Anda di halaman 1dari 41

TATA LAKSANA TERAPI

RASIONAL PADA KASUS


EPILEPSI

Oleh :
Dr. siti rahmah
PENDAHULUAN

 Epilepsi adalah kompleks gejala heterogen - suatu penyakit


kronik yang ditandai oleh kejang (seizure) berulang, dimana
kejang adalah episode terbatas disfungsi otak yang terjadi
karena kelainan lepas muatan neuron-neuron serebrum.

 Epidemilogi: 1% populasi dunia

 Etiologi: herediter (dominan), Penyakit, contoh: meningitis,


cidera otak dsb
Sederhana
KEJAN
G Kompleks
Parsial
Parsial sekunder
generalisata
Klonik dan
Jenis Mioklonik
Kejan
g Tonik

Absence
Kejang
generalisa Tonik-
ta klonik
generalisata

Atonik
Spasme
infantil
ETIOLOGI
Tipe 1 Tipe 2
(tidak ada lesi struktural) ( Ada lesi struktural)
 Infeksi  Anoksia/hipoksia
 Infeksi  Tumor CNS
CNS  CVA
 Ganggua (Cardiovascular
n Accident)
metaboli  Overdose obat
k  Hemoragi
 Alkohol
 Trauma
 Idiopati
k
PATOFISIOLOGI
PROSES PENGHANTARAN IMPULS SARAF
CC
LL-- Na+

Cl - Na +
GABAA receptor Glutamate receptor
Inhibition Excitation
Kejang: eksitasi >> inhibisi
 Ketidakseimbangan bisa terjadi karena :
 Kurangnya transmisi inhibitori
 Desensitisasi GABA  penurunan efek inhibisi
 Contoh: setelah pemberian antagonis GABA, atau
selama penghentian pemberian agonis GABA (alkohol,
benzodiazepin)

 Meningkatnya aksi eksitatori 


 Pompa Na/K terganggu
 Kanal saluran Na + terganggu
 Peningkatan aktivitas glutamat N a+ di dalam
sel >>>
neuron terdepolarisasi
TERAPI EPILEPSI

KETO G E N IK

D IET
ASPARTAT &
GLUTAM AT
NON- VAGUS
FA RM A KO LO G I NERVE
STIM U LATI O N
BEDAH:
T ERA P I Temporal
Lobectomy

FA RMA KOLOGI OAE


DIET KETOGENIK

 Mengurangi konsumsi karbohidrat


 Menggunakan lemak sebagai sumber energi utama
 Pembakaran lemak  ↑ senyawa keton
 Ketondapat mencegah kerusakan sistem saraf pusat ↓
frekuensi kejang
 Harus dibarengi asupan vitamin dan mineral
 ES : Batu ginjal, ↑ fraktur tulang, gangguan pertumbuhan
DIET ASPARTAT & GLUTAMAT

 Glutamat dan Aspartat  stimulasi saraf


berlebihan 
 memicu timbulnya kejang pada pasien epilepsi.
 Sumber Glutamat : MSG
 Sumber Aspartat : Aspartam
TERAPI FARMAKOLOGI
PRINSIP TERAPI FARMAKOLOGI
 Tujuan terapi : menghilangkan/ mengurangi seizure
 Terapi sedini mungkin, bila serangan seizure 2x/lebih
 Upayakan monoterapi, jika gagal  obat pelan-pelan dihentikan
& diganti obat lain/terapi kombinasi
 Terapi sesuai dengan jenis epilepsinya, dimulai dengan dosis
terkecil
 ES minimal, perhatikan ES kronis terapi jangka panjang
 Hindari antiepilepsi sedatif sebisa mungkin
 Biaya terjangkau  disesuaikan dgn finansial pasien
 Penyuluhan pada pasien
 Ada variasi individual terhadap respon OAE  pemantauan ketat &
penyesuaian dosis (lansia : ↓ fungsi renal & hati, anak-anak: dosis
>>
MEKANISME KERJA OAE (OBAT ANTI
EPILEPSI)
Mekanisme Kerja Obat Contoh Obat Anti Epilepsi
Inhibisi kanal Na+ dan fenitoin, karbamazepin, topiramat,
menstabilkan membran lamotrigin, fenobarbiturat dan asam
neuron valproat.

Inhibisi kanal Ca2+ tipe T asam valproat, etosuksimid,


klonazepam

Penurunan eksitasi yang topiramat, lamotrigin, fenobarbital


dimediasi glutamate

Peningkatan inhibisi yang barbiturat, benzodiazepin, asam


dimediasi GABA valproat
1. INHIBISI KANAL NA+ DAN
MENSTABILKAN MEMBRAN NEURON
 Selama potensial aksi, kanal
Na+ aktif  ion Na+ masuk
 Stimulus berhenti  kanal Na+
inaktif  stop perambatan
potensial aksi
 Target OAE:
 Cegah kanal kembali aktif dgn
menstabilkan bentuk inaktif
kanal ini
Cegah‘firing’ berulang dari
akson  stop seizure
berulang
2. INHIBISI KANAL CA2+ TIPE T
 Kanal Ca2+ ter-inaktivasi cepat
 Ion Ca2+ masuk saat kondisi
istirahat
  depolarisasi parsial
 Kanal Ca2+ tipe T berperan dlm
timbulnya arus T pada Absence
seizure

OAE yg menghambat Kanal Ca2+


tipe T  cegah depolarisasi lambat
u/
membangkitkan arus T stop
absence seizure
3. Peningkatan inhibisi yang
dimediasi GABA
OBAT-OBAT YANG MENINGKATKAN
TRANSMISI INHIBITORI
GABAERGIK:
 agonis reseptor GABA  meningkatkan transmisi
inhibitori dg mengaktifkan kerja reseptor GABA
 contoh: benzodiazepin, barbiturat
 menghambat GABA transaminase
konsentrasi GABA meningkat 
contoh:Vigabatrin
 menghambat GABA transporter (uptake
blocker) memperlama aksi GABA 
contoh:Tiagabin
 meningkatkan konsentrasi GABA pada cairan
cerebrospinal pasien  mungkin dg menstimulasi
pelepasan GABA dari non-vesikular pool 
contoh: Gabapentin
4. PENURUNAN EKSITASI YANG
DIMEDIASI GLUTAMAT

 Glutamat + reseptor glutamat  Ca & Na masuk, K


keluar
 EKSITASI
 Reseptor glutamat :
N-Methyl-D-aspartate (NMDA), AMPA (alfa-amino-3
hidroxy-5 methyl-4-isoazolepropionic acid), kainat,
Glysin, metabotropik
 Glutamat blocker  ↓ EKSITASI  stop Seizure
PROFIL OBAT
Subkelas dan Mekanisme Kerja Penggunaan Klinis Farmakokinetik
contoh
Ureida Siklik

Menghambat lepas muatan frekuensi tinggi Penyerapan bergantung sediaan, sangat terikat
Fenitoin, neuron melalui efek pada saluran Na Kejang tonik-klonik protein plasma, tidak ada metabolit aktif, eliminasi
Fosfenitoin berpintu voltase dan menurunkan pelepasan generalisata, kejang parsial bergantung dosis, waktu paruh 12- 36 jam
glutama di sinaps fosfenitoin untuk IV dan IM

Kejang tonik-klonik diserap baik PO, tidak banyak terikat protein


generalisata, kejang parsial plasma, kons puncak plasma 2-6 jam, waktu paruh
Primidon Serupa dengan fenitoin 10-25 jam metabolit aktif: fenobarbital, fenil
etilmanolamid

Kejang tonik-klonik
generalisata, kejang parsial, penyerapan nyaris sempurna tidak terikat protein
Meningkatkan respon reseptor GABAA, mioklonik, generalisata, plasma secara signifikan, kons puncak0.5-4 jam,
Fenobarbital mengurangi respon sinaps eksitatorik status epileptikus, kejang tidak ada metabolit aktif, waktu paruh 75-125 jam
neonatus

diserap baik PO, kadar puncak


plasma 3-7 jam, tidak terikat ke protein,
Etosuksimid Mengurangi arus Ca2+ tipe T kejang absence dimetabolisme komplit menjadi metabolit
inaktf, waktu paruh 40 jam
TRISIKLIK

diserap baik PO, kadar puncak


Menghambat lepas muatan plasma 6-8 jam, pengikatan protein
frekuensi tinggi neuron melalui Kejang tonik-klonik tidak signifikan, dimetabolisme
Karbamazepin efek pada saluran Na berpintu generalisata, kejang sebagian --> 10-11-epoksid aktif,
voltase dan menurunkan parsial waktu paruh obat induk 8-12 jam
pelepasan glutama di sinaps pd pasien

Okskarbazepin=karbamazepi tapi waktu paruh lebih singkat, metabolit aktif dengan durasi lebih lama IO
sedikit; Eslikarbazepin asetat = okskarbazepin tetapi terbukti efektif jika diberikan 1 x sehari mungkin lebih
cepat diubah menjadi metabolit aktif

Benzodiazepin

diserap baik peroral, IV untuk status


epileptikus, sangat terikat protein
Diazepam BAB Sedatif Hipnotik Status epileptikus plasma, dimetabolisme ekstensif
menjadi bbrpmetabolit aktif, waktu
paruh 2 hari

Ketersediaan hayati >80%,


kejang absence, metabolisme ekstensif tapi tanpa
Klonazepam BAB Sedatif Hipnotik kejang mioklonik, metabolit aktif, waktu paruh 20-50
spasme infantil jam
TURUNAN GABA
Menurunkan transmisi ketersediaan hayati 50%, tidak
eksitatori dg bekerja pada kejang tonik klonik, terikat protein plasma, tidak
Gabapentin saluran Ca berpintu voltase generalisata, parsial, dimetabolisme, waktu paruh 6-8
prasinap jam

diserap baik peroral, tidak terikat ke


Pregabalin seperti gabapentin kejang parsial protein plasma, tidak
dimetabolisme, waktu paru 6-7 jam

LAIN-LAIN

menghambat lepas muatan tonik klonik diserap baik dari bbrp sediaan,
frekuensi tinggi neuron, generalisata, parsial, sangat terikat protein plasma,
Valproat memodifikasi metabolisme generalisata, dimetabolisme ekstensif, waktu
asam amino absence, mioklonik paruh 9-16 jam.

memperlama inaktifasi saluran


Na berpintu voltase, bekerja diserap baik po, pengikatan protein
tonik klonik tidak signifikan, dimetabolisme
Lamotrigin disaluran Ca prasinaps, generalisata, parsial,
menurunkan pelepasan ekstensif tapi tidak ada metabolit
generalisata, absence aktif, waktu paruh 25-35 jam.
glutamat
Penatalaksanaan
Epilepsi
PARSIAL &TONIK
KLONIK Generalisata
GENERALISATA

 Awal: Fenitoin,  Tonik klonik generalisata:


Karbamazepin, obat kejang parsial dan
valproat
 Barbiturat
O bat seperti
 etosuksimi
sedatif
barbitura da Absence
tbenzodiazepi n d,
:
lamotrigin, topiramat
klonazepa
n
dibatasi cenderun
 pengguna valproat,
 Sindrom mioklonik:m,
karbamazepi an g
valproat, klonazepam,
n
(1980an)  oba bar
meningk
nitrazepam, benzodiazepin,
(dipasarkan tat u
zonisamid, levetirasetam
setelah 1990an) sering
 Atonik: valproat,
lebih dipilih
lamotrigin, Benzodiazepin,
Felbamat
KONDISI KHUSUS
ANAK
Peningkatan dosis dan perubahan regimen
sering 
memaksimalkan kontrol kejang
Laju metabolisme cepat  dosis obat lebih
tinggi dalam mg/Kg dibandingkan dewasa
Monitor konsentrasi serum untuk
mengontrol dan meyakinkan dosis yang
telah diberikan
WANIT
A
 Tantangan: teratogen, interaksi antara obat antiepilepsi
dan kontrasepsi hormonal, menurunkan fertilitas.
 Beberapa obat antiepilepsi menyebabkan kelainan pada janin,
terutama berhubungan dg valproat dan kemungkinan
karbamazepin. Dengan valproat hampir 90% lahir normal
(tidak KI)
 Diazepam should not be used during pregnancy.
Because malformation effect
 Obat menginduksi sistem enzim mikrosomal hati (contoh
topiramat, valproat tidak)  menurun efektifitas
kontrasepsi hormonal  gunakan kontrol kehamilan lain
 Menurunkan fertilitas: Induksi atau inhibisi metabolisme
hormon reproduksi dan perubahan pengikatan hormon pada
sex hormon binding globulin shg menyebabkan penurunan
fraksi hormon steroid yg tak terikat (unbond)
ASPEK KHUSUS TOKSIKOLOGI
TERATOGENITAS

 Anak: Peningkatan resiko, mungkin 2x lipat,


malformasi kongenital.
 Efek teratogen masih kontroversial & penting:
 Penting: efek besar
 Kontroversial: obat epilepsi dan non epilepsi heterogen,
hanya sedikit pasien yang bersedia ikut penelitian.
OVER DOSE

 Obat antikejang  depresan SSP tapi jarang


mematikan
 Efek berat  depresi pernafasan
 Terapi  suportif
 Upaya mempercepat eliminasi obat: Alkalinisasi
urin (fenitoin)  kurang efektif
STATUS
EPILEPTIKUS
Serangan kejang berulang tanpa melewati suatu periode
sadar sebelum serangan kejang berikutnya terjadi atau
serangan kejang yang berlangsung selama lebih dari 30
menit, dengan ataupun tanpa gangguan kesadaran

neurotransmitter kejang yang


(glutamat,
excitatory berkelanjutan diikuti
asetilkolin)
neurotransmitter inhibitor (GABA) dengan kematian neuron

Sistem GABA tidak berfungsi untuk menghambat serangan kejang



reseptor GABA mengalami perubahan/termodifikasi
TE R AP I
 Non-farmakologi:
 Tanda-tanda vital dipantau
 Pelihara ventilasi
 Berikan oksigen
 Cek gas darah utk memantau asidosis respiratory
atau metabolik
 Kadang terjadi hipoglikemi  berikan glukosa

 Farmakologi : dengan obat-obatan


GOLONGAN OBAT ANTIEPILEPSI
 Golongan obat generasi pertama
 Golongan barbital : phenobarbital

 Golongan fenitoin : dilantin

 Golongan suksinimida : etoksuksimida

 Golongan lainnya : karbamazepin


o Golongan obat generasi kedua

 Vigabtrin, lamotrigin, gabapentin


TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai