Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM

STAPHYLOCOCCUS DAN STREPTOCOCCUS


Disusun untuk memenuhi tugas laporan praktikum

Dosen Pembimbing Praktikum :


Arya Iswara, M.Si Med

Disusun oleh :
Nama : Noor Dyah Permata Sari
NIM : J2A018016
Prodi : S-1 Kedokteran Gigi
Fakultas : Kedokteran Gigi

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga laporan praktikum dapat selesai dengan tepat waktu.
Laporan praktikum ini saya susun demi memenuhi tugas yang telah diberikan
kepada saya. Pada kesempatan ini, saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan praktikum ini, terutama kepada:
1. Bapak Arya Iswara, M.Si Med selaku dosen pada praktikum kali ini yang
senantiasa membantu dan membimbing.
2. Petugas Laboratorium yang membantu dan selalu sabar.
3. Orang tua yang telah mendo’akan.
4. Teman-teman yang sudah berkenan saling membantu menyelesaikan laporan
ini.
Laporan ini pula saya susun untuk memperluas dan menambah wawasan saya
serta berbagi informasi, ilmu, wawasan para pembaca khususnya mahasiswa. Untuk
menunjang pemahaman dan melatih keterampilan mahasiswa.

Saya menyadari banyak sekali kekurangan dalam laporan praktikum ini, oleh
karenanya saya mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi
kesempurnaan laporan selanjutnya.
Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Semarang, 13 Desember 2018

Penyusun

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR…………………………………………….. 1

DAFTAR ISI………………………………………………………. 2
PRAKTIKUM I
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………………………………….. 4
BAB 3 METODOLOGI…………………………………………... 8
BAB 4 PEMBAHASAN………………………………………….. 9
BAB 5 PENUTUP………………………………………………… 13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….. 15
PRAKTIKUM II
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………... 16
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………………………………….. 18
BAB 3 METODOLOGI…………………………………………... 23
BAB 4 PEMBAHASAN………………………………………….. 25
BAB 5 PENUTUP………………………………………………… 28
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….. 29
PRAKTIKUM I
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………... 30
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………………………………….. 31
BAB 3 METODOLOGI…………………………………………... 33
BAB 4 PEMBAHASAN………………………………………….. 34
BAB 5 PENUTUP………………………………………………… 36
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….. 37

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mikroskop merupakan sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil
untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan
menggunakan mikroskop disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat
kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Salah satu penemu sejarah mikrobiologi dengan
mikroskop adalah Antonie Van Leeuwenhock (1632-1723). Tahun 1675 Antonie
membuat mikroskop dengan kualitas lensa yang cukup baik, dengan menumpuk lebih
banyak lensa sehingga ia bisa mengamati mikroorganisme yang terdapat pada air
hujan yang menggenang dan air jambangan bunga, juga dari air laut dan bahan
pengorekan gigi (Purba, 1999). Terdapat berbagai tipe mikroskop yang masing-
masing mempunyai tujuan penggunaan tertentu dan dengan berbagai macam
kelengkapannya pula. Mikroskop yang sering digunakan dalam biologi adalah
mikroskop cahaya, Baik yang berlensa okuler tunggal atau dikenal dengan mikroskop
monokuler, maupun yang berlensa okoler ganda atau yang disebut mikroskop
binokuler (Krisno, 2011). Benda atau organisme yang akan diamati dengan
mikroskop cahaya harus berukuran kecil dan tipis, agar dapat ditembus oleh cahaya
(sinar matahari atau lampu).

1.2. Tujuan

Memperkenalkan mikroskop monokuler, cara penggunaan dan


pemeliharaanya.

1.3. Manfaat

Mahasiswa mampu mengetahui mikroskop monokuler, cara penggunaan dan


pemeliharaanya.

BAB II

4
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian mikroskop

Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah


sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar.
Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi,
dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Jenis
paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan, adalah mikroskop optis.
Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang
memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di bidang fokal
dari lensa tersebut. Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua,
yaitu, mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi
lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan
kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan
pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi untuk
mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk
mengamati bagian dalam sel.

2.2. Sejarah perkembangan mikroskop

Mikrobiologi adalah cabang ilmu yang membawa manusia untuk berusahan


dan meluaskan pengetahuannnya di bidang mahluk hidup. Berkat penemuan Anthony
Van Leeuwenhoek yang pada tahun 1973. Dengan bantuan mikroskop sederhananya,
ia memperkenalkan kepada manusia adanya bentuk kehidupan yang sangat kecil.
Sejak mikroskop sederhana leewenhoek yang hanya mampu membesarkan objek
sebesar 300x. mikroskop telah mengalami evolusi, mulai ditemukannya mikroskop
cahaya sampai mikroskop electron. Sekarang mikroskop electron mampu
membesarkan objek sebesar 250,00 kali.

Perkembangan alat optik modern ini tidak lepas dari seseorang pionir penemu
alat optic pada zaman keemasan islam, yaitu ibnu Al – Haytham orang barat

5
menyebut beliau Alchasan atau Alhazen. Ibnu Haytham lahir di Basra (irak) dan
meninggal di kairo.
Ibnu Haytham adalah yang pertama memikirkan, meneliti , dan menulis buku
tentang mikroskop. Hasil penelitian beliautentang optic dibukukan dalam buku yang
bernama “kitab al – Manazir “ atau dalam bahasa inggris “ Book of Optics.
Ibnu Haytham membuktikan bahwa cahaya bergerak atau memancar secara
lurus. Peneltian beliau dilaksana dengan menggunakan metode peneltian ilmiah. Ibnu
haytham merupakan sarjana sains muslim yang memperkenalkan metode ilmiah
dalam penelitian ilmu alam. Cara atau metode penelitian ilmiah yang belum pernah
dilakukan oleh orang barat. Muslim menemukan kerja optic pada abad ke 10.
Sedangkan orang barat melanjutkan penelitian optiknya pada abad ke 17 (subandi
2010).

2.3. Jenis-jenis mikroskop

Mikroskop cahaya adalah jenis mikroskop yang menggunakan cahaya untuk


mengamati objeknya. Sumber cahaya bisa dengan menggunakan cahaya sekitar yang
dipantulkan dengan menggunakan cermin atau menggunakan cahaya lampu yang
terhubung dengan listrik. Contoh mikroskop cahaya adalah mikroskop monokuler,
mikroskop binokuler, mikroskop digital, dan mikroskop stereo.

Mikroskop elektron adalah jenis mikroskop yang menggunakan berkas


elektron yang terletak di bagian atas sebagai sumber energi, bukan cahaya. Berkas
elektron difokuskan kepada objek oleh lensa pembalik yang kemudian diproyeksikan
ke layar atau ke komputer dengan perbesaran jutaan kali. Mikroskop jenis ini
digunakan oleh para profesional dan peneliti. Terdapat dua macam mikroskop
elektron yakni SEM (Scanning Electron Microscope) dan TEM ((Transmition
Electron Microscope).

2.4. Bagian ˗ bagian mikroskop monokuler

6
a. Lensa monokuler
Letaknya dibagian atas tabung, oleh karena jumlahnya satu maka
disebut monokuler dan yang kita gunakan pada praktikum memiliki ukuran
10x. Pada lensa okuler sering tampak garis hitam menuju pusat pandangan,
ini merupakan tambahan yang dimaksud sebagai petunjuk objek.
b. Lensa obyektif
Letaknya dibawah tabung dekat dengan meja benda, biasanya pada
satu mikroskop terdapat 3 atau 4 buah lensa obyektif yang dipasang pada
revolver yang dapat diputar bila ingin mengubah posisi lensa. Lensa obyektif
tersebut biasanya memiliki perbesaran 4x,10x, 40x dan 100x.
c. Revolver
Dibagian bawah tabung terdapat alat yang disebut revolver. Pada
revolver tersebut terdapat lensa obyektif.
d. Meja preparat
Meja preparat merupakan tempat meletakkan objek (preparat) yang
akan dilihat. Objek diletakkan di meja dengan dijepit menggunakan penjepit.
Dibagian tengah meja terdapat lengan untuk dilewati sinar. Pada jenis
mikroskop tertentu, kedudukan meja tidak dapat dinaik turunkan.
e. Tangan/lengan
Dengan adanya engsel antara kaki dan lengan, maka lengan dapat
ditegakkan atau direbahkan. Lengan dipergunakan juga untuk memegang
mikroskop pada saat memindah mikroskop.
f. Diafragma
Diafragma berfungsi mengatur banyaknya sinar yang masuk dengan
mengatur bukaan iris. Letak diafragma melekat pada diafragma di bagian
bawah. Pada mikroskop sederhana hanya ada diafragma tanpa kondensor.
g. Sekrup – sekrup penggeser preparat
Untuk menggeser preparat, ada 2 macam :
1. Menggeser ke muka dan ke belakang
2. Menggeser ke kanan dan kekiri

7
h. Penjepit preparat
Sebagai pegangan untuk memegang atau memperkokoh objek gelas,
sekarang istilah ini dikenal dengan nama specimen holder.
i. Pengatur kasar (makrometer) dan pengatur halus (micrometer)
Komponen ini letaknya pada bagian lengan dan berfungsi untuk
mengatur kedudukan lensa obyektif terhadap obyek yang akan dilihat. Pada
mikroskop dengan tabung lurus/tegak, pengatur kasar dan halus untuk
menaikturunkan tabung sekaligus lensa obyektif. Pada mikroskop dengan
tabung miring, pengatur kasar dan halus untuk menaikturunkan meja
preparat.
j. Cermin
Untuk menangkap cahaya :
Cermin mempunyai dua sisi, sisi cermin datar dan sisi cermin cekung,
berfungsi untuk memantulkan sinar dan sumber sinar cermin digunakan bila
sumber sinar cukup terang dan cermin cekung digunakan bila sumber sinar
kurang. Cermin dapat dilepas dan diganti dengan sumber sinar dari lampu.
Pada mikroskop model baru sudah tidak lagi dipasang cermin, karena sudah
ada sumber cahaya yang terpasang pada bagian bawah (kaki).
k. Kaki (basis)
Dapat berbentuk tapak kuda atau bentuk lainnya.

BAB III
METODOLOGI

8
3.1. Alat dan Bahan

 Mikroskop monokuler
 Gunting
 Pipet penetes
 Gelas penutup
 Gelas piala
 Lap flane/tissue halus
 Penggaris plastic bening berskala mm
 Potongan kertsa berhuruf
 Preparat kering

3.2. Cara Kerja

Menyiapkan mikroskop
Keluarkan mikroskop dari tempatnya atau kotak penyimpanan di
dalam lemari. Peganglah mikroskop ini dengan erat pada lengannya yaitu
bagian yang melengkung, dengan satu tangan, sedang tangan yang lain
pakailah untuk menyangga kaki mikroskop gunakan selalu cara ini apabila
mengangkat mikroskop. Letakkan mikroskop dengan hati-hati diatas meja
laboratorium, sedemikian sehingga lengannya mengarah ke tempat duduk
kita, sedangkan meja obyek menghadap ke arah yang berlawanan. Letak
kakinya jangan terlalu ke tepi meja, supaya mikroskop tidak jatuh.

BAB IV
PEMBAHASAN

9
1. Prinsip penggunaan mikroskop
Hal-hal yang perlu diperhatikan bila menggunakan mikroskop :
a) Selalu membawa mikroskop dengan dua tangan.
b) Bila menggunakan preparat basah, tabung mikroskop selalu dalam
keadaan tegak, berarti meja dalam keadaan datar. Ini berlaku bagi
mikroskop dengan tabung tegak, tidak berlaku untuk mikroskop
dengan tabung miring.
c) Preparat basah selalu ditutup dengan gelas penutup saat dilihat
dibawah mikroskop.
d) Selalu menjaga kebersihan lensa-lensa mikroskop termasuk cermin.
e) Bila ada bagian mikroskop yang bekerja kurang baik/hilang segera
laporkan kepada laboran.
f) Tidak dibenarkan melepas lensa-lensa mikroskop dari tempatnya.
g) Setelah selesai menggunakan mikroskop, pasang lensa obyektif
perbesaran paling rendah pada kedudukan lurus ke bawah.
2. Cara penggunaan

10
Berikut ini cara menggunakan mikroskop yang benar.
a) Letakkan mikroskop di atas meja dengan cara memegang lengan
mikroskop sedemikian rupa sehingga mikroskop berada persisi di
hadapan pemakai.
b) Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran lemah
berada pada posisi satu poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi
“klik” pada revolver.
c) Aturlah cermin diafragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk,
hingga dari lensa okuler nempak terang berbentuk bulat (lapang
pandang)
d) Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan
jepit dengan penjepit obyek/benda.
e) Aturlahfokus untuk memperjelas gambar obyek dengan cara memutar
pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa okuler. Untuk
mempertajam/memfokuskan putarlah pemutar halus.
f) Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar
gantilah lensa obyektif dengan ukuran dari 10x, 40x atau 100x dengan
cara memutar revolver hingga bunyi klik.
Apabila telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop dan simpan
kembali ke dalam lemari atau pada tempat yang tidak lembab.
3. Mempersiapkan bahan yang diamati melalui mikroskop
Pada praktikum yang sudah dilakukan obyek yang diamati berupa
preparat kering yang sudah jadi.
4. Mengatur fokus mikroskop
Naikkan tabung mikroskop dengan menggunakan pengatur kasar,
sehingga jarak antara obyektif lemah dan permukaan meja obyek kira-kira ada
2 cm. Kemudian tempatkanlah preparat di meja obyek. Gunakanlah jepitan
obyek untuk menjaga agar preparat tidak bergeser. Sambil mengamati
mikroskop dari samping, turunkanlah tabung mikroskop dengan
menggunakan pengatur kasar dengan hati-hati sehingga jarak antara ujung

11
obyektif dengan gelas penutup kira-kira hanya 1 mm, jagalah agar obyektif
tidak menyentuh gelas penutup.
5. Pembesaran
Dalam mikroskop sangat penting mengetahui berapa kali alat ini
membesarkan bayangan obyek yang diamati. Apakah suatu mikroskop
membesarkan suatu obyek sebanyak sebanyak 50 diameter (50x), maka
bayangan yang terlihat akan 50x lebih panjang dan lebih lebar daripada
bayangan yang dilihat dengan mata telanjang dari jarak 25,4 cm. Andaikata
bilangan pada okuler adalah bilangan pada okuler adalah adalah 5x sedang
pada obyektif lemah 12x, maka perbesaran keseluruhannya adalah 5x12 atau
60 diameter. Dengan menggunakan okuler yang sama dan obyektif kuat
dengan daya pembesaran 45x akan dicapai suatu pembesaran sebesar 5x45
ialah 225 diameter.
6. Pengukuran dengan mikroskop
Karena benda-benda mati yang diamati dibawah mikroskop biasanya
berukuran kecil, untuk ukuran-ukuran yang mikroskopik para ahli biologi
merasa perlu menggunakan satuan panjang yang lebih kecil dari centimeter
atau milimeter. Salah satu diantara satuan panjang yang biasa digunakan
adalah micron (1/1000mm) yang ditulis dengan lambang (m) ialah huruf
yunani. Ukuran benda dibidang suatu mikroskop dapat dikira-kira dengan
membandingkannya terhadap suatu ukuran bidang penglihatan berbentuk
lingkaran.
7. Pemeliharaan mikroskop
Mikroskop juga memerlukan pemeliharaan yang cermat, mikroskop
harus selalu diangkat dan dibawa dengan keadaan tegak, dengan satu tangan
memegang erat-erat lengan mikroskop dan tangan lainyya menyangga
mikroskop pada kakinya. Apabila tabung mikroskop perlu dicondongkan
letaknya, maka hal ini dilakukan dengan menggerakkan lengannya pada

12
engsel inklinasi sebagai titik putar. Setelah pekerjaan selesai maka mikroskop
itu harus segera ditegakkan kembali.
Pada akhir praktikum, usahakan agar obyektif lemah dibawah okuler.
Aturlah kedudukan tabung sedemikian hingga ujung obyektif lemah terdapat
kira-kira 1 cm diatas meja obyek. Begitu pula jepitan harus disusun diatas
meja obyek sehingga tidak ada bagian yang menonjol keluar dari sisi meja.
Kembalikan mikroskop ke dalam tempat penyimpanannya. Bersihkan semua
gelas obyek dan gelas penutup.

BAB V
PENUTUP

13
4.1. Kesimpulan

Setelah melaksanakan kegiatan praktikum tentang cara penggunaan


mikroskop mahasiswa menjadi tahu bagian-bagian dari mikroskop, bagaimana
menggunakan mikroskop yang baik dan benar serta pemeliharaan setelah
menggunakan mikroskop.

Bagian – bagian mikroskop antara lain :

 Lensa okuler
 Lensa obyektif
 Revolver
 Meja preparat
 Tangan/lengan
 Diafragma
 Sekrup-sekrup penggeser preparat
 Penjepit preparat
 Pengatur kasar (makrometer) dan pengatur halus (micrometer)
 Cermin
 Kaki atau basis

Hal-hal yang perlu diperhatikan bila menggunakan mikroskop :

 Selalu membawa mikroskop dengan dua tangan.


 Bila menggunakan preparat basah, tabung mikroskop selalu dalam keadaan
tegak, berarti meja dalam keadaan datar. Ini berlaku bagi mikroskop dengan
tabung tegak, tidak berlaku untuk mikroskop dengan tabung miring.
 Preparat basah selalu ditutup dengan gelas penutup saat dilihat dibawah
mikroskop.
 Selalu menjaga kebersihan lensa-lensa mikroskop termasuk cermin.

14
 Bila ada bagian mikroskop yang bekerja kurang baik/hilang segera laporkan
kepada laboran.
 Tidak dibenarkan melepas lensa-lensa mikroskop dari tempatnya.
 Setelah selesai menggunakan mikroskop, pasang lensa obyektif perbesaran
paling rendah pada kedudukan lurus ke bawah.

DAFTAR PUSTAKA

15
Campbell,N.A.2000,Biologi Edisi Kelima Jilid I.Jakarta : Erlangga

Volk dan Wheheler.1989.Mikrogiologi Dasar Edisi Kelima.Jilid 1.Erlangga:Jakarta

Modul Praktikum. Sistem Sel dan Genetika. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Muhammadiyah Semarang. 2018

BAB I
PENDAHULUAN

16
1.1. Latar Belakang
Bakteri adalah organisme yang sangat kecil (berukuran mikrskopis).
Bakteri rata-rata berukuran lebar 0,5-1 mikron dan panjang hingga 10 mikron
(1 mikron = 10-3mm). Itu berarti pula bahwa jasad renik ini tipis sekali
sehingga tembus cahaya. Akibatnya pada mikroskop tidak tampak jelas dan
sukar untuk melihat bagian-bagiannya. Untuk melihat bakteri dengan jelas,
tubuhnya perlu diisi dengan zat warna, pewarnaan ini disebut pengecatan
bakteri. Salah satu klasifikasi bakteri adalah pembagian menurut morfologi
sel dan sifat pewarnaan. Morfologis sel bisa dilihat di bawah mikroskop
cahaya, yang akan lebih mudah diidentifikasi pada preparat yang diwarnai.
Dengan melihat sifat pewarnaan satu bakteri, juga dapat dibedakan antara
bakteri yang gram positif, gram negatif, atau basil tahan asam. Oleh karena
itu, diadakanlah praktikum ini guna memberi pemahaman dan memberi
pengetahuan kepada kita tentang pengecatan bakteri.

1.2. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan cara pengecatan gram dari bahan
pemeriksaan
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi beberapa spesies kuman
Staphylococcus
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi beberapa spesies kuman
Streptococcus

1.3. Manfaat
1. Mahasiswa mampu menjelaskan cara pengecatan gram dari bahan
pemeriksaan
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi beberapa spesies kuman
Staphylococcus

17
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi beberapa spesies kuman
Streptococcus

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

18
2.1. STAPHYLOCOCCUS
Staphylococcus adalah kuman berbentuk bulat, Gram positif biasanya
tersusun dalam kelompok-kelompok tidak teratur. Kuman ini mudah tumbuh
pada berbagai media, meragi beberapa karbohidrat, membentuk pigmen yang
bervariasi dari putih sampai kuning tua kadang-kadang ungu. Beberapa
diantaranya tergolong flora normal kulit dan selaput lender manusia, tapi ada
yang dapat menyebabkan pernanahan abses bahkan septikimia yang fatal.
Staphylococcus pathogen sering menghemolisa darah, mengkoagulasi plasma
dan menghasilkan enzim dan toksin. Beberapa spesies menyebabkan
keracunan makanan dengan memproduksi enterotoksin yang bersifat tahan
panas. Staphlococcus cepat resisten terhadap banyak anti mikrobia dan
menyebabkan kesulitan dalam pengobatan.
A. Mortologi
Morfologi Staphylococcus yang khas
 Bentuk : bulat, diameter 1 mm
 Sifat pengecatan : Gram positif, makin tua makin kearah
Gram negative
 Susunan : Biasanya mempunyai susunan yang
khas yang menggerombol seperti buah anggur. Tapi dapat
juga berpasangan, membentuk rantai pendek (3-4 sel) atau
berempat. Susunan yang tidak khas tersebut terutama bila
preparat dibuat dari media cair.
B. Penanaman
Staphylococcus mudah tumbuh pada kebanyakan perbenihan
bakteriologik dalam keadaan aerob atau mikroaerofilik.
Staphylococcus tumbuh paling cepat pada 37˚C. Koloni pada

19
perbenihan berbentuk bulat, halus, dan mengkilat, berbentuk berbagai
pigmen. Diameter koloni antara 1-3 mm.
C. Sifat-sifat pertumbuhan
Staphylococcus menghasilkan enzim katalase, sifat ini dapat
membedakannya dengan Streptococcus. Meragikan banyak
karbohidrat secara lambat, menghasilkan asam laktat tetapi tidak
menghasilkan gas. Staphylococcus relatif resisten terhadap
pengeringan, panas (kuman ini tahan 50˚C selama 30 menit), dan
terhadap 9% NaCl, tetapi dihambat oleh zat-zat kimia seperti
heksaklorofen 3%. Enzim katalase akan menguraikan hydrogen
peroksida menjadi air dan oksigen.
D. Struktur antigen
Staphylococcus mengandung antigen polisakarida dan protein
yang memungkinkan penggolongan strain-strain dalam batas tertentu.
Asam telikoat (polimer gliserol atau ribitol fosfat) yang berikatan
dengan peptidoglikan akan bersifat antigenik.
E. Produk-produk ekstraseluler
Staphylococcus dapat menyebabkan penyakit karena
kemampuan berbiak, menyebar luas dalam jaringan dan juga
pembentukan banyak zat ekstraseluler. Beberapa diantara zat-zat
ekstrasel tersebut adalah enzim dan toksin.

2.2. SREPTOCOCCUS
A. Bentuk
Kuman berbentuk bulat atau bulat telur, kadang menyerupai
batang tersusun berderet seperti rantai. Panjang rantai bervariasi dan
sebagian besar ditentukan oleh faktor lingkungan. Pada pertumbuhan
tua atau kuman yang mati sifat Gram positifnya akan hilang menjadi
Gram negative.

20
Sebagian besar strain group A, B dan C menghasilkan kapsul
yang terdiri dari asam hialuronat. Kapsul paling nyata pada biakan
yang sangat muda. Kapsul ini menghalangi fagositosis. Dinding sel
streptococcus mengandung protein (antigen M, T, R), karbohidrat
(spesifik group), dan peptidoglikan. Pili seperti rambut menonjol
melalui kapsul streptococcus group A. Pili tersebut sebagian besar
terdiri dari protein M dan ditutupi asam lipotheikoat. Asam
lipotheikoat sangat penting untuk membantu perlekatan streptococcus
pada sel epitel.
B. Penanaman
Kebanyakan streptococcus tumbuh pada media padat sebagai
koloni discoid, biasanya berdiameter 0,1-1 mm. Streptococcus group
A yang mempunyai kapsul, koloidnya biasanya mukoid.
C. Sifat-sifat pertumbuhan
Pertumbuhan streptococcus cenderung menjadi kurang subur
pada perbenihan padat atau dalam kaldu, kecuali diperkaya darah atau
cairan jaringan. Kuman pathogen bagi manusia memerlukan
bermacam-macam factor pertumbuhan pada inkubasi dengan CO2
10%, pertumbuhan dan hemolisa terjadi lebih sempurna.
D. Struktur antigen
Streptococcus hemolitik dapat dibagi dalam group-group
serologic (A-U) dan group-group tertentu dapat dibagi lagi menjadi
berbagai tipe. Beberapa zat antigen yeng ditemukan :
a. Karbohidrat C : terdapat dalam dinding sel dan banyak
streptococcus serta merupakan dasar pembagian pada group serologic
(Lancefield group A-U).
b. Protein M : erat hubungannya dengan virulensi streptococcus group
A, terutama terdapat pada organisme yang menghasilkan koloni
suram atau mukoid.
E. Produk-produk ekstraseluler

21
Lebih dari 20 produk ekstraseluler yang bersifat antigen
dihasilkan oleh streptococcus group A. Beberapa produk ekstraseluler
tersebut adalah toksin dan enzim, diantaranya yang penting adalah :
a. Streptokinase (fibrinolisin).
b. Streptodornase (deoksiribonuklease dan streptococcus).
c. Hialuronidase enzimyang memecah asam hialuronat.
d. Toksin eritrogenik.
e. Hemolisin.
F. Klasifikasi streptococcus
Klasifikasi treptococcus secara praktis dalam kategori-kategori
utama dapat didasarkan pada :
1) Morfologi koloni dan hemolisa pada agar darah
2) Tes-tes biokimia dan resistensi terhadap factor-faktor fisik dan
kimia
3) Sifat-sifat imunologik
4) Gambaran ekologik
Dengan kombinasi dari ke-4 hal tersebut diatas dapatlah
disusun klasifikasi sebagai berikut :
1. Streptococcus Beta-hemolitik
Kuman ini menghasilkan hemolisin yang dapat dikenal pada
agar darah dan juga menghasilkan karbohidrat C. Kuman-kuman
dibawah ini adalah beberapa group Streptococcus beta-hemolitik
yang ada hubungan dengan kedokteran :
a) Group A
Streptococcus pyogenes, paling patogen dibandingkan
streptococcus yang lain. Dapat menyebabkan infeksi local atau
sistemik dapat berakibat kelainan paskastreptococcus. Kuman
ini biasanya sensitif terhadap basitrasin. Pada agar darah
kambing kloningnya khas dengan adanya daerah hemolisa
beta yang lebar.

22
b) Group B
Streptococcus agalactica, flora normal dan saluran kelamin
wanita. Dapat menjadi penyebab yang penting pada sepsis dan
meningitis neonatal. Kuman ini menghidrolisa natrium
hipurat, jarang pecan terhadap basitrasin dan memberikan
respon yang positif terhadap tes CAMP (Christie, Atkins,
Munch-Petersen). Pada agar darah (kambig), kloningnya
dikelilingi daerah hemolisabeta yang sempit.
c) Group D
Termasuk enterococcus (misalnya Streptococcus faecalis,
Streptococcus faecium) dan non-enterokokus (misalnya
Streptococcus bovis, Streptococcus aquinus). Pada agar darah
kambing hamper semua Streptococcus group D menunjukkan
hemolisa alfa atau tidak menghemolisa eritrosit.
2. Streptococcus Alfa-hemolitik
Kuman ini bisa menunjukkan hemolisa alfa pada biakan agar
darah atau tanpa hemolisa. Beberapa streptococcus alfa-hemolitik
yang utama adlah :
a) Streptococcus pneumoniae (pneumokokus), larut dalam
empedu dan pertumbuhannya dihambat oleh cakram optokhin
(etil hidrikuprein hidroklorida).
b) Streptococcus viridans, termasuk Streptococcus salivarius,
Streptococcus mitis, Streptococcus mutans, Streptococcus
sanguis (group H), dan lain-lain. Tidak larut dalam empedu
dan pertumbuhannya tidak dihambat oleh cakram optokhin.

23
BAB III
METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan

 Alat :
1. Mikroskop
2. Jarum Ose
3. Bunsen
4. Botol semprot alkohol
5. Stopwatch
6. Pipet Tetes
7. Kaca Objek

 Bahan :
1. Bakteri dari media biakkan
2. Aquades
3. Kristal Violet
4. Lugol
5. Safranin
6. Minyak Imersi
7. Tissue
8. Alkohol 70% dan 95%
9. Spritus

3.2. Cara Kerja

 Siapkan alat dan bahan.


 Sterilkan kaca objek menggunakan alkohol 70% dan dibersihkan dengan
tissue. Kemudian dipanaskan diatas bunsen.
 Teteskan aquades ke kaca objek, ambil sampel dengan jarum ose steril, lalu
goreskan ke kaca objek mengenai aquades.
 Lakukan fiksasi preparat diatas bunsen.

24
 Teteskan 2-3 tetes kristal violet pada objek, biarkan +1 menit, lalu cuci
dengan aquades mengalir dan keringkan.
 Kemudian, teteskan lugol, diamkan +1 menit. Lalu cuci dengan aquades
mengalir dan kering anginkan.
 Setelah itu teteskan alkohol 95% pada objek tunggu selama 10-20 detik. Lalu,
cuci dengan aquades mengalir dan kering anginkan.
 Teteskan safrani, tunggu selama 10-20 detik. Lalu, cuci dengan aquades
mengalir dan keringkan dengan meletakkan tissue diatas preparat dengan
tidak menggores tissue.
 Teteskan minyak inersi pada objek.
 Amati objek menggunakan mikroskop.

25
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1. Gambar hasil pengamatan


Gambar 1.

Gambar 1 dilihat menggunakan mikroskop ternyata gambar bakteri


tersebut merupakan bakteri gram negatif.

Gambar 2.

Gambar 2 dilihat menggunakan mikroskop ternyata gambar bakteri


tersebut merupakan bakteri gram positif.

26
4.2. Pembahasan

Pewarnaan Gram adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna


dan paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, karena merupakan
tahapan penting dalam langkah awal identifikasi. Pewarnaan ini didasarkan pada tebal
atau tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan
lemak pada membran sel bakteri. Jenis bakteri berdasarkan pewarnaan gram dibagi
menjadi dua yaitu gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif memiliki
dinding sel yang tebal dan membran sel selapis. Sedangkan baktri gram negatif
mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis membran sel (Manurung,
2010).
Praktikum yang dilakukan kali ini adalah pewarnaan gram. Bakteri biakan
murni yang digunakan adalah bakteri yang telah diinokulasi pada praktikum
sebelumnya. Pada pewarnaan bakteri digunakan berbagai macam reagen atau
pewarna seperti kristal violet,lugol dan safranin. Penambahan kristal violet diteteskan
pada objek dan didiamkan selama +1 menit bertujuan agar cat atau pewarna ini dapat
melekat sempurna pada dinding sel bakteri. Lalu, penambahan lugol diteteskan dan
didiamkan selama +1 menit bertujuan agar pengikatan warna oleh bakteri menjadi
semakin lebih kuat.
Selanjutnya, diteteskan alkohol 95% kemudian didiamkan selama 10-20 detik.
Setelah itu, kaca objek dibilas dengan aquades mengalir hingga warnanya hilang.
Alkohol 95% berfungsi untuk membilas kelebihan zat warna pada sel bakteri.
Kemudian, diteteskan safranin kemudian didiamkan selama 10-20 detik.
Pemberian reagen atau pewarna yang berganti dari satu pewarna ke pewarna
lain dengan waktu yang telah ditentukan disebabkan karena zat-zat warna tersebut
dapat berikatan dengan komponen dinding sel bakteri dalam waktu singkat. Karena
itulah rentang waktu pemberian zat warna yang satu ke yang lainnya tidak lama
sehingga proses identifikasi bakteri berlangsung cepat.

27
Selanjutnya untuk hasil pengamatan bakteri dengan penataan diduga
jenis staphylococcus. Dan bakteri tersebut termasuk gram positif. Hal ini karena pada
saat tahap pewarnaan gram setelah diberi larutan kristal violet,lugol,safranin dan
dilakukan pencucian dengan alkohol bakteri yang terlihat berwarna ungu. Kemudian
untuk hasil pengamatan bakteri dengan penataan diduga jenis streptococcus. Dan
bakteri tersebut termasuk gram negatif. Hal ini karena pada saat tahap pewarnaan
gram setelah diberi larutan kristal violet,lugol,safranin dan dilakukan pencucian
dengan alkohol bakteri yang terlihat berwarna merah muda.

28
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan

Dari praktikum yang sudah dilakukan hasil pengamatan bakteri


menggunakan mikroskop ada 2 jenis yaitu bakteri Staphylococcus (gram
positif) karena setelah diamati bakteri berwarna ungu dan Streptococcus
(gram negatif) karena setelah diamati bakteri berwarna merah muda.

DAFTAR PUSTAKA

29
Fitria, Bayu.2009. Pewarnaan Gram (Gram positif dan Gram
Negatif).http://biobakteri.wordpress.com/2009/06/07/7-pewarnaan-gram-gram-
positif-dan-gram-negatif. 9 Mei 2017

http://andri-madani.blogspot.com/2017/05/laporan-praktikum-pewarnaan-
gram.html

30
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Kromosom merupakan struktur benang dalam inti sel yang bertanggung jawab
dalam hal sifat keturunan (hereditas). Kromosom khas bagi makhluk hidup. Tiap sel
somatik pada organisme tingkat tinggi mempunyai jumlah kromosom dasar, yaitu
satu set diwariskan dari induk dan satu sel dari ayah. Masing-masing kromosom
mempunyai pasangan yang identic yaitu kromosom homolog. Dua set kromosom ini
disebut (2n) (Crowder, 1998).

Setiap kromosom pada genom (dengan mengecualikan kromosom-kromosom


seks) dinomori secara berurutan sesuai dengan panjangnya. Dimulai dari kromosom
yang paling panjang (Stansfield, 2006).

1.2. Tujuan

1. Mahasiswa dapat menyusun kromosom manusia dalam bentuk kariotip


2. Mahasiswa dapat menjelaskan kelainan yang dijumpai pada kariotip tersebut

1.3. Manfaat

1. Mahasiswa mampu menyusun kromosom manusia dalam bentuk kariotip


2. Mahasiswa mampu menjelaskan kelainan yang dijumpai pada kariotip
tersebut

31
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kromosom

Kromosom berasal dari bahasa Yunani : chroma yang artinya warna dan soma yang
berarti badan. Kromosom merupakan struktur di dalam sel berupa deret panjang
molekul yang terdiri dari satu molekul DNA dan berbagai protein. Kromosom berisi
informasi genetik suatu organisme, seperti molekul kelima jenis histon dan faktor
transkripsi yang terdapat pada beberapa deret, dan termasuk gen unsur regulator dan
sekuens nukleotida.

2.2. Sejarah Kromosom

Kromosom pertama kali diamati oleh Karl Wilhelm von Nageli pada tahun 1842 dan
ciri-cirinya dijelaskan dengan detail oleh Walther Flemming (1882). Sedangkan
prinsip-prinsip klasik genetika yang merupakan pemikiran deduksi dari Gregor
Johann Mendel pada tahun 1865 banyak diabaikan orang. Hingga pada tahun 1902,
Walter Sutton dan Theodor Boveri menemukan kesamaan antara perilaku kromosom
saat meiosis dengan hukum Mendel dan menarik kesimpulan bahwa kromosom
merupakan pembawa gen.

Hasil penelitian keduanya dikenal sebagai teori Sutton-Boveri atau teori hereditas
kromosom, yang menjadi kontroversi dan perdebatan para pakar genetika kala itu.
Pada tahun 1910, Thomas Hunt Morgan berhasil membuktikan bahwa kromosom
merupakan pembawa gen. Morgan juga menemukan fungsi dari kromosom dalam
pemindahan sifat-sifat genetik.

2.3. Morfologi Kromosom

32
 Ukuran dan Bentuk Kromosom
Ukuran kromosom bervariasi dari satu spesies ke spesies lainnya.
Panjang kromosom berkisar antara 0,2-50 µ dengan diameter antara
0,2-20 µ. Misalnya kromosom manusia memiliki panjang sampai 6
µ.Setiap kromosom mempunyai bagian yang menyempit dan tampak
lebih terang, disebut sentromer, yang membagi kromosom menjadi
dua lengan.

2.4. Kelainan Kromosom

Kelainan kromosom kerap diungkap dokter sebagai penyebab keguguran, bayi


meninggal sesaat setelah dilahirkan, maupun sebelum bayi dilahirkan atau masih
dalam kandungan ibu. Menurut ahli genetika dari Laboratorium Klinik Utama Johar
Jakarta, dr. Singgih Widjaja, kelainan kromosom umumnya terjadi saat pembuahan,
yaitu saat sperma ayah bertemu sel telur ibu. Namun sebelum ovum dan sperma ini
matang, terjadi pembelahan 2 kali yang mengurangi jumlah kromosom dari 46
menjadi 23. Pada pembelahan inilah bisa terjadi gangguan, misal saat pematangan sel
telur, salah satu kromosom tidak bisa pisah.

Setelah matang, ovum punya 22 pasang kromosom autosom dan 1 pasang


kromosom-X. Sedangkan separuh sperma punya 22 kromosom autosom dan 1
kromosom-Y. Padahal hasil dari pertemuan ovum dan sperma yang dinamakan zigot,
bila kelak jadinya perempuan seharusnya punya 44 kromosom autosom dan 1
kromosom-XX. Sedangkan zigot yang menjadi pria punya 44 kromosom autosom
dan kromosom-XY.

Dengan demikian, kromosom normal orang tua bisa diturunkan sebagai kromoson
normal pada anaknya, namun bisa pula diturunkan abnormal jika pada proses
penurunannya ada kelainan atau gangguan.

33
BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

 Alat tulis
 Gunting
 Lem kertas
 Kertas HVS
 Gambar fotocopy kromosom manusia

3.2. Cara Kerja

1. Menggunting gambar-gambar kromosom normal dan abnormal dan buat


kariotipnya
2. Menyusun kariotip pada kromosom normal dari kiri ke kanan dengan urutan
dari yang terbesar hingga yang terkecil
3. Menempel gambar kromosom pada kertas HVS menggunakan lem kertas
4. Menentukan jenis kelamin pada kromosom abnormal pada penderita
5. Menentukan pada kromosom berapa terjadi perubahan genetic
6. Menentukan nama kelainan genetic yang diderita dari individu yang memiliki
gambar fotocopy kromosom abnormal tersebut.

34
BAB IV

PEMBAHASAN

Kromosom manusia berjumlah 23 pasang mengandung ribuan gen yang


merupakan suatu rantai pendek dari DNA yang membawa kode informasi genetic
tertentu dan spesifik.

Setiap manusia normal mempunyao 46 kromosom (diploid, 23 pasang


kromosom).Dua puluh dua adalah kromosom autosom yang mengkode karakteristik
manusia secara umum serta sifat-sifat spesifik, misalnya warna mata,bentuk rambut.
dan lain sebagainy. Sedangkan satu kromosom adalah kromosom seks yang terdiri
dari dua jenis yang berbeda secara genetis.

Pada praktikum yang telah dilakukan terdapat :

1. Kariotip laki-laki normal secara genetic memiliki satu kromosom X dan satu
kromosm Y (46,XY)
2. Kariotip perempuan normal secara genetic memiliki dua kromosom X,
(46,XX)

35
3. Kariotip dari sindrom Klinefelter, kelainan ini terjadi pada laki-laki yang
disebabkan kelebihan kromosom X, pada laki-laki normal memiliki
kromosom seks berupa XY, namun penderita pada sindrom ini memiliki
kromosom seks XXY. Formula sindrom ini adalah 47+XXY, kelainan
kromosom ini terbentuk karena nondisjungsi meiosis (kegagalan sepasang
kromosom seks untuk memisah selama proses meiosis).

36
BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa


telah mengetahui penyusunan kromosom manusia atau pembuatan kariotip yang
sesuai dengan tata cara penyususnan dan mengenal kelainan dari susunan kromosom
tersebut.

37
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/34817351/LAPORAN_PRAKTIKUM_KARIOTIPE.docx

Modul Praktikum. Sistem Sel dan Genetika. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Muhammadiyah Semarang. 2018

38

Anda mungkin juga menyukai