J3A022006
a. Hue/Rona
Dimensi warna ini adalah identitas/ciri khas yang digunakan untuk menilai suatu
objek tampak merah, oranye, kuning, hijau, biru, ungu dll. Pada umumnya hue
digambarkan dalam sebuah lingkaran yang disebut color wheel pada gambar 7.4. Hue
suatu objek dapat dikomunikasikan seperti lebih merah,lebih kuning,lebih hijau atau
lebih biru
b. Chroma
Chroma yaitu terkait dengan variasi kekuatan warna yang sama semakin jauh dari
sumbu vertikal akromatik, semakin tinggi chroma (lebih kuat, lebih intens). Semakin
dekat warna ke sumbu akromatik (value), semakin rendah chroma (pucat,lebih
lemah). Chroma sering digambarkan lebih berwarna atau kurang berwarna.
c. Value
Dimensi value yang mengacu pada tingkat kecerahan atau tingkat kegelapan dari
suatu warna, ini adalah skala vertikal dari hitam ke putih. Biasa nya dikomunikasikan
dalam istilah lebih terang atau lebih gelap, Gigi yang tampak lebih terang, atau lebih
cerah, akibat bleaching menunjukkan peningkatan value.
Panduan warna yang paling umum digunakan adalah VitaLumin yang mengalokasikan huruf
untuk hue, A, B, C, D, dan angka, 1, 2, 3, 4, yang menunjukkan chroma.
Susunan warna dasar adalah:
A1-4: cokelat
B1-4: kuning
C1-4: abu-abu
D2-4: abu-abu kemerahan
4. Komunikasi
Langkah selanjutnya dalam proses pencocokan warna adalah menangkap, merekam,
dan mengkomunikasikan warna gigi yang dipilih.
5. Verify
Langkah terakhir adalah memverifikasi warna restorasi secara visual, menggunakan
beberapa lampu yang berbeda, jarak pencocokan, sudut pengamatan, dan/atau
pengamat.
Spesifikasi lampu klinik
Lampu yang optimal hendaknya memiliki temperatur warna 5500 K dan 6500K dan
Color Rendering Index (CRI) 90 atau lebih.
Referensi:
1. Garg, Nisa, dan Garg, Amit. 2013. Textbook of Operative Dentistry. New Delhi: Jaypee
2. Fejerskov, O., Nyvad, B., dan Kidd, E.2015. Dental caries: The Disease and Its Clinical
Management Third Edition. Blackwell publisher
3. Ritter, A., V., dkk. 2019. Sturdevant’s Art and Science of Operative Dentistry, 7 th ed.
Elsevier