Anda di halaman 1dari 13

TEKNIK UJI TOKSISITAS

INDRA PURNAMA IQBAH, S.Pd.,M.Sc


Informasi

Derajat Bahaya
Melihat adanya reaksi biokimia,
fisiologik dan patologik pada manusia
terhadap suatu sediaan uji

Hasil uji toksisitas tidak dapat digunakan secara mutlak untuk


membuktikan keamanan suatu bahan/sediaan pada manusia,
namun dapat memberikan petunjuk adanya toksisitas relatif dan
membantu identifikasi efek toksik bila terjadi pemaparan pada manusia
Akut, Subkronik, Kronis Genotoksisitas
UJI IN VIVO

1. Sensitivitas
2. Metabolisme sediaan uji
Hewan uji harus sehat serta jelas jenis
3. Kecepatan tumbuh
kelamin, usia, berat badan, dan galurnya
4. Kemudahan dalam penanganan saat 1. Pemeriksaan klinis
percobaan 2. Pemeriksaan patologis

1. Pemilihan spesies hewan uji


Teknik Ekstrapolasi 2. Pemilihan dosis uji
1. Hewan uji yang banyak 3. Pemilihan sediaan uji
2. Waktu yang lama 4. Efek samping sediaan uji
3. Biaya mahal 5. Teknik dan prosedur pengujian
4. Peluang hewan uji terbunuh besar 6. Penaganan hewan selama percobaan
Kriteria Hewan Uji
Uji Toksisitas Akut

mengukur derajat efek toksik suatu senyawa dalam dosis


tunggal yang diberikan pada hewan uji tertentu

Sediaan uji dalam beberapa tingkat dosis diberikan dilakukan pengamatan terhadap Hewan uji (baik mati ataupun
pada beberapa kelompok hewan uji dengan satu adanya efek toksik dan kematian hidup sampai akhir percobaan)
dosis per kelompok diotopsi untuk dievaluasi adanya
gejala-gejala toksisitas.

data kuantitatif berupa kisaran data kualitatif yang berupa


dosis letal atau toksik gejala klinis

gejala-gejala klinis, perubahan berat badan, jumlah hewan mati


pada masing-masing kelompok uji, dan histopatologi organ
Dosis LD50 dan Derajat Ketoksikannya

Semakin kecil nilai LD50 maka semakin toksik


senyawa tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin
besar nilai LD50 maka semakin rendah tingkat
toksisitasnya
Uji Toksisitas Subkronik

mengidentifikasi ciri fisik maupun organ setelah diberikan


senyawa uji secara berulang dalam waktu tertentu

Selama waktu pemberian sediaan uji, hewan harus diamati


setiap hari untuk menentukan adanya toksisitas

Pada akhir periode pemberian sediaan uji, semua hewan yang


masih hidup diautopsi dan selanjutnya dilakukan pengamatan
secara makropatologi, hematologic, biokimia klinis dan
histopalogi pada setiap organ dan jaringan
Pengamatan Uji Toksisitas Subkronis

Pengamatan pada awal pemberian senyawa meliputi


penampakan fisik (kematian, membran mukus, kulit, dan lain
sebagainya), konsumsi makanan, berat badan, respon neurologi,
kelakuan tidak normal, pernafasan, ECG, EEG, hematologi,
pemeriksaan darah, serta urin. Pengamatan pada akhir pengujian
meliputi nekropsi dan histologi
Uji Toksisitas Kronis

pemberian senyawa uji secara berulang dalam jangka waktu


cukup lama, bahkan hampir di sebagian besar masa hidup
hewan uji.

(MTD/Maximum Tolerated Dose) dan biasanya dua dosis Uji toksisitas kronis dirancang untuk menemukan banyak
rendah, misalnya 0,25 MTD dan 0,125 MTD dengan dosis efek toksik dan untuk menentukan batasan keamanan yang
terendah diprediksi tidak memiliki efek apapun akan digunakan dalam pengaturan senyawa kimia

penampilan, oftalmologi, konsumsi makanan, berat badan,


tanda-tanda klinis, perilaku hewan, hematologi, kimia darah,
analisis urin, bobot organ, dan patologi
Uji In Vitro

sistem sel yang terisolasi di luar tubuh hewan uji


untuk menentukan tingkat ketoksikan suatu bahan
menggunakan media biakan bahan biologi tertentu
sebagai subjek dari pengujian

Uji mutagenisitas prokariot, uji mutagenisitas


eukariot, DNA damage and repair, aberasi
kromosom, dan transformasi sel mamalia

mengukur efek pada transformasi genom atau sel,


yaitu pada hubungan antara efek dan mekanisme
karsinogenesis kimiawi
uji obat antiinfeksi menggunakan kultur media bakteri
(antibiotik) penyebab penyakit

menggunakan kultur jaringan untuk


obat
perkembangbiakan virus tertentu
antivirus

menggunakan kultur jaringan sel


obat antikanker kanker (sel myeloma) atau sel normal
(fibrobalas)

menggunakan kultur/media cacing dapat


anthelmintik (obat cacing) tumbuh dan berkembang

mengetahui besarnya konsentrasi bahan


menentukan aktivitas suatu bahan uji
uji yang dapat membunuh 50% (lethal
dalam menghambat atau membunuh
concentration 50% = LC50) dari bahan
penyebab penyakit secara in vitro
biologi yang di kultur/di benihkan

Anda mungkin juga menyukai