Kelompok bahan alam berupa lipid, protein, karbohidrat, alkaloid, flavonoid, terpenoid dan sebagainya.
Biasanya yang berasal dari metabolit dari tumbuhan.
Isolasi Bahan Alam dapat dilakukan berdasarkan sifat bahan alam tersebut :
- Isolasi cara fisis
- Isolasi cara kimia
r
Isolasi cara fisis
Isolasi atau pemisahan senyawa tunggal secara fisik dapat dilakukan dengan memperhatikan
takanan uap, perbedaan kelarutan dari bahan alam dalam pelarut.
Teknik untuk pemisahan/ektraksi ini dapat menggunakan dengan cara panas atau dingin.
• Teknik dengan cara panas
Soxhlet
Refluks
Destilasi uap
Infusa
• Teknik dengan cara dingin
Maserasi
Perkolasi
Isolasi cara kimia
Isolasi cara kimia berdasarkan sifat kimia atau kereaktifan bahan alam terhadap preaksi
tertentu.
Bahan alam diisolasi melalui reaksi kimia dan dipisahkan dari senyawa lain yang tidak
bereaksi.
Bioassay
Bioassay adalah suatu analisis atau pengukuran dari suatu zat untuk menentukan
keberadaaan dan dampaknya. Pengujiaan bioassay biasa dilakukan pada efek obat dan
kadar hormon. Bioassay dibagi atas 2 klasifikasi
1. Bioassay kualitatif
2. Bioassay kuantitatif
Klasifikasi Bioassay
Bioassay Kualitatif
Bioassay kualitatif merupakan cara pemeriksaan kualitatif obat/sediaan obat
atau wadah obat (alat-alat infuse, injeksi) dengan memanfaatkan fenomena
biologis yang timbul. Termasuk dalam bioassay kualitatif diantaranya:
1. Uji pirogen
2. Uji sterilitas
3. Uji mikrobia
1. Uji Pirogenitas
Uji pirogenitas yaitu: uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah suatu sediaan Uji Steril
bebas pirogen atau tidak
- Cara pengujian: dengan mengukur peningkatan suhu badan kelinci yang
disebabkan penyuntikan intravena sediaan uji steril
- Hewan percobaan: kelinci (syarat: seminggu sebelum pengujian tidak
menunjukkan penurunan bobot badan)
Hewan percobaan tidak dapat digunakan jika:
a. Tiga hari sebelumnya dipakai untuk pengujian pirogenitas, hasil negative
b. Tiga minggu sebelumnya digunakan untuk pengujian pirogenitas sediaan uji tidak
memenuhi syarat
c. Telah digunakan kapan saja untuk pengujian pirogenitas tetapi respon rata-rata kelompok
kelinci melebihi 1,2°
2. Uji Sterilitas
Maksud Uji: untuk menetapkan ada tidaknya bakteri, ragilyeast yang hidup
dalam sediaan zat yang diperiksa - Jumlah sampel: kecuali dinyatakan lain
digunakan jumlah sampel seperti tertera dalam tabel
2. Uji Sterilitas
Sediaan Uji: dibuat menggunakan zat uji sejumlah tertera pada table di
bawah atau sisa pada membran penyaring 450 nm yang diperoteh sebagai
berikut:
1. Zat uji berupa larutan atau cairan (> 10 ml) disaring lebih dahulu dengan penyaring membran
2. Zat uji berupa serbuk: dilarutkan atau menggunakan pelarut steril yang cocok
3. Larutan atau suspensi minyak: dikocok dahulu yang cocok, disaring melalui penyaring
membrane
2. Uji Sterilitas
Medium Perbenihan ( Ada dalam daftar Farmakope Edisi III)
Kuman Indikator
1. B. aerob : -
-Bacillus substillis DKBS
-Sarcina lutea DKSL
2. B. anaerob :
- Bacteoroides vulgatus DKBV
- Clostridium sporogenes DKCS
3. Ragi/yeast dan jamur:
- Candida albicans DKCA
Uji Pendahuluan: (Fl ed. III)
- uji fertilitas medium perbenihan
- uji efektifitas medium perbenihan
- Penafsiran Hasil: Zat uji dinyatakan memenuhi syarat stenlitas, jika pada masing-masing tabung tidak terdapat
pertumbuhan jasad renik
3. Uji Mikrobial (Uji batas Bacterioloqical test)
-Uji dilakukan untuk: menetapkan banyaknya mikroba (jasad renik) aerob hidup yang
terdapat dalam zat atau untuk menyatakan zat bebas cemaran jasad renik tertentu.
- Pengujian meliputi:
a. Perhitungan banyaknya mikroba aerob: dihitung jumlah koloni pertumbuhan bakteri tiap
gram atau ml sediaan yang diuji
b. Pengujian bebas jasad renik meliputi:
- uji bebas Staphyllococcus dan Pseudomonas
1. uji koagulasi (untuk Staphyllococcus aureus)
2. uji oksidase (untuk Pseudomonas aeruginosa)
3. uji bebas Salmonella dan Escherichia coil
Sediaan Uji dinyatakan bebas, jika tiap cawan uji tidak menunjukkan tanda-tanda seperti
tertera pada persyaratan Farmakope Indonesia ed. III)
Klasifikasi Bioassay
Bioassay Kuantitatif
Bioassay kuantitatif merupakan cara penetapan potensi obat dengan
mengamati efek biologis. Efek bIogis mi digolongkan dalam dua bagian
besar yaitu respon farmakotogis (respon yang terjadi atau mempengaruhi
satu system tertentu pada tubuh organisme) dan respon biologis (respon
terjadi atau mempengaruhi pada seluruh tubuh organisme).
Pengembangan dan
Penemuan Obat Baru
Pengembangan dan
Penemuan Obat Baru
Organisme yang digunakan dalam uji skrining biasanya mikroorganisme, hewan dan manusia. Dua
biaoassay yang paling umum digunakan adalah uji letalitas udang (Brine Shrimp Lethality Test,
BSLT) dan uji penghambatan tumor empedu. BSLT menggunakan udang dari jenis Artemis salina.
Tes ini biasnaya dilakukan dengan cara menambahkan ekstrak dalam konstrasi yang berbeda
kedalam 5m air garam berisi 10 udang. Jumlah udang yang masih hidup dan yang mati dihhotung
setelah 24 jam dan hasilnya dinyatakan sebagai LC50 atau nilai LD50, dosis yang dibutuhkan untuk
membunuh 50 persen.
Uji skrining yang paling sederhana adalah dengan menggunakan mikroorganisme seperti bakteri,
virus, jamur dan amuba. Uji ini biasanya didasarkan pada penghambatan pertumbuhan
mikroorganisme dalam agar oleh ekstrak dan dibandingkan kontrol. Uji ini bisa dilakukan dengan
menggunakan cawan petri atau plat mirkotiter (96-well plate). Kerugian penggunaan organisme
adalah spesies sama dan dapat menghasilkan response terhadap obat yang berbedea. Hal ini dapat
diatasi dengan pengulangan pengujian untuk mendapatkan data yang layak secara statistik. Masalah
etika menjadikan penggunaan mamalia dalam skrining mendai mahal dan tidak memungkinakn
Uji Dengan Sel Kultur
Saat ini sell mamalia bisa di isolasi dan ditumbukan dalam media kultur.
Sel mamalia biasanya mempunyai reseptor unik yang bisa digunakan
dalam uji skrining.
Uji ini biasanya didasarkan pada interaksi kadungan senyawa aktif
terhadap reseptor dan juga kemampuan penghambatan terhadap reseptor.
Sell bisa diproduksi di dalam plat mikrotiter yang bisa digunakan dalam
HTS. Ekstrak dengan seri konsentrasi bisa digunakan dan reagen
diperlukan untuk menghasilkan warna, fluoresensi, luminesence atau
radioaktivitas yang dikorelasikan dengan reseptor atau metabolit yang
diproduski oleh sell
Uji Dengan Enzin