Untuk anemia gizi, selain kadar Hb ditambah tolok ukur kadar besi, asam Folat dan
vitamin B12. Perlu diingat bahwa peningkatan atau penurunan Hb dan hematokrit (Ht) ada
kalanya palsu. Keadaan yang dapat meningkat palsu ialah: berkurangnya plasma darah,
combusio (luka bakar), diuresis yang berlebihan, dehidrasi. Kadar rendah palsu contohnya
pada keadaan hamil atau dekompensasi jantung.
Anemia megaloblastik adalah gangguan yang disebabkan oleh sintesis DNA yang
terganggu. Sel-sel yang pertama dipengaruhi adalah yang secara relatif mempunyai sifat
perubahan yang cepat, terutama sel-sel awal hematopoietik dan epitel gastrointestinal.
Pembelahan sel terjadi lambat, tetapi perkembangan sitoplasmik normal, sehingga sel-sel
megaloblastik cenderung menjadi besar dengan peningkatan rasio dari RNA terhadap DNA.
Sel-sel awal/pendahulu eritroid megaloblastik cenderung dihancurkan dalam sumsum tulang.
Dengan demikian selularitas sumsum tulang sering meningkat tetapi produksi sel darah
merah berkurang, dan keadaan abnormal mi disebut dengan istilah eritropoiesis yang tidak
efektif (ineffective erythropoiesis).
Kebanyakan anemia megaloblastik disebabkan karena defisiensi vitamin B12
(kobalamin) dan atau«asam folat. Berbagai macam keadaan klinik yang berkaitan dengan
anemia megaloblastik dapat diklasifikasikan.
GANGGUAN KLINIS
Sebagaimana tertera dalam klasifikasi anemia megaloblastik, kausa dari anemia
megaloblastik sangat bervariasi tergantung dari keadaan wilayah di dunia ini. Di wilayah
dengan udara dingin, defisiensi folat sering terjadi pada pecandu alkohol, sedangkan
defisiensi kobalamin disebabkan karena anemia pernisiosa atau aklorhidria merupakan tipe
yang sering dari anemia megaloblastik.
Di wilayah tropis, sprue adalah endemik yang merupakan penyebab penting timbulnya
anemia megaloblastik, sedangkan di Skandinavia, adanya cacing pita dalam ikan yaitu
Difilobotrium latumi, mungkin sebagai penyebabnya. Tentang infestasi cacing pita di
masyarakat Bali perlu mendapat perhatian.
Defisiensi kobalamin kebanyakan selalu berkaitan dengan malabsorbsi. Asupan harian
kobalamin lebih dari cukup untuk keperluan tubuh, kecuali pada vegetarian. Berbeda dengan
asupan harian asam folat adalah kecil di banyak wilayah di dunia. Lebih lanjut, karena
simpanan asam folat dalam tubuh relatif rendah, maka defisiensi asam folat dapat timbul
mendadak selama periode berkurangnya asupan atau meningkatnya keperluan metabolik. Dan
terakhir, defisiensi asam folat dapat disebabkan oleh malabsorbsi. Sering pula dua atau lebih
faktor yang berdampingan akan berakibat pada pasien.
Tidak jarang kombinasi defisiensi kobalamin dan asam folat dapat terjadi. Pada para
pasien " tropical sprue " sering timbul defisiensi kedua vitamin tersebut. Lesi biokimiawi
sebagai akibat dalam maturasi megaloblastik dari sel sel sumsum tulang juga dapat
mengakibatkan abnormalitas fungsional dan struktural dari sel sel epitel yang cepat
berproliferasi dari mukosa intestinum. Jadi defisiensi yang berat dari salah satu vitamin dapat
mengakibatkan malabsorbsi.
Anemia megaloblastik dapat pula dipengaruhi oleh faktor faktor yang tak ada kaitannya
dengan defisiensi vitamin. Kebanyakan dari penyebab tersebut dikarenakan obat obat yang
mengganggu sintesis DNA. Meskipun kurang sering, maturasi megaloblastik dapat
merupakan gambaran defek sel induk hematopoietik yang didapat. Dan sangat jarang ialah
adanya defisiensi enzim spesifik yang kongenital.
Defisiensi Kobalamin
Gambaran klinis defisiensi kobalamin melibatkan darah, raktus gastrointestinal, dan
sistema nervorum.Manifestasi hematologis sepenuhnya selalu berakibat anemia, meskipun
sangat jarang purpura, dapat pula tarnpak, karena trombositopeni. Keluhan dari anemia dapat
terungkap seperti rasa lemah, nyeri kepala ringan, vertigo, tinitus, palpitasi, angina dan
keluhan yang berkaitan dengan kegagalan jantung kongestif. Tanda fisik dari pasien dengan
defisiensi kobalamin yaitu pucat, dengan kulit sedikit kekuningan begitu juga mata.
Peningkatan kadar bilirubin ada kaitannya dengan tingginya pelipat gandaan sel sel eritroid
dalam sumsum tulang. Nadi denyutnya cepat, dan jantung mungkin membesar, pada
auskultasi biasanya terdengar bising sistolik.
Manifestasi gastrointestinal karena defisiensi kobalamin akan ada keluhan nyeri lidah,
yang pada inspeksi tampakpapil lidah halus dan kemerahan. Keluhan lain yaitu anorexia
dengan turunnya berat badan, kemungkinan bersamaan dengan diare dan Iain-lain keluhan
gastrointestinal. Manifestasi yang terakhir ini mungkin merupakan bagian dari
megaloblastosis dari epitel usus halus, yang mengakibatkan malabsorbsi.
Manifestasi gangguan neurologis, sering mengakibatkan gagal sepenuhnya dalam
upaya pengobatan. Perubahan patologi yang awal adalah demielinasi, kemudian diikuti oleh
degenerasi aksonal dan akhirnya kematian neuronal; dan stadium akhir dari perjalanan
penyakit ialah tak dapat pulih. Tempat yang menderita gangguan termasuk syaraf perifer;
medula spi-nalis, dimana kolumna posterior dan lateral mengalarni demielinasi; dan juga
serebrum sendiri. Keluhan dan gejala termasuk mati rasa dan parestesia pada ekstrernitas,
kelemahan dan ataksia. Kemungkinan terjadi gangguan dari sfingter. Refleks-refleks
mungkin hilang atau meningkat. Tanda Romberg dan Babinsky mungkin dapat positif dan
rasa sikap dan getaran biasanya hilang. Gangguan mental mulai dari sifat mudah marah yang
ringan dan mudah lupa sampai demensia yang berat atau psikosis yang sesungguhnya.
Hendaklah diingat bahwa penyakit neurologik dapat pula tampak pada pasien dengan
hematokrit dan indeks sel darah merah yang normal.
Kemungkinan akan banyak keuntungannya dengan pemberian suplemen folat dalam
makanan, yang mungkin dapat memperbaiki keadaan seperti gejala neurologis karena
defisiensi kobalamin. Gangguan pelepasan kobalamin dari makanan, kejadiannya belum
dapat diketahui,
Seperti diketahui kobalamin dalam makanan terikat pada enzim dalam daging dan
kemudian dipisahkan dari enzim tersebut oleh asam hidroklorida dan pepsin dalam lambung.
Umumnya orang orang berusia lebih dari 70 tahun mengalami aklonidria. Karenanya mereka
tak mampu untuk membebaskan kobalamin dari sumber makanan tapi memelihara
kemampuan absorbsi kristalin B12, suatu bentuk yang paling sering terdapat dalam
muitivitamih. Ternyata hanya sebagian kecil dari orang orang usia lebih dari 70 tahun yang
mengalami defisiensi kobalamin, tapi banyak yang mengidap perubahan biokimiawi, ini
termasuk kadar yang rendah dari ikatan kobalamin dengan TC II dan peningkatan kadar
hornosistein, yang dapat meramalkan defisiensi kobalamin
Hal yang serupa yaitu para pasien yang mengalami berkurangnya produksi asam
lambung karena obat-obatan, seperti omeprazol, dapat juga mengganggu pelepasan
kobalarnin dari makanan. Nainun, "proton pump inhibitor" tidak menghambat sekrest faktor
intrinsik dari sel-sel parietal.
Anemia Pernisiosa
Anemia pernisiosa, dianggap yang paling lazim sebagai penyebab defisiensi kobalamin.
Ini disebabkan karena tidak adanya faktor intrinsik dan adanya atrofi dari mukosa maupun
destruksi autoimun dari sel sel parietal. Untuk or-ang orang Asia hal tersebut jarang terjadi.
Ini merupakan penyakit untuk manusia usia lanjut, jarang untuk usia di bawah 30 tahun,
meskipun anemia perm'sicca yang khas dapat terjadi pada anak umur di bawah 10 tahun
(Juvenile pernicious anemia). Adanya kondisi kelainan yang diwariskan dimana keadaan
bistologik lambung yang normal dan mengeluarkan faktor intrinsik baik yang abnormal
maupun sama sekali tidak disekresi akan mengakibatkan defisiensi pada bayi atau anak
sangat muda.
Kejadian anemia pernisiosa secara substansial meningkat pada pemyakit penyakit
imunologik, termasuk penyakit Grave, miksedema, tiroiditis, insufisiensi adenokortikal
idiopatik, vitiligo, dan hipoparatiroidisme. Pasien anemia pernisiosa juga mempuryai antibodi
dalam sirkulasi yang abnormal, yang berkaitan dengan penyakitnya: yaitu 90% mempunyai
antibodi sel antiparietal, yang langsung melawan H+, K+-ATPase, sedangkan 60%
mempunyai antibodi antifaktor intrinsik. Antibodi sel antiparietal juga dijumpai pada 50%
para pasien atrofi gaster tanpa anemia pernisiosa, demikian pula terdapat pada 10 sampai
15% dari populasi pasien yang tak diseleksi, tetapi antibodi antifaktor intrinsik biasanya tidak
ada pada para pasien tersebut. Sanak keluarga dari para pasien anemia pernisiosa terdapat
peningkatan kejadian penyakit, walaupun keluarga yang terkena kemungkinan juga
mempunyai antibodi antifaktor intrinsik dalam serUmnya. Akhirnya pengobatan dengan
kortikosteroid mungkin dapat memperbaiki penyakitnya.
Pada anemia pernisiosa, sel sel T sitotoksis dapat juga mempunyai andil dalam
destruksi sel sel parietal. Anemia pernisiosa tidak jarang terdapat pada para pasien dengan
agammaglobinemia. Hal ini menunjang peran pada sistem imun seluler sebagai
patogenesisnya. Dan berbeda dengan Helicobacter pylori yang tidak mengakibatkan destruksi
sel parietal pada anemia pernisiosa.
Ciri yang sering dijumpai pada anemia pernisiosa adalah ' atrofi lambung yang
mempengaruhi bagian yang mensekresi asam dan pepsin dari lambung; terkecuali antrum.
Perubahan patologis lain adalah defisiensi kobalamin sekunder; ini termasuk perubahan
megaloblastik dalam lambung dan epitel intestinum dan perubahan neurologik. Abnormalitas
epitelium gaster tampak sebagai cellular atypia dalam preparat sitologik lambung, dapatan ini
harus dibedakan dengan hati hati dari abnormalitas yang tampak pada keganasan.
Pasca Gastrektomi
Setelah gastrektomi atau kerasakan mukosa lambung yang luas karena bahan obat yang
merusak, maka akan terjadi anemia megaloblastik, karena sumber faktor intrinsik telah
dibuang. Pada para pasien yang demikian absorbsi kobalamin yang diberikan oral akan
terganggu. Anemia megaloblastik dapat pula timbul karena gastrektomi parsial, yang
sebabnya belum jelas.
Organisme Intestinal
Anemia megaloblastik dapat tampak pada stasis dari lesi anatomik (striktur, divertikel,
anastomosis, blind loops) atau pseudo obstruksi (diabetes melitus, skleroderma, amiloid).
Anemia disini disebabkan oleh kolonisasi dari sejumlah besar kumpulan bakteri dalam usus
haius yang mengkonsumsi kobalamin intestinal sebelum diabsorbsi. Steatorrhea mungkin
juga dapat dijumpai dalam keadaan demikian, karena metabolisme garam empedu terganggu
bila intestinum dihuni lebih banyak oleh kolonisasi bakteri. Respons hematologis t;lah
diabsorbsi setelah pemberian antibiotik oral seperti tetrasiklin dan ampisilin. Anemia
megaloblastik dapat dijumpai pada orang-orang pengidap cacing pita karena adanya
kompetisi dari cacing dalam memakan kobalamin. Dengan membinasakan cacing pita
tersebut maka problema tersebut dapat diatasi.
Abnormalitas lleum
Definisi kobalamin sering dijumpai pada "tropical sprue", sedangkan hal ini merupakan
komplikasi yang diluar kebiasaan dari "nontropical sprue" (gluten-sensitive enteropathy).
Sebenarnya tiap gangguan yang bersamaan dengan kapasitas absorbsi pada ileum distal dapat
menimbulkan defisiensi kobalamin. Keadaan khusus yaitu termasuk enteritis regional,
penyakit Whipple, dan tuberkulosis. Keterlibatan segmental dari ileum distal oleh suatu
penyakit dapat mengakibatkan anemia megaloblastik tanpa adanya lain manifestasi dari
malabsorbsi intestinal seperti steatorrhea. Malabsorbsi kobalamin dapat juga tampak setelah
reseksi ileum.
SindromZollinger-Elison (hiperasiditas lambung yang hebat karena tumor yang
mensekresi gastrain) dapat mengakibatkan malabsorbsi kobalamin oleh pengasaman usus
halus, akan menghambat transfer vitamin dari ikatan R ke faktor intrinsik dan mengganggu
ikatan kobalamin-FT komplex ke reseptor ileum. Pankreatitis kronik dapat juga
mengakibatkan malabsorbsi kobalamin, tetapi ini hanya selalu ringan dan jarang
menimbulkan defisiensi kobalamin secara klinis. Akhirnya, gangguan kongenital yang jarang
dijumpai, yaitu penyakit Imerslund-Grasbeck, yang melibatkan suatu defek yang selektif
dalam absorbsi kobalamin yang bersamaan dengan proteinuri. Para individu yang mempunyai
suatu mutasi cubulin, yaitu suatu reseptor yang menjadi perantara absorbsi intestinal dari
kompleks kobalamin-FI.
Nitrous Oxide
Menghirup nitrous oxide sebagai obat bius menghancurkan kobalamin yang endogen.
Pemakaian seperti biasanya dan besarnya pengaruh obat bius tidak cukup untuk
menimbulkan defisiensi kobalamin secara klinis, tetapi pemakaian berulang atau yang
berkepanjangan (>6 jam), utamanya pada pasien tua yang mempunyai simpanan kobalamin
pada ambang batas, akan . dapat menyebabkan anemia megaloblastik dan defisit neurologik
akut.
Obat- obatan
Selanjutnya masalah defisiensi folat atau kobalamin yang sering menjadi penyebab
anemia megaloblastik adalah obat obatan. Bahan obat yang mengakibatkan anemia
megaloblastik, disebabkan karena mengganggu sintesis DNA, baik secara langsung atau
melawan kerja folat. Ini dapat diklasifikasi sebagai berikut:
Langsung penghambat sintesis DNA, mereka termasuk analog purin (6-tioguanin,
azatioprin, 6-merkaptopurin), analog pirimidin (5-fluorourasil, sitosin arabinose), dan obat
yang mengganggu sintesis DNA dengan berbagai macam mekanisme (hidroksiurea,
prokarbazin). Obat antivirus zidovudin (AZT), yang digunakan untuk pengobatan HIV,
sering menimbulkan anemia megaloblastik berat.
Antagonis folat. yang paling toksikdari golongan ini adalah metotreksat, suatu
penghambat yang kuat pada dihidrofolat reduktase, yang digunakan untuk pengobatan
keganasan tertentu dan penyakit-penyakit reumatik tertentu. Yang kurang toksik tetapi
mampu untuk menimbulkan anemia megaloblastik adalah beberapa penghambat dihidrofolat
reduktase yang lemah, yang digunakan untuk pengobatan berbagai macam kondisi
nonmalignan. Obat-obatan tersebut termasuk pentamidin, trirnetoprim, triamteren, dan
pirimetamin.
Lain-lain. Sejumlah obat yang melawan folat dari mekanismenya yang sukar
dimengerti, akan tetapi dipikirkan ikut serta dan menyangkut pada absorbsi dari vitamin oleh
intestinum. Dalam kelompok ini adalah "anticonvulsants" fenitoin, primidon, dan
fenobarbital. Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh obat obat tersebut adalah ringan.
Mekanisme Lain
Sebab herediter. Anemia megaloblastik dapat tampak pada beberapa penyakit herediter.
"Orotic aciduria" suatu defisiensi orotidilik dekarboksilase dan fosforilase, karena defek
dalam rnetabolisrae pirimidin dan dengan ciri adanya pertumbuhan yang terlambat dan
perkembangan maupun dari ekskresi sejumlah besar dari asam orotik. Malabsorbsi folat yang
kongenital penyebab anemia megaloblastik, bersaraaan dengan ataksia dan retardasi mental.
Anemia megaloblastik yang responsif dengan tiamin yang disertai dengan ketulian
saraf dan diabetes melitus pernah dilaporkan pada beberapa anak. Perubahan megaloblastik
yang disertai berinti banyak dari pendahulu sel darah merah dapat dilihat dalam sumsum dari
para pasien tertentu dengan anemia dyserythropoietik kongenital, suatu golongan
gangguan/penyakit yang diwariskan dengan ciri anemia ringan sampai sedang dan
perjalanannya tidak ganas.
Defisiensi TCII, seperti abnormalitas yang diwariskan pada absorbsi kobalamin sebagai
penyebab defisiensi yang mencolok dari kobalamin pada bayi atau awal masa kanak kanak.
Anemia megaloblastik tak dijumpai pada defisiensi TC I yang diwariskan.