Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENGAYAAN 1 BIOKIMIA

TUTOR : dr. Zulfitriani Murfat


KELOMPOK 2 B1
DISUSUN OLEH :
AGNES FETERINA PARWATI GOSAL 11020210145
NEDIVA FADIA FITRAH MAHARANI K 11020210160
ZULFAJRI 11020210180
FACHRY NUR HISYAM 11020210198
MIFTAH REZKI AWWALINA 11020210210
NURHIDAYANTI AINURRAHMA 11020210223
ZAHRAH AFDHALIYAH 11020210230
A.HAFIDZAH QURANI SALSABILA H.A.AZIS 11020210238
AFIF MADANI 11020210244
ANDI SASWIN PAMESANGI 11020210255
MOH HAMDHAN HAMSA 11020210263
TENRI AURELIA FARID PUTRI 11020210272
Monosakarida, Disakarida, dan Polisakarida

Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat yang
lebih sederhana. Monosakarida berasal dari Bahasa Yunani, mono yang berarti satu, dan
sacchar yang berarti gula. Artinya senyata karbohidrat dalam bentuk gula yang paling
sederhana. Berdasarkan gugus fungsinya, jenis monosakarida ada dua yaitu
aldosa yang memiliki gugus fungsi aldehid dan ketosa yang memiliki gugus
fungsi keton. Berdasarkan jumlah atom karbonnya, monosakarida terdiri dari triosa,
tetrosa, pentosa, dan heksosa

Rumus umum dari monosakarida : CnH2nOn

Struktur Monosakarida
Rumus kimia yang dimiliki Sebagian besar monosakarida yakni Cx(H2O)y, dimana
umumnya x ≥ 3. Molekul selalu dibentuk oleh tiga unsur saja, yakni Karbon (C), Hidrogen
(H), dan Oksigen (O).

Klasifikasi Monosakarida Berdasarkan Jumlah Atom C


Jumlah atom C Aldosa Ketosa
Triosa (C3H6O3) Gliseraldehid Dihidrosiaseton
Tetrosa (C4H8O4) Eritrosa Eritrulosa
Pentosa (C5H10O5) Ribosa Ribulosa
Heksosa (C6H12O6) Glukosa Fruktosa

Fungsi Monosakarida beserta sifat sifatnya


1. Reaksi dengan basa dan asam
Bila glukosa dilarutkan dalam basa encer / basa lemah Ba (OH)2 atau Ca(OH)2
setelah beberapa jam akan dihasilkan campuran yang terdiri dari fruktosa, manosa dan
sebagian glukosa semula. Hal ini terjadi karena enolisasi glukosa. Perubahan aldosa
menjadi ketosa ini disebut transformasi Bruyn-Alberda Van Ekenstein. Trasnformasi
ini tidak terjadi dalam larutan basa pekat karena dalam larutan ini, monosakharida
mudah teroksidasi, terdegrasi dan terpolimerisasi. Dalam asam encer, monosakharida
sangat stabil tetapi jika aldoheksosa dipanaskan dalam asam kuat, maka akan
mengalami dehidrasi membentuk hidroksimetil furfural

Dalam kondisi yang sama pentosa akan mengalami dehidrasi menjadi

bentuk furfural

2. Gula Pereduksi
Adanya sifat pereduksi dari gula disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau gugus
keton yang bebas, sehingga dapat mereduksi ion-ion logam seperti tembaga (Cu) dan
perak (Ag) dalam larutan basa. Dalam mereduksi Benedict yang terbuat dari
campuran CuSO4, NaOH dan Na-sitrat , gula tersebut akan mereduksi CU2+ yang
berupa Cu(OH)2 menjadi CU+ sebagai CuOH,selanjutnya menjadi Cu2O yang tidak
larut, berwarna kuning atau merah bata / coklat.
3. Oksidasi
Oksidasi secara kimia terhadap aldosa pada umumnya menghasilkan asam Aldonat
(misalnya, asam glukonat dari glukosa ). Oksidator kuat seperti NHO3, akan mengoksidasi
gugus aldehida dan gugus alkohol primer menjadi asam aldarat suatu asam dikarboksilat
(misalnya asam glukarat dari glukosa ). Dalam beberapa hal asam aldonat membentuk
suatu ester, atao lakton. Asam monokarboksilat yang terjadi jika hanya gugus alkohol
primer saja yang teroksidasi disebuat asam uronat, misal asam glukoronat.

4. Pembentuk Ester
Semua monosakharida dapat terasetilasi oleh asam asetat anhidrida yang berlebihan
membentuk O-asetil-α-D-glukosa. Gugus asetil yang berikatan secara ester ini bisa
dihidrolisis oleh asam atau basa . Sifat ini sering juga digunakan untuk penentuan
struktur kharbohidrat Senyawa ester yang penting dalam metabolisme adalah ester
fosfat. Senyawa ini terjadi karena berlangsungnya reaksi antara kharbohidrat dengan
adenosin trifosfat (ATP) yang dikatalis oleh enzim yang sesuai.
5. Ozason
Monosakharida dapat bereaksi dengan larutan fenilhidrazin dalam suasana asam dalam
suhu 1000C, membentuk ozason. Glukosa, fruktosa dan galaktosaa membentuk ozason
yang sama, karena C3 – C6 ketiga gula ini sama, tetapi galaktosa membentuk ozason
yang lain karena galaktosa berbeda pada pada bagian melekul yang tidak berubah pada
pembentukan ozason . Tes ozasan penting untuk identifikasi gula karena ozason
berbagai kharbohidrat mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang berbeda. Pada
pembentukan ozason haya C karbonil ( gugus aldehida atau keton ) dan atom C yang
bersebelahan letaknya turut bereaksi. H – C = O H2O H
6. Pembentuk glikosida
Pembentuk Glikosida Salah satu sifat monosakharida yang sangat penting ialah
kemampuan untuk membentuk glikosida dan asetal. Apabila larutan D-glukosa diberi
metanol dan HCl maka akan segera terbentuk dua senyawa, yaitu α dan β-metil-
Dglukosida. Dua bentuk yang diastomer ini labil dalam asam tetapi stabil dalam basa

Jika gugus hidroksil pada sebuah melekul gula bereaksi dengan hidroksil hemiasetal
hemiketal melekul gula yang lain, terbentuklah glikosida yang disebut disakharida.
Ikatan antara kedua melekul itu dinamakan Ikatan glikosida. Polisakharida terdiri dari
sejumlah besar unit monosakharida yang dihubungkan oleh iakatan glikosida.
Disakarida
Disakarida adalah produk kondensasi dua unit monosakarida, contohnya maltosa dan
sukrosa. Disakarida yang penting antara lain adalah maltose (glukosil
glukosa), suatu zat antara pada pencernaan pati; sukrosa (glukosil
fruktosa), yang penting sebagai konstituen makanan yang mengandung
fruktosa; dan laktosa (galaktosil glukosa), dalam susu.

Sifat disakarida :
 Kristal
 Kadang-kadang larut dalam air
 Kadang-kadang manis-mencicipi dan lengket perasaan

Disakarida yang penting antara lain :


1. Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida dan merupakan hasil dari hidrolisis parsial tepung
(amilum). Maltosa tersusun dari molekul α-D-glukosa dan β-D-glukosa.
2. Sukrosa
Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan gula bit. Dalam kehidupan sehari-hari, sukrosa
dikenal dengan gula pasir. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosa yang
dihubungkan oleh ikatan 1,2- α
3. Laktosa
Laktosa adalah komponen utama yang terdapat pada air susu ibu dan susu sapi.
Laktosa tersusun dari molekul β-D-galaktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,4- β

Polisakarida
Polisakarida adalah produk kondensasi lebih dari sepuluh unit monosakarida,
contohnya pari dan dekstrin yang mungkin merupakan polimer linier atau bercabang.
Polisakarida kadang-kadang diklasifikasikan sebagai heksosan atau pentosan,
bergantung pada identitas monosakarida pembentuknya. Berdasarkan monosakarida
penyusunnya, polisakarida yang tidak mengandung nitrogen sapat dibedakan atas
pentosan dan heksosan.
Rumus kima polisakarida adalah (C6H10O5)n. Molekul ini dapat digolongkan
menjadi polisakarida structural seperti selulosa, asam hialuronat, dan lain-lain.

Contoh polisakarida
Polisakarida Jenis monosakarida hadir Penggunaan
Pati Glukosa Penyimpanan energi di
pabrik
Glikogen Glukosa Penyimpanan energi pada
hewan
Selulosa Glukosa Komponen structural
dinding sel tanaman
1. Pati (C6 H10 O5 )n
Polisakharida ini merupakan cadangan makanan dalam tumbuh-tumbuhan, terutama
terdapat dalam jumlah banyak pada golongan umbi-umbian, seperti kentang dan pada
biji-bijian seperti jagung. Tetapi kemampuan membentuk pati dijumpai hampir pada
semua sel tanaman. Pati terdiri dari dua bagian yaitu amilosa (15–29%) yang
merupakan rantai panjang tidak bercabang yang terdiri dari melekul α-D-glukopiranosa
yang bersambungan dengan ikatan α (1 4) dan amilopektin (80–85%) yang
merupakan rantai bercabang sebanyak 24–30 melekul α-D-glukopiranosa yang
bersambungan dengan ikatan α ( 1 4 ) dengan titik percabangan dengan ikatan α (1 6
)
2. Glikogen
Glikogen merupakan sumber polisakharida utama pada hewan seperti pati pada sel
tanaman. Glikogen merupakan polisakharida bercabang dari D-glukosa dengan ikatan α
(1 4), tetapi memiliki percabangan yang lebih banyak dengan struktur yang lebih
kompak dibandingkan dengan amilopektin. Ikatan pada percabangan adalah α (1 6
). Glikogen terutama banyak terdapat dalamhati. Glikogen tidak mereduksi larutan
Benedict dan dengan iodium memberi warna merah.
3. Selulosa
Selulosa adalah unsur utama pembentuk kerangka tumbuh-tumbuhan . Ia tidak memberi
warna pada iodium dan tidak larut dalm pelarut biasa. Selulosa terdiri atas β-D-
Glukopiranosa yang dihubungkan oleh ikatan β (1 4 ) untuk membentuk rantai
panjang dan lurus yang diperkuat oleh ikatan hidrogen. Karena selulosa merupakan
homopolisakharida linear tidak bercabang, terdiri dari 10.000 atau lebih unit D-glukosa
yang dihubungkan oleh ikatan 1 4 glikosida, senyawa ini akan kelihatan sama
dengan amilosa dan rantai utama glikogen. Tetapi terdapat perbedaan yang amat
penting yaitu pada selulosa, ikatan 1 4 berada dalam konfigurasi β , sedangkan pada
amilosa, amilopektin dan glikogen, ikatan 1 4 nya berbentuk α.

1. Amilum
Amilum terdiri dari dua macam polisakarida, yaitu amilosa dan amilopektiin.
Keduanya merupakan polimer glukosa. Amilosa terdiri atas 250-3000 unit D-glukosa.
Sedangkan amilopektin terdiri atas 1000 unit glukosa. Unit glukosa amilosa
dirangkaikan dl=alam bentuk linier oleh ikatan glikosida α (1 4). Amilosa mempunyai
ujung non reduksi dan ujung reduksi. Berat molekulnya bervariasi dari beberapa ratus
sampai 150.000. Amilopektin adalah polisakarida bercabang. Dalam molekul ini,
rantai pendek dari rangkaian glikosida α (1 4) unit glukosa digabungkan denan
rangkaian glikosida lain melalui ikatan glikosida α (1 6)
2. Asam healuronik merupakan mukopolisakarida (heteropolisakarida) yaitu suatu
senyawa dengan berat molekul tinggi. Asam heluronik disusun oleh unit asam
glukoronik dan asetil-glukosamin. Dua monosakarida berbeda tersebut dirangkaikan
oleh ikatan β (1 3) untuk membentuk disakarida yang terikat β (1 4) dengan unit
ulangan berikutnya.
3. Glikogen
Glikogen merupakan bentuk cadangan glukosa pada sel-sel hewan dan manusia yang
disimpan di hati dan otot sebagai granula. Glikogen merupakan polimer α-1 dari
glukosa dan umumnya mempunyai ikatan cabang α-1,6 untuk setiap satuan glukosa.

GLIKOKONJUGAT : PROTEOGLIKAN,
GLIKOPROTEIN, DAN GLIKOLIPID
A. GLIKOKONJUGAT
PENGERTIAN GLIKOKONJUGAT :
Glikokonjugat adalah senyawa karbohidrat yang berikatan dengan protein
dalam bentuk proteoglikan dan glikoprotein serta yang berikatan dengan lemak.

1. PROTEOGLIKAN

a. PENGERTIAN PROTEOGLIKAN :
Proteoglikan adalah protein yang mengalami glikosilasi dalam jumlah tinggi.
Maksud dari Glikosilasi merupakan proses penambahan gula reaktif, yang
selanjutnya dapat memodifikasipada rantai oligosakarida yang terjadi
padareticulum endoplasma dan badan golgi denganbantuan enzim
glikosiltransferase, misalnyatransfer gula dari suatu nukleotida pembawagula
seperti UDP-N-asetilglukosamin ke residumanosa.

b. STRUKTUR PROTEOGLIKAN
Struktur proteoglikan terdiri dari :
 Karbohidrat

Proteoglikan bertindak sebagai polisakarida daripada protein karena


95% dari beratnya terdiri dari glikosaminoglikan. Rantai
glikosaminoglikan terdiri dari heksosamin bergantian dan asam
heksuronat atau unit galaktosa. Ada juga daerah-daerah penghubung
glikopeptida yang menghubungkan rantai polisakarida dengan protein
inti yang mengandung oligosakarida yang terkait dengan O dan / atau
O.

 Protein Inti

Proteoglikan dapat diklasifikasikan berdasarkan protein inti mereka.


Sebagai contoh, satu keluarga terdiri dari proteoglikan ekstraseluler
kondroitin sulfat besar yang dapat secara khusus berinteraksi dengan
asam hialuronat. Beberapa proteoglikan dalam matriks ekstraseluler
dan proteoglikan hadir dalam jaringan ikat yang berbeda termasuk
dalam kategori ini. Famili lain dari proteoglikan terdiri dari protein inti
homolog kecil yang mencakup satu atau dua rantai glikosaminoglikan.
Protein inti kecil ini termasuk decorin, biglycan, fibromodulin, dll.
Proteoglikan heparan sulfat hadir dalam membran ekstraseluler atau
ruang bawah tanah dan terkait dengan proteoglikan heparan sulfat yang
disekresikan oleh garis sel tumor Engelbreth-Holm-Swarm
(EHS).Serglikan adalah proteoglikan intraseluler yang terdiri dari
sekuens protein inti unit serin dan glisin yang banyak disubstitusi
dengan rantai heparan. Semua protein inti mengandung domain
substitusi glikosaminoglikan dan sebagian besar proteoglikan melekat
pada makromolekul yang ada dalam matriks ekstraseluler melalui
domain yang ada dalam protein inti.

 Domain Inti Glikosaminoglikan

Rantai glikosaminoglikan terikat pada residu serin yang ada dalam


protein inti. Perpanjangan rantai dimulai oleh xilosilasi residu serin
spesifik. Unit serin yang rentan terhadap xilosilasi terjadi dalam urutan
tetrapeptida spesifik yang didahului oleh beberapa residu asam.
Peptida sintetik yang mengandung urutan ini telah terbukti sebagai
substrat yang memadai untuk xilosilasi in vitro.

c. FUNGSI PROTEOGLIKAN

 Sebagai reseptor permukaan sel untuk enzim yang berbeda atau


inhibitor mereka.

Beberapa proteoglikan yang hadir dalam matriks ekstraselular dapat


mengikat sitokin yang berbeda, faktor pertumbuhan, dan senyawa lain
dan mencegah degenerasi mereka dengan protease.

 Transduksi Sinyal

Terminologi transduksi signal (signal transduction) yang sering pula


disebut sebagai signal sel(cell signaling) merupakan suatu proses
komunikasi yang meliputi konsep tentang tanggapan sel terhadap
rangsangan dari sekelilingnya yang disusul dengan timbulnya reaksi
didalam sel.Dua famili utama proteoglikan heparan sulfat permukaan
sel adalah sindekan dan glipikan. Dua keluarga ini mengikat beberapa
faktor pertumbuhan dan protein matriks dan terlibat dalam berbagai
jalur transduksi sinyal yang terlibat dalam proliferasi sel dan
perubahan bentuk sel.Sindekan adalah protein transmembran yang
dihubungkan ke membran sel menggunakan jangkar lipid
glikosilfosfatidlinositol (GPI). Ada empat protein sindekan mamalia
yang diketahui. Sementara struktur protein ini sangat mirip dengan
beberapa sitoplasma, juxtamembrane, dan domain transmembran
bersama, mereka juga memiliki daerah dan distribusi yang berbeda di
dalam sel. Baik mitra protein yang dikonservasi maupun yang berbeda
memiliki peran dalam fungsi seluler dan perkembangan proteoglikan.

FUNGSI DALAM ORGANISME MODEL


Sebagian besar informasi tentang bagaimana fungsi proteoglikan
berasal dari penelitian pada lalat buah dan cacing nematoda,
Caenorhabditis elegans. Banyak dari permukaan sel mamalia heparan
sulfat proteoglikan memiliki homolog dalam lalat dan cacing.

Sementara ada banyak perbedaan dalam struktur dan fungsi ketika


sistem terbang dan mamalia dibandingkan, beberapa fungsi Drosophila
glypicans dan syndecan ditiru dalam mamalia, menunjukkan fungsi
yang dilestarikan.

2. GLIKOPROTEIN

a. PENGERTIAN GLIKOPROTEIN

Glikoprotein adalah molekul yang terdiri dari rantai protein dan karbohidrat
yang terlibat dalam banyak fungsi fisiologis termasuk kekebalan. Banyak virus
memiliki glikoprotein yang membantu mereka memasuki sel-sel tubuh, tetapi
juga dapat berfungsi sebagai target terapi atau pencegahan yang penting.
Glikoprotein adalah protein yang mengandung glikan yang melekat pada rantai
samping asam amino. Glycans adalah rantai oligosakarida yang merupakan
polimer sakarida, yang dapat menempel pada lipid (glikolipid) atau asam amino
(glikoprotein). Biasanya, ikatan ini terbentuk melalui proses yang disebut
glikosilasi.

Glikosilasi terjadi pada sebagian besar protein setelah translasi dengan sebagian
besar protein RER tersintesis yang mengalami glikosilasi. Ada berbagai bentuk
glikosilasi yang menempel pada glikans spesifik pada protein dan lipid.

Glikoprotein berfungsi dalam struktur, reproduksi, system kekebalan,


hormone, dan perlindungan sel dan organism:

 Glikoprotein ditemukan pada permukaan lapisan ganda lipid membrane sel.


Sifat hidrofilik mereka memungkinkan mereka berfungsi di lingkungan
yang berair, dimana mereka bertindak dalam pengenalan sel-sel dan
pengikatan molekul lain. Glikoprotein sel juga penting untul sel-sel yang
saling terhubung dan protein (mis, kolagen) untuk menambah kekuatan
dan stabilitas jaringan. Glikoprotein dalam sel tanaman adalah apa yang
memungkinkan tanaman berdiri tegak melawan gaya gravitasi.
 Protein glikosilasi tidak hanya penting untuk komunikasi antar sel. Mereka
juga membantu system organ berkomunikasi satu sama lain. Glikoprotein
ditemukan dalam materi kelabu otak, dimana mereka bekerja bersama
dengan akson dan sinaptosom.
 Hormon mungkin glikoprotein. Contohnya termasuk human chorionic
gonadotropin (HCG) dan erythroprotein (EPO).
 Pembekuan darah tergantung pada prothrombin glikoprotein, thrombin,
dan juga fibrinogen.
 Penata sel mungkin glikoprotein. Golongan darah MN yang disebabkan
oleh dua bentuk polimorfik dari glikoprotein glikophorin A. Kedua bentuk
hanya berbeda oleh dua redisu asam amino, namun itu cukup untuk
menyebabkan masalah bagi orang yang menerima organ yang
disumbangkan oleh seseorang dengan golongan darah yang berbeda
darinya. Major Histocompatibility Complex (MHC) dan antigen H dari
golongan darah ABO dibedakan oleh protein glikosilasi.
 Glikoforin A juga penting karena merupakan tempat perlekatan untuk
plasmodium falciparum, parasit darah manusia.
 Glikoprotein juga penting untuk reproduksi karena memungkinkan
pengikatan sel sperma ke permukaan sel telur.
 Musin adalah glioprotein yang ditemukan dalam lender. Molekul-molekul
melindungi permukaan epitel yang sensitive, termasuk saluran pernapasan,
saluran kencing, reproduksi dan juga pencernaan.
 Respons imun bergantung pada glikoprotein. Karbohidrat antibody (yang
merupakan glikoprotein) menentukan antigen spesifik yang dapat
diikatnya. Sel B dan sel T memiliki glikoprotein permukaan yang juga
mengikat antigen.

3. GLIKOLIPID

a. PENGERTIAN GLIKOLIPID

Glikolipid adalah komponen penyusun membran sel yang terdiri dari dua
bagian. Bagian pertama adalah ekor yang terdiri dari gugus lipid yang bersifat
hidrofobik (menolak air). Bagian kedua adalah satu atau lebih gugus gula yang
bersifat hidrofilik (menarik air).

b. STRUKTUR GLIKOLIPID

Glikolipid dapat memiliki gugus sakarida yang terikat pada molekul oleh
ikatan N- atau O- glikosidik, dan bahkan melalui ikatan non-glikosidik, seperti
ikatan ester atau amida. Bagian sakarida sangat bervariasi, tidak hanya dalam
struktur tetapi juga dalam komposisi. Bagian sakarida ini dapat terdiri dari
mono- , di- , oligo- , atau polisakarida dari berbagai jenis. Mereka dapat
memiliki gula amino dan bahkan gula asam, sederhana atau bercabang.
 Glycoglycerolipid : pada hewan glikogliserolipid mungkin memiliki
residu galaktosa atau glukosa, terfosfat atau tidak.
 Glycosphingolipid : seperti sphingolipid lainnya, glycosphingolipid
berasal dari L-serin yang terkondensasi dengan asam lemak rantai
panjang yang membentuk basa sphingoid yang dikenal sebagai
sphingosine.
 Glucofosfatidilinositoles : dalam glikolipid ini residu dari pusat glukan
(glukosamin dan manosa) dapat dimodifikasi dengan berbagai cara
melalui penambahan gugus fosfoetanolaminamin dan gula lainnya.
 Menanam glikolipid : kroloplas banyak ganggang dan tanaman tingkat
tinggi diperkaya dengan galaktogliserolipid yang memiliki sifat netral
mirip dengan cerebroside pada hewan.
 Glikolipid bakteri : pada bakteri, glikosil gliserida secara struktual
analog dengan fosfogliserida hewan, tetapi mengandung residu
karbohidrat yang terikat oleh glikosilasi pada posisi 3 dari sn-1, 2-
digliserida.

c. FUNGSI GLIKOLIPID

Fungsi glikolipid antara lain sebagai sumber energi cadangan, sebagai


komponen yang menyusun permukaan luar membrane sel, melindungi isi sel,
dan mengatur keluar masuknya molekul dan sebagai reseptor.

FRUKTO-OLIGOSAKARIDA DAN GALAKTO-OLIGOSAKARIDA

1. Definisi dan struktur.


A. Frukto-oligosakarida.
Frukto-oligosakarida (FOS) merupakan substansi karbohidrat dari famili fruktan, terdiri
dari bermacam-macam gugus polimer fruktosa yang masing-masing membentuk
kestosa,nystosa, dan fruktosio nistosa. Zat ini terdapat pada berbagai jenis tanaman, dan
disimpansebagai karbohidrat oleh tanaman.Dalam penggolongan serat pangan, FOS
termasuk dalam serat fungsional karena memilikiefek fisiologis yang berguna bagi
kesehatan manusia.FOS mengandung campuran oligomer dan polimer b-(2-1)-fruktosa.
Karena adanya konfigurasi b pada monomer fruktosa, FOS tidak dapat dihidrolisis oleh
enzim pencernaan usus halus. Struktur kimia FOS ditunjukkan dengan simbol GFn
dalam hal ini, G menunjukkan unitglukosil, F menunjukkan unit fruktosil, sedangkan
menunjukkan jumlah unit yang terikat oleh a-(2-1)-fruktosa. Unit fruktosil pada FOS
panjangnya bervariasi antara dua hingga lebih dari 60 fruktosil.

B. Galakto-oligosakarida.
GOS merupakan komponen dari susu sapi. GOS didapat dari laktosa melalui proses
transgalaktosilasi dengan menggunakan enzim beta-D-galaktosidase. Struktur kimianya
terdiri dari molekul glukosa dan galaktosa yang saling berikatan satu sama lain. Galakto-
oligosakarida dapat dibentuk dari monosakarida oleh aksi asam mineral (sintesis kimia).
Proses ini, yang dikenal sebagai “pembalikan”, menjelaskan produksi oligosakarida
selama hidrolisis asam laktosa. Hal ini pertama kali diamati pada 1950-an (Aronson
1952). Kondisi yang cocok untuk produksi oligosakarida selama hidrolisis asam laktosa
dan struktur oligosakarida yang dihasilkan telah dipelajari dengan baik (Huh,dkk. 1990,
1991). Berdasarkan pengamatan itu ditemukan bahwa terjadi pembentukan campuran
kompleks disakarida dan trisakarida, dengan berbagai keterkaitan dengan konfigurasi -ɑ
dan -ß anomer beserta gula-anhidro, sebagai hasil dari proses kimia ini (Huh dan lainnya
1991). Mungkin karena kurangnya kekhususan produk dan kondisi ekstrim yang
diterapkan selama hidrolisis asam laktosa, ini proses produksi GOS tidak dihasilkan
dalam skala besar.
INULIN
PENGERTIAN
Inulin adalah suatu polifruktan yang terbentuk sebagai karbohidrat cadangan pada
umbi dan akar beberapa tanaman sepert Jerusalem artichoke, chicory, dan dahlia. Senyawa
polimer ini memiliki derajat polimerisasi (DP) lebih dari 30 dengan diawali oleh satu molekul
glukosa. Inulin merupakan oligosakarida alami yang dihasilkan oleh banyak tanaman lain.
Inulin dalam tanaman disimpan pada akar atau umbi. Kebanyakan tanaman yang mensisntesis
dan menyimpan inulin tidak menyimpan bahan dalam bentuk pati. Inulin merupakan polimer
alami dengan monomer fruktosa. Jumlah monomer fruktosa pada satu rantai polimer
bervariasi tergantung sumbernya.
STRUKTUR
Inulin termasuk kedalam kategori serat yang disebut frunkan yakni suatu polisakarida yang
dibangun oleh beberapa unit-unit monomer fruktosa melalui ikatan B-2-1 fruktofuranasida
yang diawali oleh satu molekul glukosa. Struktur kimiainulin merupakan linier, polimer dari
2,1 rantai fruktosa yang ujungnya berupa residu sukrosa. Fruktosa yang menyusuun inulin
dapat dihidrolisis dengan asam maupun secara enzimatis. Struktur inulin tidak selalu berupa
rantai lurus, namun juga dapat bercabang seperti halnya inulin yang berasal dari beberapa
akar tanaman chicorium intybus yang mengandung sedikit ikatan B-2-6 pada rantai utamanya
pada umbi bunga dahlia dan articok Jerusalem dan juga pada beberapa spesies lainnya.
Berikut contoh struktur inulin :

RUMUS
C6nH10n+2O5n+1
SUMBER
Inulin terdapat pada tanaman seperti umbi dahlia, akar chirory, dan gandum. Tanaman
chirory dan artichoke tumbuh baik di amerika utara sedangkan tanaman dahlia dpat tumbuh
baik di dataran tinggi Indonesia. Pada umbi dahlia kadar inulin yang terdapat di dalamnya
cukup besar yaitu sekitar 65,7% berat kering.

SIFAT
Inulin bersifat memiliki derajat polimerisasi diatas 30 dan mengendap dalam
campuran etanol dan air. Inulin juga mengandung beberapa energi yakni 1/3 hingga 1/4
energi makanan dari gula 1/16 hingga 1/9 energi makanan dari lemak, sehingga berperan
sebagai karbohidrat cadangan, yang artinya inulin dapat ditemukan pada tumbuhan yang
disimpan dalam keadaan sebagai cadangan makanan. Inulin juga mempunyai rantai yang
lebih panjang, sehingga tidak mudah larut seperti halnya oligofruktosa. Tidak seperti serat
yang lain, inulin dan oligofruktosa, jika dicampurkan dengan komponen makanan lain tidak
memberikan perubahan rasa, dan viskositas atau kekentalan. Biokimia inulin juga
mempunyai kandungan kalori yang rendah dibandingka dengan karbohidrat yang tipikal, hal
ini dikarenakan adanya ikatan β (1-2) dari molekul fruktosa.
MANFAAT
- Prebiotik Inulin dalam Nutrisi
Inulin merupakan polimer unit–unit fruktosa yang bersifat larut di dalam air,tetapi
tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan. Inulin disebut dengan prebiotik karena
dapat mencapai usus besar tanpa perubahan struktur. Inulin adalah salah satu jenis
karbohidrat yang mengandung serat dan tergolong sebagai prebiotik. Seperti prebiotik
lainnya, inulin tidak dapat dicerna dan diserap dalam usus halus, sehingga saat sampai
di usus besar, inulin berfungsi sebagai ‘makanan’ bagi bakteri yang dapat
meningkatkan jumlah bakteri baik dan menjaga keseimbangan mikroflora (bakteri
baik) dalam usus besar. Bakteri baik dalam usus inilah yang berperan membuat
kotoran lebih lunak, sehingga terhindar dari konstipasi atau sembelit.
- Makanan yang diproses
Inulin semakin meningkat digunakan dalam makanan-makanan yang diproses karena
inulin mempunyai karakteristik yang dapat beradaptasi secara tidak lazim. Rentang
cita-rasa dari rasa manis campuran sampai rasa manis yang rumit. Inulin dapat
digunakan untuk menggantikan gula,l emak dan tepung. Ini menguntungkan karena
inulin mengandung 25-35% energy makanan dari karbohidrat.
- Obat-obatan
Inulin dan analogynya sinistrin digunakan untuk membantu mengukur fungsi ginjal
dengan menentukan laju filtrasi glomerulus (GFR). GFR ialah volume cairan yang
disaring dari pembuluh glomerulus ginjal (renal) pada kapsul bowman per satuan
waktu. Inulin yang penggunaan utama sebagai yang disekresikan atau diserap ulang
dalam berapa pun jumlah yang dapat dinilai pada nefron yang mengizinkan GFR
dihitung, yang lebih baik dari total filtrasi renal.
DEKSTRIN
PENGERTIAN
Dekstrin adalah pati termodifikasi yang banyak digunakan dalam industri makanan,
farmasi dan kimia. Dibandingkan pati asal, desktrin memiliki berbagai kelebihan
karakteristik, antara lain kelarutan dalam air, daya serap air yang lebih tinggi, dan lebih stabil
selama penyimpanan. Dekstrin adalah produk hidrolisa zat pati, berbentuk zat amorf
berwarna putih sampau kekuning-kuningan (SNI, 1989). Desktrin merupakan produk
degradasi pati sebagai hasil hidrolisis tidak sempurna pati dengan katalis asam atau enzim
pada kondisi yang dikontrol. Dekstrin umumnya berbentuk bubuk dan berwarna putih
sampau kuning keputihan.
SIFAT
Dextrin larut dalam air dingin dan larutannya bila direaksikan dengan alcohol atau
Ca/BaOH akan menghasilkan endapat dextrin yang bentuknya tidak beraturan. Sebagai
padatan, dextrin tersedia dalam bentuk tepung, tidak larut dalam alcohol dan pelarut-pelarut
netral lain. Dextrin juga dapat membentuk larutan kental yang mempunyai sifat adhesive
kuat.

dicantumkan beberapa sifat mutu dextrin yang meliputi kadar air, warna, kelarutan, gula
pereduksi dan derajat percabangan. Nilai kelarutan yang diperoleh menunjukkan jumlah
dextrin dalam 1% suspensi yang akan larut dalam air destilata pada suhu 72o F. Tampak
bahwa kelarutan dextrin putih lebih rendah daripada kelarutan British Gum, sedangkan
kelarutan British Gum lebih rendah daripada kelarutan dextrin kuning.
RUMUS
(C6H10O5)n
STRUKTUR
Dekstrin merupakan hasil hidrolisis pati yang tidak sempurna. Proses ini juga melibatkan
alkali dan oksidator. Pengurangan panjang rantai tersebut akan menyebabkan perubahan sifat
dimana pati yang tidak mudah larut dalam air diubah menjadi dekstrin yang mudah larut.
Dekstrin bersifat sangat larut dalam air panas atau dingin, dengan viskositas yang relatif
rendah. Sifat tersebut mempermudah penggunaan dekstrin apabila digunakan dalam
konsentrasi yang cukup tinggi (Lineback dan Inlett,1982) dalam ebookpangan.

SELULOSA
PENGERTIAN
Selulosa merupakan komponen utama peyusun dinding sel tumbuhan dari pohon
tingkat tinggi hingga organisme primitive, seperti alga, flagelata, dan bakteri. Selulosa
merupakan komponen karbohidrat rantai lurus dengan glukosa sebagai monomer
penyusunnya, di mana antar monomernya dihubungkan oleh ikatan hydrogen. Selulosa tidak
larut dalam berbagai macam pelarut dan tahan terhdap perlakuan dengan berbagai bahan
kimia, kecuali asam kuat, yang disebabkan adanya ikatan hydrogen antar gugus hidroksil
dalam rantai selulosa.

SIFAT
Dapat terdegradasi oleh hidrolisa, oksidasi, fotokimia atau juga dengan secara mekanis
sehingga berat molekulnya menurun.
Tidak larut di dalam air maupun pelarut organik, namun sebagian larut dalam larutan alkali.
Dalam keadaan kering, selulosa ini memiliki sifat higroskopis, keras serta rapuh. Apabila
selulosa cukup banyak mengandung air maka akan memiliki sifat lunak. Jadi fungsi air disini
ialah sebagai pelunak.
Selulosa dalam kristal mempunyai kekuatan lebih baik dibandingkan dengan bentuk
amorfnya.
sifat serat selulosa diantaranya yaitu:

 Mempunyai kekuatan tarik yang tinggi.


 Dapat membentuk jaringan.
 Tidak mudah larut dalam air, alkali serta pelarut organik.
 Relatif tidak berwarna.
 Mempunyai kemampuan mengikat yang lebih kuat.
RUMUS

(C6H10O5)n

STRUKTUR

Selulosa ini mempunyai struktur yang unik sebab kecenderungannya membentuk ikatan
hidrogen yang kuat. Ikatan hidrogen intramolekular terbentuk antara:

Struktur kimia selulosa adalah linier, banyak ikatan hidrogen yang terbentuk antara berbagai
gugus hidroksil. Selulosa kaku, tidak berasa, tidak mengkristal dan tidak larut dalam air.

FUNGSI

 Penyusun Dinding Sel Tumbuhan

Selulosa merupakan penyusun utama dinding sel tumbuhan dan beberapa organisme lainnya
seperti algae. Pada tumbuhan selulosa sangat berperan penting bagi kelangsungan hidupnya
di alam.

 Memperlancar Pencernaan Hewan

Selulosa ini merupakan senyawa yang dikenal sebagai serat, senyawa ini memiliki peranan
yang peting bagi tubuh hewan meski tidak mampu mencernanya.

 Bahan Bangunan Dan Property Lainnya

Untuk karakter selulosa yang kuat serta tidak larut akan air ini membuat selulosa memiliki
banyak manfaat. Diantaranya yakni selulosa digunakan sebagai bahan tambahan untuk
membuat kain atau karpet dan lainnya. Selulosa yang tidak larut air ini sangat mudah
dipisahkan dari senyawa atau cairan lainnya.
GLIKOKALIKS DAN GLIKOFORIN
A. Glikokaliks
Selubung cell = “cell goat” = glikokalik

Glikokaliks merupakan pembungkus glikoprotein dan polisakarida yang mengelilingi


banyak sel. Pada sel, bakteri glikokaliks membentuk massa serabut yang menonjol keluar sel
dan dengan cara demikian sel melekat ke permukaan. Glikokaliks juga melindungi sel dari
jejas dan berfungsi dalam pengenalan sel-sel. Glycophorin adalah hadiah protein
transmembran utama dalam membran sel eritrosit. Ini adalah transmembran protein single-
pass. Protein ini menunjukkan interaksi baik hidrofobik dan ion dengan membran sel.
Protein ini terlihat memiliki asam amino hidrofobik atau bermuatan yang membentuk struktur
heliks α yang tertanam dalam membran sel. Asam amino hidrofobik ini membentuk interaksi
Van der Waals dengan rantai asam lemak dari membran sel.

A. Struktur
Pada dasarnya, glikokaliks terdiri dari rantai polisakarida (gula) yang dihubungkan dengan
berbagai molekul protein dan lipid, sehingga membentuk asosiasi yang masing-masing
disebut glikoprotein dan glikolipid. Hasilnya adalah jaringan berserat dan lengket dengan
kemampuan menghidrasi.
B. Glikokaliks pada manusia

Pada manusia glikokaliks sering membantu sel-sel vaskular penting menempel pada pembuluh darah,
seperti leukosit dan trombosit yang terlibat dalam pembekuan darah. Pada manusia, glikokaliks sangat
penting untuk fungsi vaskular dan sistem pencernaan.

Glukokalix di endotel pembuluh darah

Pembuluh darah sebenarnya adalah tabung kecil yang terbuat dari sel. Sel-sel di dalam tabung disebut
sel endotel dan harus menahan tekanan darah yang mengalir di atasnya secara konstan.
Untuk melawan hal ini, sel endotel vaskular menghasilkan lapisan mucilaginous. Glikokaliks ini juga
memiliki enzim dan protein yang membantu sel-sel yang terlibat dalam pembekuan darah untuk
menempel pada pembuluh darah bila diperlukan.

Fungsi utama glikokaliks dalam sistem vaskular adalah untuk mempertahankan homeostasis
endotelium. Perubahan struktur glikokaliks di endotel pembuluh darah dapat menyebabkan
pembentukan gumpalan darah di dalam pembuluh darah, menghalangi aliran darah melalui sistem
peredaran darah dan dengan cara ini memiliki efek merugikan pada kesehatan.

Glukokalix di saluran pencernaan

Contoh glikokaliks terbaik yang dijelaskan kedua pada manusia ditemukan dalam sistem pencernaan.
Usus kecil bertanggung jawab untuk menyerap semua nutrisi yang berasal dari makanan yang kita
makan. Sel-sel usus kecil yang bertanggung jawab untuk menyerap nutrisi memiliki banyak lipatan
kecil yang disebut microvilli. Setiap sel yang membentuk mikrovili ditutupi dengan glikokaliks, yang
dibentuk oleh mucopolysaccharides (rantai panjang gula kompleks) dan glikoprotein.

Dengan demikian, ia menyediakan permukaan tambahan untuk penyerapan dan juga termasuk enzim
yang disekresikan oleh sel-sel ini yang penting untuk langkah akhir pencernaan makanan

Setiap kali kita makan ada risiko menelan bahan berbahaya yang bisa melintasi lapisan usus. Karena
itu, di samping fungsi pencernaan dan penyerapan nutrisi, glikokaliks dari epitel usus juga harus
berfungsi sebagai penghalang pelindung untuk menyaring produk berbahaya.

C. Jenis-jenis glkokaliks
Glikokaliks memiliki 2 jenis, yaitu lapisan kapsul dan lendir
1. Lapisan kapsul
Glikokaliks dianggap sebagai kapsul ketika polisakarida lebih kuat menempel
pada dinding sel. Namun, bakteri yang ditutupi dengan jenis glikokaliks ini
dilindungi terhadap dehidrasi dan kehilangan nutrisi
Fungsi dari kapsul bakteri adalah:
● Perlekatan bakteri pada substrat
● Pelindung sel bakteri dari kekeringan
● Perangkap nutrisi
● Proteksi bakteri dari antibiotik dan sinar UV
● Menentukan virulensi

2. Lapisan lendir (slime)

Lapisan lendir adalah material kapsul yang disekresikan oleh bakteri pada substrat
tumbuhnya, tidak terorganisasi dan tidak menempel kuat pada dinding sel. Kapsul memiliki
konsistensi lengket yang, selain melindungi, juga memfasilitasi pelekatan pada permukaan
padat lingkungan..

Bakteri yang memiliki kapsul dianggap terbungkus, dan umumnya memiliki patogenisitas
yang lebih tinggi (kemampuan untuk menyebabkan penyakit), karena kapsul melindungi
bakteri, termasuk sel darah putih fagositik dari sistem kekebalan tubuh.

Mempunyai Fungsi:
 Melindungi bakteri dari lingkungan yang membahayakan-menangkap nutrisi
dan air
 Memungkinkan koloni bakteri bertahan pada proses sterilisasi kimiawi
 memungkinkan bakteri menempel pada permukaan yang licin
D. fungsi glikokaliks

 Melindungi sel dari kerusakan mekanik dan kimiawi


 Mencegah terjadinya interaksi antar protein
 Pengenalan sel terhadap sekitarnya
 Membantu filtrasi
 Mengandung enzim
 Mengubah konsentrasi zat

Glycocalix juga memenuhi fungsi lain dalam pertahanan terhadap infeksi dan kanker,
adhesi sel, regulasi peradangan, pembuahan dan perkembangan embrionik.

Glikoforin

Glikoforin adalah suatu glikoprotein membrane utuh utama pada eritrosit manusia. Glikoforin
merupakan transmembran protein single-pass. Protein ini menunjukkan interaksi baik
hidrofobik dan ion dengan membran sel.
Protein ini terlihat memiliki asam amino hidrofobik atau bermuatan yang membentuk struktur
heliks α yang tertanam dalam membran sel. Asam amino hidrofobik ini membentuk interaksi
Van der Waals dengan rantai asam lemak dari membran sel.

A. Jenis glikoforin

 Glikoforin A, penentu antigenik untuk golongan darah MN. Antigen M dan N


berbeda pada dua sistem residu asam amino.
 Glikoforin b, merupakan reseptor untuk eritrosit dan termasuk antigen doamin
ekstraseluler
 Glikoforin c, merupakan glikoforin untuk mempertahan bentuk eritrosit dan mengatur
sifat bahan membran melalui interaksi dengan protein
 Glikoforin e, merupakan glikoforin yang 90% ada di eritrosit dan terikat pada
sitoskeleton sisanya bergerak bebas di dalam membrane
B. Fungsi glikoforin

● Mengandung penentu antigenik.

● Membawa antigen golongan darah .

● Menunjukkan gerakan osilasi di membran eritrosit.


DAFTAR PUSTAKA
1. Lehninger, L Albert.1982.Dasar Biokimia. Erlangga: Surabaya
2. Referensi : https://www.sridianti.com/pengertian-fungsi-glikoprotein.html
3. Manurung, Lilian Roma dkk. 2016. Biokimia Harper. Jakarta: EGC Medical
Publisher
4. Ahern, Kevin dkk. 2019. Basic Concepts in Membranes, diakses 29 Oktober 2019,
https://bio.libretext.org/Bookshelves/BIOCHEMISTRY/Book%3A_Biochemistry_Fr
ee_For_All
(Ahern%2C_Rajagopal%2C_and_Tan)/3%#A_Membranes/3.1%3A_basic_Concept_i
n_Membranes.
5. Jepro, J. (2011). HIDROLISIS ENZIMATIS TEPUNG TAPIOKA MENJADI
MALTODEKSTRIN DENGAN SISTEM PEMANAS MICROWAVE (Doctoral
dissertation, Universitas Diponegoro).
6. Atika, B. (2010). Pemanfaatan Pati Suweg(Amorphophallus Campanulatus B) Untuk
Pembuatan Dekstrin Secara Enzimatis (Doctoral dissertation, Thesis, Universitas
Pembangunan Nasional). Atika, B. (2010). Pemanfaatan Pati
Suweg(Amorphophallus Campanulatus B) Untuk Pembuatan Dekstrin Secara
Enzimatis (Doctoral dissertation, Thesis, Universitas Pembangunan Nasional).
7. Atika, B. (2010). Pemanfaatan Pati Suweg(Amorphophallus Campanulatus B) Untuk
Pembuatan Dekstrin Secara Enzimatis (Doctoral dissertation, Thesis, Universitas
Pembangunan Nasional).
8. http://penerbit.lipi.go.id/data/naskah1562550635.pdf
9. https://artsandculture.google.com/entity/m03lcf4?hl=id
10. Modric, Jan. 2016. Galactose, diakses 29 Oktober 2019,
https://www.nutrientsreview.com/carbs/monosaccharides-galactose.html

Anda mungkin juga menyukai