Anda di halaman 1dari 4

Pendahuluan - Definisi

Istilah karsinogenik ini biasanya didefinisikan sebagai induksi atau peningkatan neoplasia
oleh zat-zat kimia. Meskipun secara etimologi arti tetapnya adalah induksi karsinoma, istilah ini
digunakan secara luas untuk pembentukan tumor (Frank C., 1995).
Tujuan & Sasaran Uji
Uji kekarsinogenikan dikerjakan untuk menentukan kemampuan suatu senyawa dalam
menimbulkan tumor atau kanker pada aneka ragam jenis hewan uji, baik jangka pendek atau
jangka panjang.Uji kekarsinogenikan suatu senyawa dibagi menjadi dua jenis, uji jangka
panjang (memberikan senyawa uji pada suatu hewan uji selama masa hidupnya, pada masa akhir
uji dilakukan nekropsi dan pemeriksaan histologi untuk menegaskan adanya pertumbuhan tumor)
dan uji jangka pendek (hasil akhirnya bukan perwujudan tumor melainkan untuk mendeteksi
karsinogen kimia) (WHO,1978).
Tata Cara Pelaksanaan :
- Pemilihan Hewan Uji
Tikus dan mencit (dipilih karena ukuranya yang kecil, masa hidup pendek, mudah
didapat, dan banyaknya data mengenai responnya terhadap karsinogen lain)
Marmut (terutama dalam penelitian tentang kanker kandung kemih, payudara, saluran cerna dan
saluran nafas) Anjing (digunakan karena respon positifnya terhadap 4-aminobinefil dan 2-
naftilamin dan primate) ( Frank, 2006 ).
Pengelompokan Hewan Uji
Biasanya terdiri dari beberapa kelompok uji dan satu kelompok kontrol. Pengelompokan
hewan uji dalam kelompok uji terdiri dari beberapa kelompok yang dikelompokan sesuai
tingkatan dosis zat uji. Peningkatan dosis harus dipilih dengan log-interval atau antilog-interval
yang digunakan pada uji kekarsinogenikan.
Dosis & Pemejanan
Biasanya dipakai 2 - 3 tingkat dosis dan juga kelompok pembanding. Dosis dipilih berdasarkan
penelitian jangka pendek dan data metabolisme agar dosis cukup tinggi untuk menghasilkan
sedikit tanda toksisitas. Tetapi tidak sampai memperpendek masa hidup hewan-hewan itu. Dosis
maksimal yang dapat ditoleransi biasanya dipakai sebagai dosis yang tinggi, yang tidak akan
menimbulkan toksisitas secara morfologi sedemikian besar sehingga mempengaruhi interpretasi
penelitian jangka panjang, dan tidak mengakibatkan ketidak seimbangan gizi (Eatau,2001).
Pengamatan
Berat badan dan konsumsi makanan. Berat badan dan konsumsi makanan
memungkinkan kita menghitung asupan kimia dalam mg/kg BB. BB harus diukur setiap
minggu selama tiga bulan pertama, ketika hewan itu sudah tumbuh dan setiap dua
minggu setelah itu.
Pengamatan umum. Hewan harus diamati setiap hari untuk melihat ada tidaknya hewan
yang mati atau sakit. Hewan yang mati atau sakit harus disingkirkan dari kandang.
Hewan yang sakit harus diratuh dalam kandang tersendiri sebagai. Mulanya, letak,
ukuran, dan pertumbuhan setiap masa jaringan yang aneh dan tanda-tanda toksisitas serta
efek farmakologi harus diperiksa dengan cermat dan dicatat.
Uji laboratorium. Berbeda dengan penelitian toksisitas jangka pendek dan panjang yang
semua toksiknya harus diteliti, tujuan utama penelitian karsinogenisitas adalah
menentukan aktifitas karsinogen suatu zat kimia.
Pemerikaan pasca mati. Semua hewan yang ditemukan mati atau sekarat harus
diperiksa secara makroskopik melalui autopsi. Hewan yang bertahan hidup pada akhir
penelitian kemudian dibunuh dan diperika. Sejumlah alat tubuh harus ditimbang,
termasuk hati, ginjal, jantung, testes dan otak.
Pelaporan tumor. Jumlah berbagai jenis tumor baik jinak maupun ganas ataupun tumor
yang tidak normal, jumlah hewan yang mengandung tumor, jumlah tumor pada setiap
hewan, permulaan munculnya tumor bila dapat ditentukan.
Analisis dan Evaluasi Hasil
Hewan uji harus dievaluasi untuk mendeteksi adanya lesi yang terlihat, dan semua lesi harus
dikumpulkan untuk dijadikan pembanding terhadap kondisis normal.





Analisis & Evaluasi


1. Penilaian Pendahuluan
Pengumpulan berbagai jenis informasi mengenai potensi karsinogenik suatu zat kimia,
berupa:
a. struktur dari zat kimia yang diduga bersifar karsinogen,
b. hasil mutagenesis
c. uji karsinogenisitas terbatas
d. karsinogenesis (Hanahan dan Weinberg, 2000)

2. Penilaian Definitif
Merupakan data hasil penelitian karsinogenisitas jangka panjang dan bisa menjadi dasar
yang kuat untuk menilai potensi karsinogen, meliputi pertimbangan umum (ukuran dosis,
pemeriksaan postmortem, dll), insidens tumor (kejadian kejadian saat tumbuhnya tumor
pada hewan uji), hubungan dosis-respon , dan reproduksibilitas ( perolehan hasil yang
sama tiap pengulangan uji pada hewan berbeda)

3. Evaluasi Keamanan atau Resiko
Meskipun uji yang dirinci diatas merupakan suatu dasar untuk penilaian risiko /
keamanan, data lain yang berhubungan dengan cara kerja dan pengaruh faktor
pemodifikasi juga penting (US ISGC,1986). Dibutuhkan perhatian lebih terhadap
beberapa faktor atau data yang berkaitan dengan uji sebagai pembanding, penentu dalam
penilain resiko atau keamanan.
Manfaat Uji
Penilaian Definitif
2
Penilaian pendahuluan
1
Evaluasi
Keamanan/resiko
3
Evaluasi
karsinogenik
Uji karsinogenik digunakan untuk mengetahui pembentukan tumor. Baik tumor ganas
maupun tumor jinak. Tetapi uji ini lebih mendalami tentang tumor ganas (WHO,1978)
Uji muta genetik digunakan untuk menentukan pengaruh suatu senyawa terhadap sistem
kode genetik (Donatus,2005)

Eatau, D.L., and Klaassen, C.D., 2001, Principle of Toxicology, In Klaassen C.D. (Ed), Casarett
and Doulls Toxicology : The Basic Science of Poison, 6
th
Ed., Mc. Graw Hill, New York
LU, Frank C., 1995, Toksikologi Dasar : Asas, Organ Sasaran, Dan Penilaian Risiko Ed.2 ,
penerjemah Edi Nugroho, pendamping Zunilda S. Bustami, Iwan Darmansyah, penerbit
Universitas Indonesia (UI press), jakarta.
Donatus I.A., 2005, Toksikologi, Bag. Farmakologi&FarmasiKlinik, Fak. Farmasi, UGM ,
Yogyakarta
Hanahan D, Weinberg R.A , 2000, The Hallmak of Cancer, Cell, 5-57-7

Anda mungkin juga menyukai