01 02 03
Drugs discovery Jenis-jenis uji praklinik
Uji Praklinik
(Investigasional New Drug(IND)
Drug discovery
Uji praklinik sendiri terdiri dari berbagai macam uji yaitu uji farmasetika, uji
farmakologi dan uji toksikologi
Uji Farmakologi untuk mengetahui efek yang diinginkan dan atau efek
yang tidak diinginkan (side effect) dan mekanisme
kerjanya.
Uji toksisitas in vitro adalah suatu uji untuk menentukan tingkat ketoksikan
suatu bahan yang di uji menggunakan media biakan bahan biologi tertentu
yang merupakan subjek dari pengujian.
Informasi yang diperoleh dari hasil uji toksisitas in vitro adalah mengetahui
besarnya konsentrasi bahan uji yang dapat membunuh 50% (lethal
concentration 50% = LC50) dari bahan biologi yang di kultur/di benihkan,
disamping juga dapat menentukan aktivitas suatu bahan uji dalam menghambat
atau membunuh penyebab penyakit secara in vitro
Uji toksisitas in vivo adalah suatu uji toksisitas yang dilakukan pada hewan coba,
dengan tujuan untuk menentukan tingkat ketoksikan suatu zat/bahan terhadap
perubahan fungsi fisiologis maupun perubahan yang bersifat patologis pada organ
vital dalam kurun waktu tertentu.
Berdasarkan lama waktu terjadinya efek toksik maka uji toksisitas umum dibagi atas
tiga bagian yakni uji toksisitas akut, uji toksisitas subkronis dan uji toksisitas kronis,
sedangkan uji toksisitas khusus meliputi uji teratogenik, uji kasinogenik dan uji
mutagenik.
JENIS – JENIS Uji Praklinik
Uji praklinik merupakan persyaratan uji untuk calon obat, dari uji ini diperoleh informasi
tentang efikasi (efek farmakologi) dengan menguji pada hewan utuh.
Hewan yang baku digunakan adalah jalur tertentu dari mencit, tikus, kelinci, marmot,
hamster, anjing atau beberapa uji menggunakan primata, hewan-hewan ini sangat
berjasa bagi pengembangan obat. Karena hanya dengan menggunakan hewan utuh
dapat diketahui apakah obat menimbulkan efek toksik pada dosis pengobatan atau tidak.
Setelah melewati uji pra klinis, maka senyawa atau molekul kandidat calon atau molekul
kandidat calon obat tersebut obat tersebut menjadi IND menjadi IND (Investigasional New
Drug) tigasional New Drug) atau obat baru dalam penelitian.
Setelah calon obat dinaytakan mempunyai kemanfaatan dan aman pada aman pada
hewan percobaan maka hewan percobaan maka selanjutnya diuji pada manusia (uji
klinik).
Izin Edar Obat Baru
Obat yang akan diedarkan di wilayah Indonesia wajib memiliki Izin Edar. Setelah
melakukan serangkaian pengujian penemuan dan pengembangan obat. Selanjutnya
dilakukan registrasi demi mendukung keamanan obat yang akan dikembangkan
dengan mendapatkan nomor registrasi sehingga keamanan konsumen lebih terjaga.
Pengembangan obat tidak terbatas pada pembuatan produk dengan zat baru, tetapi
dapat juga dengan memodifikasi bentuk sediaan yang sudah ada atau meneliti
indikasi baru sebagai tambahan dari indikasi yang sudah ada. Baik bentuk sediaan
baru maupun tambahan indikasi atau perubahan dosis dalam sediaan harus
didaftarkan ke Badan POM dan dinilai oleh Komisi Nasional Penilai Obat Jadi.
THANKYOU