Anda di halaman 1dari 16

[Type text]

[Type text] [Type text]

BLOK
9-10

SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA

CESTODA
Julia Suwandi

Klasifikasi

Sifat-sifat umum

Perbedaan ordo

Daur hidup

Habitat

Patologi dan klinik

Diagnosis

Pengobatan

Epidemiologi

Klasifikasi cestoda yang penting untuk kedokteran


FILUM

: Platyhelminthes

KELAS

: Cestoidea / Cestoda

SUBKELAS : Cestoda
ORDO

: Pseudophyllidea
Cyclophyllidea

Ordo Pseudophyllidea yang dapat menginfeksi manusia

Species: -Diphyllobothrium latum

Ordo Cyclophyllidea yang penting di Indonesia

Species: -Taenia saginata


- Taenia solium

Ordo cyclophyllidea yang tidak penting di Indonesia

Species :- Echinococcus granulosus


- Echinococcus multilocularis
- Multiceps sp.
- Hymenolepis nana
- Hymenolepis diminuta
- Dipylidium caninum

KAPITA SELEKTA

166

[Type text]

[Type text] [Type text]

BLOK
9-10

SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA

Ordo Pseudophyllidea
Famili

: Diphyllobothriidae

Genus

: Diphyllobothrium

Species : Diphyllobothrium latum

Ordo Cyclophyllidea
Famili

Genus

Species

Taeniidae

Taenia

T. saginata
T. solium

Echinococcus

E. granulosus
E. multilocularis

Multiceps

M. multiceps

Hymenolepis

H. nana

Hymenolepididae

H. diminuta
Dilepididae

Dipylidium

D. caninum

Sifat-sifat umum dari Cestoda

simetris bilateral

biasanya pipih dorso-ventral

tanpa ruang tubuh

tidak memiliki alat cerna (makanan diserap melalui kulit)

tidak memiliki saluran vaskuler

sistem reprodulsi : hermaprodit

sistem ekskretori simetris bilateral dan berakhir dengan flame cell (solenosit)

sistem saraf : - ganglion di kepala


- saraf longitudinal di laterat

Morfologi cacing dewasa

skoleks : merupakan alat melekat pada mukosa usus, dilengkapi batil isap / lekuk isap

leher : tempat pertumbuhan badan

strobila : badan yang t.d. segmen-segmen (proglotidlotid)

Ordo Pseudophyllidea
Daur hidup : telur dalam air (belum berembrio) ----- 11-15 hari ----- telur berembrio (oncosfer)
menetas ----- korasidium (larva stad.I) ----- dimakan TP I : gol Copepoda (Cyclops, Diaptomus)

KAPITA SELEKTA

167

[Type text]

[Type text] [Type text]

BLOK
9-10

SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA

larva berkembang jadi Procercoid (larva stad.II) ----- TP I dimakan TP II (ikan air tawar
/kodok) larva berkembang jadi Pleroserkoid/Sparganum (larva stad.III) di dalam otot/visera.
Manusia terinfeksi dengan makan ikan mentah atau setengah matang yang mengandung larva
infektif, di usus halus manusia larva berkembang menjadi cacing dewasa dan melekatkan diri di
mukosa usus halus.

DIPHYLLOBOTHRIUM LATUM
( Taenia lata; Dibothriocephalus latus; broad tapeworm; fish tape worm

Penyakit

: Difilobotriasis

Daur hidup : lihat ordo pseudophyllidea dan gambar

KAPITA SELEKTA

168

[Type text]
BLOK
9-10

[Type text] [Type text]


SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA

Morfologi :

skoleks : kecil, 1x 2,5mm, memp. lekuk ventral dan dorsal berbentuk elips (botria)

panjang : 3-10 m t.d. 3000 proglotidlotid

proglotid imatur : alat kelamin belum jelas

proglotid matur : alat kelamin sudah jelas

testis : folikel-folikel kecil tersebar luas di lateral dan dorsal


vas eff.----- vas def. ----- ves.sem -----sirus ----- com.gen.atrium ----- gen.pore

- ovarium: (2 lobus) ----oviduk----ootip (dikelilingi kel. mehlis) ---- vagina ----genitalpore (di
ventral)
- uterus : berpangkal dari ootip, berkelok-kelok dan berakhir pada porus uterinus ( letak di
ventral)
- kelenjar vitelin tersebar luas di lateral----duktus vit.----- ootip (fertilisasi terjadi di ootip)

proglotid gravid : penuh dengan uterus yang berisi telur dan berkelok-kelok (bentuk
roset)

telur : 40-60 x 60-80 , bentuk oval, beroperkulum berwarna kuning emas, sering
mempunyai knob pada ujung aboperkuler

Habitat : usus halus


TP I : Cyclops, Diaptomus
TP II : Ikan air tawar (salem), kodok, ular

KAPITA SELEKTA

169

[Type text]

[Type text] [Type text]

BLOK
9-10

SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA

Patologi dan klinik:


- penderita dapat asimptomatik/ menunjukkan gejala G.I.T : diare, sakit perut, nafsu makan
turun.
- cacing mengisap vit. B12, menyebabkan anemia megaloblastik (anemia perniciosa)
- cacing dalam jumlah banyak dapat menyebabkan obstruksi usus
Diagnosis : menemukan telur dalam tinja, proglotid jarang dikeluarkan.
Pengobatan:
- niklosamid (yomesan) : 2 g oral single dose.
- paromomycin : 2 x 1,5 g selang 15 menit, 1,5 jam kemudian diberi garam pencahar.
- Praziquantel : 10-20 mg/kg dosis tunggal.
- asam folat diberikan untuk anemianya.
Epidemiologi : Penyakit ini tidak ditemukan di Indonesia tetapi banyak terdapat di negara yang
banyak konsumsi ikan salem mentah.
H.R : anjing, kucing, babi
pencegahan : - hindari makan ikan mentah
- hindari b.a.b. di kolam ikan
- mengobati orang yang terinfeksi
larva dapat dibunuh: - pendinginan -10oc (24 jam)
- memasak sampai 500c (10 menit)
- pengeringan dan pengasinan

SPARGANOSIS

Infeksi larva pleroserkoid (larva stadium III/ sparganum) atau proserkoid dari beberapa species
cacing Diphyllobothrium binatang (non human) misalnya: D. mansoni atau Spirometra pada
tubuh manusia (ekstraintestinal) disebut sparganosis.
Manusia terkena sparganosis dengan cara menempelkan daging kodok /ular mentah yang
mengandung larva pleroserkoid (stadium infektif) ke luka yang terbuka, larva mengembara ke
jaringan otot dan fasia, tetapi larva tidak dapat menjadi dewasa. Cara lain yaitu manusia minum
air yang ada Cyclops infektif (mengandung larva prosercoid), larva lepas menembus diding usus
dan plerosercoid mengembara ke jaringan subcutan, otot, fasia, conjungtiva, kel. limfe dll.

KAPITA SELEKTA

170

[Type text]

[Type text] [Type text]

BLOK
9-10

SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA

Patologi dan klinik:


biasanya terlihat benjolan subcutis yang tumbuh lambat, gejala tergantung lokasi, menyebabkan
nyeri dan reaksi inflamasi. Pada mata menyebabkan konjungtivitis/bengkak.
Diagnosis :
menemukan larva dengan biopsi di lokasi kelainan. Untuk identifikasi diperlukan binatang
percobaan
Pengobatan : pembedahan / pengangkatan larva
Epidemiologi :
penyakit ini terdapat di Jepang, Indocina, Afrika, Eropa, Australia, Amerika Utara dan
Selatan, Indonesia.
Di daerah endemis air minum harus dimasak sempurna dan jangan menggunakan daging kodok/
ular sebagai obat luar

ORDO CYCLOPHYLLIDEA
Daur hidup:
Tak perlu hospes perantara :
Telur----- onkosfer menembus vilus sistiserkoid cacing dewasa ----- telur
contoh : Hymenolepis nana
Perlu hospes perantara :
Telur ----- onkosfer sirkulasi ke sistiserkus; soenurus; seluruh tubuh kista hidatid
contoh : Taenia saginata; Taenia solium; Multiceps sp.; Echinococcus granulosus

TAENIA SAGINATA

Penyakit : Taeniasis saginata; infeksi cacing pita sapi.


Habitat : Bagian atas jejunum
Daur hidup : Lihat gambar
Morfologi : Panjang cacing dewasa 4-8 m, skoleks 1,5-2 mm, bentuk romboid, mempunyai 4
batil isap, di bagian apex agak tertekan, tidak punya rostelum dan tidak berkait. Strobila
mengandung 1000-2000 proglotid.
Proglotid imatur : alat kelamin belum jelas
Proglotid matur Testis terdiri dari 300-400 folikel tersebar di dorsal, vas eferens-----vas
deferens ----- rongga kelamin (atr.gen) ----- lubang kelamin (genital pore) yang letaknya selang-

KAPITA SELEKTA

171

[Type text]

[Type text] [Type text]

BLOK
9-10

SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA

seling pada sisi kanan atau kiri strobila. Ovarium 2 lobus berbentuk kipas, kel.vitelin berbentuk
lobus dan terletak di belakang ovarium.
Proglotid Gravid: bercabang 15-30 pada satu sisi, ukuran panjang lebih dari lebar, tiap proglotid
gravid mengandung 80.000-100.000 telur,dapat bergerak aktif keluar anus, kadang-kadang
proglotid pecah dan mengeluarkan telur infektif dan cairan putih.

Telur :
- berukuran 30-40 x 20-30 l
- bentuk bulat lonjong, warna kuning coklat
- kulit telur bergaris-garis radial (embriofor)
- mengandung onkosfer (embrio hexacanth)
- sukar dibedakan dengan telur dari T.solium.
Telur yang keluar bersama tinja mencemari rumput dan termakan sapi, sistiserkus bovis dalam
tubuh sapi (60-70 hari).

KAPITA SELEKTA

172

[Type text]

[Type text] [Type text]

BLOK
9-10

SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA

Patologi dan klinik :


Biasanya gejala ringan berupa nyeri epigastrium/perut, mual, muntah, mencret dsb, gejala yang
lebih berat bila proglotid nyasar masuk ke apendiks atau obstruksi usus oleh strobila cacing dan
menyebabkan ileus.
Diagnosis :

Ditemukannya proglotid yang aktif bergerak keluar

dari anus, atau dengan

terdapatnya telur dalam tinja/usap anal.


Pengobatan :
- niklosamid (yomesan) : 2 g dosis tunggal
- diclorofen : 6 g dosis tunggal
- mepakrin : 1 g perut kosong, 2-3 jam kmd diberi pencaha
- kuinakrin Hcl (atabrin)
- prazikuantel : 10 mg/kg BB dosis tunggal diberi dlm perut kosong dan 2 jam minum obat
diberi pencahar
- mebendazol

Epidemiologi :
Penyakit ini sering ditemukan di negara yang penduduknya banyak konsumsi daging
sapi/kerbau.
Cara penduduk memasak dan makan daging.
Pencegahan dapat dilakukan dengan mengobati penderita secara masal, vaksinasi ternak,
mendinginkan daging sp -10oC, iradiasi, memasak daging sampai matang dsb.

TAENIA SOLIUM

Penyakit : Taeniasis solium; infeksi caci babi.


Habitat : Bagian atas jejunum
Daur hidup : Lihat gambar
Morfologi :
Panjang cacing dewasa 3-5 m, mengandung. 800-1000 proglotid. Skoleks bentuk globular,
11mm, mempunyai 4 batil isap dengan rostelum yang mengandung 2 baris kait-kait (25-30
buah).
Proglotid matur: Ukuran lebar dan panjang hampir sama. Gambaran alat kelamin hampir sama
dengan T.saginata, kecuali jumlah folikel testis lebih sedikit, yaitu 150-200 buah. Ovarium
bentuk kipas, 3 lobus (2 lobus besar,1 lobus kecil).

KAPITA SELEKTA

173

[Type text]

[Type text] [Type text]

BLOK
9-10

SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA

Proglotid gravid: Ukuran panjang lebih dari lebar, uterus bercabang 7-12 pasang, mengandung.
30.000-50.000 telur dan dilepaskan berkelompok 5-6 buah. Lubang kelamin letaknya bergantian
pd sisi kanan/kiri secara tidak beraturan.
Bila telur infektif dimakan babi, onkosfer keluar menembus dinding usus, ikut peredaran
drh/limfe ke otot---- sistiserkus selulosa. Cacing gelembung ini biasanya berukuran 0,6-1,8 cm
dan sering ditemukan pada otot lidah, punggung, dan pundak babi.
Patologi dan klinik :
Biasanya ringan berupa gejala saluran pencernaan yaitu sakit perut, diare dsb.
Darah tepi dapat menunjukkan eosinofili/ lekositosis
Diagnosis : Ditegakkan dengan menemukan telur/proglotid dalam tinja.
Pengobatan : Sama seperti T. saginata.
Niklosamid dan paromomycin tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan lisis proglotid dan
melepaskan telur dalam jumlah banyak di usus dan menyebabkan sistiserkosis ekstra intestinal.

KAPITA SELEKTA

174

[Type text]

[Type text] [Type text]

BLOK
9-10

SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA

Epidemiologi :
Penyakit ini terdapat di Indonesia, terutama pd daerah yang banyak kosumsi daging babi,
misalnya di Bali, Tapanuli Utara, Irian Jaya dsb.
Pencegahan melalui pendidikan kesehatan, cara pelihara ternak yang baik, kandang yang bersih,
makanan ternak tidak tercemar tinja manusia. Masak daging sampai matang, hal yang lain sama
seperti pada T. saginata.

SISTISERKOSIS

Penyakit yang disebabkan oleh terdapatnya stadium larva Taenia solium di dalam tubuh
manusia.
Daur hidup : Manusia mendapat infeksi karena menelan telur T.solium atau karena regurgitasi
Proglotid gravid ke lambung waktu mual/muntah (retro infeksi).
Patologi dan klinik :
Gejala klinik tergantung lokalisasi larva. Bila terkena S.S.P., gejala berkisar dari ringan sampai
serangan epileptiform tipe Jackson atau grandmal. Gejala dapat juga disebabkan oleh tekanan
intrakranial yang meninggi atau meningoensefalitis, hidrosefalus dsb. Tempayak dapat pula
menghinggapi jaringan subkutis, mata, otot, otot jantung, hati, paru, dan rongga perut .
Diagnosis :
Biopsi benjolan di kulit/otot.
Secara radiologis dengan x-foto otak, C.T.Scan.
Tes serologis :- Komplemen fiksasi tes dengan cairan serebrospinal lebih spesifik daripada
dengan serum.
- I.E.P. (Imunoelektrophoresis)
- D.D.T. (Double diffusion test).
Pengobatan : Untuk sistiserkosis digunakan obat :
- prazikuantel 50mg/kg/hr dibagi 3 dosis (15 hari)
- albendazol 15mg/kg/hr dibagi 2-3 dosis (8-28 hr)
- atau pembedahan.
Epidemiologi :Penyakit ini ada di Indonesia.
Pencegahan dengan menghindari pemakaian tinja sebagai pupuk, pemeliharaan ternak yang
baik, pendidikan kesehatan dsb.

KAPITA SELEKTA

175

10

[Type text]

[Type text] [Type text]

BLOK
9-10

SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA

ECHINOCOCCUS GRANULOSUS

Penyakit : Echinococcosis; echinococciasis ; hydatidosis; penyakit hidatid; penyakit hidatid


unilokuler.
T.R.D. : Anjing dan kanivora lain.
T.R.P. : Biri-biri; ternak dan herbivora lain; manusia.
Daur hidup : Lihat gambar.
Morfologi :
Cestoda terkecil dengan ukuran 3-6 mm, terdiri dari 3-4 proglotid, hidup di usus halus anjing.
Skoleks bulat dengan 4 batil isap, rostelum dengan 2 baris kait (30-36 buah).
Proglotid matur (lihat gambar).
Proglotid gravid letak di terminal mengandung uterus yang berkelok dan penuh dengan telur.
Telur yang keluar bersama tinja anjing/kanivora bila tertelan oleh T.R.P. akan menetas di
duodenum, menembus dinding usus --- saluran darah/limfe --- alat-alat dalam tubuh, terutama
hati, paru, otak, ginjal, limpa, otot, tulang dll. dan terbentuk kista hidatid. Perkembangan kista
lambat dapat sampai sebesar kelapa dalam 10-20 tahun.
Bentuk unilokuler oleh E.granulosus.
Bentuk multilokuler /alveoler oleh E. multilokularis.
Patologi dan klinik :
Gejala tergantung lokalisasi dan desakan kista hidatid. Bila kista pecah sehingga cairan kista
masuk peredaran darah, dapat menimbulkan syok anafilaktik yang mungkin menyebabkan
kematian.
Diagnosis :
Ditegakkan dengan.menemukan skoleks yang dikeluarkan dari cairan kista.
Tes intradermal (tes Casoni) hanya positif pada 65% kasus.
Tes imunologi : - komplemen fiksasi tes
- indirek haemaglutinasi tes
- Elisa (enzym link immuno sorbent assay)
- tes spesifik antigen-antibodi (90-95%)
- tes imunoblot (100%)
Dibantu dengan pemeriksaan X foto, C.T. Scan, MRI, USG, gejala klinik dsb.

KAPITA SELEKTA

176

11

[Type text]
BLOK
9-10

[Type text] [Type text]


SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA

KAPITA SELEKTA

177

12

[Type text]

[Type text] [Type text]

BLOK
9-10

SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA

Pengobatan :
Pembedahan hanya berhasil dengan kista unilokuler di tempat yang dapat dioperasi.
Obat-obatan :
- mebendazol : 40mg/kg/hari selama 1-6 bulan.
- albendazol : 400mg BID (28 hari), ulangi bila perlu.
Epidemiologi :
Hidatidosis penting di daerah dengan ternak domba dan berhubungan erat dengan anjing
misalnya di Australia dan Selandia Baru.
Pencegahan :
- mencegah anjing makan sisa alat dalam yang mengandung kista.
- pengobatan massal pada anjing
- hindari hubungan erat dengan anjing/kanivora
- hindari makan sayur mentah yang tercemar tinja anjing
- orang yang tinggal di daerah endemis dan berhubungan erat dengan anjing harus diperiksa
secara periodik zat anti dengan tes serologis.

KAPITA SELEKTA

178

13

[Type text]

[Type text] [Type text]

BLOK
9-10

SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA

ECHINOCOCCUS MULTILOKULARIS

Cacing ini mempunyai bentuk sama dengan E.granulosus, ttp, ukurannya lb kecil 1,2-3,7mm.
Hal-hal yang lain sama dengan E. granulosus. Kista hidatid ini berbeda karena tumbuhnya
seperti tumor ganas, sehingga gejalanya lebih berat dari pada E. granulosus.

HYMENOLEPIS nana (dwarf tapeworm; cacing pita kerdil)

Penyakit : himenolepiasis nana


T.R.D.

: manusia dan tikus

T.R.P.

: tidak ada

Habitat : usus halus


Morfologi dan daur hidup : Cestoda terkecil pada manusia, cacing dewasa 25-40x1mm, terdiri
dari 200 seg.
Skoleks bulat kecil, mempunyai 4 batil isap dan rostelum yang pendek dengan 1 baris kaitan
(20-30 buah).
Bagian leher panjang dan halus.
Proglotid imatur : pendek dan sempit, lebih ke distal menjadi lebih lebar dan luas.
Proglotid matur : lebar lebih dari panjang, mempunyai3 testis bulat yang letaknya berdekatan.
Ovarium 2 lobus letak di sebelah kiri kanan kel vitelin.
Telur : bentuk lonjong, berukuran 30-47mikron, terdiri dari 2 lapis kulit, lapisan luar jernih dan
lapisan dalam mempunyai 2 kutub, dari tiap kutub keluar 4-8 filamen, di dalam telur ada
embrio hexakan dengan 6 kait (onkosfer).
Infeksi terjadi bila telur infektif tertelan melalui makanan/minuman yang tercemar, menetas di
usus halus, onkosfer menembus mukosa usus, tumbuh jadi larva sistiserkoid, lalu keluar ke
rongga usus dan dewasa dalam 2 minggu atau lebih. Proglotid gravid pecah di usus dan telur
keluar bersama tinja. Kadang kala telur dapat menetas di rongga usus sebelum dilepaskan
bersama tinja. Keadaan ini yang disebut autoinfeksi interna. Hal ini mungkin terjadi infeksi
berat sekali yang disebut hiperinfeksi.
Patologi dan klinik :
Biasanya tidak menimbulkan gejala. Pada infeksi berat mungkin timbul toksemia umum karena
penyerapan sisa metabolit parasit, timbul gejala GIT seperti sakit perut, muntah, diare, anoreksi,
kadang-kadang menyebabkan keluhan neurologis seperti kejang-kejang, insomnia, gelisah, dan
pusing.

KAPITA SELEKTA

179

14

[Type text]

[Type text] [Type text]

BLOK
9-10

SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA

Dianosis : Menemukan telur di dalam tinja.


Pengobatan :
- niklosamid : 80mg/kg/h selama 5-7 h
- prazikuantel : 25mg/kg/h dosis tunggal.
Epidemiologi :
Penyakit ini terdapat di Indonesia.
Kebersihan perorangan dan keluarga besar panti asuhan harus diperhatikan.
Makanan/minuman harus dihindari dari konta-minasi tinja tikus.

HYMENOLEPIS diminuta

Penyakit : himenolepiasis diminuta


T.R.D.

: tikus; mencit dan kd2 manusia

T.R.P.

: pinjal dan kumbang tepung

Habitat : usus halus


Morfologi dan daur hidup :
Cacing dew beruku. 20-60cm dengan 800-1000 proglotidlotidSkoleks bulat kecil dengan 4 batil
isap dan
rostelum tanpa kait.
Proglotidlotidmatur dengan 3 lobus testis yang ltknya berjauhan dan terdapat 2 lobus ovarium.
Proglotidlotid gravid lepas dari strobila dan menjadi hancur,telur keluar bersama tinja.
Telur : - bentuk agak bulat,berukuran 72-86 , memp. 2 lapis kulit, lap.luar jernih dan lap.dlm
dengan penebalan pd kedua kutub tanpa filament,di dalam telur terdapat onkosfer dengan 6
kaitan.
Bila serangga (TRP) dengan sistiserkoid tertelan TRD, maka larva tumbuh menjadi cacing
dewasa di rongga usus halus.
Patologi dan klinik : Sering tidak menimbulkan gejala, kadang-kadang menimbulkan gejala
GIT.
Diagnosis : Menemukan telur dalam tinja
Pengobatan : sama seperti Hymenolepis nana
Epidemiologi : Penyakit ini kosmopolitan, juga ditemukan di Indonesia.

KAPITA SELEKTA

180

15

[Type text]

[Type text] [Type text]

BLOK
9-10

SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA

Perbedaan H.nana dan H. diminuta

H. nana

H. diminuta

TRP

tidak ada

pinjal, kumbang tepung

Morfologi

ukuran 2-4cm

20-60cm

skoleks berkait

tidak berkait

ukuran 30-47 , lonjong

72-86 , bentuk agak bulat

kedua kutub : 4-8 filamen

tidak ada filamen

Telur

DIPYLIDIUM caninum

Tiap proglotid matur mempunyai 2 perangkat genital dan 2 lubang genital di pinggir lateral.
Proglotid gravid mengandung telur dalam satu paket/kapsul yang.berisi 15-25 butir telur.
Bila telur tertelan pinjal anjing, maka terbentuk larva sistiserkoid yang tumbuh dalam rongga
tubuh serangga, bila serangga tertelan TRD, skoleks akan keluar dan dewasa di usus halus.
Patologi dan klinik : Biasanya tidak menimbulkan gejala. Pada anak-anak mungkin timbul
ganguan GIT atau urtikaria dan demam
Diagnosis : Menemukan proglotid gravid atau paket telur dalam tinja.
Pengobatan : Sama seperti yang lain.

Larva cestoda
- kista hidatid

: E. granulosus

- sistiserkus selulosa

: T. solium

- sistiserkus bovis

: T. saginata

- sparganum/pleroserkoid

: D. latum

- sistiserkoid

: H.nana; H.diminuta; D. caninum

- senurus

: Multicep spp.

KAPITA SELEKTA

181

16

Anda mungkin juga menyukai