LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH RENDAMAN KOPI ROBUSTA ARABICA TERHADAP
PERUBAHAN WARNA BAHAN TAMBAL RESIN KOMPOSIT
Proposal
Oleh:
Practissa Roro. Wigati
080113080
Proposal Penelitian ini telah diperiksa dan disetujui oleh:
disetujui tanggal
disetujui tanggal
Mengetahui,
Koordinator Program Studi,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan yang sangat menonjol di bidang restorasi gigi pada saat ini ditandai
dengan dikembangkannya material resin komposit yang banyak digunakan
sebagai material restorasi. Resin komposit adalah salah satu bahan restorasi yang
terdiri dari dua atau lebih komponen yang masing-masing mempunyai struktur
dan sifat yang berbeda. Resin komposit merupakan salah satu material restorasi
pada kedokteran gigi yang telah digunakan sejak 30 tahun lalu. Resin komposit
merupakan bahan tumpatan pilihan yang potensial dan terus berkembang dengan
sifat-sifat fisis, warna dan kekuatan perlekatan terhadap jaringan gigi sehingga
memungkinkan penggunaan resin komposit untuk gigi anterior maupun posterior.1
Kekasaran bahan permukaan restorasi dalam rongga mulut adalah salah satu
kriteria yang sangat penting untuk menentukan dan memprediksi kesuksesan
klinis suatu restorasi.Permukaan bahan restorasi yang kasar dapat menyebabkan
rasa yang tidak enak pada rongga mulut.
Material ini mempunyai estetik yang lebih baik dibanding restorasi lain,
Keunggulan lainnya adalah warna yang mirip dengan struktur gigi asli, shrinkage
rendah, absorpsi cairan rendah, dapat dipoles tekstur permukaannya, serta abrasi
dan ketahanan pemakaian sama dengan struktur gigi. Namun selama pemakaian
dapat mengalami perubahan warna. Perubahan warna resin komposit terjadi
karena faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik dapat disebabkan oleh
bahan resin komposit itu sendiri yaitu: jenis filler, perubahan resin matrik, kurang
kuatnya penyinaran menyebabkan perubahan dari resin matrik itu sendiri dan
perubahan antar muka antara matrik dan filler, monomer sisa yang tidak
terpolimerisasi pada waktu polimerisasi. Stabilitas warna resin matrik juga
rendah, karena sifat resin yang dapat mengabsorpsi cairan. Perubahan warna
bahan restorasi resin komposit merupakan faktor ekstrinsik yang dipengaruhi oleh
cairan atau zat pembawa warna di sekitar lingkungan restorasi resin komposit
tersebut berada, misalnya: kopi, teh, wine, minuman ringan, nikotin, obat kumur
serta plak dan oral hygiene yang rendah. Salah satu minuman yang sering
dikonsumsi dan dapat menyebabkan perubahan warna pada resin komposit adalah
kopi. Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan minum kopi dengan frekuensi
rata-rata dua cangkir sehari padausia 30-39 tahun.1
B. Rumusan Masalah
Apakah pengaruh rendaman kopi Robusta Arabica terhadap perubahan warna
bahan tambal resin komposit
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh rendaman kopi Robusta Arabica terhadap perubahan warna
bahan tampal resin komposit
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Data yang didapatkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh
Rendaman kopi Robusta Arabica terhadap bahan tambal resin komposit
2. Manfaat praktis
a. Manfaat bagi masyarakat
Data hasil penelitian dapat menjadi tambahan informasi bagi masyarakat
yang sering mengkonsumsi minuman berwarna terutama bagi pasien yang
menggunakan bahan tambal resin komposit
b. Manfaat bagi dokter gigi
Data hasil penelitian dapat menjadi referensi bagi dokter gigi untuk
menangani dan seebagai bahan anjuran terhadap pasien
c. Manfaat bagi penulis
Memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam membuat
karya ilmiah serta dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh selama
proses perkuliahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Resin komposit
Resin komposit telah digunakan sejak 50 tahun yang lalu hingga saat ini
telah banyak peningkatan yang ditemukan baik dari segi komposisi maupun cara
penggunaannya. Sejak tahun 1960, telah ditemui banyak klasifikasi dari resin
komposit, salah satunya berdasarkan ukuran filler yang digunakan yaitu
konvesional atau tradisional, microfine atau small particle composite dengan
silicium dioxide microfillers, dan hybrid (microhybrid, minihybrid, submicron
hybrid dan nanohybrid).
Resin komposit adalah tumpatan yang mengeras karena menyatunya unit-unit
monomer menjadi molekul yang besar yaitu polimer. Istilah bahan komposit
mengacu pada kombinasi tiga dimensi dari sekurangkurangnya dua bahan kimia
yang berbeda dengan satu komponen pemisah yang nyata diantara keduanya. Bila
konstruksi tepat, kombinasi ini akan memberikan kekuatan yang tidak dapat
diperoleh bila hanya digunakan satu komponen saja. Bahan restorasi resin
komposit adalah suatu bahan matriks resin yang di dalamnya ditambahkan pasi
anorganik (quartz, partikel silica koloidal) sedemikian rupa sehingga sifat-sifat
matriksnya ditingkatkan.
Dalam ilmu kedokteran gigi istilah resin komposit secara umum mengacu
pada penambahan polimer yang digunakan untuk memperbaiki enamel dan dentin.
Resin komposit digunakan untuk mengganti struktur gigi dan memodifikasi
bentuk dan warna gigi sehingga akhirnya dapat mengembalikan fungsinya. Resin
komposit dibentuk oleh tiga komponen utama yaitu resin matriks, partikel bahan
pengisi, dan bahan coupling. Bahan restorasi ini mempunyai estetik yang sangat
baik dan paling sering digunakan untuk merestorasi gigi anterior. Namun
penggunaan resin komposit sebagai bahan restorasi gigi posterior juga
berkembang sangat pesat karena keinginan pasien untuk mendapatkan restorasi
yang sewarna dengan gigi. Bahan restorasi komposit memiliki kemampuan
perlekatan yang kuat, dan mempunyai warna restorasi yang sangat estetik dan
memuaskan.
dimetacrylate
(UEDMA),
dan
triethylene
glycol
Tumpatan rersin biasanya dicambur dengan bahan yang berbeda sifatnya yang kita
sebut sebagai filler, filler merupakan quartz atau kaca dengan ukuran partikel
berkisar antara 0,1-100 m ataupun silika dengan ukuran 0,04 m. Keuntungan
dimasukkannya bahan pengisi ke dalam matriks resin antara lain untuk
mengurangi pengerutan dan koefisien termal ekspansi, meningkatkan sifat
mekanis dari resin itu sendiri, dan menentukan aspek estetis dari resin komposit
seperti warna, translusensi, dan fluorosensi. Selain itu dapat pula dimasukkan
logam berat seperti barium dan strontium yang akan memberikan radiopasitas
pada komposit.
c.
Bahan Coupling
Coupling agentssilan telah dianjurkan dalam meningkatkan sifat mekanik dari
resin komposit. Namun, penyelidikan pada peningkatan kekuatan ikatan alumina
terutama pada keramik komersial primer yang mengandung bahan coupling
agents silan dan pengobatan tribochemical. Secara umum, ada banyak jenis
agents coupling agents silant yang diformulasikan untuk ikatan spesifik antara
filler dan matriks resin yang berbeda. Parameter kelarutan digunakan untuk
mempertimbangkan penetrasi agents coupling agents silan ke dalam matriks
resin, khususnya resin termoplastik.
3. Sistem Aktivator-inisiator
Monomer metil metakrilat dan dimetil metakrilat berpolimerisasi dengan
mekanisme polimerisasi tambahan yang diawali oleh radikal bebas.Radikal bebas
dapat berasal dari aktivasi kimia atau pengaktifan energi eksternal (panas atau
sinar).
4. Bahan penghambat
Untuk meminimalkan atau mencegah polimerisasi spontan dari monomer bahan
penghambat ditambahkan pada sistem resin.Penghambat ini mempunyai potensi
yang kuat dengan radikal bebas, bila radikal bebas telah terbentuk seperti suatu
pemaparan singkat terhadap sinar. Bahan penghambat bereaksi dengan radikal
bebas dan kemudian menghambat perpanjangan rantai dengan mengakhiri
kemampuan radikal bebas untuk mengawali proses polimerisasi
5. Modifier Optik
Untuk mencocokan dengan warna gigi, komposit kedokteran gigi harus
memiliki warna visual (shading) dan translusensi yang dapat menyerupai struktur
gigi.Warna dapat diperoleh dengan menambahkan pigmen yang berbeda, bahan
pigmen ini seringkali terdiri dari oksidasi logam berbeda yang ditambahkan dalam
jumlah sedikit.
10
11
12
3.
4.
Nanofilled
Nanofilled merupakan bahan restorasi universal yang diaktifasi oleh
visible-light yang dirancang untuk keperluan merestorasi gigi anterior
maupun posterior memiliki sifat kekuatan dan ketahanan hasil poles yang
sangat baik, dikembangkan dengan konsep nanotechnology, yang biasanya
digunakan untuk membentuk suatu produk yang dimensi komponen
kritisnya adalah 0,1 hingga 100 nanomer.
D. Indikasi dan Kontra Indikasi
1. Bahan resin komposit direkomendasikan untuk kasus kasus sebagai
berikut yaitu :
a. Karies pada pit dan fisur kelas I dimana restorasi resin preventif
konservatif tepat untuk dilakukan
13
14
3. Pasien resiko tinggi memiliki karies multipel dan/atau gigi demineralisasi dan
kebersihan mulut yang buruk.
15
7. Ini merupakan teknik yang lebih sensitif karena lokasi operasi harus tepat
terisolasi dan penempatan ETSA, primer dan perekat pada struktur gigi
(enamel dan dentin) ini sangat menuntut teknik yang tepat.
8. Dapat memperlihatkan keausan oklusal yang lebih besar pada daerahdaerah tekanan oklusal yang tinggi atau bila seluruh kontak oklusal gigi
adalah pada bahan komposit.
9. Memiliki koefisien linier ekspansi termal yang lebih tinggi, sehingga
berpotensi terjadi perembesan marjinal jika teknik ikatan yang kurang
F.
estetik
merupakan
salah
satu
penyebab
penggantian
restorasi.Kombinasi yang bagus antara warna gigi dan warna material restorasi
sebelum dicuring adalah faktor klinis yang penting untuk mendapatkan hasil yang
bagus.Kombinasi ini harus dapat bertahan setelah material dicuring dan selama
pemakaian.Jika warna komposit berubah selama pemakaian, kelebihan utamanya
yaitu estetik, hilang.
Perubahan warna pada resin komposit setelah penumpatan dapat terjadi karena
dua faktor. Faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik yang dapat
mempengaruhi perubahan warna adalah komposisi resin matriks dan ukuran
partikel filler.19
Faktor ekstrinsik yang dapat menyebabkan diskolorasi pewarnaan oleh karena
adanya absorbsi zat warna dari minuman, makanan, tembakau, bahan kumur dan
pengaruh sinar ultraviolet. 8, 16, 19, 20, 21
Stabilitas warna resin komposit dipengaruhi oleh kontak langsung yang terlalu
sering dengan berbagai minuman berwarna seperti kopi, teh, jus, arak, dan minyak
16
wijen. Perubahan warna juga bisa terjadi dengan oksidasi dan akibat dari
penggantian air dalam polimer matriks
G.
17
lain
untuk
menurunkan
kekentalan
dan
meningkatkan
dentin. Peralihan ini terjadi karena manfaat dari bonding simultan pada
enamel dan dentin dibandingkan karena kekuatan bonding.
b. Bahan bonding dentin
Dentin adalah bagian terbesar dari struktur gigi yang terdapat hampir diseluruh
panjang gigi dan merupakan jaringan hidup yang terdiri dari odontoblas dan
matriks dentin.Tersusun dari 75 % materi inorganik, 20 % materi organik dan 5 %
materi air. Didalam matriks dentin terdapat tubuli berdiameter 0,5-0,9 mm
dibagian dentino enamel jungsion dan 2-3 mm diujung yang berhubungan dengan
pulpa. Jumlah tubuli dentin sekitar 15-20 ribu /mm didekat dentino enamel
jungtion dan sekitar 45-65 ribu dekat permukaan pulpa. Penggunaan asam pada
etsa untuk mengurangi terbentuknya microleakage atau kehilangan tahanan tidak
lagi menjadi resiko pada resin dipermukaan enamel. Permasalahan timbul pada
resin dipermukaan dentin atau sementum. Pengetsaan asam pada dentin yang tidak
sempurna dapat melukai pulpa. Dentin bonding terdiri dari :
1. Dentin Conditioner
Fungsi dari dentin conditioner adalah untuk memodifikasi smear layer yang
terbentuk pada dentin selama proses preparasi kavitas. Yang termasuk
dentinconditioer antara lain asam maleic, EDTA, asam oxalic, asam phosric dan
asam nitric. Pengaplikasian bahan asam kepermukaan dentin akan menghasilkan
reaksi asam basah dengan hidroksiapatit, hal ini akan mengkibatkan larutnya
20
21
Hidroksi ethyl metacrylate (HEMA) adalah bahan pengikat yang paling banyak
digunakan.HEMA memiliki kemampuan untuk berpenetrasi kedalam permukaan
dentin yang mengalami demineralisasi dan kemudian berikatan dengan kolagen
melalui gugus hidroksil dan amino yang terdapat pada kolagen.Aksi dari bahan
pengikat dari larutan primer adalah untuk membuat hubungan ataupun ikatan
molekular antara poli (HEMA) dan kolagen.
Kebanyakan sealer dentin yang digunakan adalah gabungan dari Bis-GMA dan
HEMA.Bahan ini meningkatkan adaptasi bonding terhadap permukaan dentin.
B. KOPI
Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan
dihaluskan menjadi bubuk.Kopi merupakan salah satu komiditas di dunia yang
dibudidayakan lebih dari 50 negara.Dua varietas pohon kopi yang dikenal secara
umum yaitu Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Kopi Arabika (Coffea
arabica).
Pemrosesan kopi sebelum dapat diminum melalui proses panjang yaitu dari
pemanenan biji kopi yang telah matang baik dengan cara mesin maupun dengan
tangan kemudian dilakukan pemrosesan biji kopi dan pengeringan sebelum
menjadi kopi gelondong. Proses selanjutnya yaitu penyangraian dengan tingkat
derajat yang bervariasi. Setelah penyangraian biji kopi digiling atau dihaluskan
menjadi bubuk kopi sebelum kopi dapat diminum.
22
23
C. Kerangka konsep
Resin komposit
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
24
C. Subjek Penelitian
1. Subjek sampel :
Resin komposit
2. Penentuan jumlah sampel
Mempergunakan rumus Frederer:
(n-1) (t-1) 15
t = jumlah perlakuan = 3
n = jumlah sampel
(n-1) (3-1) 15 = 2 (n-1) 15 = n 8,5
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka jumlah sampel minimal yang
diperlukan adalah 9 sampel, dengan jumlah 3 perlakuan.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Reaksi kopi Robusta Arabica
2. Variabel Terikat
25
E. Definisi Opersional
1. Sampel adalah resin komposit dengan ketebalan 2 mm dan diameter 5 mm
2. Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan
dihaluskan menjadi bubuk. Kandungan utama kopi yaitu kafein yang
senyawa kimia alkaloid dikenal sebagai trimetilsantin dengan rumus
molekul C8H10N4O2.
1. Perubahan warna resin komposit yang direndal dalam kopi robusta
Arabica. Diskolorisasi berdasarakan atas ada atau tidak ada perubahan
warna pada resin komposit.
2. Diskolorisasi yang terjadi pada resin komposit yang direndam dengan
menggunakan larutan kopi dinilai dengan menggunakan skor perubahan
warna. Warna yang terdapat pada shade guide diurutkan terlebih dahulu
mulai dari yang paling terang hingga yang paling gelap. Warna yang telah
diurutkan tersebut dilakukan penomoran sesuai degan urutannya. Urutan
skor perunahan warna sebagai berikut :
B1=1,A1=2,B2=3,D2=4,A2=5,C1=6,C2=7,D4=8,A3=9,D3=10,B3=1,
A35=12,B4=13,C3=14,A4=15,C4=16.
D. Alat dan bahan penelitian
1. Alat penelitian:
a. Neerbeken
b. Sedotan pipet diameter 15x2mm
c. Pinset
d. Instrument plastic
e. Vaselin
f. Handskun
g. Masker
h. Timbangan digital
i. Kotak plastic tempat merendam resin komposit
j. Alat uji shade guide
26
2. Bahan penelitian:
a. Kopi hitam jenis robusta
b. Resin komposit
G. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan prosedur kerja sebagai berikut :
1. Prosedur pembuatan sampel
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian
b. Pembuatan lempeng resin kompositmenggunakan sedotan yang
dipotong tebal ketebalan 2mm dan diameter 15mm.
c. Resin komposit diaplikasikan dengan menggunakan instrument plastis
dan diletakkan pada sedotan pipet berukuran diameter 15 mm dan tebal
2 mm yang telah diulasi vaselin dengan tujuan agar tidak lengket
dengan sedotan pipet.
d. Resin komposit didiamkan selama . Jam dengan suhu kamar (ruang
penelitian Farmasi Fakultas MIPA)
27
28
2. Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kuantitatif,
dilakukan dengan memakai uji statistik menggunakan bantuan perangkat
lunak computer (software). Terlebih dahulu dicari distribusi normal dengan
menggunakan uji Komologorove Smirnov (KS) kemudian dilanjutkan dengan
menggunakan Levenes test jika p > 0,05 berarti seluruh sampel homogen.
Kemudian dilanjutkan dengan uji One way Anova untuk mengetahui adanya
Pembuatan sampel resin komposit berdiameter 15 dengan ketebalan 2 mm
perbedaan dari berbagai konsentrasi larutan kopi hitam jenis robusta terhadap
perubahan warna resin komposit. Jika ada perbedaan dilanjutkan dengan
menggunakan
uji LSD
( Least Significant
Sampel resin
komposit
didiamkan
denganDeference)
suhu kamar selama jam
Resin
komposit
dalam
larutan
kopi Robusta
Arabika
konsentrasi
1,6 % selama 7 h
m
dalam
larutandirendam
kopi Robusta
Arabika
dengan
konsentrasi
0,8dengan
% selama
7 hari
Resin komposit
direndam dalam
larutan kopi Robusta
29
Arabika dengan
konsentrasi 3,2 %
Analisis Data
selama 7 hari
Uji perubahan warna (shade guide vita classical)
30