Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENAMBALAN GIGI DENGAN RESIN


KOMPOSIT

NAMA : drg Diah Enggar Winantu


NIP : 19910628 201902 2 001

UPT PUSKESMAS SARANG 2

DINAS KESEHATAN KABUPATEN REMBANG

2022
PENDAHULUAN

a. Latar belakang

Ilmu bahan kedokteran gigi adalah ilmu yang mempelajari mengenai jenis bahan,
komposisi, sifat-sifat, kegunaan serta cara penggunaannya. Bahan tumpatan berkembang
di dunia kedokteran gigi, diantaranya tambalan resin komposit. Resin komposit
merupakan bahan tambalan yang banyak digunakan di masyarakat, karena nilai estetiknya
yang lebih bagus disbanding dengan tambalan lainnya terutama tambalan amalgam,
sedangkan dari segi kekuatanya hampir sama dengan tambalan amalgam. Dengan
meningkatnya kebutuhan estetik di bidang kedokteran gigi, dan pertimbangan mengenai
sifat toksik merkuri saat tambalan amalgam distorsi membuat penggunaan restorasi resin
komposit meningkat. Keberhasilan dalam suatu perawatan biasanya ditentukan oleh jenis
bahan yang dipakai, oleh karena itu seorang dokter gigi dituntut harus mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang bahan-bahan kedokteran gigi yang digunakan

b. Tujuan penulisan
Sebagai dokter gigi mengetahui definisi tumpatan komposit, komposisi bahan
penyusun, sediaan komposit, sifat-sifat bahan, kelebihan dan kekurangan bahan,
indikasi dan nonindikasi, jenis bahan, tahapan manipulasi dan contoh gambar bahan
dan gigi dengan tumpatan komposit.
PEMBAHASAN

a. Resin komposit dapat didefinisikan sebagai gabungan dari dua atau lebih bahan
dengan sifat berbeda yang akan menghasilkan sifat yang lebih baik daripada bahan
itu sendiri (Anusavice, 2004). Ada 2 macam resin komposit yaitu: Komposit Fowable
dan Komposit packable

b. Komposisi

Material resin komposit terdiri dari tiga komposisi utama (Noort, 2007), yaitu:

1) Matriks Organik

Matriks dari resin komposit adalah polimer, bis-GMA atau monomer yang serupa (Gladwin
dan Bagby, 2009). Bis-GMA dihasilkan oleh reaksi bisphenol-A dan glycidylmethacrylate.
Bis-GMA memiliki kekentalan yang cukup tinggi pada suhu ruangan, oleh karena itu dapat
ditambahkan bahan pengental berupa 8 9 monomer dimetakrilat atau TEGDMA (Anusavice,
2004). Bis-GMA memiliki berat molekul yang lebih tinggi dibandingkan methyl
methacrylate, sehinga dapat membantu mengurangi pengerutan pada saat polimerisasi. Nilai
pengkerutan pada polimerisasi dari methyl methacrylate adalah sebesar 22vol. % dan bis-
GMA adalah sebesar 7,5vol. % (Noort, 2007).

2) Bahan Pengisi

Penambahan bahan pengisi pada resin komposit ditujukan untuk meningkatkan sifat bahan
matriks (Anusavice, 2004). Ukuran partikel bahan pengisi pada resin komposit dapat
mempengaruhi kehalusan permukaan dari restorasi. Partikel besar akan menghasilkan
permukaan yang lebih kasar. Persentase dari bahan pengisi sangat mempengaruhi
karakteristik dari restorasi resin komposit, selama jumlah bahan pengisi ditingkatkan, jumlah
resin akan menurun, oleh karena itu pengerutan polimerisasi meningkat dan koefisien
ekspansi termal semakin menyerupai struktur gigi. Kekerasan dan ketahanan terhadap abrasi
semakin baik (Gladwin dan Bagby, 2009).

3) Bahan Pengikat

Ikatan antara matriks organik dan artikel bahan pengisi sangat penting untuk kesuksesan
restorasi resin komposit. Penambahan bahan pengikat yang tepat dapat meningkatkan sifat
mekanis, fisik, serta memberikan kestabilan hidrolitik yang lebih baik dengan 10 mencegah
air menembus antara matriks organik dan partikel bahan pengisi. Salah satu contoh bahan
pengikat banyak digunakan adalah ɣ-metakriloksipropiltrimetoksi silane (Anusavice, 2004)

c. Sediaan Komposit
Packable komposit diperkenalkan pada akhir tahun 1990-an, komposit ini dikategorikan
berdasarkan manipulasi atau kegunaannya. Kandungan muatan filler yang tinggi dan
ukuran filler yang beraneka ragam membuat viskositas meningkat. Keuntungan dari
komposit ini dapat mengurangi shrinkage selama polimerisasi, sedangkan kelemahannya
sulit mengisi celah kavitas yang kecil. Pada tahun 2010 diperkenalkan resin komposit tipe

bulk-fill, yang merupakan modifikasidari resin komposit packable. Terdapat dua sediaan
yaitu padat (sculptable) dan cair (flowable). Resin komposit bulk-fill mempunyai
kelebihan shrinkage yang rendah dan dapat dipolimerisasi dengan kedalaman penyinaran
hingga 4 mm dengan teknik bulk sehingga dapat mempercepat waktu pengerjaan. Hal ini
berbeda dengan packable komposit yang harus disinar setiap 2 mm dengan teknik
inkremental, sehingga dapat terjadi gelembung atau kontaminasi pada setiap lapisannya.
Kelebihan yang dimiliki oleh resin komposit bulk-fill, didapat dari translusensi yang tinggi
dan penambahan beberapa bahan, seperti initiator dan matrix.
d. Sifat-sifat bahan komposit
1. Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites – PMC)
Bahan ini merupajan bahan komposit yang sering digunakan, biasa disebut polimer
berpenguat serat (FRP – Fibre Reinforced Polymers or Plastics). Bahan ini
menggunakan suatu polimer berbahan resin sebagai matriknya, dan suatu jenis serat
seperti kaca, karbon dan aramid (Kevlar) sebagai penguatannya. Komposit ini
bersifat :
1.)Biaya pembuatan lebih rendah 2.) Dapat dibuat dengan produksi missal
3.)Ketangguhan baik 4.) Tahan simpan 5.) Siklus pabrikasi dapat dipersingkat 6.)
Kemampuan mengikuti bentuk 7.) Lebih ringan.
2. Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites – MMC)
Bahan ini menggunakan suatu logam seperti aluminium sebagai matrik dan
penguatnya dengan serat seperti silikon karbida.
komposit ini bersifat: 1.) Transfer tegangan dan regangan yang baik.
2.) Ketahanan terhadap temperature tinggi 3.) Tidak menyerap kelembapan.
4.) Tidak mudah terbakar. 5.) Kekuatan tekan dan geser yang baik.
6.) Ketahanan aus dan muai termal yang lebih baik
e. Kelebihan dan Kekurangan Resin Komposit

Resin komposit sebagai bahan tumpatan memiliki kelebihan dan kekurangan.Adapun


kelebihannya yaitu :

1.Memiliki sifat estetika yang baik

2.Mempunyai konduktivitas termal yang rendah

3.Tidak terjadi reaksi galvanic

4.Dapat dilakukan dalam sekali kunjungan

5.Mudah untuk melakukan reparasi

6.Ikatan resin akan memperkuat kekuatan gigi

7.Preparasi gigi minimal terutama hanya pada jaringan keras

Kekurangan :

1.Tidak mempunyai kemampuan menutup celah sekitar restorasi seperti pada amalgam

2.Tidak dapat mengeluarkan fluor seperti semen glass ionomer

3.Sering terjadi kepatahan diantara bahan adhesive dengan gigi sehingga


menyebabkankebocoran dan terjadi karies sekunder
4.Memiliki sifat penyerapan airBahan resin komposit dapat mengalami penuaan setelah
diaplikasikan pada gigi danterpapar oleh lingkungan rongga mulut yang agresif (Santerre
dkk.,2001). Sifat meyerapair resin komposit polimerisasi sinar tampak setelah satu minggu
sebesar 1,8mg/cm²dengan kelarutan 0,2mg/cm² dan mulai terjadi degradasi matriks resin
(Craig dan Power,2002).

5.Keausan permukaan dibawah tekanan kunyah besar

6.Kekuatan untuk menahan patah rendah

7.Sensitif teknik cukup tinggi

8.Pengerutan saat polimerisasi menyebabkan masuknya bakteri

9.Debu dari saat pemolesan berpotensi bahaya bagi pasien dan staf klinik dokter gigi

f. Indikasi dan nonindikasi


Indikasi :
1.Restorasi kelas I, II, III, IV dan V
2.Sebagai base lining dan core built up
3.Sebagai sealant pada restorasi resinpreventif
4.Restorasi estetis seperti : veneers,penutupan diastema, modikasi konturgigi
5.Semen untuk restorasi indirect resin
6. Splinting

Non indikasi:
1.Restorasi posterior dengan beban pengunyahan besar
2.Kontrol cairan buru
g. Jenis-jenis bahan komposit

Klasifikasi bahan komposit dapat dibentuk dari sifat dan sturkturnya. Bahan komposit
dapat diklasifikasikan kedalam beberapa jenis. Secara umum klasifikasi komposit
yang sering digunakan antara lain seperti :
1. Klasifikasi menurut kombinasi material utama, seperti metal-organic atau metal
anorganic.
2. Klasifikasi menurut karakteristik bult-from, seperti system matrik atau laminate.
3. Klasifikasi menurut istribusi unsure pokok, seperti continous dan disontinous.
4. Klasifikasi menurut fungsinya, seperti elektrikal atau structural (Schwartz,
1984)
Sedangkan klasifikasi menurut komposit serat (fiber-matrik composites) dibedakan
menjadi beberapa macam antara lain :
1. Fiber composite (komposit serat) adalah gabungan serat dengan matrik
2. Filled composite adalah gabungan matrik continous skeletal dengan matrik yang
kedua
3. Flake composite adalah gabungan serpih rata dengan metrik
4. Particulate composite adalah gabungan partikel dengan matrik
5. Laminate composite adalah gabungan lapisan atau unsur pokok lamina
(Schwartz, 1984.

Contoh gambar bahan komposit :

h. Manipulasi material tumpatan resin komposit.


Alat dan Bahan:
1. Filling instrument
2. Kuas/ tip aplicator
3. Mold (ring/mur)
4. bowl
5. Light curing
6. Etsa*
7. Bonding agent*
8. Komposit resin (dalam kemasan syringe)*
9. Chip Blower
Cara Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan di atas meja dengan dialasi lap putih.
2. Bersihkan mold (ring/mur) dan keringkan.
3. Ulasi etsa tunggu dalam waktu 15 detik.
4. Siram dengan air sebanyak 2,5 ml ( dalam syringe ) dan keringkan dangan chip blower
5. Kemudian ulasi tipis- tipis dengan bonding agent dan ratakan dengan chip blower,
polimerisasikan dengan sinar light curing selama 10 detik.
6. Ambil komposit resin sebanyak kurang lebih 2 mm dengan filling instrument, lalu ujung
alat ligtcuring diletakkan diatas mold tegak lurus (jarak 1 mm) dengan adonan komposit, lalu
polimerisasikan selama kurang lebih 40 detik

i. Gambar gigi dengan tumpatan komposit


PENUTUP

a. Kesimpulan

Aspek estetika tidak bisa kompromi dari fungsi gigi. Perawatan gigi karena harus
menyeimbangkan antara fungsi dan estetika gigi. Untuk tujuan ini banyak faktor perlu
dicermati sebelum tambalan akan menonjolkan dalam penampilan estetika. Resin komposit
merupakan bahan tambalan yang banyak digunakan di masyarakat, karena nilai estetiknya
yang lebih bagus dibanding tambalan amalgam, sedangkan dari segi kekuatanya hampir sama
dengan tambalan amalgam. Dengan meningkatnya kebutuhan estetik di bidang kedokteran
gigi, dan pertimbangan mengenai sifat toksik merkuri saat tambalan amalgam distorsi
membuat penggunaan restorasi resin komposit meningkat. Keberhasilan dalam suatu
perawatan biasanya ditentukan oleh jenis bahan yang dipakai, oleh karena itu seorang dokter
gigi dituntut harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang bahan-bahan kedokteran gigi
yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Devlin, Hugh. 2006. Operative Dentistry, A Practical Guide to Recent Innovations. Springer.
Germany.
Anonim. 1996. Achieving Cotton Roll Isolation, J Am Dent Assoc. 127 (3): 354.
Baum L, Phillipis RW, Lund MR. 1995. Textbook of Operative Dentistry. Edisi 3, W.B. Saunders
Company. Philadelphia.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/8131
https://www.scribd.com/doc/287887884/Indikasi-Dan-Kontraindikasi-Resin-Komposit
https://www.scribd.com/document/359307278/Kelebihan-dan-Kekurangan-Resin-Komposit-docx

Anda mungkin juga menyukai