Anda di halaman 1dari 9

SEMEN IONOMER KACA DENGAN MODIFIKASI RESIN

Kepekaan terhadap cairan dan kekuatan awal yang rendah dari semen
ionomer kaca merupakan akibat dari reaksi pengerasan asam-basa yang
lambat. Beberapa gugus fungsional yang terpolimerisai ditambahkan dalam
formula semen untuk mempercepat proses curing sehingga semen dapat
kedua kekurangannya dan memungkinkan bahan yang tebal menjadi matang
melalui reaksi asam-basa. Produk ini disebut semen dengan pengerasan
ganda jika hanya digunakan satu mekanisme polimerisasi; jika kedua
polimerisasi digunakan disebut semen dengan pengerasan triple. Material ini
diklasifikasikan sebagai ionomer kaca dengan modifikasi resin atau disebut
juga dengan ionomer hybrid.

Tergantung pada formulasi pengolahan dan rasio P/L, penerapan klinis


dari ionomer kaca modifikasi resin mencakup penggunaannya sebagai liners,
penutup fissure, basis, core buildups, restorasi, bahan adesif untuk bracket
orthodonty, memperbaiki bahan untuk kerusakan amalgam inti atau cups dan
menurunkan kualitas bahan pengisi akar. Untuk setiap penerapan tersebut,
kondisi permukaan struktur gigi dengan asam lemah tetap penting untuk
formasi pengikatan.

SIFAT-SIFAT MODIFIKASI GLASS IONOMER

1. Semen glass ionomer memberikan estetik yang baik, terutama sebagai restorasi
pada gigi anterior.
2. Semen glass ionomer memiliki compressive strength dan hardness lebih kecil
dari semen silikat. Compressive strength semen glass ionomer sebesar 150 Mpa
(22.000 psi), sedangkan semen silikat besarnya 180 Mpa (26.000 psi). Tensile
strength semen glass ionomer sebesar 6,6 Mpa (960 psi) sedangkan semen
silikat sebesar 3,5 Mpa (500 psi). Besarnya hardness semen glass ionomer
adalah 48 KHN, sedangkan semen silikat sebesar 70 KHN.
3. Semen glass ionomer bersifat brittle sehingga tidak digunakan untuk tambalan di
bagian oklusal yang menahan daya kunyah besar. Untuk menguji hal tersebut,
dilakukan tes laboratorium terhadap berbagai material dengan melakukan rotasi
pada material-material tersebut melawan silinder enamel buatan
(hydroksiapatite) unuk menentukan jumlah volume yang terlepas. Berdasarkan
percobaab tersebut, diperoleh hasil sebagai berikut.
- Amalgam : 0,2 mm3
- Composite resin : 0,4 mm3
- Semen glass ionomer : 6,0 mm3
Semen glass ionomer kehilangan volume sebesar 15 kali composite resin dan 30
kali amalgam. Itulah sebabnya semen glass ionomer tidak disarankan untuk
digunakan sebagi restorasi yang menahan daya besar atau berkontak dengan
gigi lawan.
4. Semen glass ionomer memiliki solubility (kelarutan) lebih rendah dari semen
silikat, yaitu sebesar 0,4% sedangkan semen silikat 0,7%. Berdasarkan tes

1
terhadap cavitas mulut, semen glass ionomer memiliki resistensi tinggi terhadap
degradasi dibandingkan dengan semen lainnya.
5. Semen glass ionomer berikatan kimia dengan enamel dan dentin, sehingga
dapat digunakan khusus sebagai bahan restorasi cavitas kelas lll dan kelas V
dan juga untuk restorasi erosi pada daerah gingival. Ikatan tersebut bersifat
adhesive dan memerlukan ikatan mekanik dengan cavitas yang telah dipreparasi
agar tidak terjadi karies.
6. Semen glass ionomer bersifat antikariogenik, yaitu dapat mencegah terjadinya
karies seperti halnya semen silikat. Hal ini dikarenakan terjadi pembebasan
flouride oleh semen. Demikian halnya dengan enamel yang berkontak dengan
restorasi semen tersebut, akan memperoleh flouride sehingga dapat
meningkatkan daya tahan terhadap asam. Berdasarkan survey terhadap 1700
pengguna restoras semen glass ionomer selama 2-7 tahun, dilaporkan hanya
terjadi satu kejadian karies sekunder pada restorasi tersebut. dalam pelajaran
tentang restorasi kelas V, jarang dilaporkan terjadinya karies pada restorasi yang
menggunakan semen glass ionomer.
7. Berdasarkan struktur histologisnya, semen glass ionomer bersifat biocompatible.
Semn ini memiliki ketahanan lebih tinggi terhadap reaksi pulpa daripada zinc
oxida-eugenol, tetapi lebih rendah daripada semen zinc phospate. Sebagai
pencegahannya, pada preparasi cavitas terlebih dahulu harus ditempatkan
sedikit calcium hydroxide sebelum dilakukan restorasi dengan semen gass
ionomer.

Komposisi dan reaksi pengerasan

Komponen bubuk terdiri dari partikel kaca ion-leachable


fluoroaluminosilicate dan inisiator untuk light curing atau chemical curing.
Komponen cairan biasany terdiri dari air dan asam polyacrylic atau asam
polyacrilyc yang dimodifikasi dengan monomer methacrylate hydroxyethyl
methacrylate. Komponen yang dua terakhir bertanggung jawab untuk
polimerisasi. Reaksi pengerasan awal dari bahan ini terjadi melalui
polimerisasi dari gugus methacrylate. Reaksi asam basa yang lambat pada
akhirnya akan bertanggung jawab pada proses pematangan yang unik dan
kekuatan akhir. Kandungan air secara keseluruhan lebih sedikit untuk tipe ini
untuk menampung bahan2 yang berpolimerisasi.

Karakteristik semen ionomer hibrid.

Perbedaan yang paling nyata adalah berkurangnya translusensi dari


bahan ini karena adanya perbedaan yang besar pada indeks pembiasan
antara bubuk dengan matrix resin yang mengeras. Tes in vitro dari semen
ionomer hibrid melepaskan florida dalam jumlah yang sebanding dengan
yang di lepaskan semen ionomer kaca konvensional. Kekuatan tarik dari
ionomer kaca hibrid lebih tinggi dari ionomer kaca konvensional. Peningkatan
ini di akibatkan oleh modulus elastisitasnya yang lebih rendah dan deformasi
plastis yang lebih banyak yang dapat di tahan sebelum terjadinya fraktur.
Sifat2 yang lain sulit untuk dibandingkan karena formulasi bahan dan cara

2
pengetesan.

Mekanisme pengikatan terhadap struktur gigi dari semen ini sama dengan
ionomer kaca konvensional. Aktifitas ionik yang lebih sedikit diharapkan
karena adanya pengurangan dari asam karboksilat dari cairan ionomer kaca
dengan modifikasi resin; namun bagaimanapun, kekuatan ikat mereka pada
struktur gigi bisa lebih tinggi dari semen ionomer kaca
konvensional.dibandingkan dengan ionomer kaca konvensional, ionomer kaca
dengan modifikasi resin memperlihatkan kekuatan ikat yang lebih tinggi
kepada komposit berbasis resin. Ini sepertinya di kontrol oleh gugus fungsi
non polimerisasi residu didalam semen ionomer kaca konvensional.

Akibat polimerisasi, bahan ini seharusnya memilki derajat penyusutan yang


lebih besar ketika mengeras. Lebih sedikitnya kandungan air dan asam
karboksilat juga mengurangi kemampuan semen untuk membasahi substrat
gigi, yang dimana akan meningkatkan kebocoran micro dibandingkan semen
ionomer kaca konvensional.

Biokompatibilitas dari ionomer kaca hibrid dapat dibandingkan dengan


ionomer kaca konvensional. Tindakan pencegahan yang sama harus
dilakukan, seperti penggunaan kalsium hoidroksida untuk preparasi yang
dalam. Peningkatan suhu sementarayang berhubungan dengan proses
polimerisasi juga menjadi pertimbangan.

Semen ionomer kaca sebagai penutup fissura

ionomer kaca tradisional bersifat kental, yang sulit menembus kedalam


fissura. Penggunaan semen ionomer kaca pada terapi penutupan fissura ini
seharusnya meningkat sejalan dengan perkembangan formula baru yang
tidak terlalu kental. Sebuah penelitian klinis menunjukkan tingkat retensi dari
penutup ionomer kaca memburuk setelah satu tahun, tapi tidak ada tanda2
karies yang terlihat. Pemeriksaan yang teliti dari permukaan oklusal dapat
menunjukkan sisa2 semen ionomer kaca masih tinggal di dalam fissura

Semen ionomer kaca sebagai liners atau basess

karakteristik dari penanganan ionomer kaca hibrid telah diatur


sehingga mereka bisa digunakan sebagai liners atau bases. Kekuatan tekan
dan tarik dari liners lebih rendah dari pada seme restorasi yang lain.
Kegunaan yang paling utama dari liners ionomer kaca adalah untuk bertindak
sebagai bahan pengikat lanjut antara gigi dan restorasi komposit. Karena
adanya adhesi pada dentin, maka kemungkinan dari formasi celah pada tepi
ginggival yang terletak pada dentin, sementum atau keduanya disebabkan
oleh penyusutan polimerisasi dari resin.

Keuntungan dari ionomer kaca di atas resin bonding agent yang menjamin

3
ikatan adhesive, mengurangi sensitivitas tekhnik dan membentuk
mekanisme anti kariogenik melalui pelepasan florida. Ketika digunakan pada
keadaan ini, prosedur yang lebih di anjurkan adalah tekhik sandwich. Tekhnik
ini memberikan keuntungan berupa kualitas yang diinginkan dari ionomer
kaca yang memberikan estetika dari restorasi komposit. Tekhnik sandwich di
rekomendasikan untuk restorasi komposit kelas 2 dan 5 ketika pasien
individual memiliki resiko karies yang tinggi. Hal tersebut berlaku untuk
formulasi semen ionomer kaca konvensional dan semen ionomer kaca hibrid
like-curable.

Kompomer
Pencarian terhadap bahan yang memiliki kemampuan pelepasan
florida seperti ionomer kaca konvensional dan sifat tahan lama dari komposit
telah menciptakan komposit dengan modifikasi polyacid atau kompomer.
Bahan ini memiliki struktur dan sifat fisik yang hampisr sama dengan
komposit. Bahan ini juga memiliki kemampuan pelepasan florida dan melalui
reaksi asam basa pada saliva.

Komposisi dan kimiawi

Kompomer biasanya disediakan dalam bentuk satu pasta, bahan bahan


light-curable untuk penerapan restorasi. Terdiri dari partikel kaca silicate,
sodium florida dan monomer yang di modifikasi polyacid tanpa air.bahan ini
sangat sensitif terhadap cairan, sehingga biasanya disimpan didalam kantong
anti air. Pengerasan di awali oleh fotopolimerisasi dari monomer asam yang
menghasil bahan yang kaku. Selama restorasi digunakan bahan yang telah di
pasang menyerap air di dalam saliva dan menambah reaksi asam basa
antara gugus fungsi asam dengan matrix dan partikel kaca silicate. Reaksi
asam basa yang di induce memungkinkan pelepasan florida karena tidak
adanya air dalam formulasi, pengadukan semen tidak self-adhesive seperti
semen ionomer kaca konvensional dan hibrid. Sehingga dentin-bonding agent
yang terpisah di perlukan untuk kompomer yang digunakan sebagai bahan
restorasi. Akhir2 ini, beberapa bahan dengan 2 komponen, yang terdiri dari
bubuk dan cairan atu yang terdiri dari 2 pasta telah dipasarkan sebagai
kompomer untuk penerapan luting(luting application). Bubuknya memiliki
komposisi srontium aluminum fluorosilicate, metalik oksida, inisitor dengan
aktivasi kimia atau cahaya. Cairanya terdiri dari monomer asam karboksilat
atau methacrylate yang bisa berpolimerisasi, monomer multifungsional
acrylate, dan air. Sedangkan yang berbentuk pasta memilki bahan yang sama
disesuaikan dengan bubuk dan cairan. Karena adanya air di dalam cairan ,
maka bahan ini bersifat self-adhesive dan reaksi asam basa dimulai pada
saat pengadukan.

Karakteristik kompomer

4
Kompomer satu pasta yang digunakan sebagai bahan restorasi
melepaskan florida lebih sedikit dibandingkan semen ionomer kaca
konvensional dan hibrid. Kekuatan ikat dari kompomer terhadap struktur gigi
memiliki rentang yang sama dengan semen ionomer kaca karena
penggunaan dentin-bonding agent. Meskipun kompomer satu pasta terutama
di terapkan untuk restorasi pada area dengan tegangan rendah, data klinis
saat ini dibatasi mengingat penggunaan kompomer untuk restorasi kavitas
kelas 3 dan 5 sebagai alternative ionomer kaca atau komposit resin. Sistem
luting dua komponen di indikasi kan terutama untuk menyemen protesa yang
dibuat bersama subtrat logam.

Manipulasi kompomer

Untuk sistem satu pasta struktur gigi harus di etsa sebelum


penggunaan dentin bonding agent dan semen. Finishing dari restorasi
memerlukan proses yang sama sepeti pada pengunaan pada komposit resin.

Untuk sistem luting dua komponen, pengadukan semen di letakkan hanya


pada protesa dan didudukan dengan tekanan jari. Setelah 90 detik dilewati
dari akhir pengadukan, bahan harus mencapai tingkat gel, dimana kelebihan
semen dibuang. Chemical –cured harus melengkapi reaksi pengerasan kira2
selama 3 menit didalam lingkungan mulut. Mungkin akan membutuh waktu
10 menit atau lebih untuk udara yang lembab

Keringkan gigi yang akan di semen tapi jangan di desikasi(proses


pengeringan). Rasio bubuk/cairan adalah 2 sendok / 2 tetes. Kocok bubuk
sebelum di keluarkan . aduk bubuk dengan cairan dengan cepat selama 30
detik. Letakkan semen yang telah di aduk hanya pada mahkota dan
kemudian posisikan mahkota tersebut. Tingkat gel di capai setelah 1 menit.
Lakukan light-cured pada pinggiran yang terbuka untuk menstabillisasi
restorasi. Pengerasan terjadi selama 3 menit setelah pengadukan di mulai.
Sekali mengeras, semen kompomer menjadi sangat keras.

Sifat-sifat

Semen kompomer memiliki nilai yang tinggi pada retensi, kekuatan


ikat, kekuatan tekan, kekuatan flexural dan ketahan terhadap fraktur.semen
memiliki kelarutan yang rendah dan menyokong pelepasan florida.

Contoh kompomer:

Bahan restor-pf vlc adalah semen ionomer kaca yang estetik untuk restorasi.
Cocok digunakan untuk cavitas kelas I,II, dan V. Restor-pf vlc memiliki sifat-
sifat yang diinginkan sebagai berikut:

• Estetik yang baik-seperti komposit

• Pengerasan permukaan yang cepat

5
• Dapat dipoles untuk mendapatkan kilap yang baik

• Sifat mekanis yang baik

Semen Glass Ionomer Dengan Modifikasi Alloy

Semen glass ionomer kurang kuat, dikarenakan tidak dapat menahan gaya mastikasi yang
besar. Semen ini juga tidak tahan terhadap keausan penggunaan dibandingkan bahan
restorasi estetik lainnya, seperti komposit dan keramik. Ada 2 metode modifikasi yang
telah dilakukan, metode I adalah mencampur bubuk logam campur amalgam yang
berpartikel sferis dengan bubuk glass ionomer tipe II. Semen ini disebut gabungan logam
campur perak. Metode II adalah mencampur bubuk kaca dengan partikel perak dengan
menggunakan pemenasan yang tinggi. Semen ini disebut sebagai cermet. Mikrograf
skening electron dari bubuk cermet menunjukan partikel-partikel bubuk perak melekat ke
permukaan dari partikel-partikel bubuk semen.

Pelepasan flourida
Jumlah dari fluoride yang dilepaskan dari kedua sistem modifikasi logam ini cukup besar.
Namun, fluoride yang dilepaskan dari semen cermet lebih sedikit daripada yang
dilepaskan dari semen ionomer kaca tipe II. Hal ini dikarenakan sebagian partikel kaca,
yang mengandung fluoride telah dilapisi logam. Pada awalnya semen gabungan melepas
lebih banyak fluoride daripada semen tipe II. Tetapi besarnya pelepasan ini menurun
dengan berjalannya waktu. Karena partikel-partikel logam pengisi tidak terikat pada
matriks semen, sehingga permukaan antar semen menjadi berjalan untuk pertukaran

6
cairan. Ini sangat meningkatkan daerah permukaan yang tersedia untuk pelepasan
fluoride.

Pelepasan Fluoride dari Berbagai Formula Ionomer Kaca


µg-F
14 hari 30 hari
Ionomer kaca tipe II 440 650
Cermet 200 300
Gabungan logam campur perak 3350 4040
Ionomer kaca tipe I 470 700
Pelapis ionomer kaca
Konvensional 1000 1300
Pengerasan light-cured 1200 1600

Pertimbangan klinis
Dengan meningkatnya daya tahan terhadap keausan dan potensi anti-kariesnya, semen-
semen dengan modifikasi logam ini telah dianjurkan untuk penggunaan yang terbatas
sebagai alternative dari amalgam atau komposit untuk restorasi gigi posterior. Meskipun
demikian, bahan-bahan ini masih diklasifikasikan sebagai bahan yang rapuh. Karena alas
an inilah penggunaan bahan tersebut umumnya terbatas pada restorasi konservatif dan
umumnya kelas I.
Semen-semen ini mengeras dengan cepat sehingga dapat menerima tindakan
penyelesaian dalam waktu yang relative singkat. Dibarengi dengan potensi adhesi dan
daya tahannya terhadap karies, sifat-sifat menjadikan semen tersebut digunakan untuk
membangun badan inti untuk gigi yang akan diperbaiki dengan mahkota cor penuh.
Namun, karena rendahnya kekuatan terhadap fraktur dan sifatnya yang rapuh, sebaiknya
dilakukan pendekatan yang konservatif. Bahan ini sebaiknya tidak digunakan jika bagian
yang akan menggunakan semen adalah lebih besar 40% dari keseluruhan. Untuk kasus
seperti ini sebaiknya digunakan pasak atau retensi bentuk lainnya.

Aplikasi Glass Ionomer Cement

MATERIAL YANG DIGUNAKAN UNTUK MERESTORASI CAVITAS YANG

7
BERAT:

Glass Ionomer dengan pelepasan Fluoride

• Material yang terpilih yang tidak menyebabkan iritasi pulpa

• mengandung 20% fluoride

• Lebih mudah ditempatkan, estetik dan kompatibel

• antikariogenik, antibacterial, and adhesive terhadap struktur akar

Resin Composite:

• Tidak digunakan sebanyak glass ionomer dengan fluoride

• Tidak disarankan pada pasien dengan oral hygiene yang buruk

• Tidak seefektif glass ionomer dalam melepaskan fluoride yang


dikandungnya

Amalgam dengan pelepasan Fluoride :

• bukan material yang dipilih dalam restorasi karies akar

• Tidak aman untuk pasien

• Sulit untuk digunakan karena lokasi gigi yang membusuk

• Dengan tujuan agar sebuah material dianggap cocok untuk


penggunaan dalam merestorasi karies permukaan akar, ia harus
menyediakan seal yang baik antara restorasi dan gigi, estetik,
kompatibel, mudah ditempatkan, dan menyediakan pelepasan
fluoride yang terus menerus.

Keterangan:
Teknik sandwich : suatu teknik di mana semen glass ionomer digunakan sebagiai
basis untuk menutupi tepi kavitas dentin yang terbuka dengan resin komposit
sebagai tempatanny. Fungsinya untuk estetis, pengunyahan, mencegah celah
mikro dan kekuatan gigi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, Kenneth J. 1996. Phillips’ Science of Dental Materials. Pennsylvania: W.B.


Saunders Company

Craig, Robert G., John M. Powers. 2002. Restorative Dental Materials : 11th edition.
Missouri: Mosby Inc.

Phillips, Ralph W., et all. 1969. Materials for The Practicing Dentist. USA : Mosby
Company

Anda mungkin juga menyukai