Anda di halaman 1dari 8

RESIN KOMPOSIT Pencapaian estetik dan tidak dipakainya merkuri merupakan karakteristik yang dihasilkan dari restorasi resin

komposit, sebuah restorasi yang paling digemari dan terkenal diantara para dokter gigi. Saat ini terdapat banyak jenis resin komposit. Resin komposit tersebut dikelompokkan berdasarkan jenis dan ukuran bahan pengisi serta kandungannya yang dapat mempengaruhi prosedur perawatan dan sifat fisik bahan-bahan resin komposit. Definisi dan Perkembangan Resin komposit merupakan sebuah bahan tumpatan warna, yang dikenal dengan tambalan putih. Resin komposit diperkenalkan pertama kali pada tahun 1957, dimana resin komposit dibatasi hanya digunakan pada gigi depan karena resin komposit tidak kuat untuk menerima tekanan dari gigi posterior. Sejak saat itu, resin komposit dikembangkan secara signifikan dan sukses digunakan pada gigi posterior. Resin komposit tidak hanya digunakan untuk menutup karies, tetapi juga digunakan sebagai bahan kosmetik untuk memperbaiki senyum dengan mengubah warna gigi atau membentuk anatomi gigi. Komposisi dan Klasifikasi Secara umum, komposisi resin komposit terdiri dari tiga bagian besar, yakni : a. Matriks resin, terdiri dari : -Monomer (Bis-GMA / bisphenol A-Glycidil methacrylate). -Urethane Dimethacrylate. b. Partikel pengisi, terdiri dari: -Glass / kaca -Quartz -Koloid silika c. Bahan Coupling, seperti organo silanes yang berperan dalam pembentukan ikatan kimia antara partikel pengisi dan matriks resin. Bahan ini berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik dan mekanik resin dan mempertahankan stabilitas hidrolitik resin dengan cara mencegah air masuk ke dalam ruang yang terdapat antara partikel pengisi dan resin.
1

d. Bahan tambahan lainnya, seperti: -Inhibitor seperti hidrokuinon yang berfungsi untuk mencegah polimerisasi yang prematur pada saat penyimpanan resin komposit. -UV absorber yang berfungsi untuk mempertahankan stabilitas warna resin komposit. -Pigmen warna yang membuat resin komposit memiliki warna yang menyerupai gigi. -Opacifiers seperti titanium dioksida dan aluminium oksida yang berfungsi membuat warna resin komposit terlihat opak. Resin komposit dapat diklasifikasikan ke berbagai jenis. Berdasarkan ukuran partikel bahan pengisi, jenis resin komposit dibagi empat, yakni : Traditional/makrofiller Mikrofiller Partikel kecil Hibrid Disamping klasifikasi berdasarkan ukuran partikel bahan pengisi, resin komposit juga dapat diklasifikasikan menurut mekanisme polimerisasi, yakni: a. Resin yang diaktifkan secara kimia. Resin jenis ini terdiri dari dua pasta yakni base paste berupa benzyl peroxide initiator dan catalyst paste berupa tertiary amine activator. Pengunaanya : saat kedua pasta di atas dicampurkan, tertiary amine activator akan bereaksi dengan benzyl peroxide initiator sehingga radikal bebas akan menyebabkan reaksi polimerisasi. b. Resin yang diaktifkan dengan sinar. Ada dua jenis sinar yang dipakai pada resin ini, yakni: Sistem aktivasi dengan menggunakan sinar ultra violet (UV). Sinar UV digunakan untuk merangsang pembentukan radikal bebas yang dibutuhkan untuk memulai polimerisasi. Sinar UV memiliki penetrasi yang kurang baik sehingga tidak efektif pada resin komposit yang tebal. Sistem aktivasi dengan menggunakan cahaya tampak. Cahaya tampak memiliki panjang gelombang 468 nm dan mampu penetrasi sampai ketabalan 2 cm. Sistem ini terdiri dari pasta yang mengandung photo inisiator berupa camphoroquinone 0,25 % dan amine accelerator berupa diethyl amino ethyl methacrylate 0,15 %.
2

Biokompatibilitas Bahan resin komposit termasuk bahan yang aman digunakan. Reaksi alergi yang dilaporkan akibat penggunaan bahan resin komposit sangat sedikit. Sensitifitas setelah pembuatan restorasi gigi dengan bahan resin komposit jarang ditemui. Namun, perlekatan monomer resin pada beberapa individu dapat menyebabkan reaksi alergi. Selain itu, beberapa laporan menyebutkan bahwa sering terjadi reaksi alergi berupa dermatitis pada jari dokter gigi yang berkontak langsung dengan monomer yang tidak bereaksi. Hal lain yang berhubungan dengan keamanan bahan resin komposit dilaporkan pada pertengahan tahun 1990-an, dimana beberapa peneliti mendeteksi adanya bisphenol A pada saliva pasien yang dilakukan restorasi pada pit dan fissur yang dapat mengganggu hormon estrogen. Adanya bisphenol A pada restorasi pit dan fissur diketahui berasal dari pemecahan bisphenol A glisidil dimetakrilat (BIS-DMA) yaitu suatu monomer yang biasa digunakan dalam formula komposit dan bahan sealant. Keuntungan dan Kerugian Pencapaian estetik yang bagus merupakan kelebihan utama dari resin komposit. Ikatan antara resin komposit dan gigi mendukung struktur gigi yang tersisa dimana dapat mencegah kerusakan dan melindungi gigi dari perubahan temperatur yang berlebihan. Untuk menambah sifat mekanik resin komposit seperti: kekuatan, ketahanan terhadap abrasi, dan estetik dapat dilakukan dengan menambah bahan pengisi. Namun, kekurangan resin komposit juga ada. Setelah prosedur perawatan selesai, gigi pasien dapat mengalami sensitif. Sensitifitas yang dihubungkan dengan restorasi resin komposit dilaporkan sekitar 10 % dari total keseluruhan restorasi. Hal ini disebabkan oleh adanya celah mikro / microleakage yang dapat menyebabkan bakteri yang merangsang internal stress. Sensitifitas tersebut dapat diatasi dengan cara melakukan prosedur inkremental, isolasi yang baik, dan menggunakan basis untuk melindungi pulpa. Disamping itu, warna resin komposit dapat berubah secara perlahan jika pasien minum teh, kopi ataupun makanan yang mengandung zat pewarna.

Beberapa sifat resin komposit yang menguntungkan, antara lain: a. Shrinkage polimerisasi yang rendah.
3

b. Penyerapan air yang rendah c. Koefisian pemuaian panas yang sama dengan struktur gigi. d. Ketahanan terhadap fraktur yang tinggi e. Radiopak yang tinggi f. Berikatan dengan baik terhadap enamel atau dentin g. Sewarna dengan gigi h. Manipulasi yang mudah i. Finishing dan polishing yang mudah. Indikasi restorasi resin komposit, antara lain restorasi gigi anterior dan posterior sedangkan kontraindikasinya yakni pada restorasi kavitas yang besar, pasien dengan kebiasaan buruk bruxism dan isolasi gigi yang sulit dilakukan. Flowable Resin Komposit Flowable resin komposit memiliki viskositas yang rendah dan daya alir yang tinggi sehingga menghasilkan modulus elastisitas yang rendah sehingga dapat mengurangi ketegangan saat pengerutan akibat polimerisasi dan menghasilkan integrasi ikatan yang baik dengan struktur gigi. Dari penelitian Lyons dan Rodda dihasilkan bahwa penggunaan flowable resin komposit tidak terjadi mikroleakage dan perubahan bond strength apabila terjadi perubahan tekanan atmosfir, sedangkan pada penggunaan glass ionomer dan zinc
phosphate semen akan terjadi mikroleakage dan perubahan bond strength. Dari sifat flowable resin komposit yang baik ketahanannya terhadap mikroleakage dibandingkan dengan beberapa bahan restorasi lain. Membuat bahan ini sebagai bahan yang paling baik dalam pemilihan dan perawatan terhadap barodontalgia, yang mana bahan ini dapat mengurangi salah satu faktor resiko dari barodontalgia yaitu adanya celah kecil pada bahan restorasi dengan dinding kavitas.

Komposisi Flowable resin komposit tersusun atas bahan pengisi yang berukuran hampir sama dengan hibrid komposit, tetapi mengalami pengurangan konsentrasi bahan pengisi anorganic dan peningkatan volume matriks resin. Flowable resin komposit memiliki viskositas yang rendah, karakteristik penanganan yang berbeda serta wetting ability yang cukup baik. Pengurangan kandungan pengisi pada flowable komposit menghasilkan modulus elastisitas yang rendah daripada komposit hibrid. Bahan flowable mempunyai kemampuan flow yang
4

tinggi karena bahan ini mengurangi kandungan bahan pengisinya atau dengan meningkatkan jumlah dari diluents monomer (TEGDMA) dalam dimethacrylate komposit. Flowable resin komposit memiliki presentase kandungan bahan pengisi 50%-70% berat yang lebih sedikit dibanding resin komposit hibrid (70-80%) dengan ukuran partikel bahan pengisinya yang kecil, yang berukuran 0,7-1m sehingga bahan ini mudah dipolis. Bahan pengisi yang berukuran kecil meliputi barium silicate, barium glass, barium borosilicate glass, barium fluorosilicate, synthetic silica, colloidal silica, quartz, trimethynol propane trimethacylate, urethane dimethacrylate.6 Flowable resin komposit lebih banyak mengandung resin dibanding tradisional komposit menyebabkan flowable resin komposit memiliki nilai kekuatan yang lebih baik dan lebih tahan terhadap fraktur karena nilai elastic moduli yang lebih rendah. Karakteristik Sifat Pengurangan kandungan pengisi pada flowable resin komposit menghasilkan modulus elastisitas yang rendah dibanding komposit hibrid. Modulus elastisitas yang rendah dan fleksibilitas yang tinggi pada flowable resin komposit dapat mengurangi ketegangan saat pengerutan akibat polimerisasi dan menghasilkan integrasi ikatan yang baik dengan struktur gigi. Modulus elastisitas yang rendah juga menghasilkan kemampuan regang yang cukup tinggi sehingga dapat mengurangi ketegangan yang terjadi akibat pengerutan pada saat polimerisasi, serta dapat menghasilkan margin restorasi yang lebih kuat. Selain itu flowable resin komposit memiliki ketahanan terhadap fraktur ( fraktur thougness) yang lebih tinggi karena modulus elastisitasnya yang rendah. Flowable resin komposit memiliki kelebihan dibandingkan dengan restorasi lain, yaitu warna dapat disesuaikan dengan warna gigi asli, dari segi pertimbangan biologis iritasi pulpa rendah dan kelarutan bahan komposit rendah. Kelebihan lain dari flowble resin komposit, yaitu dengan adanya sistem bonding yang memungkinkan adanya ikatan mekanis antara flowable resin komposit dengan struktur gigi. Sifat fisis dan mekanis flowable resin komposit cukup baik. Berikut ini akan dijelaskan karakteristik bahan flowable resin komposit berdasarkan daya tahan terhadap mikroleakage dan daya tahan terhadap pemakaian.

Daya Tahan Terhadap Mikroleakage Mikroleakage adalah suatu celah berukuran mikro antara bahan restorasi dengan struktur gigi, margin restorasi terbuka serta adaptasi yang buruk menyebabkan masuknya
5

cairan

oral,

bakteri

maupun

toksinnya

sehingga

menyebabkan

karies

sekunder,

hipersensitifitas dentin, dan perubahan warna pada restorasi.2 Dari penelitian Lyons dan Rodda dihasilkan bahwa apabila terjadi perubahan tekanan atmosfir pada penggunaan komposit resin untuk cement for crown tidak terjadi mikroleakage dan bond strength. Kekuatan ikatan adesif semen resin memiliki ikatan yang lebih kuat apabila dibandingkan semen glass ionomer maupun semen pospat. Kekuatan ikatan semen glass ionomer hampir sama dengan semen zinc phosphate yaitu sebesar 3 MN/m2, sedangkan pada semen resin sebesar 4,1 MN/m2.2 Beberapa produk dilengkapi dengan monomer/primer sehingga dapat berikatan dengan alloy atau porselin. Flowable resin komposit sebagai semen untuk restorasi terbukti memiliki sifat mekanis yang lebih kuat dibanding semen berbahan dasar lainnya. Flowable resin komposit memiliki adaptasi marginal yang baik terhadap struktur gigi hal ini dapat menurunkan resiko perubahan warna marginal gigi, karies sekunder, peningkatan sensitifitas, dan iritasi pulpa akibat mikroleakage. Penelitian yang dilakukan oleh Luis Guilherme dkk menunjukkan bahwa penggunaan flowable resin komposit meningkatkan perlekatan marginal pada tumpatan dan dinding kavitas. Salah satu perhatian klinis utama terhadap ketahanan resin komposit adalah terjadinya mikroleakage pada permukaan gigi dan restorasi. Mikroleakage merupakan adaptasi buruk terhadap dinding kavitas yang diakibatkan oleh konstraksi bahan selama polimerisasi dan perbedaan koefisien thermal ekspansi bahan restorasi dengan gigi yang dapat menggagalkan perlekatan antara sistem adhesi dan dinding kavitas sehingga membentuk celah. Kekurangan ini dapat menyebabkan masuk dan terperangkapnya gas pada saat terjadinya perubahan tekanan udara ke gigi dan tubulus - tubulus dentin sehingga dapat mengakibatkan terangsangnya reseptor yang ada di pulpa. Beberapa penelitian mengenai mikroleakage yang membandingkan bahan flowable dengan nonflowable komposit menunjukkan hasil yang lebih baik dengan bahan flowable baik ketika digunakan sebagai bahan penumpat seluruh kavitas atau sebagai bahan liner. Flowable resin komposit memiliki sifat yang lebih mudah mengalir karena persentase bahan pengisi inorganik yang lebih rendah dan persentase matriks yang lebih tinggi dibanding dengan komposit hibrid biasa. Flowable resin komposit merupakan bahan yang relatif hidrophobik dan penggunaannya sebagai lining pada restorasi komposit atau sebagai bahan tambalan telah secara luas dipakai. Material ini terdiri dari partikel yang memiliki ukuran partikel-partikel komposit yang sama dan sebagian besar diklasifikasikan sebagai minifilled atau microhibrid. Penurunan dari filler content dan peningkatan dari matriks resin menyebabkan bahan ini memiliki viskositas yang lebih rendah dari pada restoratif komposit lainnya sehingga
6

material-material ini juga dikenal dengan sebutan resin komposit dengan viskositas rendah. Salah satu sifat dari flowable resin komposit yang berkaitan ialah modulus elastisitas, yang secara signifikan lebih rendah dari tradisional hibrid resin komposit ( 30-50%). Selain itu modulus elastisitas dari flowable resin komposit berada pada range rendah sampai sedang, sedangkan hibrid komposit memiliki nilai modulus elastisitas tertinggi dan microfilled terendah. Daya Tahan Terhadap Pemakaian Daya tahan terhadap pemakaian (wear resistance) dan daya tahan terhadap fraktur (fracture thoughness). Daya tahan terhadap abrasi serta daya tahan terhadap fraktur menyebabkan pemakaian komposit resin lebih baik dibandingkan glass ionomer, karena glass ionomer cenderung mudah rapuh. Flowable resin komposit memiliki viskositas rendah dan fleksibilitas yang tinggi sehingga dapat mengurangi ketegangan yang terjadi akibat pengerutan saat polimerisasi, serta dapat menghasilkan margin restorasi yang kuat. Flowable resin komposit juga mempunyai ketahanan terhadap fraktur yang tinggi akibat modulus elastisitasnya yang rendah. Oleh karena itu akibat dari polymerization shringkage yaitu karies sekunder, peningkatan sensitifitas dentin, kontak proksimal yang kurang baik, dan lepasnya restorasi dapat diminimalisasikan. Resin komposit yang direkomendasikan untuk penumpatan kavitas abrasi servikal adalah resin komposit flowable. Kandungan fillernya 42-53% dari volume, modulus elastisitas rendah dan viskositas juga rendah. Bahan ini mempunyai kemampuan pembasahan yang tinggi, jadi meskipun tingkat pengkerutannya tinggi akan tetapi bahan ini akan melekat dengan erat terhadap lapisan bonding. Radiopasitas Syarat bahan restorasi yang baik adalah radiopasitas yang adekuat yang dapat memberikan kemampuan dalam mengevaluasi integritas restorasi, membedakan karies dari bahan restorasi pada gambaran radiografi secara jelas dan memeriksa kekosongan, overhanging dan margin yang terbuka. DAFTAR PUSTAKA 1. Mardewi S. Endodontologi. Jakarta: Hafizh, 2003 :82-91 2. Sularsih, Sarianoferni. Penggunaan resin komposit untuk mengurangi resiko barodontalgia. Jurnal Kedokteran Gigi 2007;1(2):100-5.
7

3. Nugrohowati, Wianto D. Penggunaan bahan flowable untuk restorasi. Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedoteran Gigi 2003 ; 1(2);146-7. 4. Anusavice KJ. Philips Science of Dental Material. Edisi X. Alih Bahasa: Johan AB, Susi P. Jakarta: EGC, 2003: 227-49 5. Prabhakar AR, Madan M, Raju S. The marginal seal of a flowable komposit, an injectable resin modified glass ionomer and a compomer in primary molars-an in vitro study.J Indian Soc Pedo Prev Dent 2003;21(2):45-8. 6. De Goes MF, Giamini M, Hipolito FD, Carrilho MRO, Daronch M, Rueggeberg FA. Microtensile bond strength of adesif sistem to dentin with or without application of an intermediate flowable resin layer. Braz Dent J 2008; 19(1):1-9 7. Attar N, Tam LE, McComb D. Flow, strength, stiffness and radiopacity of flowable resin komposits. J Can Dent Assoc 2003;69(8):516-21.

Anda mungkin juga menyukai