Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TEKNIK KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA

“RANGKUMAN UNTUK K3 PENANGGULANGAN PADA SAAT


TERJADINYA KECELAKAAN DI PENGEBORAN MIGAS”

Disusun Oleh;
NAMA : SATRIO AJI KURNIAWAN
NPM : 25417549
KELAS : 4IC07
DOSEN : ABDUL AGUNG RAMADHAN

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
KALIMALANG
2020
1. Sebutkan dan jelaskan alat standar K3 penunjang dalam pekerjaan!
1) Helm Pengaman (Safety Helmet)

Safety Helmet ini berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan,


pukulan, atau kejatuhan benda tajam dan berat yang melayang atau meluncur di
udara. Helm ini juga bisa melindungi kepala dari radiasi panas, api, percikan bahan
kimia ataupun suhu yang ekstrim. Untuk beberapa pekerjaan dengan risiko yang
relatif lebih rendah bisa menggunakan topi ataupun penutup kepala sebagai
pelindung.
2) Safety Belt

Sama seperti poin sebelumnya, alat ini juga digunakan ketika pekerja
bekerja di ketingian. Perbedaan antara safety harness dan safety belt bisa dilihat dari
bentuk ikatan dan fungsinya. bentuk ikatan full safety harness adalah menyelimuti
seluruh tubuh.
Sedangkan safety belt hanya mengikat pada bagian pinggang saja. Alat
pelindung diri ini digunakan ketika resiko jatuh dari ketinggian minim, berkebalikan
dengan safety harness.
3) Sepatu Boots

Tanpa sepatu yang sesuai, kaki akan rentan terluka oleh benda tajam di
tanah ataupun kejatuhan benda berbahaya dari atas. Karena itu, menggunakan
sepatu boot berfungsi untuk melindungi kakidari tusukan benda tajam, bahan kimia
berbahaya, cairan yang terlalu dingin atau panas, dan lain-lain.
4) Safety Shoes

Sepatu pelindung ini berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan atau


tertimpa benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap
panas, bahan kimia berbahaya ataupun permukaan licin. Selain fungsi di
atas, sepatu safety berkualitas juga memiliki tingkat keawetan yang baik sehingga
bisa digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Berbagai sepatu safety tersedia
sesuai dengan kebutuhan. Ada yang antislip, antipanas, anti-bahan kimia, anti-listrik,
dll.
5) Sarung Tangan

Beberapa pekerjaan yang berhubungan dengan larutan kimia, proses


pemanasan, ataupun komponen benda tajam, umumnya mengharuskan pemakaian
sarung tangan secara intensif mengingat tingginya risiko cedera. Beberapa jenis
sarung tangan yang paling banyak digunakan adalah:
 Cotton gloves (sarung tangan berbahan dasar katun), berguna untuk
memberi proteksi dari goresan, sayatan, atau luka lainnya;
 Leather gloves (sarung tangan kulit), memiliki fungsi sama seperti sarung
tangan katun. Namun, material kulit umumnya lebih nyaman untuk
digunakan dan lebih kuat menahan benda yang berpotensi melukai
tangan;
 Rubber gloves (sarung tangan karet), berfungsi untuk melindungi kulit
dari kontak langsung dengan minyak dan bahan perekat. Pekerjaan di
laboratorium juga kerap menggunakan sarung tangan karet; serta
 Sarung tangan yang didesain khusus agar mampu melindungi tangan
ketika harus bekerja di lokasi yang memiliki aliran listrik, baik tegangan
rendah maupun tinggi.

6) Safety Harness

Safety harness pada dasarnya adalah bagian dari sabuk keselamatan yang


wajib digunakan orang yang harus berhadapan dengan ketinggian.
Ada dua macam safety harness: full body harness  dan non-full. Sesuai SK
Dirjen Pembinaan dan Pengawasan Tenaga Kerja, penggunaan full body harness
wajib untuk di tempat tinggi yang rawan terjatuh.
Supaya fungsinya dapat dirasakan secara maksimal, umumnya
penggunaan harness juga dilengkapi dengan berbagai peralatan lain,
seperti decender, rope clamp, dan karabiner.

7) Ear Plug

Penggunaan ear muffs sangat tepat apabila Anda terpapar suara 40 hingga


50 dB dan 100–8000Hz. Ukurannya pun dapat mengakomodasi segala ukuran telinga
karena umumnya dibuat dengan bantalan cukup besar untuk menutup seluruh daun
telinga.
Meski begitu, sebaiknya hindari penggunaan ear muffs  dalam jangka
waktu yang terlalu lama karena dikhawatirkan akan membuat bantalan mengerut dan
mengeras.

8) Kacamata Safety

Mata adalah organ vital yang sangat rentan karena teksturnya yang lunak
dan hanya dilapisi oleh kulit tipis, yaitu kelopak mata. Sehingga, penggunaan APD
untuk melindungi fungsi mata adalah hal yang wajib dilakukan.
Kacamata dapat menjaga mata, baik dari paparan debu maupun asap yang
dapat membuat mata iritasi, percikan cairan kimia yang umumnya terjadi di dalam
laboratorium, atau cahaya yang sangat terang dan panas seperti di area pengelasan.
Ada beberapa jenis kacamata yang penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan
Anda:
 Safety spectacles, digunakan untuk melindungi mata dari partikel yang
beterbangan. Dapat juga digunakan untuk menghalau panas berlebihan
yang tak dapat ditoleransi oleh mata;
 Safety goggles, dipakai ketika lokasi kerja yang harus Anda hadapi
terpapar uap, asap, atau kabut yang mengganggu penglihatan.Bentuknya
yang dilengkapi dengan segel pelindung di area mata membuat mata
Anda terhindar dari percikan cairan yang mungkin datang dari segala
arah; serta
 Face shield dan welding helmet,APD yang mampu melindungi wajah
Anda secara utuh. Terkadang, bahaya kilatan api tak hanya berdampak
pada mata, namun juga wajah Anda.

9) Respirator

Masker pernafasan memiliki fungsi untuk menyaring cemaran bahan


kimia, partikel debu, mikroorganisme, asap, uap, aerosol, atau kotoran lain yang
mengotori udara yang Anda hirup. Sehingga, kesehatan organ pernapasan dapat lebih
terjaga dan sehat.
Respirator memiliki fungsi mirip seperti masker. Hanya saja
alat safety ini biasa digunakan di lingkungan kerja berbahaya, seperti misalnya
lingkungan kimia, nuklir, gua dll.
10) Face Shield

Pelindung wajah atau Face Shield ini merupakan alat pelindung yang


berfungsi untuk melindungi wajah dari paparan bahan kimia berbahaya, partikel yang
melayang di udara atau air, percikan benda kecil, panas ataupun uap panas, benturan
atau pukulan benda keras atau tajam, serta pancaran cahaya. Terdiri dari tameng
muka atau Face Shield, masker selam, atau Full Face Masker.

11) Jas Hujan

Meski terkesan tak terlalu penting, jas hujan berfungsi untuk melindungi
tubuh dari percikan air, baik ketika harus bekerja di bawah air hujan maupun ketika
mencuci peralatan dengan air dalam jumlah besar.
Beberapa jas hujan didesain khusus agar tak hanya tahan air namun juga
tahan panas dan api, seperti yang pada umumnya dipakai oleh para anggota pemadam
kebakaran.
12) Pelampung

Bicara mengenai pelampung, umumnya yang orang ingat adalah life


jacket yang digunakan para tim penyelamat di pesisir pantai atau kolam renang.
Padahal life jacket ini hanyalah salah satu dari bermacam-macam jenis pelampung.

2. Penyebab yang mungkin menyebabkan kecelakaan kerja!


1) Faktor-faktor bahaya pabrik minyak dan gas
 Proses Produksi
Bahaya proses produksi dari pekerjaan pabrik minyak dan gas adalah
potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh bebarapa kegiatan
yang dilakukan dalam proses produksi, yang sangat bergantung dari:
bahan dan peralatan yang dipakai, kegiatan serta jenis kegiatan yang
dilakukan. Potensi bahaya keselamatan terdapat pada alat/mesin, serta
bahan yang digunakan dalam proses produksi, seperti forklift (tertabrak),
gancu (tertusuk), pallet (tertimpa), dan bahan baku (tertimpa, terjatuh dari
tumpukan bahan baku), feed additive (kerusakan mata akibat terkena debu
feed additive), cutter, mesin bubut/las (kerusakan mata akibat terpercik
geram, lecet akibat terkena part panas, dan kerusakan paru-paru akibat
terhirup debu las), luka bakar akibat kebocoran gas, terjepit part,
semburan panas dari blow down otomatis. Kecelakaan kerja pada pabrik
minyak dan gas biasanya pada pengeboran yang berhubungan dengan
semburan gas yang tak terduga  dari sumur akibat tekanan yang  tinggi.
Secara garis besar ada dua kategori utama kecelakaan pengeboran,
pertama adalah memancarnya hidrokarbon yang intens dan
berkepanjangan, kedua adalah tumpahan hidrokarbon dan semburan gas
selama operasi pengeboran.

 Bahaya Kimia
Dalam proses produksi kilang minyak menggunakan bahan – bahan kimia
yang terkadang berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan manusia serta
lingkungan hidup. Potensi bahaya ini dapat memasuki atau
mempengaruhi tubuh tenaga kerja melalui : inhalation (melalui
pernafasan), ingestion (melalui mulut ke saluran pencernaan), skin
contact (melalui kulit). Terjadinya pengaruh potensi kimia terhadap tubuh
tenaga kerja sangat tergantung dari jenis bahan kimia atau kontaminan.

 Faktor Kondisi Tidak Aman, Tindakan Tidak Aman, Sistem


Manajemen
Setiap kecelakaan tidak terjadi begitu saja, tetapi terdapat faktor
penyebabnya. Apabila faktor tersebut dapat kita ketahui, maka kita dapat
melakukan pencegahan ataupun penanggulangan terhadap kecelakaan
tersebut.

Penyebab utama kecelakaan adalah :


1) Kondisi tidak aman (unsafe condition)
Hal ini berkaitan dengan mesin / alat kerja seperti mesin yang rusak
ataupun tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Selain itu kondisi tidak aman juga
dapat berupa kondisi lingkungan kerja yang kurang mendukung, seperti penerangan
yang kurang, keadaan bising, kebersihan maupun instalasi yang kurang baik. Kondisi
tidak aman juga dapat diakibatkan oleh metode / proses produksi yang kurang baik,
Pengaman yang tidak sempurna, Peralatan kerja yang rusak, Tata kelola
(housekeeping) yang jelek,  Penerangan yang kurang,  Lingkungan kerja dengan
paparan B3 atau radiasi,  Lingkungan kerja dengan kebisingan tinggi,  Tempat kerja
yang kotor dan licin
2) Tindakan tidak aman (unsafe action)
Tindakan tidak aman ini lebih berkaitan terhadap personal pekerja, antara
lain: menggunakan peralatan yang kurang baik, sembrono dalam bekerja, tidak
menggunakan alat pelindung diri maupun menjalan sesuatu tanpa wewenang,
mengoperasikan mesin/peralatan yang bukan menjadi tanggung jawabnya,
menggunakan peralatan yang tidak sesuai, bekerja sambil bergurau, bersikap
acuh/masa bodoh, bekerja dalam kondisi mabuk, tidak mentaati prosedur/peraturan,
melepaskan alat pengaman, menjalankan mesin melebihi kecepatan yang ditetapkan,
mengangkat/mengangkut berlebihan, tidak memakai alat pelindung diri.
3) Kelemahan sistem manajemen
Kelemahan sistem manajemen ini seringkali terkait dengan sistem
prosedur kerja yang tidak jelas ataupun tidak adanya standar yang dapat menjadi
acuan bagi pekerja dalam melakukan kegiatan kerja nya.
Dari faktor-faktor di atas, tentunya akan berpengaruh pula pada
lingkungan kerja dan lingkungan hidup sekitarnya. Bagi para pekerja sendiri tentunya
akan berakibat cedera jika kecelakaan yang terjadi sangat fatal, sedangkan bagi
lingkungan hidup akan terjadi gangguan keseimbangan ekosistem bahkan penurunan
kualitas lingkungan hidup. Penurunan kualitas lingkungan ini biasanya disebabkan
oleh adanya bahan sisa proses produksi yang masih mengandung zat kimia
berbahaya. Zat kimia berbahaya ini tidak hanya terjadi akibat dari kecelakaan
industri, namun bahkan lebih sering sebagai akibat dari sistem pengolahan limbah
industri yang tidak baik.
 Faktor Resiko Lain
Adapun faktor resiko lain yang sering dijumpai pada pabrik minyak dan
gas adalah sebagai berikut :
a) Ledakan
Ledakan dapat menimbulkan tekanan udara yang sangat tinggi disertai
dengan nyala api. Setelah itu akan diikuti dengan kepulan asap yang
berwarna hitam. Ledakan merambat pada lobang turbulensi udara akan
semakin dahsyat dan dapat menimbulkan kerusakan yang fatal.
b) Kebakaran
Bila akumulasi gas-gas yang tertahan dalam eksplorasi lepas pantai
mengalami suatu getaran hebat, yang diakibatkan oleh berbagai hal,
seperti gerakan roda-roda mesin, tiupan angin dari kompresor dan
sejenisnya, sehingga gas itu terangkat ke udara (beterbangan) dan
kemudian membentuk awan gas dalam kondisi batas ledak (explosive
limit) dan ketika itu ada sulutan api, maka akan terjadi ledakan yang
diiringi oleh kebakaran.
c) Badai pada area eksplorasi
Cuaca pada kegiatan eksplorasi lepas pantai sangat menentukan
berjalanya suatu proses penambangan minyak. Dimana pada saat cuaca
buruk dapat menimbulkan badai pada areal disekitar eksplorasi .
 Bahaya Khusus Yang Timbul Dari Crude Oil
Crude oil adalah cairan gelap, lengket, highly flammable, dan dapat
dibakar untuk menghasilkan energi. Bersama dengan natural gas,
crude oil merupakan sumber bahan bakar yang sangat dahsyat dan
strategis. Bahaya yang perlu mendapat perhatikan di samping hal-
hal umum juga tentang adanya bahaya peledakan crude oil yang
tinggi. Uap dan gas mudah meledak dan menimbulkan asap
racun. Crude Oil juga mengandung sulfur yang tinggi yang dapat
menimbulkan bahaya.
3. Cara penangulangan kecelakaan kerja!
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN BAHAYA PADA KILANG
MINYAK
a. Mengurangi faktor resiko kebakaran dari sumber, misalnya hubungan
listrik. Pencegahan ini harus dilengkapi dengan peralatan pemadam
kebakaran yang memadai.
b. Penanggulangan kedaruratan termasuk fasilitas komunikasi dan medis
c. Pengawasan kesehatan dan mempertahankan personal hygiene yang baik
disamping pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) yang tepat, termasuk
penyediaan fasilitas pencegahan keracunan dan pengadaan pertolongan
pernafasan.
d. MematuhiperaturanK3
e. Pelatihan K3 bagi semua pekerja sesuai dengan bidang kerja dan produk
masing – masing, termasuk didalamnya emergency drill.

Anda mungkin juga menyukai