Anda di halaman 1dari 20

TOKSISITAS OBAT

ASAS UMUM UJI TOKSIKOLOGI


JENIS UJI TOKSIKOLOGI
Uji ketoksikan

Tak khas Khas

Akut Potensial
Subkronis Kemutagenikan
Kronis Kekarsinogenikan
Keteratogenikan
Reproduksi
Kulit dan mata
perilaku

Objek, subjek, proses, data, hasil, manfaat


JENIS UJI TOKSIKOLOGI

 Uji toksisitas akut, yaitu uji untuk mengetahui


nilai LD50 dan dosis maksimal yang masih
dapat ditoleransi oleh binatang percobaan,
yang hasilnya akan ditranformasi pada
manusia. Uji ini umumnya menggunakan 2
spesies hewan coba, dengan dua jalur
pemberian dan dengan pemberian dosis
tunggal.
KETENTUAN UJI TOKSISITAS AKUT :
• Menggunakan dosis tunggal, atau berulang tidak
lebih dari 24 jam
• Route bahan uji : 2 route, sesuai yang disarankan,
salah satunya diberi Intravena (bila
memungkinkan)  untuk mengetahui keamanan
efek sistemik obat.
• Penentuan LD50 yakni dosis yang
menyebabkan kematian 50% hewan
percobaan untuk dibadingkan dengan obat
lain.
• Penentuan dosis maksimum yang tidak
menyebabkan kematian.
• Pengamatan dilakukan dalam waktu 14 hari,
Semua hewan coba di korbankan 
pengamatan makroskopis dan mikroskpis
thd. organ vital.
Pelaksanaan Uji Toksisitas Akut :

• Hewan coba : Dua spesies mamalia, termasuk


non rodent (bila memungkinkan) jantan & betina.
• Dosis : maksimum yang tidak mematikan.
• Pengamatan dilakukan dalam 24 jam
• Hewan coba separo dikorbankan di amati
perubahan2 makroskopis dan mikroskopis
• Separo hewan coba lain di amati setiap hari selama
14 hari terhadap : Perub. BB dan Perubahan
makroskopis.
• Setelah hari ke 14 semua hewan coba dikorbankan
 di amati perub.Makroskopis dan mikroskopis
pada jantung, paru2, hati, ginjal, limpa dan
jaringan lainya.
• Dibuat kurva dosis – respon.
 Uji toksisitas sub akut, adalah suatu uji
untuk menentukan organ sasaran
(organ yang rentan) atau tempat
kerjanya.Umumnya dilakukan dengan
menggunakan 3 dosis, dilakukan
selama 4 minggu – 3 bulan dan
menggunakan 2 spesies yang berbeda.
 Uji toksisitas kronik, adalah suatu uji
yang tujuannya hampir sama dengan
uji toksisitas sub akut, menggunakan
hewan rodent dan non rodent selama 6
bulan atau lebih. Uji ini diperlukan jika
obat nantinya akan digunakan dalam
waktu yang cukup panjang.
Pengujian Toksisitas Berulang
(Sub akut dan kronis) :

Tujuan : Menentukan toksisitas kumulatif dan


perubahan fisiologis dan patologis hewan coba.
Hewan coba : minimal 2 spesies hewan berbeda
Dose : maximal effect tidak mematikan.
Cara pemberian : seperti dipakai di klinik.
Lama pengujian :
Untuk pemakaian klinik 1-3 hari 
lama pengujian 14 hari.
Untuk pemakaian klinik 7 hari 
lama pengujian 28 hari.
Untuk pemakaian klinik 4 minggu 
lama pengujian 90 hari.
Untuk pemakaian  1 bulan 
lama pengujian 6 bulan.
 Uji efek pada organ reproduksi, suatu
uji untuk melihat perilaku yang
berkaitan dengan reproduksi (perilaku
kawin), perkembangan janin, kelainan
janin, proses kelahiran, dan
perkembangan janin setelah dilahirkan.
 Uji karsinogenik, adalah uji untuk
mengetahui apakah suatu zat jika dipakai
dalam jangka panjang akan dapat
menimbulkan kanker. Uji dilakukan selama 2
tahun pada 2 spesies hewan. Uji ini
dilakukan jika obat ini nantinya akan
digunakan dalam jangka panjang.
Uji Karsinogenik :

1. Untuk obat-obat yang digunakan jangka lama atau


terapi penyakit kronis.
2. Zat kimia yang potensial menimbulkan
karsinogenik.
Dosis yang dipakai : Dosis tinggi (100x dosis terapi)
Lama Uji : pada tikus 24 bulan pada mencit 18 bulan.

FDA  per kelompok minimal 25 ekor per jenis


kelamin, dan harus hidup sampai akhir percobaan.
Kematian tak lebih 50% bukan karena kanker. Dosis
yang dipakai adalah dosis tertinggi yang tidak
menyebabkan kematian.
Evaluasi : adanya Neoplasma dibandingkan kontrol.
 Uji mutagenik, adalah suatu uji untuk melihat
adanya perubahan gen jika zat digunakan
jangka panjang.
UJI KLINIS

 Uji klinis fase I  sukarelawan sehat


 Uji klinis fase II  pada orang sakit
 Uji klinis fase III  pasien sesungguhnya dlm
jumlah yang relatif besar
 Uji klinis fase IV  dilakukan setelah obat
mendapat ijin edar sementara
Efek yang merugikan dari Obat (ADRs)

 Tipe A  sudah terdeteksi pd saat uji klinis


 tergantung dosis.
 Tipe B  hasil dr rx alergi thdp obat 
berbahaya.
 Tipe C  sulit terdeteksi  peningkatan
suatu penyakit sec. spontan, kejadiannya
acak, penggunaan dalam waktu lama.
Uji toksikologi

 Tatacara untuk mendeteksi dan


mengevaluasi kondisi, mekanisma, wujud
dan sifat zat kimia pada hewan uji tertentu
untuk menentukan batas keamanannya.
Konsep Penelitian
Objek Uji Kondisi,mekanisme, wujud
Sifat efek toksik ZB
Subjek Uji Hewan percobaan

Proses Uji

Tolak ukur kualitatif dan


Data kuantitatif

Hasil Informasi ketoksikan bahan uji

Manfaat Evaluasi batas keamanan


PENENTU KESAHIHAN UJI
TOKSIKOLOGI

Faktor

Bahan uji Subjek/ hewan uji Teknik/ tatacara

Spesifikasi Pemilihan Penyiapan sediaan


Sifat fisika Kondisi Penentuan dosis
Jumlah Jalur pemejanan
Keterbatasan Volume pemejanan
ukuran Frekuensi pemejanan
Stok sediaan
Pengambilan cuplikan
Pengamatan
Analisis dan evaluasi hasil
Penggunaan hewan dalam uji
keamanan

 Tujuannya :
1. Menentukan profil toksikologi secara umum
2. Menentukan target organ/sistem yang
sangat berguna pada saat uji klinik
3. Untuk memprediksi keamanan pada
manusia.
Faktor-yaang berpengaruh pada hasil
uji toksisitas

1. Faktor bahan uji  sifat fisikokimia,


kemurnian bahan uji, bentuk sediaan , dosis

2. Faktor hewan uji  jenis dan galur, umur,


jenis kelamin, berat badan, status
kesehatan

Anda mungkin juga menyukai