Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS

PERAWATAN RESTORASI KOMPOSIT PADA KASUS PULPITIS


REVERSIBLE

Oleh:
Nama : drg. Chanifah Trian Maulita A
Pembimbing : drg. Devy Eka Hartini, MM

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER GIGI (PIDGI)


ANGKATAN III TAHUN 2023
KOTA MATARAM
2023
PENDAHULUAN
Karies gigi merupakan penyakit multifaktorial yang utamanya disebabkan
oleh ketidakseimbangan flora oral (biofilm) karena adanya karbohidrat yang
difermentasi pada permukaan gigi dari waktu ke waktu. Ada empat faktor utama
yang saling mempengaruhi untuk terjadinya karies yaitu faktor host yang meliputi
gigi dan saliva, faktor mikroorganisme, substrat dan waktu. Namun, onset dan
aktivitas karies gigi sebenarnya jauh lebih kompleks daripada interaksi tiga arah
ini, karena tidak semua orang dengan gigi, biofilm, dan mengkonsumsi
karbohidrat akan memiliki lesi karies dari waktu ke waktu.
Salah satu upaya penatalaksanaan karies adalah dengan penumpatan gigi
menggunakan bahan restorasi yang berfungsi untuk memperbaiki dan
mengembalikan fungsi gigi. Dalam bidang konservasi gigi, restorasi dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu direct (restorasi langsung) dan indirect (restorasi
tidak langsung). Restorasi direct dapat dilakukan jika terjadi kehilangan struktur
gigi minimal, hanya menimbulkan sedikit bahkan tidak ada ketidaknyamanan
yang dirasakan pasien, waktu pengerjaan yang relatif singkat, dan biaya yang
lebih rendah untuk pasien dibandingkan dengan restorasi indirect.
Meningkatnya permintaan akan hasil yang estetik telah mengubah praktik
kedokteran gigi pada abad kedua puluh satu ini. Resin komposit merupakan bahan
restorasi yang memiliki karakteristik warna yang menyerupai warna gigi. Resin
komposit awalnya hanya digunakan sebagai restorasi pada gigi anterior. Seiring
dengan meningkatnya kekuatan mekanis resin komposit seperti kekuatan tarik dan
tekan yang tinggi, material ini menjadi alternatif sebagai bahan restorasi pada gigi
posterior.
RESTORASI DIRECT KOMPOSIT

A. Definisi restorasi direct


Restorasi gigi langsung (direct) merupakan restorasi gigi yang dapat
dibuat langsung pada kavitas gigi dalam satu kali kunjungan. Restorasi direk
saat ini lebih sering dipakai karena cara memanipulasinya yang mudah, tidak
memerlukan proses laboratorium yang lama serta harganya relative lebih
murah. Adapun material restorasi direk yang sering digunakan saat ini adalah
amalgam, resin komposit, glass ionomer cement dan glass ionomer cement
modifikasi resin.

B. Resin Komposit
Resin komposit merupakan tumpatan sewarna gigi yang merupakan
gabungan atau kombinasi dari dua atau lebih bahan kimia yang berbeda.
Resin komposit sudah lama digunakan di kedokteran gigi sejak tahun 1940
dan telah mengalami perkembangan pesat.

Klasifikasi Resin Komposit:


 Klasifikasi Philips dan Lutz resin komposit berdasarkan ukuran partiker
filler:

a. Resin Komposit Makrofiller (particles from 0.1-100 μ)


Resin komposit makrofiller pertama kali dikembangkan pada awlal
1970. Rata rata ukuran partikel dari resin komposit makrofill adalah 8-
12μm. Umumnya mengandung 60-65% dari beratnya.
Komposit makrofiller menghasilkan permukaan yang cukup kasar
diakibatkan oleh ukuran partiker filler yang besar dan sangat keras.
Akibat dari kekasaran tersebut, menyebabkan komposit makrofiller lebih
mudah untuk terjadi diskolorasi dan penumpukan plak dibandingkan tipe
yang lain.
b. Resin Komposit Mikrofiller (0.04 μ particles)
Resin komposit mikrofill diperkenalkan pada awal tahun 1980an.
Rata-rata ukuran partikelnya berkisar antara 0.04-0.4 μm. Kandungan
fillernya 30-40% dari berat keseluruhan. Ukuran partikel yang kecil
menghasilkan permukaan yang halus dan mengkilap serta resisten
terhadap plak, debris dan stain. Tetapi karena memiliki kandungan filler
yang lebih sedikit maka sifat mekanis dan fisik resin mikrofill lebih
rendah jika dibandingkan dengan resin komposit makrofill. Komposit
mikrofill juga memiliki modulus elastisitas yang rendah, polishability
yang tinggi, translusensi yang baik, namun gampang terjadi fraktur dan
kerusakan marginal. Komposit mikrofill ini diindikasikan untuk restorasi
gigi anterior dan lesi abrasi servikal.

c. Resin Komposit Hibrid


Resin komposit hibrid dibuat dengan mengkombinasikan sifat
mekanis dan fisik dari komposit makrofill dengan permukaan yang halus
dan mengkilap yang dimiliki komposit mikrofill. Secara umum, material
ini mengandung filler sebanyak 75% - 80% berdasarkan berat.
Kandungan filler yang dimiliki oleh resin komposit hibrid merupakan
campuran antara mikrofiller dengan partikel filler yang kecil yang
menghasilkan ukuran rata-rata partikel yang lebih kecil (0,4-1μm)
dibandingkan dengan resin komposit konvensional. resin komposit lain
yang memiliki kandungan dua atau lebih filler dengan ukuran partikel
yang berbeda dapat dikategorikan sebagai resin komposit hibrid.

 Klasifikasi Resin Komposit Berdasarkan Viskositasnya:


a. Resin Komposit Packable
Packable merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menyebut
resin komposit pasta yang memiliki viskositas tinggi. Viskositas yang
tinggi ini akan memudahkan saat diaplikasikan pada gigi. Pengembangan
resin komposit jenis ini memiliki dua tujuan, yaitu (1) memudahkan
pengaplikasian pada restorasti di area kontak proksimal dan (2) cara
pengaplikasian yang sama dengan amalgam. Viskositas yang tinggi
membuat resin jenis ini sulit untuk mencapai adaptasi marginal yang
optimal, untuk mengatasi ini, klinisi dapat mengaplikasikan flowable
resin komposit terlebih dahulu sepanjang marginal bagian proximal
untuk memperbesar adaptasi.

Gambar 1. Komposit packable

b. Resin Komposit Flowable


Flowable komposit pertama kali diperkenalkan dalam bidang
kedokteran gigi pada akhir tahun 1996. Mengandung filler 60% dari berat
dan memiliki ukuran partiker berkisar 0.02-0.05 μm. Kandungan filler
yang lebih sedikit menyebabkan viskositas dari komposit menurun
sehingga memungkinkan komposit untuk diaplikasikan pada daerah
preparasi yang kecil, menjadikan bahan ini menjadi pilihan yang cocok
untuk restorasi pit and fissure. Memiliki sifat fisik serta mekanis yang
lebih rendah dibandingkan dengan resin komposit jenis lain yang
mengandung filler lebih banyak. Resin jenis ini juga memiliki resiko
polimerisasi shrinkage yang lebih tinggi. Material ini cocok digunakan
untuk restorasi pada daerah cercival, restorasi pada anak-anak dan
restorasi pada bagian yang tidak mendapatkan tekanan yang tinggi.
Gambar 2. Komposit flowable

C. Indikadi dan kontra indikasi restorasi direct komposit:


a) Indikasi restorasi direct komposit:
1. Restorasi Kelas I, II, III, IV, V, dan VI
2. Foundation dan core build up
3. Sealant dan restorasi resin preventif (komposit konservatif
restorasi)
4. Prosedur peningkatan esthetic:
- Veneer parsial
- Veneer penuh
- Modifikasi kontur gigi
- Penutupan diastema
5. Restorasi sementara
6. Splinting periodontal
7. Luting restorasi esthetic indirek (ketika digunakan dalam bentuk
flowable, atau ketika dipanaskan untuk meningkatkan flow)

b) Kontraindikasi untuk penggunaan komposit direct berkaitan dengan:


1. Ketidakmampuan untuk mendapatkan isolasi yang memadai
2. Pertimbangan tekanan oklusal yang berat terkait dengan keausan
dan fraktur bahan komposit. Di mana tekanan oklusal yang sangat
tinggi pada pasien dengan bruxism bukanlah pilihan yang baik
untuk restorasi komposit.
3. Faktor operator
Ketika dokter tidak memiliki keterampilan teknis yang diperlukan
untuk restorasi.
4. Kerentanan karies tinggi dan kebersihan mulut yang buruk
Pasien dengan kerentanan karies tinggi dan kebersihan mulut yang
buruk menimbulkan risiko besar karies sekunder dan perubahan
warna marjinal.
5. Subgingival atau root caries
Ketika persiapan meluas secara subgingival atau permukaan akar,
komposit tidak memberikan marginal seal yang baik.

D. Keuntungan dan kerugian restorasi komposit


a) Kelebihan restorasi komposit:
- Menjaga struktur gigi: Karena restorasi komposit membutuhkan
preparasi gigi minimal, dan menjaga struktur gigi semaksimal
mungkin.
- Estetik
- Resin komposit dapat dikombinasikan dengan bahan lain, seperti
glass ionomer, untuk mendapat keuntungan dari kedua bahan
tersebut.
- Konduktivitas termal rendah: Komposit memiliki termal
konduktivitas yang rendah, sehingga tidak diperlukan base untuk
melindungi pulpa dibawahnya.
- Berikatan mekanis dengan struktur gigi: Restorasi berikatan
dengan enamel dan dentin, karenanya menunjukkan retensi yang
baik. Restorasi komposit dapat berikatan langsung ke gigi,
membuat gigi lebih kuat daripada amalgam.
- Dapat segera dilakukan finishing dan polishing
- Restorasi dapat diperbaiki.
- Mikroleakage rendah
- Memiliki waktu kerja yang panjang membuat manipulasi komposit
lebih mudah.
- Restorasi dapat diselesaikan dalam satu kunjungan.
- Tidak ada reaksi galvanic karena resin komposit tidak mengandung
logam.

b) Kekurangan restorasi komposit:


- Polimerisasi shringkage: Karena polimerisasi shrinkage, dapat
terjadi pembentukan celah pada daerah majin, biasanya pada
permukaan akar. dapat mengakibatkan karies sekunder, perubahan
warna dan sensitivitas pasca restorasi.
- Memakan waktu: Restorasi komposit membutuhkan isolasi yang
baik dan memiliki banyak langkang-langkah untuk
penempatannya. oleh karena itu restorasi komposit lebih sulit
untuk diletakkan dan memakan waktu.
- Mahal: Komposit lebih mahal daripada amalgam.
- Teknik sensitif: Ini lebih sensitif teknik daripada amalgam karena
penempatan komposit membutuhkan perhatian pada semua
langkah penempatan.
- Ketahanan aus rendah
- Resin komposit memiliki radiopacitas yang tinggi sehingga
memungkinkan terdeteksi dalam radiografi.
REKAM MEDIK PASIEN
a) Identitas Pasien
• Nama : Nn. Yunita
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Tgl. Pelayanan : 21/11/2023
b) Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan gigi kiri depan atas berlubang dan sering
terasa ngilu saat makan dan minum yang dingin. Pasien ingin giginya
ditambal.
c) Pemeriksaan Objektif
• Ekstraoral : Tidak ada kelainan
• Intraoral : Gigi 22 Karies kelas III, Vitalitas (+), Sondasi (+),
Perkusi (-), Palpasi (-)
d) Odontogram

e) Diagnosis
Gigi 22 : Pulpitis Reversibel
f) Planning
Restorasi kavitas kelas III dengan bahan Resin Komposit, KIE
PROSEDUR PERAWATAN
A. Prosedur Klinis Awal
Pemeriksaan lengkap, diagnosis (termasuk penilaian risiko karies), rencana
perawatan, dan persetujuan berdasarkan informasi harus diselesaikan dan
diperoleh sebelum pasien dijadwalkan untuk perawatan.

B. Preparasi gigi
Preparasi pada kasus restorasi kelas III membuat akses ke jaringan karies,
pembuangan jaringan karies atau email yang rusak, dan pembuatan
convenience form untuk restorasi. Prosedur preparasi sebagai berikut:
1) Gunakan kaca mulut untuk mendukung penglihatan langsung
2) Luasnya lesi menentukan outline preparasi gigi, untuk penetrasi ke dalam
lesi, biasanya arah masuknya bur adalah dari sisi lingual/palatal kecuali
untuk beberapa kasus penetrasi lingual/palatal terlebih dahulu membantu
menjaga estetik. Indikasi untuk penetrasi yang melibatkan sisi labial
adalah jika terdapat keterlibatan lesi karies pada enamel bagian labial,
pada kasus dimana gigi mengalami rotasi dan sisi lingual sulit dijangkau.
3) Gunakan round bur untuk membentuk outline & mulai membuat kavitas

Gambar 1. Awal Preparasi dari Arah Lingual


4) Bur di posisikan tegak lurus terhadap permukaan email memulai
pembentukan kavitas dari dimensi insiso gingival sedekat mungkin
dengan gigi tetangga tanpa menyentuhnya

5) Bur digerakkan sampai semua sisa karies hilang dan dibentuk convience
form
6) Perluas preparasi seminimal mungkin tanpa mengenai titik kontak dan
tidak menembus permukaan fasial dengan menggunakan fissure bur.
7) Kedalaman kavitas yang dibuat yaitu 0,75-1,25 mm dengan kedalaman
dinding aksial 0,2 mm ke dentin. Bentuk dinding aksial harus cembung
ke arah luar, artinya, haus mengikuti kontur gigi.

Gambar 2. Bagian Incisogingival menunjukkan dinding aksial 0,2 mm ke


dalam dentin

8) Selanjutnya dasar gingival dan lingual diratakan dan dipertegas.

9) Jika dibutuhkan retensi (grooves) buat disepanjang gingival aksial line

angel dan insiso axial line angle. Groove dapat ditempatkan kontinu

atau terisolasi. Groove kontinu ditempatkan di dinding eksternal, sejajar


dengan permukaan gigi dengan menggunakan roundbur. Harus

ditempatkan setidaknya 1 mm dari permukaan gigi dan setidaknya 0,5

mm ke dalam dentin.

10) Buat bevel menggunakan flame bur atau fissure diamond bur. Bentuk

bevel terhadap permukaan kavitas dengan sudut 45° terhadap

permukaan luar gigi dengan lebar 0,25 hingga 0,5 mm.

Gambar 3. Cavosurface Bevel

11) Kemudian terakhir periksa preparasi setelah dibersihkan dengan


semprotan air dan udara dan memberikan pulp protection jika diperlukan.

C. Restorasi

1. Pengaplikasian Matriks

Matriks membantu dalam membatasi kelebihan bahan restorasi dan

dalam pembuatan kontur gigi. Matriks dipasang sebelum pengaplikasian

etsa dan bonding. Setelah memasang matriks, selanjutnya harus

distabilkan dengan baji/wedge. Matriks harus diperpanjang 1 mm di luar

cavosurface margin oklusal dan gingival.


2. Proteksi pulpa

Dalam kasus kavitas yang dangkal, aplikasi bonding agent cukup

untuk proteksi pulpa. Untuk preparasi yang dalam, proteksi pulpa

dilakukan dengan menggunakan base kalsium hidroksida light cure

diikuti dengan GIC yang dimodifikasi resin. Zinc oxide eugenol tidak

boleh digunakan sebagai subbase karena menghambat polimerisasi resin.

3. Aplikasi sistem adesif

Setelah etsa, primer dan bahan adesif diaplikasikan sesuai dengan

instruksi yang pabrik. Gigi harus dikeringkan dengan kapas untuk

mengeringkan email yang teretsa. Gigi tidak boleh dikeringkan dengan

three-way syringe karena kekeringan yang berlebihan menyebabkan

kolagen yang terpapar kolaps. Meskipun sistem adesif tersedia dalam

berbagai bentuk, tetapi sistem adesif saat ini menggabungkan primer dan

bahan adesif ke dalam satu botol, sehingga membuat aplikasi lebih

mudah. Gunakan microbrush atau ujung aplikator untuk mengaplikasikan

bahan adesif, ratakan ke seluruh permukaan kavitas. Selanjutnya

dipolimerisasi dengan lightcuring

4. Insersi dan curing komposit

Komposit diinsersikan dengan menggunakan Teknik incremental.

Ketebalan setiap lapisan komposit tidak boleh lebih dari 2 mm untuk

memaksimalkan proses curing dan polimerisasi dari komposit. Insersi

dimulai dari permukaan lingual, insisal kemudian fasial. Saat

mengaplikasikan komposit bentuk kembali anatomi dari gigi.


D. KIE
1. Tidak makan dan minum selama 1 jam pasca perawatan
2. Tidak mengunyah pada sisi yang telah dilakukan perawatan selama 24
jam
3. Menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan menyikat gigi 2x sehari
4. Kontrol rutin ke dokter gigi 6 bulan sekali.
DAFTAR PUSTAKA
1. Council ADA, Scientific ON. Direct and indirect restorative materials. J Am
Dent Assoc [Internet]. 2003;134(4):463–72. Available from:
http://dx.doi.org/10.14219/jada.archive.2003.0196
2. Nurhapsari. A, Perbandingan kebocoran tepi antara restorasi resin komposit tipe
bulk-fill dan tipe packable dengan menggunakan sistem adhesif total etch dan
selfetch. Odonto Dental Journal. 2016; 3(1):7-13
3. Rawls HR. Chapter 6 : Dental polymers in Philips Science of Dental Material.
Elviester.12th Ed. 2013:109-10

4. Ritter AV, Boushell LW, Walter R. Sturdevant’s Art and Science of Operative

Dentistry. 7th Ed. United State of Amarica: Elsevier. 2019.


5. Garg N, Garg A. Textbook of operative dentistry. 3rded. New Delhi: Jaypee,
2015.

Anda mungkin juga menyukai