SGD 9 LBM 4
ANTIBIOTIK
ANGGOTA KELOMPOK:
SGD 9 LBM 4
ANTIBIOTIK
Mengetahui,
LBM 4
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Skenario
Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang kontrol ke dokter gigi setelah 3 hari yang
lalu mengeluhkan sakit dan bengkak pada gigi sebelah kanan bawah belakang. Saat ini
pasien masih merasakan sakit dan bengkak. Sebelumnya pasien diberikan antibiotic
tablet. Pasien mengaku obat tersebut diminum hanya ketika sakit saja. Pemeriksaan
intraoral pada gigi 47 nekrosis pulpa dan gingiva bagian bukal terdapat pembengkakan
dan keluar pus ketika ditekan.
C. Identifikasi Masalah
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
• Macrolides • Aminoglycosides
5
6
2. Prinsip penggunaan antibiotic secara rasional?
8
Pada tata laksana kasus infeksi, keputusan untuk memberikan antibiotik
harus memenuhi prinsip berikut ini.
1. Tepat diagnosis
• Tegakkan diagnosis penyakit infeksi bakteri melalui pemeriksaan klinis,
▪ laboratorium, dan pemeriksaan penunjang lain.
• Untuk menetapkan terapi definitif diperlukan pemeriksaan mikrobiologi.
2. Tepat Pasien
Regimen dosis meliputi dosis, rute pemberian, interval, dan lama pemberian.
Dosis merupakan parameter yang selalu mendapat perhatian dalam terapi antibiotik
karena efektivitas antimikroba bergantung pada pola kepekaan patogen, minimal
inhibitory concentration (MIC), dan farmakokinetik (PK) maupun farmakodinamik
(PD).
9
3. Antibiotik yang sering di gunakan Kedokteran Gigi serta penyakit dan
klasifikasinya?
10
4. Mekanisme resistensi obat antibakteri secara molekuler?
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang tidak berefek terhadap
pengobatan, mengakibatkan perpanjangan penyakit (prolonged illness),
meningkatnya resiko kematian (greater risk of death) dan semakin lamanya masa
rawat inap di rumah sakit (length of stay). Apabila respon terhadap pengobatan
menjadi lambat bahkan gagal, pasien akan mengalami infeksi untuk waktu yang
lama (carrier). Hal ini memberikan peluang yang lebih besar bagi galur resisten
untuk menyebar kepada orang lain (Deshpande et al, 2011).
11
lainnya, dan mengisolasi bakteri penyebab infeksi. Kemudian, bakteri
tersebut ditempatkan dalam cawan petri dengan antibiotik berbeda untuk
melihat antibiotik mana yang masih efektif.
b) Evaluasi Gejala: Dokter mungkin mencurigai resistensi antibiotik jika
seseorang memiliki gejala yang tidak merespon pengobatan antibiotik atau
jika gejalanya semakin memburuk setelah beberapa hari pengobatan yang
tepat. Dalam kasus ini, dokter mungkin perlu mempertimbangkan perubahan
antibiotik yang lebih sesuai.
c) Riwayat Pengobatan Antibiotik: Jika seseorang telah sering mengonsumsi
antibiotik dalam waktu yang singkat atau telah menerima dosis yang tidak
adekuat, resistensi antibiotik dapat berkembang. Oleh karena itu, penting
untuk memberi tahu dokter tentang riwayat penggunaan antibiotik
sebelumnya.
d) Pemantauan Pasien: Dokter akan memantau perkembangan pasien selama
pengobatan antibiotik. Jika infeksi tidak membaik dalam waktu yang
diharapkan atau gejala semakin parah, dokter mungkin akan mencurigai
adanya resistensi antibiotik dan mengambil tindakan yang sesuai.
e) Konsultasi dengan Spesialis Infeksi: Dalam kasus infeksi yang kompleks
atau berulang, dokter mungkin merujuk pasien ke seorang spesialis infeksi
untuk evaluasi lebih lanjut dan penanganan yang tepat
12
B. KERANGKA KONSEP
ANTIBIOTIK
TIDAK
RASIONAL
MEKANISME PEMILIHAN
ANTIBIOTIK
CARA KERJA EFEK SAMPING SECARA
RASIONAL
CARA
FARMAKOKINETIK FARMAKODINAMIK MENGETAHUI
PASIEN RESISTEN
PENANGANAN
13
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
MacGowan, A., & Macnaughton, E. (2017, October). Antibiotic Resistance. Medicine, 622-
628.
Nisak, M., Syarafina, A. N., Shintya, P., Miranti, A., Fatmawati, L., Nilarosa, A. D., &
Rosyidah, S. (2016). Profil penggunaan dan pengetahuan antibiotik pada ibu-ibu.
Jurnal Farmasi Komunitas, 3(1), 12-17.
Aditya, R., Kestriani, N.D. and Maskoen, T.T., 2016. Antibiotik Empirik di Intensive Care
Unit (ICU). Jurnal Anesthesia&Critical Care, 34(1), pp.48-56
15