BAGIAN HISTOLOGI
PENGAYAAN HISTOLOGI I
STAMBUK : 11020210065
KELOMPOK : 2 (A1)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
Pengayaan Histologi Modul I : Biologi Sel, Epitel dan Jaringan
Soal Pengayaan
Materi I : Teori Sel dan Sitologi
1. Jelaskan Teori – teori tentang Sel
2. Jelaskan tentang Sitologi
a. Jelaskan tentang struktur sel
b. Jelaskan tentang jenis sel
c. Jelaskan tentang fungsi sel
MATERI II : Biomembran
1. Jelaskan tentang Biomembran, tampilkan dalam bentuk gambar skematik
2. Jelaskan tentang fungsi Biomembran
MATERI III : Sitoskeleton
1. Jelaskan tentang Sitoskeleton
2. Jelaskan tentang fungsi sitoskeleton
MATERI IV : Organel Sel
1. Jelaskan tentang Organel Sel
a. Sebutkan bagian-bagian dari organel sel
b. Jelaskan masing-masing fungsinya
MATERI V : Jaringan Epitel
1. Jelaskan tentang Jaringan Epitel
a. Berdasarkan jenisnya (tampilkan dalam sketsa gambar)
b. Berdasarkan strukturnya (tampilkan dalam sketsa gambar)
c. Berdasarkan fungsinya
2. Sebutkan lokasi distribusi masing-masing jaringan epitel
MATERI VI : Jaringan Matrix Extraceluller
1. Jelaskan tentang Jaringan Matrix Extrceluller
a. Jelaskan berdasarkan jenisnya (tampilkan dalam sketsa gambar)
b. berdasarkan strukturnya (tampilkan dalam sketsa gambar)
c. berdasarkan fungsinya
2. Sebutkan lokasi distribusi masing-masing jaringan matrix extracelluler
2
MATERI I : Teori Sel dan Sitologi
a. Robert Hooke merupakan seorang Ilmuwan Penemu Sel pertama kali. Hooke
mengamati sel dengan menggunakan mikroskop.
Pada tahun 1665, Robert Hooke mengamati sayatan gabus dari batang Quercus suber
atau menurut kebanyakan sumber di sebut dengan tanaman gabus dengan
menggunakan mikroskop. Ia menemukan adanya ruang-ruang kosong yang dibatasi
dinding tebal. Dalam pengamatannya, Robert Hooke menyebut ruang ruang kosong
tersebut dengan istilah “cellulae” yang artinya sel. Sel yang ditemukan Robert Hooke
merupakan sel-sel gabus yang telah mati. Pada tahun 1665 juga Hooke menerbitkan
sebuah buku yang berjudul Micrographia, yaitu sebuah buku yang menggambarkan
pengamatan mikroskopis dan teleskopik, dan beberapa karya asli dalam biologi.
Antonie adalah orang yang pertama dalam mengamati mikroorganisme bersel tunggal
(uniseluler), seperti Bacteria dan Protozoa. Penemuan yang telah dilakukannnya ialah
memodifikasi mikroskop hingga pembesaran 275 kali. Selain itu, Antonie juga
berhasil membuat mikroskop berlensa satu yang kemudian digunakannya untuk
meneliti air rendaman jerami. Dalam rendaman jerami tersebut, Antonie menemukan
benda yang bergerak di dalam air.
3
berhasil menjadi orang pertama yang meneliti sel hidup.
• Lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri dan sifat yang dihasilkan melalui
adaptasi lingkungan.
4
bahwa panjang leher jerapah yang kita lihat saat ini merupakan akibat dari adanya
evolusi. Menurut Lamarck pada masa lalu, jerapah hanya ada satu jenis, yaitu jerapah
dengan leher pendek. Dan karena makanan jerapah ini ada di pucuk daun yang tinggi,
mau tidak mau, jerapah harus berusaha untuk menggapai dedaunan tersebut. Jerapah
pun menguatkan otot lehernya dan menggunakannya secara maksimal sehingga
lehernya dapat menjadi panjang. Sifat jerapah berleher panjang ini pun diwariskan
kepada keturunanya sehingga semua jerapah yang kita lihat saat ini berleher panjang.
Menariknya, gagasan yang dikeluarkan oleh teori evolusi Lamarck ini menghasilkan
2 fakta penting:
d. Robert Brown
Robert Brown (1773-1858) adalah seorang ilmuwan Botanis asal Skotlandia. Robert
Brown memberikan sumbangan penting terhadap botani melalui penemuan inti sel
dan aliran sitoplasma. Teori sel Robert Brown menjelaskan bahwa dalam
penelitiannya ia menemukan inti sel, dan menyatakan bahwa inti sel (nukleus)
merupakan bahan yang terpenting dalam suatu sel. Pada tahun 1831, Brown
mengamati struktur sel pada jaringan tanaman anggrek dan melihat benda kecil yang
terapung-apung dalam sel yang kemudian diberi nama inti sel atau nukleus.
5
Berdasarkan analisanya diketahui bahwa inti sel selalu terdapat dalam sel hidup dan
kehadiran inti sel itu sangat penting, yaitu untuk mengatur segala proses yang terjadi
di dalam.
e. Rene Dutrochet
Rene Joachim Henri Dutrochet (November 14, 1776 - 4 Februari 1847) adalah
seorang dokter ahli botani Perancis dan fisiologi. Dutrochet membuat hubungan
antara sel-sel tumbuhan dan sel hewan eksplisit, dan dia mengusulkan bahwa sel
bukan hanya unit struktural tetapi juga fisiologis. Henri Dutrochet juga
mengemukakan seluruh jaringan organik adalah sebagai sel bulat kecil yang
disatukan oleh kekuatan adesif sederhana. Dengan demikian, jaringan adalah
kumpulan sel yang mengalami modifikasi.
f. Rudolf Virchow
Rudolf Virchow adalah seorang dokter, patologis, sejarawan, ahli biologi, dan
politikus asal Jerman. Virchow adalah orang pertama yang mengenal istilah leukemia
dan amat dikenal dengan hukumnya yaitu: “Omnis cellula ex cellula” ("setiap sel
berasal dari sel lainnya") yang ia kemukakan pada tahun 1855. Hukum ini
berdasarkan penemuannya, bahwa bukan seluruh organisme melainkan kelompok sel
tertentu yang dalam keadaan tak sehat.
Selain itu Rudolf Virchow mengemukakan sel sebagai unit pertumbuhan terkecil
makhluk hidup. Sel sebagai penyusun terkecil makhluk hidup selain menjalankan
suatu fungsi kehidupan juga mengalami pertumbuhan. Sel dapat mengalami
perpanjangan ukuran maupun perbesaran volume sel.
6
dalam banyak penemuan penting. Meskipun dia dan Theodor Schwann tidak
disebutkan bersamaan, dia paling banyak diketahui karena teorinya tentang sel. Ia
adalah orang pertama yang menemukan sel-sel leukemia. Dia adalah orang pertama
yang menerima dan menjiplak hasil kerja Robert Remak yang menyatakan asal usul
sel adalah termasuk pembagian unsur sebelumnya. Teori ini ia tuangkan dalam
epigram Omnis cellula e cellula (“setiap sel berasal dari sel sebelumnya”) yang
dipublikasikan tahun 1858. (epigram ini sebenarnya ditemukan François- Vincent
Raspail tapi dipopulerkan oleh Virchow). Ini adalah penolakan terhadap konsep
generasi spontan (spontaneous generation), yang menyatakan organisme berasal dari
benda mati.
Schleiden (5 April 1804 - 23 Juni 1881) adalah seorang ahli botani Jerman dan
pendiri teori sel, bersama dengan Theodor Schwann dan Rudolf Virchow. Schleiden
mengadakan penelitian terhadap tumbuhan. Setelah mengamati tubuh tumbuhan, ia
menemukan bahwa banyak sel yang tumbuh pada tumbuhan. Akhirnya Matthias
Schleiden menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tumbuhan adalah sel. Selain itu
dia juga berpendapat bahwa nukleus dan perkembangan sel sangat erat hubungannya.
h. Theodore Schwan
Schwann adalah seorang ahli fisiologi dan ahli zoologi Jerman. Banyak kontribusi
untuk biologi yang mencakup pengembangan teori sel. Penemuan sel Schwann adalah
dalam sistem saraf perifer, penemuan dan studi pepsin, penemuan sifat organik ragi,
dan penemuan metabolisme panjang. Schwann melakukan penelitian terhadap hewan.
7
Ternyata dalam pengamatannya tersebut ia melihat bahwa tubuh hewan juga tersusun
dari banyak sel. Selanjutnya T. Schwan menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari
tubuh hewan adalah sel. Dari penelitian tersebut dia menyimpulkan bahwa sel
merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup.
Teori Schleiden dan Schwan menyatakan bahwa sel merupakan kesatuan struktural.
Schleiden dan Schwan adalah tokoh ilmuan yang telah berjasa dalam dunia
mikrobiologi. Dengan teori sel merupakan suatu kesatuan struktural (berdasarkan
bentuk). Scheilden mengamati sel pada tumbuhan dan Schwann mengamati sel pada
hewan.
i. Johanes Purkinje
Johanes Purkinje (1787-1869) adalah seorang ahli anatomi dan ahli faal (fisiologi)
berkebangsaan Ceko. Penemuannya yang sangat terkenal adalah sel Purkinje, yaitu
sebuah sel saraf besar yang memiliki banyak cabang dendrit. Sel ini dapat ditemukan
di otak kecil. Selain itu Purkinje adalah orang pertama yang mengajukan istilah
protoplasma untuk menamai bahan embrional sel telur. Protoplasma merupakan
bahan embrional dari sel yang berupa gelatin yang dia namakan dengan sarcod.
Menurut Johannes Purkinje, protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu sitoplasma
dan nukleoplasma.
j. Gregor Mendel
Pada tahun 1856 Gregor Mendel mulai melakukan serangkaian percobaan di bidang
pembiakan tanaman. Hingga pada 1865 ia menemukan hukum hereditas (keturunan).
Terdapat beberapa fakta dari hasil penemuan Gregor Mendel mengenai hereditas atau
keturunan ini, Gregor Mendel menyatakan bahwa “semua makhluk hidup memiliki
gen yang merupakan unit dasar dari makhluk hidup untuk mewarisi karakteristik dari
orangtua kepada anak”. Gregor Mendel mengatakan jika ada dua gen yang berbeda
8
diwariskan untuk suatu ciri atau sifat kepada keturunannya maka biasanya efek dari
gen yang dominan akan muncul pada individu itu. Namun gen yang kurang dominan
tidak akan hilang begitu saja, tetapi akan diturunkan pada generasi selanjutnya atau
pada individu lain. Gregor Mendel ketika melakukan percobaan menyadari bahwa
setiap sel reproduktif hanya mengandung satu gen dari setiap pasangan, yang dalam
hal ini merujuk pada sel telur dan sperma manusia. Gregor Mendel bahkan menyebut
bahwa kemungkinan sebuah gen dari setiap pasang untuk menghasilkan keturunan
hanyalah bersifat kebetulan belaka, karena setiap sel reproduktif memiliki peluang
yang sama dengan kualitas yang hampir sama. Hukum Mendel, walaupun telah
sedikit dimodifikasi oleh ilmuwan lain, tetap menjadi dasar penting bagi sains
modern. Utamanya bagi ilmu genetika.
Teori sel pertama kali diterbitkan oleh T.Schwan dan M. Schleiden (1839). Matthias
Mereka berpendapat bahwa setiap makhluk hidup tersusun oleh sel. Dengan kata lain,
sel itu merupakan satuan (unit) struktural dari makhluk hidup. Teori sel ini kemudian
direvisi kembali oleh ilmuan-ilmuan yang lainnya hingga menjadi dasar Biologi yang
lebih modern atau dikenal dengan Teori Sel Modern. Diantaranya :
• Semua sel hidup berasal dari sel dan berkembang biak melalui pembelahan sel
yang berasal dari pembelahan sel lain yang sebelumnya hidup.
9
pembelahan.
Teori yang telah diterbitkan oleh para ilmuan-ilmuan tersebut yang berkenaan tentang
keberadaan sel, sudah banyak ditemukan pada semua organisme makhluk hidup. Baik
pada manusia, hewan dan tumbuhan, maupun pada mikroba lainnya yang terdiri dari
sejumlah sel dengan sekresinya. Dimana sebenarnya sel-sel ini berasal dari sel-sel
sebelumnya yang hidup. Setiap sel memiliki fungsi dan kehidupannya sendiri yang
tergabung dalam organisme multisel. Perkembangan teori sel ini membutuhkan waktu
yang cukup lama. Yaitu sampai berabad-abad lamanya untuk dapat menyimpulkan
sebuah konsep dalam bentuk teori yang dapat diterima oleh semua orang. Khususnya
orang-orang yang berada dalam lingkup Biologi. Oleh karena itu perkembangan
mengenai teori sel ini dapat terus berkembang hingga dimasa selanjutnya. Bahkan
sampai ditemukannya alat-alat canggih lainnya yang dapat mempermudah
pengamatan pada bagian-bagian sel tersebut.
1) Membran Sel
10
Membran sel (bahasa Inggris: cell membrane, plasma membrane, plasmalemma)
adalah fitur universal yang dimiliki oleh semua jenis sel berupa lapisan antarmuka
yang disebut membran plasma, yang memisahkan sel dengan lingkungan di luar sel,
terutama untuk melindungi inti sel dan sistem kelangsungan hidup yang bekerja di
dalam sitoplasma.
a. Lipid membran
1. Fosfolipid
Fosfolipid merupakan ester asam lemak dengan gliserol yang mengandung asam
fosfat dan nitrogen. Fosfolipid utama yang ditemukan adalah fosfogliserida, yang
mengandung dua molekul asam lemak yang berkaitan ester dengan gugus hidroksil
pada gliserol.
Gugus hidroksi yang ketiga pada gliserol membentuk ikatan ester dengan asam fosfat.
Fosfogliserida yang umum dijumpai adalah fosfatidil kolin, fosfatidil serin, fosfatidil
etanolamin, fosfatidil inositol, dan difosfatidil gliserol. Rantai asam lemak dalam
fosfolipid biasanya mengandung atom karbon dalam jumlah genap, khas antara 14
dan 24 yang paling umum adalah asam lemak-14 dan karbon-16. Asam lemak dapat
jenuh atau tidak jenuh.
2. Glikolipid
11
Glikolipid sesuai namanya, merupakan lipid yang mengandung gula. Dalam sel
hewan, glokolipid, seperti juga sfingomielin, diturunkan dari sfingosin. Gugus amino
pada kerangka karbon sfingosin terisolasi oleh asam lemak seperti pada kerangka
karbon sfingomielin. Perbedaan antara glikolipid dan sfingomielin terdapat pada jenis
fragmen yang berikatan pada gugus hidroksi primer di kerangka karbon sfingosin.
Pada glikolipid, satu atau lebih gula berikatan pada gugus ini. Glikolipid yang paling
sederhana adalah serebrosida, hanya ada satu residu gula, glukosa dan galaktosa.
Glikolipid yang lebih majemuk, misalnya gangliosida, mengandung rantai bercabang
terdiri atas sebanyak tujuh residu gula.
3. Kolesterol
Lipid lain yang penting dalam beberapa membran adalah kolesterol. Kolesterol dan
senyawa turunan esternya, dengan asam lemaknya yang berantai panjang merupakan
komponen penting dari membran sel sebelah luar.
12
b. Protein membran
Protein integral adalah protein yang merentangi lapisan lipid dwilapis. Protein
membran intrinsik dan integral mengandung daerah hidrofilik dan hidrofobik. Bagian
hidrofilik protein berinteraksi dengan ujung polar molekul lipid pada masing-masing
permukaan selebaran bimolekuler.
Protein membran porifer atau ekstrinsik umumnya terikat longgar pada membran
protein yang kaya akan asam amino dengan rantai samping hidrofilik yang
menyebabkan interaksi dengan lingkungan air dan dengan permukaan polar lipid
dwilapis.
c. Karbohidrat
13
Semua sel eukariotik memiliki karbohidrat pada permukaannya yang Sebagian besar
berbentuk sebagai rantai oligosakarida yang terikat dengan protein membrane
(glikoprotein) dan Sebagian kecil terikat pada lipid (glikolipid). Secara keseluruhan
perbandingan karbohidrat dalam membrane plasma berkisar antara 2-10% terhadap
berat membran.
4. Sebagai jalan untuk keluar masuknya zat dari luar ke dalam sel atau
sebaliknya. Bagian transpor ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian berikutnya.
6. Berperan dalam transduksi energi. Perubahan satu jenis energi ke bentuk yang
14
lain (teransduksi) merupakan hal yang penting dalam aktivitas makhluk hidup, dan
membran secara langsung berhubungan dengan hal ini. Contoh pada tumbuhan di
mana kemampuan sel tumbuhan untuk menangkap energi matahari dan merubahnya
dalam bentuk energi kimia yang terkandung dalam karbohidrat.
2) Sitoplasma adalah cairan matriks atau zat seperti gel yang berada didalam sel
tetapi diluar nukleus dan organel-organel sel lainnya. Organel-organel sel tersebar
didalam sitoplasma. Sebagian besar organel sel diselubungi oleh lapisan membran
dengan struktur yang sama dengan lapisan membran sel. Fungsi spesifik dari sel
bergantung pada jumlah dan jenis organel yang dimilikinya.
3) Nukleus
15
Inti sel (nukelus) dibatasi oleh membran inti atau selaput inti yang mempunyai
kontrol keluar masuk nukleus. Nukleus diperlukan untuk mengontrol reaksi- reaksi
kimia, pembelahan sel, dan pertumbuhan.Nukleus mengandung kromosom yang
membawa gen dalam bentuk DNA. Selaput nukleus ini merupakan membran ganda
dan memiliki pori.DNA didalam nukleus terorganisasi dalam struktur kromosom
yang membawa informsi genetik.
2. Nukleoplasma
Matriks nukleus disebut nukleoplasma. Nukleoplasma tersusun atas air, protein, ion,
enzim, dan asam inti. Nukleoplasma bersifat gel. Di dalamnya terdapat benang-benang
kromatin (benang penyerap warna). Pada proses mitosis, benang kromatin itu tampak
memendek dan disebut kromosom. Benang kromatin tersusun atas protein dan DNA.
3. Nukleolus
16
Nukleolus (anak inti) terbentuk saat terjadi proses transkripsi (sintesis RNA) di dalam
nukleus. Jika proses transkripsi berhenti, nukleolus menghilang atau mengecil. Jadi
nukleolus bukan merupakan organel yang tetap, melainkan suatu tanda bahwa sel
sedang melakukan transkripsi untuk menghilangkan RNA.
Fungsi nukleus
Sel Prokariotik
Kata Prokariotik diambil dari bahasa Yunani pro dan karyon. Pro memiliki arti
sebelum dan karyon yang memiliki artinya yakni inti sel. Jadi pengertian dari sel
prokariotik ialah jenis sel yang memberan intinya tidak terdapat memberan nukleus
atau selaput inti sel. Organism seperti ini digolongkan pada jenis kingdom monera
seperti bakteri dan ganggang biru.
17
Sel eukariotik
Eukariotik berasal dari bahasa yunani, terdiri atas dua kata Eu yang artinya sejati, dan
karyon yang artinya bagian dalam biji, yang mengacu pada nukleus.Sehingga dapat
diartikan bahwa sel eukariotik sebagian besar DNA berada dalam organel yang
disebut nukleus, yang dibatasi oleh membran ganda.Sel eukariotik dibatasi oleh
membran plasma yang bersifat selektif permeabel.Membran plasma menyelubungi
zat semi cair yang disebut sitosol, tempat organel dan komponen sel.Wilayah diantara
nukleus dan membran plasma pada sel eukariotik adalah sitoplasma.Sel eukariotik
merupakan sel yang memiliki sistem endomembran. Sel tipe ini secara struktural
memiliki sejumlah organel pada sitoplasmanya. Organel tersebut memiliki fungsi
yang sangat khas yang berkaitan satu dengan yang lainnya dan berperan penting
untuk menyokong fungsi sel. Organisme yang memiliki tipe sel ini antara lain hewan,
tumbuhan,jamur .
a. Sel Prakariotik
18
• Tidak memiliki membran Nukleus atau (inti)
• Sel dibungkus oleh plasma membran, dinding luar sel yang kompleks, pili,
kadang-kadang berflagela
• contoh : sel bakteri/ Archae bakteria dan eubakteria, alga biru hijau
b. Sel eukariotik
• Mengandung organel
• Sel eukariotik dibatasi oleh plasma membran saja, sering juga dengan flagela
• Mengandung organel
• Sel eukariot tanaman dibatasi plasma membran dan dinding sel yang kaku
memiliki vakuola pusat kloroplas, tidak mempunyai sentriol, dan tidak mempunyai
flagella.
19
c. Perbedaan sel prokariotik dan eukarioti menurut bentuk
• Sel eukariotik dibatasi oleh plasma membran saja, sering juga dengan flagela
• Sel eukariot tanaman dibatasi plasma membran dan dinding sel yang kaku
20
Transpor ion Sel-sel ginjal dan saluran kelenjar liur
Pencernaan intrasel Makrofag dan beberapa sel darah putih
Simpanan lipid Sel lemak
Absorpsi metabolik Sel-sel usus
Referensi:
Starr, Ralp Taggart, Christine evers, dkk. Kesatuan dan keragaman makhluk hidup.
Ed.12 buku 2. (Jakarta : Penerbit Salemba Teknika. 2013).
Koes Irianto, Anatomi dan Fisiologi. (Bandung : Penerbit Alfabeta. 2012) hal: 45-49
Starr, Ralp taggart. Christine evers. dkk. kesatuan dan keragaman makhluk hidup.
ed:12. Buku 1. (Jakarta:Penerbit Salembatika.2012) hlm :61
Mescher, Anthony L. 2011. “Histologi Dasar Junqueira Teks & Atlas Edisi 12”.
Jakarta ECG. Eroschenko, Victor P. 2010. “Atlas Histologi Difiore Edisi 14”. Jakarta:
EGC.
21
MATERI II : Biomembran
Biomembran adalah suatu struktur yang sangat tipis yang biasanya dapat
difisualisasikan hanya dengan mikroskop elektron (Becker, 1986).
22
Kategori ini dapat dibedakan oleh hubungan geometri dari sel, komposisi kimia,
ultrastruktur dan tingkah laku fisiologi (Beck, 1990).
Struktur dasar membrane adalah lipid bilayer. Terdiri dari dua lapisan fosfolipid,
dimana kepala yang hidrofilik menjauh dari sisi hidrofobik dan mengarah ke
lingkungan air baik pada bagian luar sel maupun bagian dalam sel. Ekor (rantai asam
lemak) yang hidrofobik akan mengarahkan
dirinya berdekatan satu sama lain dan menjauh dari lingkungan air.
a. Lipid membran
1) Fosfolipid
Fosfolipid merupakan ester asam lemak dengan gliserol yang mengandung asam
fosfat dan nitrogen. Fosfolipid utama yang ditemukan adalah fosfogliserida, yang
mengandung dua molekul asam lemak yang berkaitan ester dengan gugus hidroksil
pada gliserol.
2) Glikolipid
Glikolipid sesuai namanya, merupakan lipid yang mengandung gula. Dalam sel
hewan, glokolipid, seperti juga sfingomielin, diturunkan dari sfingosin. Gugus amino
pada kerangka karbon sfingosin terisolasi oleh asam lemak seperti pada kerangka
karbon sfingomielin. Perbedaan antara glikolipid dan sfingomielin terdapat pada jenis
fragmen yang berikatan pada gugus hidroksi primer di kerangka karbon sfingosin.
3) Kolesterol
Kolesterol dan senyawa turunan esternya, dengan asam lemaknya yang berantai
23
panjang merupakan komponen penting dari membran sel sebelah luar.
b. Protein membran
Protein Integral (Protein Intrinsik)
Protein integral adalah protein yang merentangi lapisan lipid dwilapis
Protein Porifer (Protein ekstrinsik)
Protein membran porifer atau ekstrinsik umumnya terikat longgar pada membran
protein yang kaya akan asam amino dengan rantai samping hidrofilik yang
menyebabkan interaksi dengan lingkungan air dan dengan permukaan polar lipid
dwilapis.
c. Karbohidrat membran
Bagian ini merupakan protein yang mengandung karbohidrat yang terikat secara
kovalen, yang merupakan monosakarida tunggal atau oligosakarida yang relatif
pendek. Kebanyakan protein yang disekresi menuju ke bagian luar sel relatif adalah
24
glikoprotein, seperti kebanyakan protein dalam plasma darah. Salah satu protein
membran sel yang paling banyak diketahui adalah glikofirin (dalam sel darah
merah), yang mengandung hampir 50% karbohidrat dalam bentuk rantai polisakarida
yang panjang yang terikat secara kovalen pada salah satu ujung rantai polipeptida.
Rantai polisakarida memanjang dari permukaan luar membran sel sedangkan rantai
polipeptida terbenam di dalam sel.
- Sitoplasma
Sitoplasma sering disebut protoplasma atau plasma sel. Sitoplasma merupakan suatu
koloid yang banyak mengandung karbohidrat, protein, enzim, belerang, kalsium
karbonat dan volutin yang banyak mengandung asam ribonukleat (ARN) dan mudah
menghisap warna yang bersifat basa.
25
melayang-layang di dalamnya. Sitosol mengisi ruang sel yang tidak ditempati organel
dan vesikula dan menjadi tempat banyak reaksi biokimiawi serta perantara transfer
bahan dari luar sel ke organel atau inti sel. Sitoplasma bersifat koloid. Ukuran partikel
yang terlarut adalah 0,001-0,1 mikron dan bersifat transparan. Sitoplasma terdapat di
dalam sel tapi berada di luar nukleus dan organel-organel sel.
26
-Inti sel (nucleus)
Inti sel (nucleus) biasanya adalah struktur yang paling jelas pada sel eukariot. Secara
struktural, inti sel didefenisikan sebagai material genetik yang diselimuti membran
yang mempunyai pori. Membran inti sel dihubungkan ke endoplasmik reticulum. Inti
sel adalah pusat kontrol dari sel yang mengandung 95% DNA sel yang berikatan
dengan protein histon, melipat membentuk kromatin. Replikasi dan transkripsi DNA
terjadi di dalam inti sel. Kebanyakan eukariot mempunyai massa inti yang padat di
dalam inti yang dinamakan nucleolus. Nucleolus merupakan tempat utama sintesa
ribosomal RNA (rRNA). Sel eukariot mengandung DNA paling banyak dibandingkan
sel prokariot. Oleh sebab itu, material genetik sel prokariot biasanya merupakan
molekul tunggal DNA sirkuler, sedangkan genom sel eukariot ditata membentuk
kromosom. Kebanyakan sel eukariot memiliki dua set kromosom yang identik. Pada
eukariot, DNA baru dan histon disintesa untuk penyediaan pembelahan sel. Setelah
proses pembelahan setiap sel memiliki dua set kromosom yang identik.
2. Fungsi Biomembran
Biomembran bukan hanya sekedar kulit inert yang membungkus sel dan bukan pula
sekedar struktur yang tetap, karena membran menjalankan fungsi dinamis yang
komplek dan memiliki sifat-sifat biologi yang agak menonjol (Lehninger, 1993).
Biomembran sering dikatakan bersifat semipermiabel, berarti molekul air dapat
27
menembus biomembran tersebut, sedangkan bahan-bahan yang terlarut dalam air
tersebut tidak dapat menembus membran tersebut. Biasanya bersama-sama molekul
air akan pula ikut ion-ion atau senyawa tertentu yang terlarut didalamnya juga
bergerak menembus membran. Berdasarkan kenyataan ini dikatakan bahwa
sesungguhnya biomembran itu bersifat permeabel diferensial (tembus terkendali)
(Lakitan, 1993). Hampir semua biomembran mengandung sistem kompleks yang
memindahkan moleku-molekul organik tertentu atau membiarkan ion anorganik
spesifik untuk masuk kedalam dan produk-produk tertentu keluar sel. Sistem transpor
membantu mempertahankan keadaan seimbang yang terus menerus pada medium
internal sel (Lehninger, 1993). Molekul-molekul air akan lebih leluasa untuk
melewati biomembran dibandingkan dengan ion-ion atau senyawa-senyawa lainnya.
Ada 4 teori 9 untuk menjelaskan mengapa air lebih mudah melewati biomembran
dibandingkan dengan ion atau senyawa lainnya, yakni :
1. Membran tersusun dari bahan yang lebih mudah berasosiasi dengan molekul air
dibanding dengan senyawa lain yang terlarut didalam air, sehingga dengan demikian
air akan lebih mudah melewati membran.
2. Adanya gelembung udara yang mengisi celah-celah membran, sehingga hanya
molekul atau unsur yang mudah menguap yang dapat melewati membran. Molekul
air merupakan senyawa yang mudah menguap.
3. Pada membran terdapat pori-pori yang sangat kecil, sehingga hanya dapat dilalui
oleh molekul-molekul air dan tidak cukup besar untuk dapat dilalui oleh molekul-
molekul lain. Disini membran berfungsi sebagai saringan atau tapis.
4. Air bergerak lebih cepat karena pergerakannya melewati membran disebabkan oleh
difusi yang cepat pada bidang temu (interface) antara air dalam pori membran dengan
cairan sitoplasma, karena adanya perbedaan potensial air yang sangat besar antara
cairan sitoplasma dengan air dalam pori membran. Difusi yang sangat cepat pada
bidang temu ini menyebabkan tarikan (tension) bagi molekul-molekul air yang berada
dalam pori membran, sehingga menimbulkan aliran massa molekul-molekul air di
28
dalam pori membran menuju sitoplasma (Lakitan, 1993).
10 Fungsi lain dari membran sel adalah dapat sebagai tempat berlangsungnya reaksi
metabolisme, karena pada membran terdapat sejumlah enzim dan berfungsi sebagai
alis dalam beberapa metabolisme (Pudjiadi, 1994)
- Sitoplasma
1. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan kimia yang
penting bagi metabolisme sel, seperti enzim, ion, gula, lemak, dan protein.
2. Di dalam sitoplasma itulah berlangsung kegiatan pembongkaran dan
penyusunan zat-zat melalui reaksi-reaksi kimia. Misalnya proses
pembentukan energi, sintesis asam lemak, asam amino, protein, dan
nukleotida.
3. Sitoplasma “mengalir” di dalam sel untuk menjamin berlangsungnya
pertukaran zat agar metabolisme berlangsung dengan baik. Gerakan organel-
organel tertentu sebagai akibat aliran sitoplasma tersebut dapat diamati
dengan mikroskop.
29
- Fungsi nukleus
1. Mengendalikan seluruh kegiatan sel, misalnya metabolisme
2. Mengeluarkan RNA dan unit ribosom dari inti ke sitoplasma
3. Mengatur pembelahan sel.
4. Membawa informasi genetik. Di dalam nukleus terdapat DNA yang
mengandung informasi genetik atau sifat-sifat yang dapat diwariskan.
Referensi:
Rahmadina. 2020. “Modular Ajar Biologi Sel Dan Kehidupan Peranannya Dalam
Kehidupan”. Fakultas Sains Dan Teknologi. Sumatera Utara: UIN Sumatera Utara
Medan.
Albert, Bruce et all. 2002. Molecular biology of the cell 4th ed. NCBI
Beck, James S. 1980. Biomembrans. Fundamentals in relation to human biology.
Hemisphere Publishing Coorporation. Washington New York London. pp. 114-121
Gede, M.2014. Struktur, Fungsi Organel dan Komunikasi Antar Sel. Universitas
Jabal Ghapur Banda Aceh
30
Materi III : Sitoskeleton
Defini Sitoskeleton
Sitoskeleton atau kerangka sel terdiri atas suatu anyaman filamen dan tubulus
protein kecil yang merambah ke seluruh sitoplasma atau lebih praktisnya
Sitoskeleton ini adalah jaring berkas berkas protein yang menyusun sitoplasma
dalam sel. Dengan adanya sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk yang kokoh,
berubah bentuk, mampu mengatur posisi organel, berenang, serta merayap di
permukaan. Sitoskeleton adalah sistem struktur fibrilar dalam sitoplasma sel
eukariotik (Tiga jenis utama fibril yang membentuk struktur ini adalah
mikrotubulus, filamen aktin, dan filamen intermediet. Sitoskeleton tidak diragukan
lagi sesuai dengan namanya: ia membentuk kerangka internal pendukung sel.
Namun, ini hanyalah salah satu dari banyak fungsinya.
31
Serabut sitoskeletal melakukan semua jenis gerakan yang dilakukan yang terjadi di
dalam sel eukariotik. kontraksi otot, pemukulan silia dan flagela, gerakan mitosis
kromosom, dan banyak lainnya. Oleh karena itu, sistem serat-serat ini dapat
disebut sebagai sitomuskular.
Struktur Sitoskeleton
Sitoskeleton terdiri dari tiga tipe dasar, yaitu mikrofilamen (Filamen Aktin),
mikrotubulus (jamak: mikrotubuli), dan Filamen Antara (Intermediet Filamen).
Ketiga filamen ini terhubung satu sama lain dan saling berkoordinasi.
32
1. Mikrofilamen
Mikrofilamen (Filamen Aktin) adalah batang padat yang diameter sekitar 8 nm.
mikrofilamen disebut juga filament aktin karena tersusun atas molekul-molekul
aktin (actin) sejenis protein globular, suatu mikrofilamen merupakan seutas rantai
ganda subunit-subunit aktin yang memuntir. Selain terdapat sebagai filament lurus,
mikro filamen dapat membentuk jejaring struktural berkat keberadaan protein-
protein yang berikatan di sepanajang sisi filament aktin dan memungkinkan filamen
baru membentang sebagai cabang. Mikrofilamen tampaknya ditemukan pada semua
sel eukariot.
Pada sebagian besar sel eukariotik, aktin merupakan protein paling melimpah.
Sebagai bagian penting dari sitoskeleton, aktin sangat penting untuk stabilitas sel
dan morfognesis. (Morfogenesis adalah proses pertumbuhan dan diferensial sel-
sel individu menjadi jaringan kemudian menjadi organ dan akhirnya menjadi
organisme yang dapat dikenali).
Ciri-Ciri Mikrofilamen :
33
● Struktur sitoskeleton adalah yang paling halus
● Tersebar di seluruh sel dan digunakan sbg tambatan di taut (junction) sel.
Fungsi Mikrofilamen :
1. Menahan tegangan (gaya tarik)
34
7. Di jaringan otot, mikrofilamen mengisi sel dan berikatan dengan
protein miosin untuk menghasilkan kontraksi otot (filamen aktin
bergantian dengan serat yang lebih tebal dari myosin, yang
membentuk protein motorm dalam jaringan otot).
Sumber : https://kabarkan.com/fungsi-mikrofilamen/
2. Filamen Intermediat
Filamen intermediat merupakan bagian dari kerangka sel (sitoskeleton) yang
memiliki diameter antara 8 hingga 12 nm, lebih besar daripada
diameter mikrofilamen tetapi lebih kecil daripada diameter mikrotubula,.
Filamen intermediet terdiri dari berbagai jenis yang setiap jenisnya disusun dari
subunit molekuler berbeda dari keluarga protein yang beragam yang disebut
keratin. Mikrotubula dan mikrofilamen, sebaliknya mempunyai diameter dan
komposisi yang sama di seluruh sel eukariot. Dibandingkan mikrofilamen dan
mikrotubula yang sering dibongkar-pasang dalam berbagai macam bagian sel.
35
Filamen intermediet termasuk peralatan sel yang lebih permanen. Perlakuan
kimiawi yang memindahkan mikrofilamen dan mikrotubula dari sitoplasma
meninggalkan jalinan filamen intermediet yang mempertahankan bentuk aslinya.
Berbagai jenis filamen intermediet kemungkinan berfungsi sebagai kerangka
keseluruhan sitoskeleton.
Rantai protein yang berbentuk untaian yang salin melilit tersusun atas protein
yang disebut fimetin, tetapi tidak semua sel filamen intermediarnya terususun atas
fimentin.
36
Menahan tarikan (seperti mikrotubula)
Pada sel epitel, filamen intermediet membentuk anyaman yang berfungsi untuk
menahan tekanan dari luar.
Filamen intermediet ini bervariasi di antara berbagai jenis sel dan memiliki
distribusi spesifik untuk sel yang berbeda.
1. Filamen intermediet Keratin = Ditemukan pada sel epitel. Dimana ini
terdapat pada kulit, serta filamen filamen ini berakhir di taut sel, yaitu desmosom
dan hemidesmosom, tempat filamen ini menstabilkan bentuk sel dan
pelekatannya ke sel sekitar.
5. Filamen intermediet Glia = Ditemukan pada sel glia astrositik sistem saraf.
37
3. Mikrotubulus
Mikrotubulus (jamak: mikrotubula) adalah organel sel, didalam sitoplasma semua sel
eukariot, Mikrotubulus ditemukan hampir pada semua sel kecuali sel darah merah.
Mikrotubulus terdiri dari molekul-molekul bulat protein globular yang disebut
tubulin, yang secara spontan bergabung pada kondisi tertentu membentuk silindris
panjang berongga.
Setiap molekul tubulin terdiri atas dua subunit polipeptida yang serupa
- α-tubulin
- β-tubulin.
Tiap molekul tubulin berbobot molekul 110.000 Dalton dan merupakan dimer dari
protein tubulin α dan tubulin β.
Sentrosom adalah suatu daerah di sitoplasma yang terletak di dekat nukleus. Struktur
ini merupakan mikrotubulus utama yang membentuk bagian tengah dan tempat
dihasilkannya mikrotubulus baru dan gelendong mitosis.
Sentrosom terdiri dari 2 struktur silindris kecil yang di sebut sentriol dan matriks
38
yang mengelilinginya; sentriol berorientasi tegak lurus satu sama lain. Masing
masing sentriol terdiri atas 9 kelompok dengan jarak yang sama, yang masing
masing kelompok memiliki 3 set mikrotubulus yang tersusun membentuk
lingkaran atau sebuah cincin.
Fungsi Mikrotubul :
39
Membantu pembelahan sel secara mitosis
Peran sitoskeleton sangat diperlukan, seperti pada sel hewan yang tidak memiliki
dinding sel. Sitoskeleton distabilkan oleh keseimbangan antara gaya-gaya yang
berlawanan yang dikerahkan oleh unsur-unsurnya
40
2. Penempatan berbagai organel dalam sel
Fungsinya dapat dibayangkan seperti rangka hewan secara umumnya, sitoskeleton
merupakan tempat bergantung banyak organel bahkan molekul enzim sitosol.
Namun, sitoskeleton lebih dinamis dari pada rangka hewan. Sitoskeleton dapat
secara cepat dibongkar pasang atau disusun di tempat baru, yang mengubah bentuk
sel tersebut.
3. Motilitas sel
Sitoskeleton adalah suatu jalinan yang dinamis yang dapat berubah bentuk dan
akibatnya adalah gerakan sel. Motilitas ( gerak ) sel mencakup perubahan tempat
sel maupun pergerakan bagian sel yang lebih terbatas. Motilitas sel membutuhkan
interaksi sitoskeleton dengan protein yang disebut molekul motor.
Molekul motor dapat melekat pada reseptor organel, membuat organel tersebut bisa
“berjalan” di sepanjang mikrotubula sitoskeletonnya. Seperti vesikula, yang
mengandung neurotransmiter berpindah ke ujung akson, pemanjangan sel saraf
yang melepas molekul transmiter sebagai sinyal kimiawi ke sel saraf sebelahnya.
5. Pengaturan aktivitas biokimiawi dalam sel
Sitoskeleton dapat mengahantarkan gaya mekanis dari permukaan sel ke bagiaan
dalamnya, bahkan keserabut lain, kedalam nukleus. Seperti, terjadi pengaturan
ulang secara spontan susunan nukleoli dan struktur lain dalam nukleus.
41
Referensi:
Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. 2002. Biologi, Edisi Kelima, Jilid I. Jakarta:
Erlangga. Hal:130, 126 ISBN 979-688-468-2
42
MATERI IV : Organel Sel
1. Mitokondria
2. Ribosom
3. Kompleks Golgi
4. Lisosom
5. Vakuola
43
6. Retikulum Endoplasma (RE)
7. Kloroplas
8. Sitoskleton
9. Peroksisom
10. Sentriol
a. Membran Sel
44
Membrane sel bersifat semipermiabel dan juga selektif. Fungsi membrane sel :
b. Sitoplasma
45
genetik tersebut dipastikan aman dan tidak rusak bahkan ketika
mereka bertabrakan di dalam sel.
c. Nucleus
c. Organel Sel
1. Mitokondria
46
Mitokondria mempunyai dua membran, yaitu membran luar dan membran dalam.
Struktur membran luar mirip dengan membran dalam. Pada membran dalam terjadi
pelekukan ke arah dalam membentuk kista. Dengan adanya kista ini, permukaan
membran dalam menjadi semakin luas sehingga proses respirasi sel menjadi efektif.
Proses respirasi berlangsung pada membran dalam mitokondria (pada kista) dan
matriks. Matriks adalah cairan yang berada di dalam mitokondria dan bersifat sebagai
gel. Matriks tersusun atas air, protein, enzim respirasi, garam, DNA, dan ion-ion.
Enzim-enzim respirasi itu sangat penting bagi proses pembentukan ATP. Reaksi
respirasi yang berlangsung di dalam mitokondria adalah reaksi dekarboksilasi
oksidatif, daur Krebs, dan transpor elektron.
2. Ribosom
47
Ribosom tersusun atas RNA-ribosom (RNA-r) dan protein. Ribosom tidak memiliki
membran. Menurut bentuknya, ribosom terdiri dari unit besar dan unit kecil yang
masing-masing berbentuk bulat. Jika keduanya bergabung, maka akan terbentuk
ribosom yang berbentuk seperti angka delapan. Ribosom berfungsi untuk sitetis
protein berdasarkan instruksi dari gen. Ribosom melakukan sintetis protein dari dua
tempat yakni sitosol dan retikulum endoplasma kasar.Ribosom dalam sitosol disebut
ribosom bebas dan ribosom dalam retikulum endoplasma disebut ribosom
terikat.Ribosom terikat membuat protein yang disisipkan dalam membran untuk
dikemas dalam organel tertentu seperti lisosom atau diekspor dari sel.
Aparatus Golgi sering disebut sebagai Badan golgi. Pada sel tumbuh, kompleks Golgi
disebut diktiosom. Organel ini terletak di antara RE dan membran plasma. Jumlahnya
48
beragam, dari satu sampai ratusan untuk tiap sel, cenderung bersambung-sambungan
pada sel hewan namun tidak pada sel tumbuhan.Badan Golgi berperan dalam
pembuatan penggudangan ,pemilahan,dan pengiriman produk produk RE,seperti
protein. Pada Pada Aparatus golgi terdiri atas kantong kantong pipih membran
(Sisterna).
Fungsi Golgi:
3. Membentuk glikolipida
5. Membentuk lisosom
4. Lisosom
49
lisosom ini disebut lisozim.
• Autofage, artinya penghancuran bagian sel tidak dikehendaki (rusak dan tak
berfungsi).
5. Vakuola
50
1. Tempat penyimpanan zat cadangan makanan seperti amilum dan glukosa.
Retikulum berasal dari kata reticular yang berarti anyaman benang atau jala. Oleh
karena letaknya memusat pada bagian dalam sitoplasma (endoplasma) maka disebut
sebagai retikulum endoplasma (disingkat RE). RE hanya dijumpai di dalam sel
eukariotik, baik sel hewan maupun sel tumbuhan. Sel-sel kelenjar mengandung lebih
banyak RE dibandingkan dengan sel bukan kelenjar.
51
yang tidak ditempeli ribosom. Karena ribosom merupakan tempat sintesis protein, ala
RE kasar merupakan penampung protein yang dihasilkan. Protein yang dihasilkan
masuk ke lumen (terowongan) RE.
4. Jalan transpor dalam memindahkan molekul-molekul dari bagian sel yang satu ke
bagian sel yang lain.
52
7. Kloroplas
Plastida adalah organel tertutup membran yang memiliki fungsi dalam fotosintesis
atau penyimpanan pada sel tumbuhan dan ganggang. Kloroplas, Kromoplas, dan
Amilopas adalah bagian dari plastida yang umum.
8. Sitoskleton
b) Jaringan sitoskeleton juga dapat menahan organel-organel sel agar selalu berada di
tempatnya masing-masing.
53
c) Jaringan jalur yang mendukung gerakan material dalam sel.
9. Peroksisom
Organel ini juga memiliki peranan penting dalam kehidupan ssel, diantaranya
adalah :
10. Sentriol
Fungsi sentriol antara lain adlah sebagai pusat oengorganisasian mikrotubula,
merupakan peristiwa penting dalam proses selular utama, yaitu pembelehan sel
dan pembentukan flagella. Sentriol ini ditemukan dalam pembentukan serat
spindle untuk memisahkan kromosom selama pembelahan sel (mitosis). Selama
tahap anaphase dari pembelahan sel kromosom ditemukan bergerak ke arah kutub
yang semua karena sentriol.
54
Referensi:
Campbell. 2004. Biology. Jakarta.
55
MATERI V : Jaringan Epitel
c. berdasarkan fungsinya
1) Epitel Pipih
Jaringan epitel pipih berbentuk sangat tipis seperti lembaran dan tingginya lebih
rendah daripada lebarnya. Inti sel tampak seperti cakram. Berdasarkan
susunannya jaringan epitel pipih dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
sebagai berikut.
Epitel pipih selapis tersusun dari suatu lapisan sel-sel, semua sel terletak di atas
membrane basal dan mencapai permukaan. Epitel pipih selapis berbentuk sisik
56
ikan sehingga epitel pipih disebut juga sel squamos. Epitel ini sitoplasmanya
jernih dan sedikit. Susunan selnya sangat rapat. Inti sel cembung dan berada
tepat di tengah. Jaringan epitel pipih selapis berfungsi dalam proses difusi
oksigen dan karbondioksida, filtrasi darah.
57
Epitel Pipih Berlapis Tanduk
Epitel ini tidak mengandung keratin, terdapat pada permukaan basal dan sel-selnya
tersusun sangat rapat. epitel pipih berlapis bertanduk berfungsi sebagai proteksi atau
perlindungan.
58
2) Epitel Kubus (Kuboid)
Jaringan epitel kubus tersusun dari sel-sel berbentuk kubus. Apabila dilihat dari
permukaan sel selnya tampak berbentuk seperti heksagonal atau poligonal.
Namun, apabila dilihat dari samping, sel-selnya tampak seperti kotak atau segi
empat pendek dengan inti berbentuk bulat dan berada di tengah sel.
Berdasarkan susunannya, epitel kubus dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
sebagai berikut
59
terletak pada lapisan basal. biasanya semakin ke arah permukaan maka bentuk
selnya menjadi pipih. epitel kubus berlapis banyak berfungsi untuk proteksi,
absorpsi, dan sekresi.
3) Epitel Silindris
Jaringan epitel silindris tersusun dari sel-sel berbentuk heksagonal memanjang.
sel-sel tampak tinggi dengan inti berderet pada ketinggian yang sama dan terletak
lebih dekat dengan permukaan basal daripada permukaan apikal.
60
a. Epitel Silindris Berlapis Banyak
Epitel silindris berlapis banyak tersusun dari lapisan sel-sel berbentuk silindris
pada lapisan permukaan nya, tetapi sel-sel pada lapisan lapisan basal relatif lebih
pendek dan berbentuk polyhedral tidak teratur. kita epitel berfungsi perlindungan
dan sekresi.
4) Epitel Transisional
Epitel ini disebut transisional karena dahulu dianggap sebagai peralihan antara
epitel pipih berlapis banyak tanpa lapisan zat tanduk dengan epitel silindris
berlapis banyak. epitel transisional terdapat pada bagian-bagian yang mengalami
tekanan dari dalam dengan kapasitas yang bervariasi. oleh karena itu, bentuknya
bergantung pada derajat peregangan. lapisan basal terdiri atas sel-sel kubus hingga
silindris, lapisan Tengah terdiri atas sel-sel kubus polyhedral, dan lapisan
61
permukaan dalam (superfisial) terdiri atas sel-sel yang bentuknya bervariasi dari
kubus hingga pipih, bergantung pada peregangan.Bagian yang tidak diregangkan
umumnya berbentuk cembung.
5) Epitel Kelenjar
Epitel kelenjar tersusun dari sekelompok sel-sel epitel khusus untuk sekresi Zat
yang diperlukan dalam proses fisiologi tubuh. proses sintesis zat sekret
memerlukan kerjasama ma berbagai organel sel dan menggunakan energi. kelenjar
dapat dibedakan kan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:
a. Kelenjar Eksokrin
62
karena tidak memiliki saluran. sekret yang dikeluarkan berupa hormon. sel-sel
epitel yang mengeluarkan hormon terdapat diantara pembuluh- pembuluh darah
halus.
2. Sebutkan lokasi distribusi masing-masing jaringan epitel
1) Epitel Pipih
a. Epitel Pipih Selapis
Lokasi distribusinya berada di pembuluh darah ( endotel ) , lapisan serosa rongga
tubuh, perikardium, pleura, peritoneum (mesotel).
b. Epitel Pipih Berlapis Banyak
- Epitel Pipih Berlapis Banyak Bertanduk
Lokasi distribusinya berada di epidermis dan melapisi permukaan luar tubuh terutama
pada telapak tangan dan kaki.
- Epitel Pipih Berlapis Banyak Tak Bertanduk
Lokasi distribusinya berada di mulut, esofagus laring, vagina, kanal anus. di mana
epitel pipih berlapis banyak tak bertanduk melapisi rongga rongga pada lokasi
tersebut.
2) Epitel Kubus (Kuboid)
a. Epitel Kubus Selapis
Lokasi distribusinya berada di ovarium, kelenjar tiroid, dan melapisi duktus duktus
ekskretorius kecil di berbagai organ seperti tubulus kontortus proksimal ginjal.
b. Epitel Kubus Berlapis Banyak
Lokasi distribusinya berada di folikel ovarium dan melapisi duktus ekskretorius besar
di pankreas, kelenjar liver, dan kelenjar keringat.
3) Epitel Silindris
a. Epitel Silindris Selapis
Lokasi distribusinya usus, kantong empedu, lambung. dimana epitel silindris selapis
ini melapisi organ - organ pencernaan tersebut.
b. Epitel Silindris Berlapis Banyak
63
Lokasi distribusinya berada di di konjungtiva dan melapisi duktus eksretorius besar di
pankreas, kelenjar liur, dan kelenjar keringat.
4) Epitel Transisional
Lokasi distribusinya berada di kandung kemih, ureter, kaliks ginjal dan melapisi
kaliks minor dan mayor, pelvis, ureter, dan kandung kemih pada sistem kemih.
5) Epitel Kelenjar
a. Kelenjar Eksokrin
Lokasi distribusinya berada di kelenjar keringat, ludah, pankreas, usus halus dan
besar serta disaluran pernapasan.
b. Kelenjar Endokrin
Lokasi distribusinya berada di pankreas, organ reproduksi pria dan wanita, serta pada
organ endokrin itu sendiri, misalnya kelenjar hipofisis kelenjar tiroid kelenjar
paratiroid, dan kelenjar adrenal.
Referensi:
64
Suzanne M. Mithieux, Anthony S. Wass. 2005. Elastin. Advances in Protein
Chemistry. 70: 437- 461.
Eroschenko, V.P. 2011. Atlas Histologi Difiore Edisi 11. Penerbit Buku Kedokteran.
31-60. Mescher, A.L. 2014. Histologi Dasar Junqueira Teks dan Atlas. Penerbit Buku
Kedokteran. 71-76.
65
1. Jelaskan tentang Jaringan Matrix Extraceluller
a. Jelaskan berdasarkan jenisnya (tampilkan dalam sketsa gambar)
b. berdasarkan strukturnya (tampilkan dalam sketsa gambar)
c. berdasarkan fungsinya
1) Serat Kolagen
Serat kolagen merupakan protein fibrosa yang kuat dan tebal serta tidak
bercabang. serat kolagen merupakan serat yang paling banyak ditemukan di
hampir semua jaringan ikat semua organ. serat kolagen ini berfungsi si
dalam pembangunan tulang, gigi, sendi, otot dan kulit.
2) Serat Retikuler
Serat retikuler terdiri atas kolagen tipe III yang tipis dan membentuk suatu
kerangka penunjang mirip jaring halus di hati, kelenjar limfe, limpa, organ
hemopoetik, dan lokasi lainnya tempat penyaringan darah dan limfa. saat
retikuler ini berfungsi untuk memperkokoh jaringan terutama di dinding
pembuluh darah limfe, sinusoid hepar.
3) Serat Elastik
Serat elastik adalah serat tipis, kecil, bercabang, yang mampu teregang dan
kembali ke panjang semula. kekuatan tegangan serat ini ini lebih rendah
daripada, serat kolagen, serta terdiri atas mikrofibril dan protein elastin.
66
serat elastik ini berfungsi untuk mempertahankan kelentingan jaringan.
1) Serat Kolagen
Lokasi distribusinya berada di di tulang, gigi, tulang rawan, lapisan kulit
dalam ( dermis ), tendon ( urat daging ), dan lensa mata.
2) Serat Retikuler
Lokasi distribusinya berada di nodulus limfatikus, duktus limfatikus, tulang,
kelenjar endokrin, hati, dan ginjal.
3) Serat Elastik
67
Referensi:
Katili, A.S. 2009. Struktur Dan Fungsi Protein Kolagen. Jurnal Pelangi Ilmu. 2(5):
27.
68
69
70
71