TINJAUAN PUSTAKA
3
4
6. Opacifiers
Tujuan bagi penambahan opacifiers adalah untuk memastikan resin
komposit terlihat di dalam sinar-X. Bahan yang sering dipergunakan adalah
titanium dioksida dan aluminium dioksida (Anusavice,2004).
7. Pigmen warna
Bertujuan agar warna resin komposit menyamai warna gigi geligi asli.
Zat warna yang biasa dipergunakan adalah ferric oxide, cadmium black,
mercuric sulfide, dan lain-lain. Ferric oxide akan memberikan warna coklat-
kemerahan. Cadmium black memberikan warna kehitaman dan mercuric
sulfide memberikan warna merah (Anusavice,2004).
dengan sistem aktivasi sinar tampak biru yang telah diperbaiki kedalaman
curingnya, massa kerja terkontrol, dan berbagai kebaikan lainnya.
Disebabkan kebaikan ini komposit yang menggunakan aktivasi sinar
tampak biru lebih banyak digunakan dibandingkan material yang
diaktivasi secara khemis.
Komposit yang menggunakan aktivasi dari sinar tampak terdiri
dari pasta tunggal yang diletakan dalam syringe tahan cahaya. Pasta ini
mengandung photosensitizer, comphorquinone (CQ) dengan panjang
gelombang diantara 400-500 nm dan amine yang menginisiasi
pembentukkan radikal bebas. Bila bahan ini terkontaminasi sinar tampak
biru (Visible Blue Light, panjang gelombang 400-500 nm/ secara
umumnya 458nm) memproduksi fase eksitansi dari photosensitizer dimana
akan bereaksi dengan amine untuk membentuk radikal bebas sehingga
terjadi polimerisasi lanjutan. Reaksi ini sangat cepat.
Working time bagi komposit ini juga tergantung pada operator.
Pasta hanya dikeluarkan dari tube pada saat ingin digunakan karena
terkena sinar pasta dapat menginisiasi polimerisasi. Pasta diisi kedalam
kavitas, disinari dengan sinar biru dan terjadi polimerisasi sehingga bahan
resin mengeras. Camphorquinone (CQ) menyerap sinar tampak dan
membentuk fase eksitasi dengan melepaskan elektron seperti amine.
a. Warna
Resin komposit resisten terhadap perubahan warna yang
disebabkan oleh oksidasi tetapi sensitive pada penodaan. Stabilitas warna
resin komposit dipengaruhi oleh pencelupan berbagai noda seperti kopi,
teh, jus anggur, arak dan minyak wijen. Perubahan warna bisa juga terjadi
dengan oksidasi dan akibat dari penggantian air dalam polimer
matriks.Untuk mencocokan dengan warna gigi, komposit kedokteran gigi
harus memiliki warna visual (shading) dan translusensi yang dapat
menyerupai struktur gigi. Translusensi atau opasitas dibuat untuk
menyesuaikan dengan warna email dan dentin (Anusavice,2004).
b. Strength
Tensile dan compressive strength resin komposit ini lebih
rendah dari amalgam, hal ini memungkinkan bahan ini digunakan untuk
pembuatan restorasi pada pembuatan insisal. Nilai kekuatan dari masing-
masing jenis bahan resin komposit berbeda(Anusavice,2004).
c. Setting
Dari aspek klinis setting komposit ini terjadi selama 20-60 detik
sedikitnya waktu yang diperlukan setelah penyinaran. Pencampuran dan
setting bahan dengan light cured dalam beberapa detik setelah aplikasi
sinar. Sedangkan pada bahan yang diaktifkan secara kimia memerlukan
setting time 30 detik selama pengadukan. Apabila resin komposit telah
mengeras tidak dapat dicarving dengan instrument yang tajam tetapi
dengan menggunakan abrasive rotary (Anusavice,2004).
11
seringdigunakan adalah cotton roll nomor 2 dengan panjang inchi dan
2
3
diameter inchi. Cotton roll dapat menyerap saliva cukup efektif
8
12
2. Pembersihan Gigi
Gigi dibersihkan dengan rubber cups dan pumice yang dicampur
dengan air. Bila ada karang gigi dibersihkan terlebih dahulu (Baum, 1997).
3. Tahap preparasi
Gigi fraktur Karena trauma dibuat bavel pada seluruh tepi enamel
selebar 2-3 mm dari tepi kavitas dengan diamond fissure bur dengan sudut
450Gigi dengan karies dibersihkan dengan diamond fissure bur atau
excavator, kemudin dibuat bevel seperti di atas.
13
6. Tahap bonding
Ulaskan bahan bonding menggunakansponkecilataukuas / brush kecil
pada permukaan yang telah di etsa .Ditunggu± 10 detiksambil di semprot
udara ringan di sekitar kavitas (tidaklangsungmengenaikavitas) .Kemudian
dilakukan penyinaranselama 20 detik. Saat ini, pemakaian bahan adhesif pada
dentin telah meluas ke seluruh dunia dan perkembangannya pun bervariasi
didasarkan pada tahun pembuatan, jumlah kemasan dan sistem etsa (Baum,
1997).
Berdasarkan jumlah kemasan atau tempat penyimpanan, bahan adhesif
dibagi menjadi tiga yakni sistem tiga botol, dua botol dan satu botol. Pada
sistem tiga botol, bahan adhesif terdiri dari tiga botol bahan yang terpisah
yakni etsa, primer dan bonding. Sistem ini diperkenalkan pertama kali tahun
1990-an. Sistem ini menghasilkan kekuatan ikatan yang baik dan efektif.
Namun, kekurangan sistem ini adalah banyaknya kemasan yang ada di meja
unit dan waktu pemakaian yang lama dikarenakan sistem ini yang terdiri dari
tiga botol dan tidak praktis (Baum, 1997).
Sistem bahan adhesif lainnya yakni sistem dua botol yang terdiri dari
dua botol bahan yang terpisah yakni satu botol bahan etsa dan satu botol yang
17
gigi. Hal ini dikarenakan sistem ini lebih simpel dan waktu pemakaiannya
Sistem bahan adhesif terakhir yakni sistem satu botol yang hanya
terdiri satu botol yang merupakan gabungan etsa, primer dan bonding. Sistem
ini merupakan sistem bahan adhesif yang terakhir kali keluar. Kelebihan
sistem ini adalah waktu pemakaian yang lebih cepat dan mudah
pengaplikasiannya dibandingkan dengan sistem bahan adhesif lainnya.
Namun, kekurangan sistem ini adalah kekuatan ikatan yang dihasilkan lebih
rendah (Baum, 1997).
7. Tumpatan Resin Komposit
Cara penumpatan kavitas di servikal gigi serupa dengan penumpatan
kavias oklusal. Walaupun tumpatannya nanti tidak akan menerima tekanan
kunyah oklusal, tekanan kondensasi tetap harus memadai agar alur-alur
retensi terisi dengan baik, sehingga tumpatan dapat bertahan lama.
Pengukiran pada tahap yang dini dapat dilakukan dengan sonde, kalau sudah
terlambat dengan alat Ward atau Hollenbach (Baum, 1997).
Hendaknya bentuk anatomi permukaan servikal dapat dikembalikan,
dan untuk itu dapat degunakan dengan pengukir dengan bilah cembung
misalnya pengukir Ward atau Hollenbach. Pengukiran dilakukan dengan jalan
mengukir tepi oklusal dan tepi gingival sendiri-sendiri sehingga terbentuknya
permukaan yang cekung dapat dicegah. Tumpatan lebih baik dibuat sedikit
cekung daripada overkontur kea rah gingival sebab hal ini akan menyebabkan
akumulasi plak dan merangsang timbulnya gingivitis (Baum, 1997).
8. Tahap Finishing dan Polishing Komposit
Finishing meliputi shaping, contouring, dan penghalusan restorasi.
Sedangkan polishing digunakan untuk membuat permukaan restorasi
mengkilat. Finishing dapat dilakukan segera setelah komposit aktivasi sinar
18
Sangat bermanfaat untuk gigi anterior dan kavitas kecil pada gigi posterior
dengan beban gigitan yang tidak terlalu besar dan mementingkan estetis.
Hanya sedikit gigi yang perlu dipreparasi untuk pengisian bahan tambalan
dibanding amalgam (Anusavice, 2003).
Gigi yang sudah tidak dapat dipertahankan, misalnya gigi goyang derajat 3
atau 4, gigi yang tidak mendapat cukup dukungan dari enamel dan dentin
Gigi yang mendapat tekanan besar
OH buruk
Alergi resin komposit
Pasien yang mempunyai control cairan yang buruk
Lesi distal pada caninus
Lesi di proksimal yang terlalu dalam sehingga penyinaran sulit dilakukan
(Cecilia, 1989).
memiliki energi permukaan yang tinggi, tidak seperti permukaan email normal
dan memungkinkan resi dengan mudah membasahi permukaan serta menembus
sampai ke dalam mikroporus. Begitu resin menembus ke dalam mikroporus
tersebut, bahan akan terpolimerisasi untuk membentuk ikatan mekanik terhadap
email. Resig tag tersebut akan menembus 10-20µm ke dalam porus email.
Sejumlah asam telah digunakan untuk menghasilkan mikropors yang diinginkan,
tetapi asam yang secara universal digunakan adalah asam fosforik dengan
konsentrasi antara 30%-50%. Konsentrasi sebesar 37% merupakan konsentrasi
yang terbanyak di pasaran. Konsentrasi lebih dari 50% menyebabkan
pembentukan monokalsium fosfat monohidrat pada permukaan teretsa yang
menghambat kelarutan lebih lanjut. Lamanya waktu pemberian etsa bervariasi,
tergantung khususnya pada riwayat gigi. Sebagai contoh, gigi dengan kandungan
florida yang tinggi, yang berasal dari sumber airyang mendung flour mungkin
memerlukan waktu etsa yang lebih lama seperti juga gigi susu. Pada gigi susu,
peningkatan lamanya pemberian etsa diperlukan untuk menghasilkan pola etsa
pada email yang lebih aprismatik dibandingkan email gigi permanen (Anusavice,
2003).
Begitu gigi dietsa, asam harus dibilas dengan air selama 20 detik, dan
email dikeringkan dengan baik. Bila email sudah kering, harus terlihat permukaan
berwarna putih, seperti bersalju, menunjukkan bahwa etsa berhasil. Permukaan itu
harus dijaga tetap bersih dan kering sampai resin diletakkan untuk membentuk
ikatan yang baik. Karena email yang dietsa meningkatkan energi permukaan
email, kontaminasi mudah terjadi karena kecenderungan untuk mengurangi
tingkat energi pada permukaan teretsa. Penurunan potensial pada energi
permukaan ini membuat lebih sulit untuk membasahi permukaan dengan resin
bonding yang memiliki energi permukaan lebih tinggi dibandingkan dengan
permukaan yang terkontaminasi. Jika terjadi kontaminasi, kontaminasi tersebut
harus segera dibersihkan, dan email dikeringkan serta dietsa kembali selama 10
detik (Anusavice, 2003).
Pengaruh ETSA terhadap permukaan enamel :
Mempersiapkan permukaan enamel
23