obat, sifat fisik dan kimiawi, cara mencampur dan membuat obat, efek terhadap fungsi biokimiawi dan faal, cara kerja, absorpsi, distribusi, biotransformasi dan ekskresi, penggunaan dalam klinik dan efek toksiknya. Ilmu yang mempelajari keracunan oleh berbagai zat kimia, terutama obat.
Ilmu ini mempelajari diagnostik keracunan,
cara pengobatannya dan tindakan yang harus diambil untuk mencegah keracunan. Identifikasi atau elusidasi target obat baru Desain otot baru yang Modifikasi molekul terkait secara kimiawi Skrining terhadap aktivitas biologik produk- produk alamiah, kumpulan berbagai unsur kimiawi yang telah ditemukan sebelumnya, dan kumpulan berbagai peptida, asam nukleat, dan molekul organik lainnya. Bioteknologi dan pengklonan menggunakan gen untuk menghasilkan berbagai peptida dan protein. Kombinasi berbagai obat yang telah dikenal untuk mendapatkan efek aditif atau sinergistik atau reposisi obat tersebut untuk keperluan pengobatan yang baru. Obat anti-infeksi akan diuji terhadap berbagai organisme penyebab infeksi Berbagai obat hipoglikemik Kumpulan berbagai kerja lainnya dari suatu molekul juga akan diteliti Hal ini mempunyai keuntungan karena dapat memperlihatkan berbagai efek toksik baik yang diduga maupun yang tidak diduga DAN untuk menetapkan profil farmakologis obat tersebut pada tingkat molekular, selular, sistem, organ, dan organisme. Tujuan Mengidentifikasi potensi terjadinya toksisitas pada manusia; Merancang berbagai uji untuk menetapkan mekanisme toksik lebih jauh; Memperkirakan toksisitas yang spesifik dan paling relevan untuk dipantau dalam uji-uji klinis. 1. Uji toksisitas merupakan uji yang menyita waktu dan mahal. 2. Diperlukan sejumlah besar hewan percobaan untuk mendapatkan data praklinis yang sahih (valid) 3. Ekstrapolasi indeks terapeutik dan data toksisitas dari hewan ke manusia dapat memberikan perkiraan untuk sebagian besar toksisitas tetapi tidak seluruhnya. 4. Untuk kepentingan statistik, berbagai efek simpang yang jarang ditemui tidak mungkin dideteksi. FDA adalah suatu badan administratif yang bertugas mengawasi proses evaluasi obat di Amerika Serikat dan memberikan ijin untuk memasarkan suatu produk obat baru. UJI KLINIK UJI KLINIK FASE I FASE III
UJI KLINIK UJI KLINIK
FASE II FASE IV Melihat kemungkinan adanya efek samping dan toleransi subjek terhadap obat yang diujikan, Menilai hubungan dosis dan efek obat, dan Melihat sifat kinetik obat yang meliputi absorpsi, distribusi, metabolisme dan eksresi. Bertujuan untuk melihat kemungkinan efek terapeutik dari obat yang diujikan. Pada tahap ini uji klinik dilakukan secara terbuka tanpa kontrol (uncontrolled trial). Hasil yang diperoleh dari uji klinik fase III ini harus memberi kesimpulan definitif mengenai ada/tidaknya kemanfaatan klinik obat, maka diperlukan metode pembandingan yang terkontrol (controlled clinical trial). Uji ini bertujuan untuk mendeteksi adanya efek samping yang jarang dan serius (rare and serious adverse effects) pada populasi, serta efek samping lain yang tidak terdeteksi pada uji klinik fase I, II dan III. UJI TOKSISITAS
UMUM KHUSUS
Kronik uji potensiasi
uji kemutagenikan
Sub-Akut uji uji
kekarsinogenikan keteratogenikan Akut kulit dan mata, uji reproduksi serta perilaku Uji toksisitas kronik dilakukan dengan memberikan zat kimia berulang-ulang selama masa hidup atau sebagian besar masa hidup hewan. Tujuan : memperoleh informasi mengenai efek berbahaya yang mungkin terjadi pada penggunaan obat secara berulang dalam jangka waktu tertentu. Memberikan zat kimia yang sedang diuji sebanyak satu kali selama masa pengujian dan diamati dalam jangka waktu minimal 24 jam atau lebih (7-14 hari). Tujuan: untuk menentukan efek toksik suatu senyawa yang akan terjadi dalam waktu yang singkat setelah pemejanan / pemberiannya dengan takaran tertentu. Pengamatan tersebut meliputi: Gejala-gejala klinis : nafsu makan Bobot badan Keadaan mata dan rambut, Tingkah laku Jumlah hewan yang mati, Histopatologi organ Kategori LD50 (mg/kgBB)
Supertoksik 5 atau kurang
Amat sangat toksik 5 – 50
Sangat toksik 50 – 500
Toksik sedang 500 – 5000
Toksik ringan 5000 – 15000
Praktis tidak toksik > 15000
Spesies, Strain dan Keragaman Individu Setiap spesies dan strain yang berbeda memiliki sistem metabolisme dan detoksikasi yang berbeda. Perbedaan Jenis Kelamin Hewan jantan dan betina yang sama dari strain dan spesies yang sama Umur Berat Badan Cara Pemberian Faktor Lingkungan Kesehatan hewan Diet Komposisi makanan hewan percobaan dapat mempengaruhi nilai LD50. Riwayat Alamiah Sebagian Besar Peyakit Yang Berubah-Ubah