ABSTRAK
Diabetes melitus neonatal merupakan bentuk monogenik diabetes melitus, akibat dari
mutasi salah satu gen pengatur sekresi insulin. Kondisi ini terjadi pada usia 0-6 bulan pertama
kehidupan dengan tingkat insiden 1:100.000-500.000 kelahiran. Gen KCNJ11 dan ABCC8
terletak pada kromosom yang sama, 11p15.1, pada lengan pendek kromosom 11 pada posisi
15, bertugas menyandi protein subunit Kir6.2 dan SUR1 yang berperan untuk mengatur
sekresi insulin pada saluran KATP di membran sel pankreas. Telah diketahui dari banyak
penelitian mutasi pada kedua gen tersebut dapat menimbulkan diabetes neonatal yang
awalnya diobati dengan menggunakan insulin. Setelah diketahui Kir6.2 dan SUR1 berespon
terhadap pemberian sulfonylurea maka pengobatan yang utama saat ini adalah pemberian
preparat sulfonylurea peroral.
Kata kunci: Diabetes neonatal, Gen KCNJ111, ABCC8, Kir6.2, SUR1, sulfonylurea
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diabetes melitus neonatal sering disebut sebagai diabetes neonatal (DN) merupakan
hiperglikemia persisten pada bulan pertama kehidupan bayi baru lahir dan menetap lebih dari
2 minggu serta memerlukan pengobatan insulin. 1 Diabetes neonatal merupakan suatu kondisi
yang sangat jarang terjadi, tingkat insiden 1:100.000-500.000 kelahiran,2 dan kebanyakan
terjadi pada awal kehidupan dibulan pertama, sedangkan sisanya 15-20% mengalami DN
pada usia 1-3 bulan. Umumnya gejala DN timbul semenjak bayi masih di dalam kandungan,
terjadinya retardasi pertumbuhan intrauterine adalah akibat kelainan atau rendahnya sekresi
insulin selama kehidupan fetus. Pada kasus gejalanya dimulai dari 10 hari pertama
kehidupan. Gejala yang ditemukan berupa poliuria, dehidrasi, dan gagal tumbuh atau failure
to thrive. Diagnosis ditegakkan dengan adanya hiperglikemia yang disertai kadar insulin yang
rendah.1
Diabetes neonatal berbeda dengan diabetes melitus (DM) tipe-1. Diabetes melitus
tipe-1 merupakan kelainan sistemik akibat gangguan metabolisme glukosa yang ditandai
dengan hiperglikemia kronik, dan keadaan ini disebabkan oleh kerusakan sel-Beta pankreas
baik oleh proses autoimun maupun idiopatik sehingga produksi insulin akan berkurang atau
terhenti, dan manifestasi klinis DM tipe-1 pada bayi timbul setelah usia 3-6 bulan. Pada 85-
90% anak dengan hiperglikemia puasa pada penderita DM tipe-1 akan ditemukan penanda
autoantibodi terhadap sel beta pankreas seperti sel islet, GAD, IA-2, IA-2, atau autoantibodi
insulin, diklasifikasikan sebagai DM tipe-1A.1 Apabila secara klinis menunjukan gejala DM-
tipe 1 tetapi tidak ditemukan antibodi maka diklasifikasikan sebagai DM tipe-1B (idiopatik).
Diabetes melitus tipe-1B banyak ditemukan pada keturunan Afrika dan Asia.
Penyebab dari DN adalah adanya mutasi pada salah satu gen yang berperan penting
terhadap sekresi insulin.2 Terdapat beberapa gen yang berperan untuk sekresi insulin, tetapi
untuk terjadinya DN hanya diperlukan mutasi pada salah satu gen saja, sehingga dengan
mengetahui gen yang menjadi masalah, maka akan membantu pemberian tatalaksana yang
tepat dan tidak berlebihan. Gen-gen yang bermutasi dan menyebabkan DN dapat dilihat pada
tabel 1.2 Sebagian besar kasus PNDM dan beberapa kasus TNDM disebabkan adanya mutasi
dari gen KCNJ11 yang mengkode produksi subunit Kir6.2,2 mengakibatkan perubahan asam
amino pada urutan proteinnya, mutasi tersebut menimbulkan saluran K-ATP yang terdapat
pada permukaan sel pankreas tidak dapat menutup sehingga sehingga terjadi penurunan
sekresi insulin.2.3 Selain mutasi dari gen KCNJ11, sebagian kecil kasus PNDM lainnya
disebabkan oleh mutasi gen GCK, IPF1 (sekarang lebih dikenal dengan PDX1), PTF1A,
FOXP3, IPEX Syndrome, dan EIF2AK3, Wolcott-Rallison syndrome.
Tipe Gen Protein yang Angka Onset Diwariskan/ IUGR Permanen/ Tatalaksana
Diabetes disandi kejadia spontan Transien
Neonatal n
Gambar 1. Lokasi gen KCNJ11 dan ABCC8 pada kromosom 11p15.1, pada lengan pendek kromosom
11 pada posisi 15
Saluran KATP adalah kanal protein yang dapat ditemukan di sel jantung, sel
pankreas, sel saraf, jaringan otot halus, fungsinya sangat spesifik pada setiap jaringan, tetapi
memiliki persamaan yaitu sebagai penghubung antara keadaan metabolik dengan
keseimbangan elektrik sel. KATP memiliki 8 buah komponen subunit, yaitu 4 buah
komponen potassium inwardly rectifing channel (Kir) dan 4 buah komponen Sulfonylurea
7
receptor (SUR). Gambar 2 Saluran KATP terletak pada membran sel B pankreas, memiliki
fungsi mengatur jumlah insulin. Adenosin Triphospat (ATP) yang dihasilkan dari
metabolisme glukosa akan berikatan dengan reseptor yang terdapat pada subunit Kir6.2
menyebabkan penutupan saluran dan terjadilah depolarisasi membran plasma. Depolarisasi
akan mengaktifkan pembukaan Voltage Dependent Calcium Channel (VDCC) yang
menyebabkan masuknya Ca2+ melalui membran sel, peningkatan Ca2+ di dalam sel akan
memicu sekresi granula insulin ke aliran darah. Penutupan saluran K-ATP adalah respon
terhadap peningkatan kadar gula darah yang akan memacu pelepasan insulin dari sel
pankreas ke dalam darah, membantu mengontrol kadar gula darah. 6
Gambar 2. KATP memiliki 8 buah komponen subunit, yaitu 4 buah komponen potassium inwardly
rectifing channel (Kir) dan 4 buah komponen Sulfonylurea receptor (SUR1). Kerja saluran KATP
dikendalikan oleh perbandingan ATP/ADP dan konsentrasi MgADP di dalam sel
Semakin banyak produksi insulin maka akan memacu reseptor insulin pada sel target
untuk meningkatkan penyerapan glukosa. Apabila tidak ada ATP yang tersedia maka saluran
KATP akan memompa K+ keluar sel sehingga terjadi hiperpolarisasi, penyerapan glukosa
akan berjalan lambat sehingga melindungi dapat melindungi kerusakan sel pada saat tubuh
kekurangan glukosa darah. Mekanisme sekresi insulin dapat dilihat pada gambar 3. Kerja
saluran KATP dikendalikan oleh perbandingan ATP/ADP dan konsentrasi MgADP di dalam
sel. Seperti telah dijelaskan bahwa protein saluran KATP terdiri dari 8 buah subunit (protein
heterooktamer), subunitnya terbagi menjadi dua jenis, yaitu Kir6.2 yang berperan sebagai
kanal selektif K+ dan SUR1 yang berperan sebagai pengatur kerja protein. SUR1 merupakan
komponen Sulfonylurea receptor (SUR) yang menyebabkan protein integral saluran KATP
dapat dikendalikan dengan pemberian sulfonylurea (contohnya tolbutamida atau
glibenklamid). Protein subunit tersebut disandikan oleh gen KCNJ11 dan ABCC8, apabila
terdapaat keadaan polimorfisme atau mutagenik pada gen penyandi tersebut, akan terjadi pula
mutasi pada protein subunitnya sehingga mempengaruhi aktivitas saluran KATP.
Polimorfisme yang terjadi dapat berupa Single Nucleotide Polymorphism (SNPs) yang dapat
dianalisis dengan beberapa metode, diantaranya Polymerase Chain Reaction-Restriction
Fragment Length Polymorphisms (PCR-RFLP).6
gambar 3. Mekanisme sekresi
insulin
Single Nucleotide Polymorphisms adalah perbedaan satu basa pada urutan nukleotida
tertentu yang muncul secara signifikan (lebih dari 1%) pada populasi.6 Polimorfisme dapat
terjadi pada daerah ekson maupun intron suatu gen, dan apabila terjadi di daerah ekson dapat
mempengaruhi protein yang disandi oleh gen tersebut sehingga mengakibatkan karakterisitik
protein yang disandi. Perubahan ini disebut mutasi dan berkaitan dengan berbagai penyakit.
Polymerase Chain Reaction adalah metode sintesis asam nukleat secara in-vitro untuk
mengamplifikasi segmen DNA secara spesifik berdasarkan pengulangan siklus termal.
Tahapn yang terjadi dalam PCR adalah denaturasi, annealing dan ekstensi. Pada tahap
denaturasi, terjadi pemisahan utas ganda DNA menjadi satu utas DNA. Pada annealing
terjadi penempelan pada masing-masing utas DNA. Dan dengan bantuan enzim Taq
polimerase, DNA akan tersusun sepanjang utas tunggal sehingga membentuk DNA utas
ganda baru.
Kesimpulan
Diabetes neonatal merupakan diabetes monogenik, dapat sebabkan oleh mutasi gen
yang berbeda-beda. Dengan melakukan pemeriksaan PCR untuk mengetahui mutasi gen
penyebab sedini mungkin maka penderita DN akibat mutasi KCNJ11 dan ABC88 tidak perlu
mendapatkan suntikan insulin karena bisa diobati peroral dengan sulfonylurea yang
mempermudah klinisi dan orang tua, serta lebih nyaman bagi bayi tersebut.
Tinjauan pustaka
1. Rustama DS,Subardja D, Oentario MC, Yati NP, Satriono, Harjantien N. Buku Ajar
Endokrinologi Anak. Edisi 1. Jakarta: IDAI; 2015.h.125-203.
2. National Institute of Health. Monogenic Forms of Diabetes : Neonatal Diabetes
Mellitus and Maturity-onset Diabetes of the Young. 2014. [diakses 28 September
2017. Diunduh dari: URL: https://www.niddk.nih.gov/health-information/diabetes /
overview/what-is-diabetes/monogenic-neonatal-mellitus-mody
3. Genetics Home Reference. KCNJ11 gene. [diakses 10 Oktober 2017]. Diunduh dari:
URL: https://ghr.nlm.nih.gov/gene/KCNJ11
4. Genetics Home Reference. ABCC8 gene. [diakses 10 Oktober 2017]. Diunduh dari:
https://ghr.nlm.nih.gov/gene/ABCC8
5. Wikipedia. Kir6.2. [diakses 10 Oktober 2017]. Diunduh dari:
URL:https://en.wikipedia.org/wiki/Kir6.2
6. Wiyatno A. .Asosiasi Polimorfisme Gen KCNJ11 dan ABCC8 Dengan Diabetes
Mellitus Tipe 2 Pada Populasi Masyarakat Bali. Skripsi. Bogor: Departemen
Biokimia. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian
Bogor; 2011.
7. Quan Y, Barszczyk A, Feng ZP, Sun HS. Current Understanding Of KATP Channels
In Neonatal Diseases: Focus On Insulin Secretion Disorders. Acta Pharmacologica
Sinica; 2011,32.h. 765780.
8. Andrew T. Hattersley And Frances M. Ashcroft. Perspectives In Diabetes Activating
Mutations In Kir6.2 And Neonatal Diabetes New Clinical Syndromes, New Scientific
Insights, And New Therapy. Diabetes, Vol. 54, September. 2005.h.2503-13
9. Babenko AP, Polak M, Cav H, Busiah K, Czernichow P, Scharfmann R, Bryan J,
Aguilar-Bryan L, Vaxillaire M, and Froguel P. Activating Mutations in the ABCC8
Gene in Neonatal Diabetes Mellitus.The new england journal of medicine.2006. 456-
466