Skripsi
untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai gelar Sarjana Kedokteran
Oleh :
Indit Septi Pamuji
30101206773
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2016
ii
iii
PRAKATA
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pengaruh
Pemberian Ekstrak Daun Sawo Manila (Manilkara zapota) Terhadap
Konsentrasi Spermatozoa, Studi Eksperimen pada Mencit Jantan (Mus
Musculus) yang dipapar Asap Rokok. Karya ilmiah ini merupakan salah satu
syarat untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Penulis menyadari akan kekurangan dan keterbatasan,sehingga selama
menyelesaikan Skripsi ini, penulis mendapat bantuan, bimbingan, dorongan, dan
petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih sebesar besarnya kepada :
1. dr. H. Iwang Yusuf, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Sultan Agung yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
melakukan penelitian ini.
2. Dra. Eni Widayati, M.Si, selaku dosen pembimbing I dan Dr. dr. H. Taufiq
R.Nasihun, M.Kes., Sp.And selaku dosen pembimbing II yang telah dengan
sabar meluangkan waktu dan pikiran untuk mengarahkan dan membimbing
penulis hingga terselenggaranya karya tulis ilmiah ini.
3. dr. Danis Pratiwi, Msi.Med, Sp. PK dan dr. Andriana Sp.THT-KL, sebagai
anggota tim penguji yang telah memberikan masukan sehingga penyusun
iv
Wassalamualaikum Wr.Wb.
DAFTAR ISI
ii
iii
PRAKATA ..................................................................................................
iv
vi
xi
xii
xiii
INTISARI ...................................................................................................
xiv
BAB
I PENDAHULUAN .......................................................................
vi
13
13
25
25
15
15
15
16
2.6
17
21
22
22
23
2.7
3.1
23
3.2
23
23
23
23
vii
23
23
23
24
24
25
25
25
26
26
27
Cara Penelitian.....................................................................
27
27
28
28
29
30
30
30
30
3.7
31
3.8
32
33
33
3.3
3.4
3.5
3.6
viii
4.2 Pembahasan.............................................................................. .
38
42
5.1 Kesimpulan............................................................................... .
42
5.2 Saran.........................................................................................
42
43
LAMPIRAN...................................................................................................
47
ix
DAFTAR SINGKATAN
BMI
Depkes
: Departemen Kesehatan
DNA
LH
: Luteinizing Hormone
NaCl
: Natrium Chlorida
NADH
NADPH
ROS
WHO
DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel
Mann Whitney.........................
xi
35
36
DAFTAR GAMBAR
10
12
14
36
xii
DAFTAR LAMPIRAN
49
50
52
61
62
63
64
xiii
INTISARI
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
menimbulkan
peningkatan
produksi
radikal
bebas
sehingga
yang
spermatozoa mencit jantan, namun sampai saat ini belum pernah dilakukan
penelitian.
Penjelasan diatas dapat disebutkan bahwa stess oksidatif yang diakibatkan
oleh asap rokok dapat menyebabkan terjadinya penurunan konsentrasi
spermatozoa, sedangkan daun sawo manila memiliki kandungan antioksidan
salah satunya flavonoid yang dapat menekan stess oksidatif , sehingga
diharapkan terjadi peningkatan konsentrasi spermatozoa. Maka dari itu perlu
dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sawo manila
terhadap konsentrasi spermatozoa pada mencit jantan (Mus Musculus) yang
mendapat paparan asap rokok.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sperma
2.1.1. Definisi
Sperma atau spermatozoa adalah sel germinal jantan matang
yang merupakan hasil khusus dari testis, sel ini merupakan unsur
generatif semen yang bertugas membuahi ovum dan mengandung
informasi genetik untuk dihantarkan ke zigot (Dorland, 2003).
2.1.2. Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah suatu rangkaian perkembangan sel
spermatogonia menjadi spermatozoa (Ganong, 2006).
Proses perkembangan spermatogonium menjadi spermatozoa
dibagi menjadi tiga tahap yaitu Spermatositogenesis, Meiosis dan
Spermiogenesis (Naz dan Rajendran, 2006).
1.
Spermatositogenesis
Merupakan proses deferensiasi spermatogonia menjadi
spermatid primer. Spermatogonia yang terletak di lapisan paling
luar tubulus secara terus menerus membelah dengan cara mitosis
dimana sel baru yang terbentuk identik dengan sel induk.
Spermatosit primer masuk ke fase istirahat selama kromosom
mengalami duplikasi dan untai-untai ganda tetap bersatu sebagai
persiapan untuk pembelahan meiosis pertama (Sherwood, 2006).
2.
Meiosis
Pembelahan meiosis pertama dari spermatosit primer,
diikuti dengan pembelahan meiosis kedua spermatosit sekunder,
dimana jumlah kromosom berkurang dan DNA spermatid
menjadi haploid (n). (Sherwood, 2006).
3.
Spermiogenesis
Spermiogenesis adalah proses transformasi spermatid
menjadi spermatozoa. Selama proses ini hanya terjadi deferensiasi
tanpa ada pembelahan sel (Junqueira et al., 2007).
Spermiogenesis dapat dibagi menjadi tiga fase :
a.
Fase golgi
Sitoplasma spermatid mengandung kompleks Golgi,
mitokondria, sentriol, ribosom bebas, dan tubulus retikulum
endosplasma halus. Granula proakrosom berkumpul di
kompleks Golgi dan kemudian menyatu membentuk satu
granula akrosom yang terdapat dalam vesikel akrosom
(Junqueira et al., 2007).
b.
Fase akrosom
Vesikel
dan
granula
akrosom
menyebar
untuk
Fase pematangan
Sitoplasma residu dibuang dan difagositosis oleh sel
Sertoli dan spermatozoa dilepaskan ke dalam lumen tubulus
(Junqueira et al., 2007).
dengan
volume
dan
prosentase
sperma
motil,
memberikan
informasi
jumlah
spermatozoa
per
ejakulat.
menggunakan
metode
hemositometer
yaitu
dengan
Suhu
Pada manusia berendam dalam air panas (43-45C selama
30 menit per hari) dan memakai celana atletik sebagai pelindung
mengurangi jumlah sperma (Ganong, 2006)
2.
Hormon
Ada
beberapa
hormon
yang
berperan
dalam
LH (Luteinizing Hormone)
Dihasilkan oleh kelenjar hipofisis yang mempunyai
fungsi untuk merangsang sel Leydig untuk menghasilkan
Hormon Testosteron
Hormon testosteron disekresikan oleh sel leydig dan
mempunyai
fungsi
dalam
pembelahan
meiosis
dari
4.
Kelainan Anatomi
Kriptokrismus atau undesensus testis yaitu testis yang
terjebak dalam rongga abdomen merupakan kelainan anatomi
bawaan yang dapat menyebabkan kerusakan ireversibel terhadap
epitel
spermatogenik
sehingga
bisa
menyebabkan
10
5.
Faktor Lain
Frekuensi berhubungan sex yang rapat
juga dapat
selalu
dikeluarkan saat
berhubungan seks.
:
:
:
:
:
:
:
:
Animalia
Chordata
Vertebrata
Mamalia
Rodentia
Muridae
Mus
Mus Musculus L.
11
antara
spermatogonium
menjadi
spermatozoid.
Diawali
fase
spermatogenesis
dari
pembelahan
12
spermatid
dari
bentuk
yang
bulat
menjadi
13
bahan
yang dapat
piridin,
metil
klorida,
metanol,
dan
radikal
bebas
(Gondodiputro, 2007).
Radikal bebas sangat berperan dalam proses rusaknya sperma.
Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang memiliki elektron
yang tidak berpasangan, menjadi bersifat reaktif sehingga dapat
bereaksi dengan molekul sel tubuh dengan cara mengikat elektron dari
molekul sel tersebut. Akibatnya akan terjadi reaksi berantai yang bisa
mengakibatkan
radikal
(Gondodiputro,2007).
bebas
baru
secara
terus
menerus
14
:
:
:
:
:
:
:
Plante
Magnoliophyta
Magnoliopsida
Ebenales
Sapotaceae
Manilkara
Manilkara Zapota
15
2.5.2. Habitat
Sawo manila banyak ditanam di daerah dataran rendah , meski
dapat tumbuh dengan baik hingga ketinggian sekitar 2.500 m di atas
permukaan laut. Pohon sawo tahan terhadap kekeringan , salinitas
yang agak tinggi dan tiupan angin keras. Sawo dapat berbunga dan
berbuah sepanjang tahun, akan tetapi pada umumnya terdapat satu
atau dua musim untuk berbuah (Morton, 2013).
2.5.3. Morfologi Daun
Daun tunggal, terletak berseling , sering mengumpul pada ujung
ranting, sedikit berbulu, hijau tua mengkilap, bentuk bundar telur
jorong sampai agak lanset, 1-5-7 x 3,5-1,5 cm, pangkal dan ujungnya
bentuk baji, bertangkai 1-3,5 cm , tulang daun utama menonjol di sisi
sebelah bawah (Morton, 2013).
2.5.4. Kandungan Kimia Daun Sawo
Kandungan zat kimia dari tumbuhan sawo manila (Manilkara
zapota ) adalah :
1.
Tanin
Tanin merupakan senyawa kompleks yang banyak terdapat
pada tumbuhan, biasanya merupakan campuran polifenol yang
sukar untuk dipisahkan karena tidak dalam bentuk kristal. Di
dalam tumbuhan letak tanin terpisah dari protein dan enzim
sitoplasma, tetapi bila jaringan tumbuhan rusak maka reaksi
penyamakan dapat terjadi. Reaksi ini menyebabkan protein lebih
16
Flavoniod
Flavoniod merupakan senyawa metabolit sekunder yang
terdapat pada tanaman hijau kecuali alga. Flavonoid yang lazim
ditemukan pada tumbuhan tingkat tinggi (angiospermae) adalah
flavon dan flavonol dengan C- dan O-glokosida, isoflavon C- dan
O- glikosida, flavon C- dan O- glikosida, khalkon dengan C- dan
O-glikosida dan dihidrokhalkon, proantosianidin dan antosianin ,
auron O-glikosida, dan dihidroflavonol O-glikosida (Markham,
1998). Golongan flavon, flavonol, flavonon, isoflavon dan
khalkon juga sering ditemukan dalam bentuk aglikonnya.
Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang potensial sebagai
antioksidan
dan
mempunyai
bioaktifitas
sebagai
obat
(Royam,2008).
2.5.5. Manfaat Bagi Kesehatan
Manfaat daun sawo manila menurut Orwan (2009) adalah
sebagai bahan obat , seperti obat demam, perdarahan, luka dan bisul
serta neuralgia , dilihat dari kandungannya yaitu Tanin dan Flavonoid.
Daun sawo manila mengandung antioksidan alami yaitu flavonid dan
saponin (Dalimartha, 2007). Falovonoid merupakan antioksidan
alami, dan falvonoid memiliki efek biologis yang bersifat antioksidan
(Redha, 2010). Pada penelitian yang dilakukan Vergina tentang
perbedaan Kualitas Spermatozoa yang diberi Vitamin C setelah
17
2.6. Mekanisme
Kerja
Ekstrak
Daun
Sawo
terhadap
konsentrasi
berbau.
Karbonmonoksida
dapat
menyebabkan
18
19
seperti
hilangnya
motilitas,
peningkatan
kerusakan
20
21
Kadar Nitrogen
Kadar Hidrokarbon
Kadar Karbon monoksida
Kadar Tar
Kadar Nikotin
Kadar Benzopiren
Kadar Fenol
Kadar Cadnium
Kadar Flavonoid
Kadar MDA
- Banyak
Mebran
sel
spermatozoa
- Banyak
Mitokondria
Spermatozoa
- Banyak
Lisosom
spermatozoa
- Banyak DNA spermatozoa
Konsentrasi
Spermatozoa
Keterangan :
: Jalur Tanpa Pengaruh pemberian ekstrak daun sawo
: jalur pengaruh pemberian ekstrak daun sawo
- Gaya Hidup
- BMI
- Undesencende
n testis
- Suhu
- Kadar hormon
LH
22
Konsentrasi Spermatozoa
2.9. Hipotesis
Pemberian ekstrak daun sawo manila (Manilkara zapota) berpengaruh
terhadap konsentrasi spermatozoa mencit jantan (Mus Musculus) yang
mendapat paparan asap rokok.
BAB III
METODE PENELITIAN
24
semen.
konsentrasi
Menurut
spermatozoa
menggunakan
metode
WHO
(2010)
dapat
dilakukan
hemositometer
perhitungan
yaitu
dengan
dengan
: Jumlah Spermatozoa
: faktor pengenceran
: volume
Skala
: Rasio
25
dipaparkan ke mencit
21hari.
15
4n-1
15
4n
15
4,75
keterangan :
n : jumlah sampel perkelompok perlakuan
t : jumlah perlakuan
26
2.
Umur 3 bulan
3.
Gerak aktif
b.
c.
d.
.
Kriteria drop out adalah mencit mati selama penelitian.
2.
3.
Sonde oral
4.
Gunting kecil
b.
Pinset sirurgis
27
c.
Pisau silet
5.
Mikroskop cahaya
6.
Gelas obyek
7.
Cawan petri
8.
Sarung tangan
9.
Klem
Ekstrak
daun
sawo
manila
dengan
dosis
8,4mg/ekor,
Pakan standart
Pakan standart yang digunakan adalah CP-12 dalam bentuk
padat. Jumlah pakan standart untuk mencit 3-5g/ekor/hari
3.
Sperma mencit
4.
NaCl Fisiologis
5.
Larutan eosin
6.
Aquadest
28
Kelompok B
Kelompok C
29
Kelompok D
Kelompok E
30
dan diamkan selama 1 hari. Lakukan hal yang sama pada hari ke-3.
Selanjutnya masukan hasil saringan ke tabung evaporator untuk
mendapatkan ekstrak daun sawo.
Sperma dihisap dengan pipet leukosit sampai angka 0,5 dan jaga
jangan sampai sperma keluar pipet. Kemudian ujung pipet
diletakkan pada bahan yang tidak meresap seperti kuku atau
plastik
2.
3.
4.
5.
6.
7.
31
32
Randomisasi
Aklimatisasi 7 hr
Kelompok I
6 ekor
Kelompok II
6 ekor
Kelompok III
6 ekor
Kelompok IV
6 ekor
Kelompok V
6 ekor
Asap rokok
(-)
Ekstrak
daun sawo
(-)
(Kontrol
Normal)
Selama 21
hari
Asap rokok
(+)
Ekstrak daun
sawo (-)
(Kontrol
Negatif)
Selama 21
hari
Asap rokok
(+)
Ekstrak daun
sawo (+)
dengan dosis
8,4mg/ekor
Diberikan
bersamaan
Selama 21
Hari
Asap rokok
(+)
Ekstrak daun
sawo (+)
dengan dosis
33,6mg/ekor
Diberikan
bersamaan
Selama 21
hari
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian menggunakan mencit jantan starin Balb/C sebanyak 30 ekor dengan
umur 3 bulan, berat badan 20-30 gram dengan kondisi sehat dan tidak
cacat. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan penelitian eksperimental
sederhana Post Test Only Control Group Design. Penelitian dilakukan di
laboratorium Pusat Studi Pangan dan Gizi PAU UGM. Aklimatisasi dilakukan
selama 7 hari, kemudian mencit dikelompokan dengan cara simple random
sampling. Sampel dibagi menjadi 5 kelompok ,setiap kelompok tediri dari 6
ekor. Kelompok I merupakan kelompok kontrol positif atau kelompok normal
yang hanya mendapatkan makan dan minum mencit biasa. Kelompok II
merupakan kelompok kontrol negatif atau kelompok dengan perlakuan
paparan asap rokok. Kelompok III mendapatkan perlakuan pemberian ekstrak
daun sawo manila dengan dosis 8,4mg/ekor dan paparan asap rokok.
Kelompok IV mendapatkan ekstrak daun sawo manila dengan dosis
16,8mg/ekor dan paparan asap rokok. Kelompok V mendapat dosis tertinggi
yaitu ekstrak daun sawo manila sebanyak 33,6mg/ekor dan paparan asap
rokok. Paparan asap rokok dilakukan selama 21 hari sebanyak 2 batang per
hari. Hari ke 22 mencit di bius dengan chloroform kemudian dibedah dan
diambil cauda epdidimis untuk diperiksa konsentrasi spermatozoa.
34
35
Variabel
II
20,33
1,032
20,55
1,048
Kelompok
III
21,00
1,414
IV
20,66
0,816
20,50
1,378
0,885
28,90
22,32
31,13
35,02
48,68
7,886
3,141
9,182
7,747
20,740
0,014
36
37
38
39
mempengaruhi
spermatozoa.
Hasil penelitian konsentrasi spermatozoa mencit jantan (Mus musculus)
yang dipapar asap rokok menunjukkan kelompok I (kontrol normal) dengan
kelompok II (kontrol negatif)
II
atau
kontrol
negatif
menunjukan
konsentrasi
40
sesuai hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari (2014) menyatakan bahwa
ROS dapat merusak DNA sel sperma dan dapat menyebabkan apoptosis sel
sperma sehingga dapat menurunkan konsentrasi sperma. ROS merupakan
radikal bebas yang mempunyai kemampuan oksidatif yang cukup tinggi.
Radikal bebas mengandung satu atau lebih senyawa elektron bebas sehingga
bersifat tidak stabil. Mekanisme utama dalam proses kerusakan membran
spermatozoa oleh ROS ini adalah reaksi peroksidasi lipid. Hidrogen
Peroksida (H2O2) adalh senyawa yang memproduksi ROS terbesar dalam
spermatozoa manusia (Sari, 2014).
Spermatozoa menghasilkan ROS memiliki 2 mekanisme ;
1. Sistem oksidasi NADPH
(Nicotinamide
Adenine
Dinucleotide)
dependen
41
42
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian mengenai pengaruh
ekstrak daun sawo manila terhadap konsentrasi spermatozoa mencit Balb/c
jantan yang diberi paparan asap rokok sebagai berikut:
5.1.1. Pemberian ekstrak daun sawo manila (Manilkara zapota) berpengaruh
terhadap konsentrasi spermatozoa mencit jantan (Mus Musculus) yang
mendapat paparan asap rokok.
5.1.2. Tidak terdapat perbedaan secara bermakna antara rerata konsentrasi
spermatozoa kelompok yang diberi ekstrak daun sawo manila dosis
8,4mg/ekor dengan kelompok yang tidak diberi ekstrak daun sawo
manila. Terdapat perbedaan secara bermakna rerata konsentrasi
spermatozoa antara kelompok yang diberi ekstrak daun sawo manila
dosis 16,8mg/ekor dan 33,6mg/ekor terhadap kelompok kontrol
negatif.
5.1.3. Dosis ekstrak daun sawo manila (Manilkara zapota) yang paling
berpengaruh dalam mencegah penurunan konsentrasi spermatozoa
mencit jantan (Mus Musculus) yang dipapar asap rokok adalah dosis
33,6mg/ekor.
44
5.2 Saran
5.2.1
5.2.2
Pembacaan konsentrasi spermatozoa sebaiknya dilakukan sekurangkurangnya oleh 2 orang yang ahli dalam bidangnya agar tidak terjadi
bias.
DAFTAR PUSTAKA
Agarwal A., Saleh R.A., Bedaiwy MA., 2010, Role of Reactive Oxygen Species in
The Pathophisyology of Human Reproduction, Fertility and Sterility, 79:
829-843.
Anonymous, 2010, Mencit Binatang Lucu, http://difarimouse.blogspot. com/
2010/05/mencit-binatang-lucu.html, diakses 21 Juni 2015.
Anonymous, 2015, http://herba.berita1.com/sawo-manila-manilkara-zapota-2 ,
diakses 21 Juni 2015.
Arief, S., 2013, Radikal Bebas, Fakultas Kedokteran Unair, Surabaya.
Batubara I. V. D., Wantouw B., 2013, Pengaruh Paparan Asap Rokok Kretek
Terhadap Kualitas Spermatozoa Mencit Jantan (Mus musculus), Jurnal eBiomedik (eBM), Vol 1
Chanda, V.S., Nagani, K.V., 2010, Antioxidant Capacity of Manilkara zapota L.
Leaves Extracts Evaluated by Four in vitro Methods, Saurastra University,
Gujarat, India.
Dalimartha, S., 2007, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 4, Cetakan 2, Puspa
Swara, Depok, Hal 78.
Depkes, 2012, Bunga Sampai Fakta Tembakau dan Permasalahannya di
Indonesia, http://tcsc-indonesia .org/wp-content/uploads/2012/12/BukuFakta- Tembakau.pdf., diakses 24 Juni 2015.
Dorland, W. A. Newman, 2003, Kamus Kedokteran Dorland Edisi 30, EGC,
Jakarta, 2003.
Dunkin,
M.A.,
2013,
Super
Foods
for
Optimal
Health,
http://www.webmd.com/food-recipes/antioxidants-your-immune-systemsuper-foods-optimal-health, diakses 4 Juni 2015.
Evans, A.R., Limp-Foster, M., Kelly, M.R., 2005, Fertilty and sterility, Journal of
Urology.
Ganguly, A., Mahmud, A.Z., Uddin, N., Rahman, A.S., 2013, In-vivo antiinflammatory and anti-pyretic activities of Manilkara zapota leaves in
albino Wistar rats, Asian Pacific Journal of Tropical Disease, Elsevier.
Ganong, W.F., 2006, Fisiologi Kedokteran Edisi 10, Penerbit Buku kedokteran
EGC, Jakarta, hal 372-379.
Gilbert, S.F. 2006. Developmental Reproductive Biology. Sunderland: Sinauere
Associates Inc.
45
46
47
Redha, A., 2010, Flavonoid : Struktur, Sifat Antioksidatif Dan Perannya Dalam
Sistem Biologis, Jurnal Belian, Politeknik Negeri Pontianak.
Royam, 2008, Thrips-pollination in sapodilla (Manilkara zapota), Proccedings of
the Indian National Science Academy, Journal of Applied Horticulture.
Rugh R, 2005, The Mouse : Its Reproduction and Development, Burgess
Publishing Co, Minneapolis, hal 12-22.
Saleh, R.A., Agarwal, A., Nada, E.A., El-Tonsy, M.H., Sharma, R.K., Meyer, A.,
2003, Negative effects of increased sperm DNA demage in relation to
seminal oxidative stress in men with idiopathic and male factor infertility,
Fertil Steril, 79(3): 1597-1605.
Samini, 2008, Tanaman Obat Indonesia;vol 1 , Universitas Andalas.
Sari, D.P., 2014, Effect of Cigarette Smoke in Quality and Quantity Spermatozoa,
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, Journal Majority, Vol. 3, No. 7.
Setiati, S., Harimurti, K., Govinda R, Arya., 2009, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, Jilid I, 1, Interna Publishing, Jakarta, 759-760
Shamsi, M.B., Venkatesh S, Kumar R, Gupta, N.P., Malhotra N, Singh N, Mittal
S, Arora S, Arya, D.S., Talwar P, Sharma, R.K,. Dada R, 2010 Antioxidant
Levels in Blood and Seminal Plasma and Their Impact on Sperm Parameters
in Infertile Men, Indian Journal of Biochemistry & Biophysics, Vol 47. Pp
38-43.
Sherwood, L., 2006, Fisiologis Manusia ; dari sel ke sistem ed.2, Jakarta ; EGC,
hal.691-705.
Somwanshi, S.D., Madole, M.B., Bikkad, M.D., Bhavthankar,S.S., Gavkare, A.,
Shelke, B.,2012, Effect of Cigarette Smoking on Sperm Count and Sperm
Motility, Journal of Medical Education & Research, Vol. 2, No.1, Jan-June
2012.
Terahara N., I. Konczak, H. Ono, M. Yoshomoto, dan O. Yamakawa, 2004.
Characterization of acylated anthocyanins in callus induced from storage
root of purple-fleshed sweet potato, lpomoea batatas L., Journal Biomed.
Biotechnol. 5 :279-286.
Toruan, L., Pradono, Y., Sirait, A.M., 2005, Perilaku Merokok Di Indonesia,
Buletin Penelitian Kesehatan, Jakarta.
Twig, W., Buhlinger-Gopfarth, N., 1998, Smoking and Low antioxidant levels
increase oxidative damage to sperm DNA. Mutat Res.
48
Tendean, L., Vergina, C., Queljoe, E., 2013, Perbedaan Kualitas Spermatozoa
Mencit Jantan (Mus Musculus) Yang Diberikan Vitamin C Setelah
Pemaparan Asap Rokok, Jurnal e-Biomedik (eBM), Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi, Manado.
WHO, 2012, Infencundity Infertility and Chlidlessness in Developing Countries,
DHS Comparative Report No.9.
WHO, 2013, WHO Report On The Global Tobacco Epidemic ( Country Profile
Indonesia), WHO Press, Switzerland.
World Health Organization, 2010, WHO Laboratory Manual for the Examination
and Processing of Human Semen, Geneva, WHO Press, Switzerland.
Zavos, P. M., Correa, J.R., 2007, An Electron Microscope Study of th axonemal
Ultrastructure in Human Spermatozoa from Male smokers and Nonsmokers,
Human Reproduction Update, University of Nort Carolina.
Zuhra, C.F., Tarigan, J.B., Sihotang, H., 2008, Aktivitas Antioksidan Senyawa
Flavonoid dari Daun Katuk (Sauopus androgynus (L) Merr), Jurnal Biologi
Sumatera, Vol.3, No 1, Hlm. 7-10,
49
50
N
K1
K2
K3
K4
K5
Total
6
6
6
6
6
30
Mean
20.3333
20.5000
21.0000
20.6667
20.5000
20.6000
St d. Dev iation
1.03280
1.04881
1.41421
.81650
1.37840
1.10172
St d. Error
.42164
.42817
.57735
.33333
.56273
.20115
Minimum
19.00
19.00
19.00
20.00
19.00
19.00
BB
Kelompok
K1
K2
K3
K4
K5
Kolmogorov -Smirnov
Stat istic
df
Sig.
.293
6
.117
.183
6
.200*
.167
6
.200*
.293
6
.117
.308
6
.077
Stat istic
.915
.960
.982
.822
.857
Shapiro-Wilk
df
6
6
6
6
6
BB
Based on Mean
Based on Median
Based on Median and
with adjusted df
Based on t rimmed mean
Lev ene
St at ist ic
.281
.179
df 1
4
4
df 2
25
25
Sig.
.887
.947
.179
17.487
.946
.260
25
.901
Sig.
.473
.820
.960
.091
.178
Maximum
22.00
22.00
23.00
22.00
23.00
23.00
51
26
23.00
22.00
21.00
20.00
19.00
K1
K2
K3
K4
K5
Kelompok
Oneway
ANOVA
BB
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
1.533
33.667
35.200
df
4
25
29
Mean Square
.383
1.347
F
.285
Means Plots
21.00
21.00
K3
20.90
Mean of BB
20.80
20.667
K4
20.70
20.60
20.50
K2
20.50
K5
20.50
20.40
20.333
K1
20.30
K1
K2
K3
Kelompok
K4
K5
Sig.
.885
52
N
K1
K2
K3
K4
K5
Total
6
5
6
5
6
28
Mean
28.9000
22.3200
31.1333
35.0200
48.6833
33.5357
St d. Dev iation
7.88619
3.14197
9.18208
7.74706
20.74015
14.06741
St d. Error
3.21952
1.40513
3.74857
3.46459
8.46713
2.65849
Minimum
17.00
17.40
22.40
26.50
39.20
17.00
Maximum
37.20
25.00
42.50
45.10
91.00
91.00
Jumlah Sperma
Kelompok
K1
K2
K3
K4
K5
Kolmogorov -Smirnov
Stat istic
df
Sig.
.212
6
.200*
.304
5
.148
.262
6
.200*
.173
5
.200*
.476
6
.000
Stat istic
.926
.859
.840
.948
.525
Shapiro-Wilk
df
6
5
6
5
6
Jumlah Sperma
Based on Mean
Based on Median
Based on Median and
with adjusted df
Based on trimmed mean
Lev ene
Stat istic
2.039
.334
df 1
4
4
df 2
23
23
Sig.
.122
.852
.334
6.510
.847
1.344
23
.284
Sig.
.547
.224
.131
.726
.000
53
NPar Tests
Kruskal-Wallis Test
Ranks
Kelompok
K1
K2
K3
K4
K5
Total
Jumlah Sperma
N
6
5
6
5
6
28
Mean Rank
11.17
6.00
14.33
17.80
22.33
Test Statisticsa,b
Chi-Square
df
Asy mp. Sig.
Jumlah
Sperma
12.575
4
.014
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Jumlah Sperma
Kelompok
K1
K2
Total
N
6
5
11
Test Statisticsb
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
Jumlah
Sperma
8.000
23.000
-1.278
.201
a
.247
Mean Rank
7.17
4.60
Sum of Ranks
43.00
23.00
54
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Jumlah Sperma
Kelompok
K1
K3
Total
N
6
6
12
Mean Rank
5.83
7.17
Sum of Ranks
35.00
43.00
Mean Rank
5.17
7.00
Sum of Ranks
31.00
35.00
Test Statisticsb
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
Jumlah
Sperma
14.000
35.000
-.641
.522
a
.589
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Jumlah Sperma
Kelompok
K1
K4
Total
N
6
5
11
55
Test Statisticsb
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
Jumlah
Sperma
10.000
31.000
-.913
.361
a
.429
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Jumlah Sperma
Kelompok
K1
K5
Total
N
6
6
12
Test Statisticsb
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
Jumlah
Sperma
.000
21.000
-2.887
.004
a
.002
Mean Rank
3.50
9.50
Sum of Ranks
21.00
57.00
56
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Jumlah Sperma
Kelompok
K2
K3
Total
N
5
6
11
Mean Rank
4.40
7.33
Sum of Ranks
22.00
44.00
Mean Rank
3.00
8.00
Sum of Ranks
15.00
40.00
Test Statisticsb
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
Jumlah
Sperma
7.000
22.000
-1.461
.144
a
.177
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Jumlah Sperma
Kelompok
K2
K4
Total
N
5
5
10
57
Test Statisticsb
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
Jumlah
Sperma
.000
15.000
-2.611
.009
a
.008
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Jumlah Sperma
Kelompok
K2
K5
Total
N
5
6
11
Test Statisticsb
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
Jumlah
Sperma
.000
15.000
-2.745
.006
a
.004
Mean Rank
3.00
8.50
Sum of Ranks
15.00
51.00
58
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Jumlah Sperma
Kelompok
K3
K4
Total
N
6
5
11
Mean Rank
5.17
7.00
Sum of Ranks
31.00
35.00
Mean Rank
5.17
7.83
Sum of Ranks
31.00
47.00
Test Statisticsb
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
Jumlah
Sperma
10.000
31.000
-.913
.361
a
.429
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Jumlah Sperma
Kelompok
K3
K5
Total
N
6
6
12
59
Test Statisticsb
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
Jumlah
Sperma
10.000
31.000
-1.283
.199
a
.240
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Jumlah Sperma
Kelompok
K4
K5
Total
N
5
6
11
Test Statisticsb
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
Jumlah
Sperma
9.000
24.000
-1.098
.272
a
.329
Mean Rank
4.80
7.00
Sum of Ranks
24.00
42.00
60
Means Plots
48.68
K5
50.00
45.00
Mean of Jumlah
40.00
35.02
K4
35.00
31.13
K3
30.00
28.90
K1
25.00
22.32
K2
20.00
K1
K2
K3
Kelompok
K4
K5
61
Lampiran 4. Surat Penelitian Laboratorium Pusat Studi Pangan dan Gizi Gedung
PAU UGM
62
Lampiran
5.
Unissula
Surat
Pembuatan
Ekstrak
Laboratorium
Kimia
FK
63
64
Sonde oral
Pembedahan mencit
65
Analisis sperma