BLOK
9-10
SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA
CESTODA
Julia Suwandi
Klasifikasi
Sifat-sifat umum
Perbedaan ordo
Daur hidup
Habitat
Diagnosis
Pengobatan
Epidemiologi
: Platyhelminthes
KELAS
: Cestoidea / Cestoda
SUBKELAS : Cestoda
ORDO
: Pseudophyllidea
Cyclophyllidea
KAPITA SELEKTA
166
[Type text]
BLOK
9-10
SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA
Ordo Pseudophyllidea
Famili
: Diphyllobothriidae
Genus
: Diphyllobothrium
Ordo Cyclophyllidea
Famili
Genus
Species
Taeniidae
Taenia
T. saginata
T. solium
Echinococcus
E. granulosus
E. multilocularis
Multiceps
M. multiceps
Hymenolepis
H. nana
Hymenolepididae
H. diminuta
Dilepididae
Dipylidium
D. caninum
simetris bilateral
sistem ekskretori simetris bilateral dan berakhir dengan flame cell (solenosit)
skoleks : merupakan alat melekat pada mukosa usus, dilengkapi batil isap / lekuk isap
Ordo Pseudophyllidea
Daur hidup : telur dalam air (belum berembrio) ----- 11-15 hari ----- telur berembrio (oncosfer)
menetas ----- korasidium (larva stad.I) ----- dimakan TP I : gol Copepoda (Cyclops, Diaptomus)
KAPITA SELEKTA
167
[Type text]
BLOK
9-10
SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA
larva berkembang jadi Procercoid (larva stad.II) ----- TP I dimakan TP II (ikan air tawar
/kodok) larva berkembang jadi Pleroserkoid/Sparganum (larva stad.III) di dalam otot/visera.
Manusia terinfeksi dengan makan ikan mentah atau setengah matang yang mengandung larva
infektif, di usus halus manusia larva berkembang menjadi cacing dewasa dan melekatkan diri di
mukosa usus halus.
DIPHYLLOBOTHRIUM LATUM
( Taenia lata; Dibothriocephalus latus; broad tapeworm; fish tape worm
Penyakit
: Difilobotriasis
KAPITA SELEKTA
168
[Type text]
BLOK
9-10
Morfologi :
skoleks : kecil, 1x 2,5mm, memp. lekuk ventral dan dorsal berbentuk elips (botria)
- ovarium: (2 lobus) ----oviduk----ootip (dikelilingi kel. mehlis) ---- vagina ----genitalpore (di
ventral)
- uterus : berpangkal dari ootip, berkelok-kelok dan berakhir pada porus uterinus ( letak di
ventral)
- kelenjar vitelin tersebar luas di lateral----duktus vit.----- ootip (fertilisasi terjadi di ootip)
proglotid gravid : penuh dengan uterus yang berisi telur dan berkelok-kelok (bentuk
roset)
telur : 40-60 x 60-80 , bentuk oval, beroperkulum berwarna kuning emas, sering
mempunyai knob pada ujung aboperkuler
KAPITA SELEKTA
169
[Type text]
BLOK
9-10
SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA
SPARGANOSIS
Infeksi larva pleroserkoid (larva stadium III/ sparganum) atau proserkoid dari beberapa species
cacing Diphyllobothrium binatang (non human) misalnya: D. mansoni atau Spirometra pada
tubuh manusia (ekstraintestinal) disebut sparganosis.
Manusia terkena sparganosis dengan cara menempelkan daging kodok /ular mentah yang
mengandung larva pleroserkoid (stadium infektif) ke luka yang terbuka, larva mengembara ke
jaringan otot dan fasia, tetapi larva tidak dapat menjadi dewasa. Cara lain yaitu manusia minum
air yang ada Cyclops infektif (mengandung larva prosercoid), larva lepas menembus diding usus
dan plerosercoid mengembara ke jaringan subcutan, otot, fasia, conjungtiva, kel. limfe dll.
KAPITA SELEKTA
170
[Type text]
BLOK
9-10
SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA
ORDO CYCLOPHYLLIDEA
Daur hidup:
Tak perlu hospes perantara :
Telur----- onkosfer menembus vilus sistiserkoid cacing dewasa ----- telur
contoh : Hymenolepis nana
Perlu hospes perantara :
Telur ----- onkosfer sirkulasi ke sistiserkus; soenurus; seluruh tubuh kista hidatid
contoh : Taenia saginata; Taenia solium; Multiceps sp.; Echinococcus granulosus
TAENIA SAGINATA
KAPITA SELEKTA
171
[Type text]
BLOK
9-10
SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA
seling pada sisi kanan atau kiri strobila. Ovarium 2 lobus berbentuk kipas, kel.vitelin berbentuk
lobus dan terletak di belakang ovarium.
Proglotid Gravid: bercabang 15-30 pada satu sisi, ukuran panjang lebih dari lebar, tiap proglotid
gravid mengandung 80.000-100.000 telur,dapat bergerak aktif keluar anus, kadang-kadang
proglotid pecah dan mengeluarkan telur infektif dan cairan putih.
Telur :
- berukuran 30-40 x 20-30 l
- bentuk bulat lonjong, warna kuning coklat
- kulit telur bergaris-garis radial (embriofor)
- mengandung onkosfer (embrio hexacanth)
- sukar dibedakan dengan telur dari T.solium.
Telur yang keluar bersama tinja mencemari rumput dan termakan sapi, sistiserkus bovis dalam
tubuh sapi (60-70 hari).
KAPITA SELEKTA
172
[Type text]
BLOK
9-10
SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA
Epidemiologi :
Penyakit ini sering ditemukan di negara yang penduduknya banyak konsumsi daging
sapi/kerbau.
Cara penduduk memasak dan makan daging.
Pencegahan dapat dilakukan dengan mengobati penderita secara masal, vaksinasi ternak,
mendinginkan daging sp -10oC, iradiasi, memasak daging sampai matang dsb.
TAENIA SOLIUM
KAPITA SELEKTA
173
[Type text]
BLOK
9-10
SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA
Proglotid gravid: Ukuran panjang lebih dari lebar, uterus bercabang 7-12 pasang, mengandung.
30.000-50.000 telur dan dilepaskan berkelompok 5-6 buah. Lubang kelamin letaknya bergantian
pd sisi kanan/kiri secara tidak beraturan.
Bila telur infektif dimakan babi, onkosfer keluar menembus dinding usus, ikut peredaran
drh/limfe ke otot---- sistiserkus selulosa. Cacing gelembung ini biasanya berukuran 0,6-1,8 cm
dan sering ditemukan pada otot lidah, punggung, dan pundak babi.
Patologi dan klinik :
Biasanya ringan berupa gejala saluran pencernaan yaitu sakit perut, diare dsb.
Darah tepi dapat menunjukkan eosinofili/ lekositosis
Diagnosis : Ditegakkan dengan menemukan telur/proglotid dalam tinja.
Pengobatan : Sama seperti T. saginata.
Niklosamid dan paromomycin tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan lisis proglotid dan
melepaskan telur dalam jumlah banyak di usus dan menyebabkan sistiserkosis ekstra intestinal.
KAPITA SELEKTA
174
[Type text]
BLOK
9-10
SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA
Epidemiologi :
Penyakit ini terdapat di Indonesia, terutama pd daerah yang banyak kosumsi daging babi,
misalnya di Bali, Tapanuli Utara, Irian Jaya dsb.
Pencegahan melalui pendidikan kesehatan, cara pelihara ternak yang baik, kandang yang bersih,
makanan ternak tidak tercemar tinja manusia. Masak daging sampai matang, hal yang lain sama
seperti pada T. saginata.
SISTISERKOSIS
Penyakit yang disebabkan oleh terdapatnya stadium larva Taenia solium di dalam tubuh
manusia.
Daur hidup : Manusia mendapat infeksi karena menelan telur T.solium atau karena regurgitasi
Proglotid gravid ke lambung waktu mual/muntah (retro infeksi).
Patologi dan klinik :
Gejala klinik tergantung lokalisasi larva. Bila terkena S.S.P., gejala berkisar dari ringan sampai
serangan epileptiform tipe Jackson atau grandmal. Gejala dapat juga disebabkan oleh tekanan
intrakranial yang meninggi atau meningoensefalitis, hidrosefalus dsb. Tempayak dapat pula
menghinggapi jaringan subkutis, mata, otot, otot jantung, hati, paru, dan rongga perut .
Diagnosis :
Biopsi benjolan di kulit/otot.
Secara radiologis dengan x-foto otak, C.T.Scan.
Tes serologis :- Komplemen fiksasi tes dengan cairan serebrospinal lebih spesifik daripada
dengan serum.
- I.E.P. (Imunoelektrophoresis)
- D.D.T. (Double diffusion test).
Pengobatan : Untuk sistiserkosis digunakan obat :
- prazikuantel 50mg/kg/hr dibagi 3 dosis (15 hari)
- albendazol 15mg/kg/hr dibagi 2-3 dosis (8-28 hr)
- atau pembedahan.
Epidemiologi :Penyakit ini ada di Indonesia.
Pencegahan dengan menghindari pemakaian tinja sebagai pupuk, pemeliharaan ternak yang
baik, pendidikan kesehatan dsb.
KAPITA SELEKTA
175
10
[Type text]
BLOK
9-10
SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA
ECHINOCOCCUS GRANULOSUS
KAPITA SELEKTA
176
11
[Type text]
BLOK
9-10
KAPITA SELEKTA
177
12
[Type text]
BLOK
9-10
SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA
Pengobatan :
Pembedahan hanya berhasil dengan kista unilokuler di tempat yang dapat dioperasi.
Obat-obatan :
- mebendazol : 40mg/kg/hari selama 1-6 bulan.
- albendazol : 400mg BID (28 hari), ulangi bila perlu.
Epidemiologi :
Hidatidosis penting di daerah dengan ternak domba dan berhubungan erat dengan anjing
misalnya di Australia dan Selandia Baru.
Pencegahan :
- mencegah anjing makan sisa alat dalam yang mengandung kista.
- pengobatan massal pada anjing
- hindari hubungan erat dengan anjing/kanivora
- hindari makan sayur mentah yang tercemar tinja anjing
- orang yang tinggal di daerah endemis dan berhubungan erat dengan anjing harus diperiksa
secara periodik zat anti dengan tes serologis.
KAPITA SELEKTA
178
13
[Type text]
BLOK
9-10
SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA
ECHINOCOCCUS MULTILOKULARIS
Cacing ini mempunyai bentuk sama dengan E.granulosus, ttp, ukurannya lb kecil 1,2-3,7mm.
Hal-hal yang lain sama dengan E. granulosus. Kista hidatid ini berbeda karena tumbuhnya
seperti tumor ganas, sehingga gejalanya lebih berat dari pada E. granulosus.
T.R.P.
: tidak ada
KAPITA SELEKTA
179
14
[Type text]
BLOK
9-10
SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA
HYMENOLEPIS diminuta
T.R.P.
KAPITA SELEKTA
180
15
[Type text]
BLOK
9-10
SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
CESTODA
H. nana
H. diminuta
TRP
tidak ada
Morfologi
ukuran 2-4cm
20-60cm
skoleks berkait
tidak berkait
Telur
DIPYLIDIUM caninum
Tiap proglotid matur mempunyai 2 perangkat genital dan 2 lubang genital di pinggir lateral.
Proglotid gravid mengandung telur dalam satu paket/kapsul yang.berisi 15-25 butir telur.
Bila telur tertelan pinjal anjing, maka terbentuk larva sistiserkoid yang tumbuh dalam rongga
tubuh serangga, bila serangga tertelan TRD, skoleks akan keluar dan dewasa di usus halus.
Patologi dan klinik : Biasanya tidak menimbulkan gejala. Pada anak-anak mungkin timbul
ganguan GIT atau urtikaria dan demam
Diagnosis : Menemukan proglotid gravid atau paket telur dalam tinja.
Pengobatan : Sama seperti yang lain.
Larva cestoda
- kista hidatid
: E. granulosus
- sistiserkus selulosa
: T. solium
- sistiserkus bovis
: T. saginata
- sparganum/pleroserkoid
: D. latum
- sistiserkoid
- senurus
: Multicep spp.
KAPITA SELEKTA
181
16