Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini berjudul REKAYASA GENETIKA. Makalah ini disusun agar dapat
bermanfaat sebagai media sumber informasi dan pengetahuan.
Ucapan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam,
teman-teman dan semua pihak yang telah terlibat dan memberikan bantuan dalam
bentuk moral maupun materil dalam proses penyusunan Makalah ini, sehingga
dapat selesai tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat dibutuhkan. Semoga Makalah ini
dapat bermanfaat dan berguna serta bisa digunakan sebagaimana mestinya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR ISI ...........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................2
1.3. Tujuan ..................................................................................2
1.4. Manfaat.................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................4
2.1. Pengertian rekayasa genetika...............................................4
2.2. Tujuan rekayasa genetika.....................................................4
2.3. Manfaat rekayasa genetika...................................................5
2.4. Pembuatan insulin................................................................5
2.5. Penyebab berkembangnya rekayasa genetika......................8
2.6. Pemanfaatan rekayasa genetika ..........................................8
2.7. Dampak rekayasa genetika................................................13
2.8. Prinsip rekayasa genetika...................................................14
2.9. Isolasi DNA ......................................................................16
2.10.................................................................... Konstruksi DNA 17
2.11. Proses rekayasa genetika..................................................17
BAB III PENUTUP...............................................................................21
3.1. Kesimpulan........................................................................21
3.2. Saran..................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Genetika disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa
latin), artinya suku bangsa-bangsa atau asal-usul. Secara “Etimologi”kata genetika
berasal dari kata genos dalam bahasa latin, yang berarti asal mula kejadian.
Namun, genetika bukanlah ilmu tentang asal mula kejadian meskipun pada batas-
batas tertentu memang ada kaitannya dengan hal itu juga. Genitika adalah ilmu
yang mempelajari seluk beluk alih informasi hayati dari generasi kegenerasi. Oleh
karena cara berlangsungnya alih informasi hayati tersebut mendasari adanya
perbedaan dan persamaan sifat diantara individu organisme, maka dengan singkat
dapat pula dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang pewarisan sifat .Dalam
ilmu ini dipelajari bagaimana sifat keturunan (hereditas) itu diwariskan kepada
anak cucu, serta variasi yang mungkin timbul didalamnya.
1
Rekayasa genetika dalam arti paling luas adalah penerapan genetika untuk
kepentingan manusia. Dengan pengertian ini kegiatan pemuliaaan hewan atau
tanaman melalui seleksi dalam populasi dapat dimasukkan. Demikian pula
penerapan mutasi buatan tanpa target dapat pula dimasukkan. Masyarakat ilmiah
sekarang lebih bersepakat dengan batasan yang lebih sempit, yaitu penerapan
teknik-teknik genetika molekular untuk mengubah susunan genetik dalam
kromosom atau mengubah sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada
kemanfaatan tertentu.
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya ilmiah ini yakni sebagai
berikut:
2
1.4 Manfaat
3
BAB II
PEMBAHASAN
Rekayasa genetika pada tanaman mempunyai target dan tujuan antara lain
peningkatan produksi, peningkatan mutu produk supaya tahan lama dalam
penyimpanan pascapanen, peningkatan kandunagn gizi, tahan terhadap serangan
hama dan penyakit tertentu (serangga, bakteri, jamur, atau virus), tahan terhadap
herbisida, sterilitas dan fertilitas serangga jantan (untuk produksi benih hibrida),
toleransi terhadap pendinginan, penundaan kematangan buah, kualitas aroma dan
nutrisi, perubahan pigmentasi.
4
Rekayasa Genetika pada mikroba bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kerja
mikroba tersebut (misalnya mikroba untuk fermentasi, pengikat nitrogen udara,
meningkatkan kesuburan tanah, mempercepat proses kompos dan pembuatan
makanan ternak, mikroba prebiotik untuk makanan olahan), dan untuk
menghasilkan bahan obat-obatan dan kosmetika.
Insulin pertama kali di ekstraksi dari jaringan pankreas anjing pada tahun
1921 oleh para ahli fisiologi asal kanada Sir Federick Glant Banting dan Charles
Hebert Best serta ahli fisiologi asal Inggris John James Richard Macleod. Seorang
ahli boikimia James Betram Collip kemudian memproduksi dengan tingkat
kemurnian yang cukup baik untuk digunakan sebagai obat pada manusia. Pada
tahun 1965 insulin manusia telah berhasil disintesis secara kimia. Insulin
merupakan protein manusia pertama yang disintesis secara kimia. Secara
tradisional, insulin untuk pengobatan pada manusia diisolasi dari pankreas sapi
atau babi. Walaupun insulin hewan secara umum cukup memuaskan tetapi untuk
penggunaan pada manusia dapat menimbulkan dua masalah. Pertama, adanya
perbedaan kecil dalam asam amino penyusunnya yang dapat menimbulkan efek
samping berupa alergi pada beberapa penderita. Kedua, prosedur pemurnian sulit
dan cemaran berbahaya asal hewan tidak selalu dapat dihilangkan secara
sempurna. Pada tahun 1981 telah terjadi perbaikan secara berarti cara produksi
insulin melalui rekayasa genetika. Insulin yang diperoleh dengan cara ini
5
mempunyai struktur mirip dengan insulin manusia. Melalui teknologi DNA
rekombinan, insulin diproduksi menggunakan sel mikroba yang tidak patogen.
Karena kedua hal tersebut di atas, insulin hasil rekayasa genetika ini mempunyai
efek samping yang relatif sangat rendah dibandingkan dengan insulin yang
diperoleh dari ekstrak pankreas hewan, tidak menimbulkan efek alergi serta tidak
mengandung kontaminan berbahaya.
Insulin adalah suatu hormon polipetida yang diproduksi dalam sel-sel β
kelenjar Langerhaens pankreas. Insulin berperan penting dalam regulasi kadar
gula darah (kadar gula darah dijaga 3,5-8,0 mmol/liter). Hormon insulin yang
diproduksi oleh tubuh kita dikenal juga sebagai sebutan insulin endogen. Namun,
ketika kalenjar pankreas mengalami gangguan sekresi guna memproduksi hormon
insulin, disaat inilah tubuh membutuhkan hormon insulin dari luar tubuh, dapat
berupa obat buatan manusia atau dikenal juga sebagai sebutan insulin eksogen.
Kekurangan insulin dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes mellitus
tergantung insulin (diabetes tipe 1). Insulin terdiri dari 51 asam amino. Molekul
insulin disusun oleh 2 rantai polipeptida A dan B yang dihubungkan dengan
ikatan disulfida. Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri dari 30
asam amino.
Produk hormon insulin manusia dapat dihasilkan dari teknik rekayasa genetika
dengan teknologi Plasmid. Insulin adalah hormon yang berfungsi menurunkan
kadar gula dalam darah. Hormon ini sangat diperlukan oleh penderita diabetes
mellitus karena kelenjar pankreas penderita tidak mampu menghsilkan hormone
tersebut. Hormon insulin berfungsi untuk mengubah glukosa dalam darah menjadi
glikogen.
Produksi insulin dapat dilakukan dengan cara mentransplantasikan gen-gen
pengendali hormon tersebut ke plasmid bakteri. Keberhasilan memindahkan gen
insulin manusia ke dalam bakteri sudah dapat diperoleh, yaitu melalui bakteri-
bakteri yang tumbuh dengan metode fermentasi. Teknik Plasmid bertujuan untuk
membuat hormone dan antibodi. Misal untuk membuat hormon insulin dengan
teknik plasmid. Gen /DNA digunting dengan Enzim Endonuklease Restriksi
Gen /DNA disambung dengan Enzim Ligase.
6
Proses Pembuatan Insulin
Insulin bervariasi dari satu organisme ke organisme lainnya, namun hal ini tidak
membedakan aktivitasnya. Pada mulanya sumber insulin untuk penggunaan klinis
pada manusia diperoleh dari pancreas sapi atau babi. Insulin yang diperoleh dari
sumber – sumber tersebut efektif bagi manusia karena indentik dengan insulin
manusia. Insulin pada manusia, babi, dan sapi mempunyai perbedaan dalam
susunan asam aminonya, tapi aktivitasnya tetap sama.
7
Ditemukannya pengatur ekspresi DNA yang diawali dengan penemuan
operon laktosa pada prokariota
Ditemukannya perekat biologi yaitu enzim ligase
Ditemukannya medium untuk memindahkan gen ke dalam sel
mikroorganisme
Bidang Industri
Teknologi rekayasa genetika dalam bidang industri lebih banyak
diaplikasikan dalam industri farmasi untuk menciptakan banyak produk farmasi
yang sebagian besar merupakan protein. Protein tertentu yang pada kondisi
alaminya hanya dapat diproduksi dalam jumlah sedikit atau hanya dapat
diproduksi oleh organisme tertentu dapat dihasilkan dalam jumlah banyak dan
cepat dengan cara mentransfer gen tertentu ke mikrobia seperti bakteri, virus,
fungi, dan jenis sel lainnya yang dapat dikultur. Keuntungan penggunaan
mikrobia sebagai penghasil produk dalam industri yaitu mikrobia dapat
dikulturkan dengan cepat dalam lahan kecil untuk menghasilkan produk dalam
jumlah banyak dan waktu yang singkat.
8
Secara prinsipnya, mikrobia dimodifikasi dengan dua cara. Cara yang
pertama adalah dengan menyisipkan gen tertentu yang pada awalnya tidak
dimiliki mikrobia tersebut, sehingga mikrobia tersebut menjadi memiliki
kemampuan untuk mensintesis protein yang dikode oleh gen asing tersebut. Cara
yang kedua adalah dengan memasukkan promoter dan sekuen kontrol gen lain
yang sangat aktif ke dalam DNA vektor, sehingga mikrobia mampu mensintesis
produk yang diinginkan dalam jumlah yang lebih banyak (meningkatkan ekspresi
gen). Produk-produk industri farmasi yang dihasilkan melalui rekayasa genetik
pada mikrobia ini antara lain hormon-hormon terapis, enzim, antibiotik, dan
vaksin.
9
menggunakan enzim ligase, menghasilkan sejumlah plasmid rekombinan dan juga
plasmid yang gagal terekombinasi. Plasmid kemudian diintegrasikan kedalam
sel E. coli melalui proses transformasi dan kemudian dikulturkan. Proses seleksi
transforman kemudian dilakukan dengan melihat ekpresi gen resistensi antibiotik
dan gen LacZ untuk menentukan transforman yang mana yang sukses menerima
plasmid rekombinan.
10
dengan promoter PermE menggunakan vektor pETR432 memperlihatkan hasil
produksi erythromycin 60% lebih banyak daripada wild strain Sac. erythrea
Bidang Agrikultur
Pemanfaatan teknologi rekayasa genetik di bidang agrikultur bertujuan
untuk meningkatkan produksi hasil pertanian maupun peternakan untuk
memenuhi peningkatan kebutuhan manusia akan bahan makanan. Dalam bidang
pertanian, mikrobia digunakan sebagai agen untuk mengklon gen dan
mentransferkan gen tersebut melalui vektor plasmid ke sel tumbuhan untuk
menciptakan tumbuhan transgenik. Pada bidang peternakan mikrobia digunakan
sebagai expression host untuk menghasilkan hormon tertentu yang diperlukan
untuk meningkatkan produksi ternak.
Bidang pertanian
11
yang sebelumnya tidak dimiliki oleh tanaman tersebut. Berdasarkan perubahan
sifat tersebut, tanaman transgenik terbagi atas tiga generasi. Generasi pertama
adalah tanaman transgenik yang resisten terhadap herbisida dan serangan
serangga. Generasi kedua adalah tanaman transgenik yang ditingkatkan
kandungan nutrisinya. Generasi ketiga adalah tanaman transgenik yang dapat
menghasilkan zat-zat biopharmaceutical.
Metode utama yang paling pertama digunakan dalam mentransfer gen ke
dalam genom tumbuhan adalah dengan Sistem Agrobacterium. Sesuai namanya,
sistem ini menggunakan bakteri Agrobacterium tumefasciens, organisme yang
bertanggungjawab atas tumbuhnya tumor pada jaringan tanaman, sebagai vektor
transfer. Bakteri ini digunakan karena kemampuan plasmidnya, plasmid Ti, untuk
mengintegrasikan segmen DNAnya yang disebut T-DNA ke dalam kromosom
tumbuhan. Teknologi ini yang sekarang banyak digunakan untuk menciptakan
tanaman transgenik.
Bidang peternakan
Selain dengan menciptakan hewan-hewan transgenik, pemanfaatan
teknologi rekayasa genetik yang paling dikenal dalam bidang peternakan adalah
sintesis hormon pertumbuhan sapi (bGH) oleh mikrobia. Mikrobia yang
digunakan untuk mensintesis bGH adalah E. coli. Ekstraksi bGH dari E. coli
kemudian digunakan untuk diinjeksikan kepada sapi perah untuk meningkatkan
produksi susu hingga 10. Injeksi bGH juga terbukti dapat meningkatkan perolehan
bobot dalam daging ternak.
Bidang Kesehatan
12
Selain dalam industri farmasi, pemanfaatan teknologi rekayasa gen dalam
bidang kesehatan yang dianggap paling potensial dan bermanfaat adalah terapi
gen. Terapi gen merupakan penyisipan atau introduksi gen asing ke sel yang cacat
untuk memperbaiki kesalahan fenotip yang ditimbulkan. Terapi gen
dikembangkan sebagai jawaban atas masalah penyakit-penyakit genetis yang
frekuensinya semakin meningkat. Percobaan pertama terkait terapi gen dilakukan
pada tahun 1989 di National Institutes of Health (NIH), Maryland oleh tim yang
dipimpin Steven Rosenberg. Rosenberg menandai secara genetik sel-sel yang
diperoleh dari pasien penderita kanker. Sel limfosit T dari lima pasien kanker
diambil dari bagian tumornya, dimana sel-sel tersebut ditransduksi menggunakan
retrovirus untuk menyisipkan gen penanda (marker) secara ex vivo sehingga gen
kanker tersebut dapat ditandai. Percobaan inilah yang kemudian menjadi dasar
bagi terapi gen yang sekarang sedang dikembangkan.
Secara prinsipnya terapi gen terbagi atas dua macam, yaitu terapi gen sel
somatik dan terapi gen sel germinal. Terapi gen yang saat ini dikembangkan
difokuskan kepada terapi gen sel somatik karena terapi gen sel germinal dianggap
salah secara etik dan moral karena akan mengubah genom manusia sejak sebelum
dilahirkan, sehingga disebut sebagai usaha menciptakan manusia transgenik.
Terapi gen sel somatik melibatkan stem sel dewasa yang dapat ditemukan pada
13
beberapa bagian tertentu pada organ khusunya pada sumsum tulang belakang dan
darah. Tujuan dari terapi gen ini adalah untuk menggantikan fungsi dari gen
tunggal yang mengalami mutasi atau kerusakan.
Metode pelaksanaan terapi gen ada 2 macam, yaitu secara in vivo dan ex
vivo. Metode transfer in vivo dilakukan dengan cara langsung menginjeksikan gen
target yang baik ke dalam jaringan tubuh pasien, sedangkan metode transfer ex
vivo dilakukan dengan cara mengeluarkan terlebih dahulu stem sel dari tubuh
pasien. Metode yang lebih banyak dilakukan adalah metode yang kedua.
14
bertentangan dengan banyak nilai-nilai budaya yang mengghargai nilai intrinsic
makhluk hidup.
a. Rekombinasi DNA
Proses mengidentifikasi dan mengisolasi DNA dari suatu sel hidup atau
mati dan memasukkannya dalam sel hidup lainnya, itulah rekombinsi DNA.
Rekayasa genetika ini merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk
menghasilkan makhluk hidup baru dengan sifat yang diinginkan atau disebut juga
pencangkokan gen. Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk
15
menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal itu karena DNA dari setiap makhluk
hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat direkombinasikan.
Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifat-sifat makhluk hidup secara turun-
temurun.
1. Vektor, yaitu pembawa gen asing yang akan disisipkan, biasanya berupa
plasmid atau virus. Plasmid yaitu lingkaran kecil DNA yang terdapat pada
bakteri yang diambil dari bakteri dan disisipi dengan gen asing. Pemasukannya
melalui pemanasan dalam larutanNaCl atau melalui elektroporasi.
2. Bakteri atau virus berperan dalam memperbanyak plasmid atau DNA virus.
Plasmid di dalam tubuh bakteri akan mengalami replikasi atau memperbanyak
diri, makin banyak plasmid yang direplikasi makin banyak pula gen asing yang
dicopy sehingga terjadi cloning gen.
3. Enzim, berperan untuk memotong dan menyambung plasmid. Enzim ini disebut
enzim endonuklease retriksi, enzim endonuklease retriksi yaitu enzim
endonuklease yang dapat memotong ADN pada posisi dengan urutan basa
nitrogen tertentu.
b. Teknologi Hibridoma
16
Teknologi hibridoma adalah suatu cara untuk menyatukan dua sel dari
jaringan-jaringan berbeda suatu organisme yang sama atau bahkan organisme
yang berbeda, sehingga diperoleh satu sel tunggal (sel hibrid). Selanjutnya, sel
hibrid dapat dikembangbiakkan,sehingga diperoleh bertriliun-triliun sel, yang
masing-masing mengandung satu set gen komplit dari dua sel aslinya. Sebagai
contoh, salah satu dari dua sel yang asli mungkin berupa sel manusia. Sel tersebut
khusus mensekresikan produk yang berguna seperti antibodi atau hormon.
Hormon atau antibodi disekresikan dalam jumlah sangat sedikit, karena hasil
produksi dikendalikan mekanisme pengaturan sel yang normal. Jika sel tersebut
dilebur dengan sel kanker (sel yang tidak memiliki pengendalian normal terhadap
pertumbuhan dan sintesis protein), maka produksi hormone atau antibodi secara
dramatis meningkat.
Peristiwa peleburan dua sel seperti tersebut, menghasilkan sel hibrid dan
dikenal sebagai hibridoma (hibrid = sel asli yang dicampur, oma = kanker).
Tujuan teknik hibridoma adalah untuk menghasilkan antibodi dalam jumlah yang
besar, sehingga dapat digunakan untuk diagnostic dan terapeutik. Selain itu,
teknik ini merupakan jalan untuk menyilang atau memotong dalam spesies secara
genetik pada sel eukariotik yang tidak dapat diselesaikan dengan cara peleburan
17
gamet secara seksual. Secara umum sel-sel tidak melebur secara otomatis,
sehingga ilmuwan berusaha merancang teknik laboratorium untuk menstimulir
sel-sel tersebut berfusi atau bergabung.
c. Kultur Jaringan
Teori yang melandasi teknik kultur jaringan ini adalah teori Totipotensi.
Setiap sel tumbuhan memiliki kemampuan untuk tumbuh menjadi individu baru
bila ditempatkan pada lingkungan yang sesuai. Individu-individu yang dihasilkan
akan mempunyai sifat yang sama persis dengan induknya.
Struktur DNA pertama kali dijelaskan oleh James Watson dan Francis
Crick. Mereka memperoleh model DNA dari hasil foto di fraksi sinar X yang
18
dibuat oleh Rosalind Franklin dan Maurice Wilkins. Watson dan Crick
manyimpulkan bahwa struktur DNA merupakan rantai ganda (double helix)
Merupakan bagian asam nukleat yang dibangun secara artifisial yang akan
ditransplantasikan ke jaringan atau sel target. Konstruksi DNA plasmid sering kali
terdiri dari urutan promotor, diikuti oleh gen yang diinginkan, dan berakhir pada
terminasi transkripsi atau urutan sinyal poligadenilasi. Konstruksi DNA dapat
berisi sisipan DNA, yang berisi urutan gen yang mengkode protein yang menark,
yang telah disubkloning menjadi vektor, yang berisi gen resistensi bakteri untuk
pertumbuhan bakteri, dan promotor untuk ekspresi dalam organisme. Konstruksi
DNA dapat mengekspresikan pesaing atau inhibitor, atau mengekspresikan
protein mutan, seperti mutasi penghapus atau mutasi missense. Konstruksi DNA
sering digunakan dalam biologi molekuler untuk menganalisis makromolekul
seperti protein atau RNA secara lebih rinci.
19
Proses rekayasa genetika diatas, praktiknya mengadopsi prinsip teknik rekayasa
berikut ini.
a. Kloning Gen
Kloning gen adalah tahapan awal rekayasa genetika. Adapun tahapan dalam
kloning gen diataranya yaitu pemotongan DNA menjadi fragmen dengan ukuran
beberapa ratus hingga ribuan kb (kilobase), selanjutnya fragmen tersebut
dimasukkan ke dalam vektor bakteri untuk kloning. Berbagai macam vektor
didesain untuk membawa DNA dengan panjang yang berbeda. Setiap vektor
hanya mengandung satu DNA yang kemudian teramplifikasi membentuk suatu
klon di dalam dinding bakteri. Dari setiap klon sejumlah fragmen DNA akan
diisolasi yang selanjutnya akan diekspresikan. DNA rantai tunggal akan diubah
menjadi rantai ganda dengan bantuan DNA polimerase. Fragmen DNA yang
dihasilkan selanjutnya dikloning ke dalam plasmid untuk menghasilkan bank
cDNA.
b. Sequensing DNA
Sekuensing adalah teknik penentuan urutan basa suatu fragmen DNA yang
membutuhkan proses dan waktu yang lama. Sekarang proses Sekuensing ini
sudah bersifat automatis, dalam artian sekuensing yang dilakukan memungkinkan
dalam skala industri hingga ribu kilobasa/hari.
20
Proses amplifikasi DNA untuk mensitesis komplementer suatu fragmen DNA
yang dimulai dari suatu rantai primer dikenal dengan teknik PCR (Polimerase
Chain Reaction).
d. Konstruksi Gen
Setiap gen terdiri dari promotor (yaitu daerah yang bertanggungan jawab
untuk transkripsi gen yang berakhir pada wilayar terminator), gen pendanda
dipilih (yaitu gen yang berperan sebagai resistensi antibiotik yang
membantu membedakan perubahan sel), dan terimanator. Konstruksi gen
mengandung sedikitnya daerah promotor, daerah transkrip, dan daerah terminator.
Untuk itu, konstruksi gen disebut vektor ekspresi.
Suatu gen hasil isolasi bisa ditranskripsikan secara in vitro dan mRNA-nya
juga bisa ditranskripsikan pada suatu sistem bebas sel. Untuk dikodekan secara
efektif dan ditranslasikan menjadi protein, suatu gen harus ditransfer ke dalam sel
yang secara alami bisa mengandung semua faktor yang dibutuhkan dalam proses
transkripsi dan translasi. Dalam praktiknya, transfer gen terdiri atas variasi teknik
diantaranya fusi sel, penggunaan senyawa kimia, elektroporasi, mikroinjeksi, dan
injeksi menggunakan vektor virus.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
22
dengan jalan menyisipkan gen yang kurang pada penderita. Proses ini disebut
terapi genetik.
3.2 Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
Herwandi, Yuyun. 2005. Pelajaran Biologi Untuk Kelas XII Jurusan IPA
Semester 1 dan 2
24
25