri merupakan reaksi dimana
terjadi kenaikan atau penurunan bilangan oksidasi. Pada percobaan ini di
lakukan tes benedict pada amilum, laktosa, sukrosa, fruktosa, dan glukosa.
Reaksi yang terjadi :
O O
+ 2 Cu 2+
C
(sitrat) + Cu2O
C
R H R OH
endapan
merah bata
+ 2 Cu2+ + 5 OH-
74
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
75
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
7. Hidrolisis Sukrosa
Uji ini bertujuan untuk menganalisis hasil hidrolisis sukrosa.
Setelah dihidrolisis dilakukan uji benedict dan uji seliwanoff. Sukrosa
yang telah dihidrolisis dan dilakukan uji benedict menghasilkan reaksi
positif ditunjukan dengan warna merah bata, hal ini menunjukan sampel
mengandung gula pereduksi (aldehid bebas dan keton bebas). Sukrosa
yang telah dihidrolisis dan dilakukan uji seliwanoff menghasilkan reaksi
76
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
yang positif ditunjukkan dengan warna jingga, hal ini menujukkan sukrosa
yang telah dihidrolisis mengandung gugus ketosa.
Sukrosa yang merupakan disakarida setelah dihidrolisis akan
menghasilkan glukosa dan fruktosa. Hidrolisis sukrosa menghasilkan gula
pereduksi (dengan uji benedict) dan mengandung gugus ketosa (dengan uji
seliwanoff). Pada penambahan pereaksi Benedict dihasilkan endapan
Cu2O berwarna merah bata, dan larutannya berwarna biru. Untuk
penambahan pereaksi selliwanof dihasilkan perubahan warna larutan dari
kuning muda menjadi oranye.
Langkah pertama yakni membuat larutan sukrosa dengan
melarutkan 0,5 mL sukrosa kedalam 6 mL air. Selanjutnya, dibagi
kedalam 3 tabung reaksi dengan masing-masing berisi 1 mL larutan
sukrosa.
Tabung reaksi 1 ditambahkan 1 mL larutan HCl 3M (tidak
berwarna), kemudian dipanaskan dalam penangas air (larutan tetap tidak
berwarna). Selanjutnya, didinginkan pada suhu kamar. HCl berfungsi
menghidrolisis sukrosa. Selanjutnya, ditambah 1,5 mL larutan NaOH tak
berwarna. Kemudian larutan ini dibagi kedalam 2 tabung. Pada tabung
reaksi 1A ditambah 5 mL benedict, menghasilkan larutan berwarna biru
keunguan. Kemudian dipanaskan dalam penangas air, Benedict di sini
digunakan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam hal ini sebagai
indikator bahwa sukrosa sudah terhidrolisis atau tidak. Setelah pemanasan
larutan berwarna biru dan terbentuk endapan merah bata. Pada tabung
reaksi 1B ditambah 5 mL reagen seliwanoff (larutan menjadi berwarna
kuning). Selanjutnya, dipanaskan dalam penangas air. Reagen seliwanoff
ini digunakan untuk membuktikan adanya ketosa (fruktosa). Dalam hal ini
sebagai indikator bahwa sukrosa sudah terhidrolisis atau tidak. Sukrosa
terhidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa. Setelah dipanaskan larutan
berwarna kuning dan terdapat endapan. Hal ini menunjukkan bahwa hasil
hidrolisis sukrosa adalah suatu karbohidrat dengan sifat gula pereduksi
dalam bentuk monosakarida karena penyusun sukrosa adalah glukosa dan
fruktosa, yang memenuhi sifat tersebut adalah glukosa. Dalam percobaan
77
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
ini juga terbukti bahwa larutan mengandung gugus ketosa yaitu fruktosa.
Dapat disimpulkan bahwa sukrosa terhidrolisis total. Reaksi yang terjadi
yakni:
Tabung 1
Tabung 1A (Benedict)
Tabung 1B (Seliwanoff)
78
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Tabung 2A (Benedict)
Tabung 2B (Seliwanoff)
79
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Tabung 3A (Benedict)
Tabung 3B (Seliwanoff)
8. Hidrolisis Pati
80
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
J. Kesimpulan
K. Daftar Pustaka
Adisendjaja, Y. (2014). Penuntun Kegiatan Laboratorium Biokimia. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Anwar, C. (1994). Pengantar Praktikum Kimia Organik. Yogyakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Fika Puspita. Laporan Uji Kualitatif Karbohodrat.
https://www.academia.edu/10130369/Laporan_Uji_Kualitatif_Karboh
idrat_Kimdas_2_ diakses tanggal 8 April 2019.
Hard, H. (2003). Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Jeanne Isbeanny LFH. Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Karbohidrat.
https://www.academia.edu/8147045/Praktikum_uji_kualitatif_karbohi
drat. diakses tanggal 7 April 2019.
Kartasapoetra dan Marsetyo. 1995. Ilmu Gizi (Korelasi Gizi, Kesehatan, dan
Produktivitas Kerja). Jakarta: Rineka Cipta
Matsjeh, Sabirin, dkk. 1994. Kimia Organik II. Yogyakarta : FMIPA UGM.
Parlan, dkk. 2003. Kimia Organik II. Malang : UM Press.
Panji. Uji Barfoed. http://www.edubio.info/2014/04/uji-barfoed.html. diakses
tanggal 9 April 2019.
Panji. Uji Seliwanoff. http://www.edubio.info/2014/04/uji-seliwanoff.html.
diakses tanggal 9 April 2019.
Panji. Uji Benedict. http://www.edubio.info/2014/04/uji-benedict.html. diakses
tanggal 9 April 2019.
Panji. Uji Molisch. http://www.edubio.info/2014/04/uji-molisch.html. diakses
tanggal 9 April 2019.
Panji. Karbohidrat. http://www.edubio.info/2015/06/pengertian-dan-
klasifikasi-karbohidrat.html. diakses tanggal 9 April 2019.
Poedjiadi, A., & Supriyanti, T. (2009). Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI-
Press.
Sumardjo, D. (2008). Pengatar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Progam Strata I Fakultas Bioeksata. Jakarta: EGC.
81
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
L. Lampiran
1. Jawaban Pertanyaan
1. Tuliskakan senyawa penyusun reagen-reagen yang digunakan dalam uji
pengenalan karbohidrat!
Jawab :
a) Reagen Molisch : alfa-naftol dan etanol 96%
b) Reagen Seliwanoff : HCl dan resorsinol
c) Reagen Barfoed : Tembaga asetat
d) Reagen Benedict: Larutan A (Na. Sitrat dan Na2CO3) + Larutan B
(CuSO4.5H2O)
e) Reagen Fehling :Fehling A (CuSO4) + Fehling B (NaOH dan kalium
natrium tartrat).
f) Reagen Tollens : AgNO3 , NaOH dan NH4OH
g) Larutan Iodin : Iodin (I2)
2. Jelaskan prinsip-prinsip reaksi yang terjadi antara reagen dan
karbohidrat yang diuji !
Jawab :
a) Uji Molisch
Prinsip reaksi ini digunakan untuk membuktikan karbohidrat
secara umum. Terbentuk senyawa kompleks dari pereaksi Molisch
(alfa-naftol dengan hidroksi metil furfural)
b) Uji Seliwanof
Untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat yang mengandung
golongan ketosa. Jika dipanaskan karbohidrat yang mengandung
gugus keton akan menghasikan warna merah pada larutannya.
c) Uji Barfoed
Untuk membedakan karbohidrat monosakarida dan disakarida.
Prinsip reaksi dari pengujian ini ialah terjadinya reaksi reduksi Cu2+
menjadi Cu+ dalam Cu2O yang berupa endapan berwarna merah.
Reagen Barfoed tereduksi oleh adanya gula pereduksi monosakarida.
d) Uji Tollens
82
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
83
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
Jawab :
84
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
85
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat
2. Dokumentasi
86