Anda di halaman 1dari 53

PENGAWASAN KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA

INDRA PURNAMA IQBAH,


S.PD.,M.SC
Pengertian K3
1. Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja adalah suatu kondisi
kesehatan yang bertujuan agar masyarakat
pekerja memperoleh derajat kesehatan
setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani,
maupun sosial, dengan usaha pencegahan
dan pengobatan terhadap penyakit atau
gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
pekerjaan dan lingkungan kerja maupun
penyakit umum.
2. Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar


dari bahaya selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain
keselamatan kerja merupakan salah satu faktor yang harus
dilakukan selama bekerja
Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai
berikut:
• Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang
telah dijelaskan diatas.
• Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan
kerja.
• Teliti dalam bekerja
• Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan
keamanan dan kesehatan kerja.
3. Keamanan Kerja
Keamanan Kerja
Keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya
suasana
kerja yang aman, baik berupa materil maupun nonmateril.
a) Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat material diantaranya
sebagai berikut.
 Baju kerja
 Helm
 Kaca mata
 Sarung tangan
 Sepatu
b) Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat nonmaterial adalah
sebagai berikut.
 Buku petunjuk penggunaan alat
 Rambu-rambu dan isyarat bahaya.
 Himbauan-himbauan
 Petugas keamanan
Pengertian K3 secara umum
 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa K3
adalah upaya perlindungan bagi tenaga kerja
agar selalu dalam keadaan sehat dan selamat
selama bekerja di tempat kerja. Tempat kerja
adalah ruang tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap, atau sering dimasuki tenaga kerja
untuk keperluan usaha dan tempat
terdapatnya sumber-sumber bahaya.
Alat Keselamatan Kerja

Di dalam ruang laboratorium harus sudah tersedia seluruh alat


keselamatan kerja supaya saat terjadi kecelakaan atau darurat, itu
bisa diatasi dengan cepat. Berikut adalah alat-alat keselamatan
kerja yang ada di laboratorium. Pastikan semuanya tersedia dan
Anda tahu dimana letaknya.
 Pemadam kebakaran (hidrant)
 Eye washer
 Water shower
 Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
 Jas Laboratorium
 Peralatan pembersih
 Obat-obatan
 Kapas
 Plaster pembalut
Syarat Laboratorium yang
Baik
 Syarat tersebut meliputi kondisi ruangan, susunan ruangan, kelengkapan peralatan
keselamatan, nomor telepon penting (pemadam kebakaran, petugas medis), dll.
 Ruangan laboratorium yang memiliki sistem ventilasi yang baik. Proses keluar
masuk udara yang stabil. Sirkulasi udara segar yang masuk ke dalam ruangan.
Seperti halnya rumah, sirkulasi udara berada pada posisi utama dan tidak dapat
dikesampingkan begitu saja.
 Ruangan laboratorium harus ditata dengan rapi. Penempatan bahan kimia dan
peralatan percobaan harus ditata dengan rapi supaya memudahkan untuk
mencarinya. Bila perlu, berikan denah dan panduan penempatan bahan kimia di
raknya supaya semakin memudahkan untuk mencari bahan kimia tertentu.
 Alat keselamatan kerja harus selalu tersedia dan dalam kondisi yang baik. Terutama
kotak P3K dan alat pemadam api. Berikan juga nomor telepon penting seperti
pemadam kebakaran dan petugas medis supaya saat terjadi kecelakaan yang cukup
parah dapat ditangani dengan segera. Berikan juga lembaran tentang cara
penggunaan alat pemadam api dan tata tertib laboratorium.
 Laboratorium harus memiliki jalur evakuasi yang baik. Laboratorium setidaknya
memiliki dua pintu keluar dengan jarak yang cukup jauh. Bahan kimia yang
berbahaya harus ditempatkan di rak khusus dan pisahkan dua bahan kimia yang
dapat menimbulkan ledakan bila bereaksi.
Alat Pelindung Diri (APD)
 Merupakan istilah lain dari Personal protective equipment-PPE adalah peralatan
yang akan melindungi pengguna terhadap risiko kesehatan atau keselamatan di
tempat kerja. Hal ini dapat mencakup item seperti helm pengaman dan helm, sarung
tangan, pelindung mata, pakaian visibilitas tinggi, sepatu pengaman dan
perlengkapan keselamatan.
Bahaya yang dapat terjadi saat Bekerja dan jenis
APD / PPE yang digunakan

Mata
 Bahaya : Kimia atau percikan logam , debu , proyektil , gas dan uap ,
radiasi.
 Pilihan : kaca mata keselamatan , kacamata , wajah - perisai ,
visor .
 Catatan : Pastikan pelindung mata memiliki kombinasi yang tepat dari
dampak / debu / splash / logam pelindung mata cair untuk tugas.

Gambar . KacamataDebu Gambar . Kacamata Las Listrik


Kepala
 Bahaya : Dampak dari jatuh atau kejatuhan benda , risiko menabrak kepala , belitan
rambut.
 Pilihan : Berbagai helm , topi keras dan topi .
 Catatan : Beberapa helm pengaman menggabungkan atau dapat dilengkapi dengan
mata yang dirancang khusus atau perlindungan pendengaran .Jangan lupa
perlindungan leher ,misalnya syal untuk digunakan selama pengelasan . Jangan
gunakan perlindungan kepala jika sudah rusak - menggantinya .
 Syarat Helm
1. Tahan benturan
2. Meredam kejutan
3. Anti air dan tidak mudah terbakar, mudah disesuaikan
 Jenis-Jenis Helm:
1) Kelas A, yaitu helmet untuk keperluan umum
2) Kelas B digunakan pada lingkungan kerja listrik
3) Kelas C helm melindungi dari panas
4) Kelas D adalah helmet dengan daya tahan yang kecil terhadap api
Pernafasan

 Bahaya : Debu , uap , gas , kekurangan oksigen atmosfer .


 Pilihan : Disposable filtering face -piece atau respirator , setengah atau full-
face respirator , helm airfed , pernapasan.
 Catatan : Jenis kanan respirator filter harus digunakan karena masing-masing efektif
jikaada kekurangan oksigen atau bahaya kehilangan kesadaran karena paparan
tingkat tinggi asap yang berbahaya , hanya menggunakan alat bantu pernapasan –
tidak pernah menggunakan kartrid penyaringan . Filter hanya memiliki life time yang
terbatas , ketika menggantikan mereka atau bagian lain , periksa dengan petunjuk
produsen dan memastikan bagian pengganti yang benar digunakan.
 Respirator berbagai jenis, terdapat juga jenis :
1) Respirator pemurni udara
2) Respirator yang di hubungkan dengan supplay udara bersih
3) Respirator yang dilengkapi dengan supplay oksigen
Melindungi tubuh

 Bahaya : Suhu ekstrem , cuaca buruk , bahan kimia atau percikan logam ,
semprotan dari tekanan atau kebocoran senjata semprot , dampak atau penetrasi ,
debu yang terkontaminasi , pakaian yang berlebihan atau belitan pakaian sendiri .
 Pilihan : Konvensional atau pakai overall , jas boiler , pakaian pelindung khusus ,
misalnya celemek chain -mail , pakaian visibilitas tinggi .
 Catatan : Pilihan bahan termasuk tahan api , anti - statis , surat berantai , kimia
kedap air , dan visibilitas tinggi ..
Alat Pelindung Kaki,
 Untuk menghindarkan tusukan benda tajam atau terbakar oleh zat kimia. Terdapat
dua jenis sepatu yaitu pengaman yang bentuknya seperti halnya sepatu biasa hanya
dibagian ujungnya dilapisi dengan baja dan sepatu karet digunakan untuk menginjak
permukaan yang licin, sehingga pekerja tidak terpeleset dan jatuh.
Alat Pelindung Tangan,
Alat ini terbuat dari berbagai macam bahan disesuaikan dengan kebutuhannya, antara
lain:
1) Sarung tangan kain, digunakan untuk memperkuat pegangan supaya tidak meleset.
2) Sarung tangan asbes, digunakan terutama untuk melindungi tangan terhadap
bahaya panas.
3) Sarung tangan kulit, digunakan untuk melindungi tangan dari benda tajam pada
saat mengangkat suatu barang.
4) Sarung tangan karet, digunakan pada waktu pekerjaan pelapisan logam, seperti
vernikel, vercrhoom dsb. Hal ini untuk mencegah tangan dari bahaya pembakaran
asam atau kepedasan cairan.
Safety Preventive untuk keselamatan kerja
K3

 Berdasarkan teori domino effect penyebab kecelakaan kerja (H.W.


Heinrich), maka terdapat berbagai upaya untuk mencegah kecelakaan
kerja di tempat kerja, antara lain :
 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pengendalian Bahaya Di
Tempat Kerja :
 Pemantauan dan Pengendalian Kondisi Tidak Aman di tempat kerja.
 Pemantauan dan Pengendalian Tindakan Tidak Aman di tempat kerja.
 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pembinaan dan
Pengawasan :
 Pelatihan dan Pendidikan K3 terhadap tenaga kerja.
 Konseling dan Konsultasi mengenai penerapan K3 bersama tenaga kerja.
 Pengembangan Sumber Daya ataupun Teknologi yang berkaitan dengan
peningkatan penerpan K3 di tempat kerja.
 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Sistem Manajemen :
 Prosedur dan Aturan K3 di tempat kerja.
 Penyediaan Sarana dan Prasarana K3 dan pendukungnya di tempat kerja.
 Penghargaan dan Sanksi terhadap penerapan K3 di tempat kerja oleh tenaga
kerja.
Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendalian
ResikoK3

Identifikasi Bahaya dilakukan terhadap seluruh aktivitas operasional Perusahaan


di tempat kerja meliputi :
 Aktivitas kerja rutin maupun non-rutin di tempat kerja.
 Aktivitas semua pihak yang memasuki termpat kerja termasuk kontraktor,
pemasok, pengunjung dan tamu.
 Budaya manusia, kemampuan manusia dan faktor manusia lainnya.
 Bahaya dari luar lingkungan tempat kerja yang dapat mengganggu keselamatan
dankesehatankerjatenagakerjayangberadaditempatkerja.
 Infrastruktur, perlengkapan dan bahan (material) di tempat kerja baik yang
disediakan Perusahaan maupun pihak lain yang berhubungan dengan
Perusahaan.
 Perubahan atau usulan perubahan yang berkaitan dengan aktivitas maupun
bahan/material yang digunakan.
 Perubahan Sistem Manajemen K3 termasuk perubahan yang bersifat sementara
dan dampaknya terhadap operasi, proses dan aktivitas kerja.
 Penerapan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang berlaku.
 Desain tempat kerja, proses, instalasi mesin/peralatan, prosedur operasional,
struktur organisasi termasuk penerapannya terhadap kemampuan manusia.
Identifikasi bahaya yang dilaksanakan memperhatikan faktor-faktor bahaya
sebagai berikut :
 Biologi (jamur, virus, bakteri, mikroorganisme, tanaman, binatang).

 Kimia (bahan/material/gas/uap/debu/cairan beracun, berbahaya, mudah


meledak/menyala/terbakar, korosif, iritan, bertekanan, reaktif, radioaktif,
oksidator, penyebab kanker, bahaya pernafasan, membahayakan
lingkungan, dsb).
 Fisik/Mekanik (infrastruktur, mesin/alat/perlengkapan/kendaraan/alat berat,
ketinggian, tekanan, suhu, ruang terbatas/terkurung, cahaya, listrik, radiasi,
kebisingan, getaran dan ventilasi).
 Biomekanik (postur/posisi kerja, pengangkutan manual, gerakan berulang
serta ergonomi tempat kerja/alat/mesin).
 Psikis/Sosial (berlebihnya beban kerja, komunikasi, pengendalian
manajemen, lingkungan sosial tempat kerja, kekerasan dan intimidasi).
 Dampak Lingkungan (air, tanah, udara, ambien, sumber daya energi,
sumber daya alam, flora dan fauna).
Standar Operasional Prosedur
(SOP)
Standar operasional prosedur yang dimaksudkan
disini adalah:
 Suatu standar/pedoman tertulis yang
dipergunakan untuk mendorong dan
menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai
tujuan organisasi.
 Standar operasional prosedur (SOP) merupakan
tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang
harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses
kerja tertentu.
 Dengan menerapkan peraturan dan standar K3 di
lingkungan pekerjaan maka, diharapkan prinsip
dari SOP dapat berjalan sesuai aturan main.
Contoh Penerapan K3 sesuai
SOP
Sebagai contoh prosedur sederhana dalam menjalankan keselamatan
kerja adalah bagaimana tindakan kita apabila terjadi kebakaran di
bengkel/laboratorium.
Ketika menemukan kebakaran di bengkel/laboratorium maka sebaiknya
dilakukan 6 langkah keselamatan berikut:
a) Hidupkan segera alarm.
b) Beritahu regu pemadam kebakaran.

c) Peringatkan setiap orang agar segera keluar.


d) Padamkan api dengan peralatan yang tersedia.

e)Bila dipandang perlu segera keluar.


f) Jangan masuk kembali ke gedung yang
sedang terbakar
INSTALL GROUNDING PERALATAN
LISTRIK
 Grounding suatu peralatan listrik sangat vital, baik itu untuk peralatan itu
sendiri maupun untuk keselamatan orang. Contoh sederhana di rumah
adalah kulkas (mesin pendingin), kulkas memiliki motor listrik untuk
menggerakkan freon yang dinamakan compressor. Compressor ini pada
saat hidup bisa saja terjadi kebocoran arus listrik. Bila grounding kulkas
tidak bagus, maka bisa membahayakan orang yang menyentuh-nya. Ini
adalah contoh sederhana di rumah.
 Contoh grounding menara kabel BC Contoh penanaman
grounding road
Cara Pemasangan Grounding
 Lakukan penggalian tanah dari titik dimana grounding menuju masing masing titik
grounding yang saling terhubung. Dan lakukan penggalian ke arah terminal
grounding. Buat galian di sepanjang jalur lintasan dengan kedalaman antara 50 -60
cm. Tarik kabel grounding melalui jalur kabel tersebut, kemudian tempatkan di
bawah galian. Pastikan panjang kabel sudah cukup hingga proses pengikatan
dengan grounding road tidak akan susah.
 Setelah semua tersambung, berikan pipa marking di tempat grounding rod tersebut.
Gunakan pipa PVC dan ditutup dop pipa. Kemudian lakukan penimbunan tanah
didaerah galian sampai ketinggian 20 cm. Lalu padatkan. Kemudian beri tanda
misalnya batu bata supaya dikemudian hari jika ada penggalian di sepanjang areal
penanaman kabel, maka kabel akan aman. Setelah bata terpasang semua,
kemudiann timbun kembali hingga penuh. Lakukan penimbunan hingga betul betul
padat.
Fitur
 Model 4105A adalah pengukur resistansi bumi untuk menguji
distribusi lines power. Sistem kabel pada rumah, peralatan
listrik,dll. juga memiliki rentang tegangan bumi untuk
pengukuran tegangan bumi.
 Dirancang untuk keselamatan standar IEC 61557.
 Debu dan tetes konstruksi bukti sesuai dengan IEC 60529
(IP54). Pengukuran dapat dilakukan bahkan di bawah kondisi
cuaca buruk.
 Besar, mudah dibaca LCD display digital.
 Probe pengukur sederhana juga memiliki struktur yang baik
dan juga jepit buaya dan bar tes yang tersedia.
 Memperingatkan ketika resistansi bumi dari tambahan paku
bumi melebihi batas yang diizinkan.
 Mudah membawa tas lunak untuk aksesoris dll.
Spesifikasi Digital Earth
Resistance Tester (Model 4105A)
Diagram Layout
1. Display LCD
2. Tanda Penggantian Baterai
(simbol Baterai Lemah)
3. Led indikasi dengan
pengukuran (hijau)
4. Tekan Untuk Tombol Uji.
5. Saklar Range Selektor
6. Terminal Ukur
7. Lead Uji
8. Tambahan Paku Bumi
9. Probe pengukur sederhana
10. Pengaman Jepit Buaya
11. Bar Tes
.
Persiapan Pengukuran
 memeriksa tegangan baterai.
nyalakan instrument, jika display jelas tanpa menampilkan simbol
baterai lemah , tegangan baterai cukup. jika layar kosong diindikasikan
atau , mengganti baterai sesuai dengan prosedur penggantian baterai.
 menghubungkan probe uji.
masukkan konektor probe aman ke terminal instrumen. konektor yang
kendur dapat menyebabkan pengukuran tidak akurat.
Instruksi Pengoperasian
 prinsip pengukuran.
Instrumen ini membuat pengukuran resistansi bumi dengan metode
fall-of-potential. yang merupakan metode untuk mendapatkan nilai
resistansi bumi Rx dengan menerapkan arus AC konstan I , antara
objek pengukuran E (elektroda bumi) dan C (elektroda current), dan
mencari tahu potensi perbedaan V antara E dan P (potensial
elektroda).
 Rx= V/I
 Pengukuran yang tepat (dengan Uji Probe M-7095)
1) Probe uji koneksi
Tongkat bantu paku bumi P dan C ke dalam tanah. Mereka harus selaras
pada jarak 5-10 m dari peralatan dibumikan di bawah tanah.
Menghubungkan kabel hijau untuk peralatan dibumikan , kabel kuning ke
tambahan paku bumi P dan kabel merah ke tambahan paku bumi C dari
terminal E, P dan C dari instrumen.
 Catatan : pastikan paku bumi di bagian lembab dari tanah. Berikan air yang cukup
jika paku terjebak di dalam tanah yang kering, berbatu
2). Pengukuran Tegangan Bumi
Atur jangkauan saklar pada posisi tegangan bumidalam kondisi
no.1.tegangan bumi akan diindikasikan pada display. Pastikan tegangan 3V
atau kurang. Ketika layar membaca lebih dari 3v, dapat menyebabkan
kesalahan yang berlebihan dalam pengukuran resistansi bumi. Untuk
menghindari hal ini, membuat pengukuran setelah penurunan tegangan
dengan mematikan listrik dari peralatan yang diuji dll.
3). Pengukuran yang tepat
 Atur saklar rentang posisi 2000Ω dan tekan tombol tes. Sisa-sisa LED
menyala selama pengujian. Putar saklar jangkauan untuk 200Ω dan 20Ω
ketika resistensi bumi rendah. Nilai yang ditunjukkan ini adalah resistensi
bumi dari peralatan dibumikan diuji.
Pengukuran Sederhana (dengan Uji Probe M-7127)
 Gunakan metode ini jika tambahan paku bumi tidak dapat tertancap. Dalam metode ini,
elektroda bumi yang ada dengan resistensi bumi yang rendah, seperti pipa air logam, bumi
umum pasokan listrik komersial dan terminal bumi dari sebuah bangunan, dapat digunakan
dengan dua terminal metode (E, P). Menggunakan probe pengukuran sederhana terpasang
yang memiliki struktur mudah digunakan, dan juga pengaman jepit buaya dan Tes bar
tersedia.
1.) Pemasangan kawat
Membuat koneksi seperti yang ditunjukkan pada gambar.
Catatan: Bila probe pengukuran penyederhana tidak digunakan, pendekan P dan terminal C.
2.) Pengukuran tegangan bumi
Atur jangkauan saklar pada posisi tegangan bumidalam kondisi no.1.tegangan bumi akan
diindikasikan pada display. Pastikan tegangan 3V atau kurang. Ketika layar membaca
lebih dari 3v, dapat menyebabkan kesalahan yang berlebihan dalam pengukuran
resistansi bumi. Untuk menghindari hal ini, membuat pengukuran setelah penurunan
tegangan dengan mematikan listrik dari peralatan yang diuji dll.
3). Pengukuran yang tepat
 Atur saklar rentang posisi 2000Ω dan tekan tombol tes. Sisa-sisa LED menyala selama
pengujian. Putar saklar jangkauan untuk 200Ω dan 20Ω ketika resistensi bumi rendah.
Nilai yang ditunjukkan ini adalah resistensi bumi dari peralatan dibumikan diuji.
4.) Pengukuran Nilai Sederhana
Metode dua terminal yang digunakan untuk pengukuran sederhana. Dalam metode ini,
nilai resistansi bumi re dari elektroda bumi terhubung ke terminal P adalah tambahan
untuk nilai resistansi bumi Rx benar dan ditampilkan sebagai indikasi nilai Re.
Re = Rx + re
Jika re diketahui sebelumnya, benar nilai resistansi bumi Rx dihitung sebagai berikut.
Rx = Re --- re
Penggantian Baterai
1.Matikan alat dan lepaskan probe uji dari terminal.
2. Kendurkan dua sekrup di bagian bawah alat dan lepaskan penutup baterai.
3. Selalu mengganti semua enam baterai di polaritas yang benar. Baterai: R6P (AA kering
baterai) x6
4. Meletakkan kembali penutup di tempat dan kencangkan kedua baut
 Box Penutup
Box penutup bisa pas di bawah rumah box (wadah) sementara
membuat pengukuran
 Cara Menggunakan Sabuk Pengikat dengan Pas
Instrumen ini dilengkapi dengan sabuk tali untuk menangguhkan
dari leher ke memungkinkan kedua tangan untuk digunakan secara
bebas untuk pengoperasian yang mudah dan aman.
Beberapa faktor yg mempengaruhi
dalam melakukan pengukuran
Ada beberapa faktor yang menjadi pengaruh
dalam pengukuran menggunakan sound level
meter ini hal tersebut membuat gelombang suara
yang terukur bisa jadi tidak sama dengan nilai
intensitas gelombang suara sebenarnya. faktor
tesebut sbb :
1. Adanya angin yang bertiup dari berbagai arah
menyebabkan tidak akuratnya nilai yang terukur
oleh SOUND LEVEL METER. Pengaruh
kecepatan angin membuat nilai intensitas suara
yang terukur tidak sesuai dengan intensitas suara
dari SOUND LEVEL METER
Sound Level Meter

SOUND LEVEL METER merupakan Suatu perangkat alat


uji untuk mengukur tingkat kebisingan suara, hal
tersebut sangat di perlukan terutama untuk lingkungan
industri, contoh pada industri penerbangan dimana
lingkungan sekitar harus diuji tingkat kebisingan suara
atau tekanan suara yang ditimbulkannya untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar.
2. Posisi tempat pengukuran yang terbuka seperti disekitar
yang banyak tumbuhan dimana suara yang di uji banyak
diserap oleh tumbuhan sehinnga pengukuran tidak
maksimal. dari beberapa faktor tesebut diketahui bahwa
perjalanan suara berpengaruh dengan benda sekitar
yang menyerap suara.
AUDIOMETRI
Gangguan pendengaran akibat bising
merupakan gangguan pendengaran yang
disebabkan akibat terpajan oleh bising yang
cukup keras.
Bising didefinisikan sebagai bunyi yang dihasilkan oleh
gelombang akustik dengan intensitas dan frekuensi
yang acak. Di dalam perlindungan keselamatan tenaga
kerja kebisingan diartikan sebagai semua suara/bunyi
yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat
kerja yang dapat mengganggu pendengaran.
Menurut KOMNAS PGPKT intensitas bising yang masih
aman untuk telinga kita adalah sampai 80 dB. Bila
paparan bising melampaui ambang batas yang
diperkenankan berlangsung dalam waktu lama dapat
menyebabkan ketulian.
Bising merupakan bunyi yang ditimbulkan oleh
gelombang suara dengan intensitas dan frekuensi yang
tidak menentu. Deteksi dini berupa pemeriksaan
audiometri nada murni dilakukan secaraberkala minimal
sekali dalam setahun pada pekerja dengan lingkungan
kerja yang bising.
Dua aspek gelombang tekanan yang penting untuk
terjadinya ketulian akibat paparan bising:
1. Frekuensi, yaitu jumlah fluktasi dalam satu detik
2. Tingkat tekanan suara yang mendadak besarnya
fluktasi
Dalam pemeriksaan audiometri perlu
diperlihatkan faktor-faktor:
1. Usia

2. Lama kerja atau tinggal dilingkungan


bising
3. Kebiasaan sehari-hari
Sedangkan bagi pekerja baik yang belum atau
sudah terpajan bising diberikan perlindungan:
1. Pengenalan analisa bising
a. Program analisa bising
- mengukur intensitas bising dan frekuensinya.
Tujuannya untuk
mendapat catatan tentang keadaan maksimum,
rata – rata, minimum, fluktasi jenis intermitensi
dan ketetapan bising. Untuk pengukuran bising
dipakai alat Sound Level Meter (SLM).
- mencatat jangka waktu terkena bising. Makin
tinggi intensitas bising, jangka waktu terkena
yang diizinkan menjadi semakin pendek.
2. Pengukuran pemeriksaan pendengaran para
pekerja dengan audiometri nada murni:
a. Pengukuran pendengaran secara berkala
dan teratur
EARPLUG (Sumbat Telinga)

Ukuran, bentuk, dan posisi saluran telinga untuk tiap-tiap individu berbeda-beda
dan bahkan antar kedua telinga dari individu yang sama berlainan. Oleh karena
itu sumbat telinga harus dipilih sesuai dengan ukuran, bentuk, posisi saluran
telinga pemakainya. Diameter saluran telinga berkisar antara 3-14 mm, tetapi
paling banyak 5-11 mm. Umumnya bentuk saluran telinga manusia tidak lurus,
walaupun sebagian kecil ada yang lurus. Sumbat telinga dapat mengurangi
bising sampai dengan 30 dB. Sumbat telinga dapat terbuat dari kapas (wax),
plastik karet alamai dan sintetik, menurut cara penggunannya, di bedakan
menjadi ‘disposible ear plug”, yaitu sumbat telinga yang digunkan untuk sekali
pakai saja kemudian dibuang, misalnya sumbat telinga dari kapas, kemudian
cara pengguanan yang lain yaitu, “non dispossible ear plug” yang digunakan
waktu yang lama terbuat dari karet atau plastik cetak.
Kelebihan dan Kekurangan Ear
Plug
Dalam pemakaiannya sumbat telinga mempunyai keuntungan dan kerugian.
Keuntungan dari pemakaian sumbat telinga yaitu :
a. Mudah dibawa karena ukurannya yang kecil
b. Relatif lebih nyaman dipakai ditempat kerja yang panas
c. Tidak membatasi gerak kepala
d. Harga relative murah daripada tutup telinga (earmuff)
e. Dapat dipakai dengan efektif tanpa dipengaruhi oleh pemakaian kacamata,
tutupkelapa, anting-anting dan rambut
Sedangkan Kerugiannya antara lain:
a. Memerlukan waktu yang lebih lama dari tutup telingan untuk pemasangan yang
tepat.
b. Tingkat proteksinya lebih kecil dari tutup telinga
c. Sulit untuk memonitor tenaga kerja apakah memakai APT karena sukar dilihat
oleh pengawas
d. Hanya dapat dipakai oleh saluran telingan yang sehat
e. Bila tangan yang digunakan untuk memasang sumbat telinga kotor, maka
saluran
telinga akan mudah terkena infeksi karena iritasi
Macam-macam model/jenis Ear
Plug
a. Ear plug ER-20 Maxi

b. Ear plug Work Safe


Cara memilih dan merawat Ear Plug dengan
baik

Berikut ini merupakan cara untuk memilih sumbat telinga yang


baik
 Pilih Ear plug yang terbuat dari bahan yang dapat
menyesuaikan dengan bentuk telinga, yang biasanya terbuat
dari baham karet atau plastik yang lunak.
 Pilih bentuk dan ukuran yang sesuai dengan bentuk dan
ukuran kedua telinga anda.
 Periksa Ear plug, pastikan kondisinya dalam keadaan bagus
(tidak rusak) dan bersih.
Tips Merawat Ear Plug :
a. Setelah menggunakan sumbat telinga bersihkan dengan kain
lap
yang bersih, basah dan hangat.
b. Kemudian keringkan dengan kain lap yang bersih dan kering.
c. Setelah itu simpan di tempat yang kering dan bersih.
Detektor Asap Rokok Puff

 Detektor Asap Rokok Puff spesialis untuk asap rokok, detektor puff
tidak memerlukan volume asap rokok yang banyak untuk
mendeteksi adanya perokok. Berbeda dengan detector asap rokok
pada umumnya yang hanya mampu mendeteksi keberadaan asap
apabila asap tepat mengenai sensor. Detektor asap rokok puff
membandingkan standar udara bersih dengan orang-orang di
lingkungan di mana detektor dipasang. Jika hasil perbandingan
menunjukkan bahwa udara telah tercemar dengan asap rokok,
maka alarm akan berbunyi. detektor ini di design untuk tempat yang
terpencil karena alat ini memiliki fitur indicator dari jarak jauh.
 Fitur
Detektor asap rokok puff di lengakapi dengan banyak aksesoris.
Beberapa lampu Blitz ketika asap rokok terdeteksi. Alarms
terdengar sangat keras. Alat ini dapat mengirimkan informasi
nirkabel/wireless ke lokasi yang telah ditetapkan, seperti komputer
administrasi, memberitahu petugas bahwa seseorang telah
“Merokok”
APAR
Alat Pemadam Api Ringan
APAR merupakan alat pemadam api yang
pemakaiannya dilakukan secara manual dan langsung
diarahkan pada posisi dimana api berada.

Tata cara (Prosedur) penggunaan APAR (Alat


Pemadam Api Ringan) / Tabung Pemadam Kebakaran :

1. Tarik/Lepas Pin pengunci tuas APAR / Tabung


Pemadam.

2. Arahkan selang ke titik pusat api.

3. Tekan tuas untuk mengeluarkan isi APAR / Tabung

Pemadam.

4. Sapukan secara merata sampai api padam.


Hal yang perlu diketahui dalam
penggunaan APAR :
1. Perhatikan arah angin (usahakan
badan/ muka menghadap searah
dengan arah angin) supaya media
pemadam benar- benar efektif menuju
ke pusat api dan jilatan api tidak
mengenai tubuh petugas pemadam.
2. Perhatikan sumber kebakaran dan
gunakan jenis APAR yang sesuai
dengan klasifikasi sumber kebakaran.
Pemasangan dan penempatan APAR :
 Setiap APAR dipasang pada posisi yang
mudah

dilihat dan dijangkau

 Pemasangan APAR harus sesuai dengan jenis


benda / tempat yang dilindungi

 Setiap APAR harus dipasang menggantung

 Pemasangan APAR dengan ketinggian max.


1,2mtr

 Pemasangan APAR tidak boleh diruangan


Persyaratan Teknis APAR :
1. Tabung harus dalam keadaan baik ( tidak berkarat )
2. Dilengkapi dengan etiket cara – cara penggunaan yang memuat
urutan singkat dan jelas tetang cara penggunaannya
3. Segel harus dalam keadaan baik
4. Tidak ada kebocoran pada membran tabung gas tekanan tinggi
(Cartridge )
5. Slang harus dalam keadaan baik dan tahan tekanan tinggi.
6. APAR jenis busa / foam, tabung dalamnya tidak bocor serta lubang
pengeluaran tidak tersumbat
7. Bahan baku pemadaman harus selalu dalam keadaan baik
8. Tutup tabung harus baik dan tertutup rapat
9. Warna tabung harus mudah dilihatJenis-jenis

Anda mungkin juga menyukai