Psik 8 Reg A1
Dosen pengampu :
Ns.Romliyadi S.kep.,M.kes.,M.kep
Disusun oleh :
BINA HUSADA
PALEMBANG
2021
ALAT PELINDUNG DIRI
APD harus dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya yang
spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.
Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan
rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.
Alat harus dapat dipakai secara fleksibel.
Bentuknya harus cukup menarik.
Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama.
Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang
dikarenakan bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah dalam
menggunakannya.
Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.
Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya.
Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya.
a. Tujuan
Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif
tidak dapat dilakukan dengan baik.
Meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja.
Menciptakan lingkungan kerja yang aman.
b. Manfaat
Untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya
potensi bahaya/kecelakaan kerja.
Mengurangi resiko akibat kecelakaan.
c. Jenis
Alat Pelindung Kepala : Alat ini adalah kombiansi dari alat pelindung
mata,pernapasan dan mata contohnya Topi Pelindung/Pengaman (Safety
Helmet), Tutup Kepala, Hats/cap, Topi pengaman.
Alat Pelindung Kepala Bagian Atas : Topi Pelindung/Pengaman (Safety
Helmet),
Alat Pelindung Muka : Safety Glasses, Face Shields, Goggles.
Alat Pelindung Pengliahatan : Kaca Mata
Alat Pelindung Telinga : Tutup Telinga (Ear muff ), Sumbat Telinga (Ear
plugs).
Alat Pelindung Pernafasan : Masker, Respirator.
3. Kegunaan
a. Alat Pelindung Kepala
Alat Pelindung Kepala Topi Pelindung/Pengaman (Safety Helmet) :
Melindungi kepala dari benda keras, pukulan dan benturan, terjatuh dan
terkena arus listrik.
Tutup Kepala : Melindungi kepala dari kebakaran, korosif, uap-uap,
panas/dingin.
Hats/cap : Melindungi kepala dari kotoran debu atau tangkapan mesin-mesin
berputar.
Topi pengaman : untuk penggunaan yang bersifat umum dan pengaman dari
tegangan listrik yang terbatas. Tahan terhadap tegangan listrik. Biasanya
digunakan oleh pemadam kebakaran.
b. Alat pelindung muka dan mata
Melindungi muka dan mata dari:
Lemparan benda-benda kecil.
Lemparan benda-benda panas
Pengaruh cahaya
c. Alat pelindung telinga
Sumbat Telinga (Ear plugs ) yang baik adalah menahan frekuensi Daya
atenuasi (daya lindung) : 25-30 dB, sedangkan frekuensi untuk bicara biasanya
(komunikasi) tak terganggu.
Tutup Telinga (Ear muff ) frekuensi 2800–4000 Hz sampai 42 dB (35–45 dB)
Untuk frekuensi biasa 25-30 dB. Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan
antara tutup telinga dan sumbat telinga sehingga dapat atenuasi yang lebih
tinggi; tapi tak lebih dari 50 dB,karena hantaran suara melalui tulang masih
ada.
d. Alat pelindung pernapasan
Memberikan perlindungan terhadap sumber-sumber bahaya seperti:
Kekurangan oksigen
Pencemaran oleh partikel (debu, kabut, asap dan uap logam)
Pencemaran oleh gas atau uap
e. Alat Pelindung Tangan
Sarung Tangan (Gloves) Jenis pekerjaan yang membutuhkan sarung tangan
Pengelasan/ pemotongan (bahan kulit)
Bekerja dengan bahan kimia (bahan karet)
Beberapa pekerjaan mekanikal di workshop dimana ada potensi cedera bila
tidak menggunakan sarung tangan (seperti benda yang masih panas, benda
yang sisinya tajam dlsb.).
Beberapa pekerjaan perawatan.
f. Alat Pelindung Kaki
Untuk mencegah tusukan
Untuk mencegah tergelincir
Tahan terhadap bahaya listrik
g. Alat Pelindung Badan
Pakaian Pelindung: digunakan untuk melindungi tubuh dari benda berbahaya,
misal api, asap,bakteri, zat-zat kimia, dsb.
h. Safety Belt
Berguna untuk melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh, biasanya digunakan
pada pekerjaan konstruksi dan memanjat serta tempat tertutup atau boiler.
i. Alat pelindung diri untuk tugas khusus
Apron untuk bekerja dengan bahan kimia ataupun pekerjaan pengelasan.
Full body harness untuk bekerja di ketinggian melebihi 1,24 meter.
Tutup telinga (ear plugs) untuk bekerja di tempat dengan kebisingan melebihi
85 dB.
Sepatu boot karet (rubber boot) untuk semua pekerjaan di kebun yang dimulai
dari survey lahan, pembibitan, penanaman hingga panen.
4. Kekurangan dan Kelebihan Alat Pelindung Diri
a. Kekurangan
Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai Alat pelindung
diri yang kurang tepat
Fungsi dari Alat Pelindung Diri ini hanya untuk menguragi akibat dari kondisi
yang berpotensi menimbulkan bahaya.
Tidak menjamin pemakainya bebas kecelakaan
Cara pemakaian Alat Pelindung Diri yang salah,
Alat Pelindung Diri tak memenuhi persyaratan standar)
Alat Pelindung Diri yang sangat sensitive terhadap perubahan tertentu.
Alat Pelindung Diri yang mempunyai masa kerja tertentu seperti kanister, filter
dan penyerap (cartridge).
Alat Pelindung Diri dapat menularkan penyakit,bila dipakai berganti-ganti.
b. Kelebihan
Mengurangi resiko akibat kecelakan
Melindungi seluruh/sebagian tubuhnya pada kecelakaan
Sebagai usaha terakhir apabila sistem pengendalian teknik dan administrasi
tidak berfungsi dengan baik.
Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja di tempat kerja.
5. Cara Memilih dan Merawat Alat Pelindung Diri
a. Cara memilih
Sesuai dengan jenis pekerjaan dan dalam jumlah yang memadai.
Alat Pelindung Diri yang sesuai standar serta sesuai dengan jenis pekerjaannya
harus selalu digunakan selama mengerjakan tugas tersebut atau selama berada
di areal pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Alat Pelindung Diri tidak dibutuhkan apabila sedang berada dalam kantor,
ruang istirahat, atau tempat-tempat yang tidak berhubungan dengan
pekerjaannya.
Melalui pengamatan operasi, proses, dan jenis material yang dipakai.
b. Cara merawat
Meletakkan Alat pelindung diri pada tempatnya setelah selesai digunakan.
Melakukan pembersihan secara berkala.
Memeriksa Alat pelindung diri sebelum dipakai untuk mengetahui adanya
kerusakan atau tidak layak pakai.
Memastikan Alat pelindung diri yang digunakan aman untuk keselamatan jika
tidak sesuai maka perlu diganti dengan yang baru.
Dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara
penyimpanan, kebersihan serta kondisinya.
Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja yang
kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak
dibenarkan untuk dipergunakan Secara spesifik sebagai berikut :
1) Helm Safety/ Helm Kerja (Hard hat)
Helm kerja dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang
menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh
manajemen lini.
Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja yang
kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta
tidak dibenarkan untuk dipergunakan (retak-retak, bolong atau tanpa
system suspensinya).
Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang
memiliki helm kerja dan telah mengikuti training.
2) Kacamata Safety (Safety Glasses)
Kacamata safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang
menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh
manajemen lini.
Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan kacamata safety
yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik
serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
Penyimpanan masker harus terjamin sehingga terhindar dari debu,
kondisi yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban
atau kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia berbahaya.
Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang
memiliki kacamata safety dan telah mengikuti training.
3) Sepatu Safety (Safety Shoes)
Sepatu safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang
menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh
manajemen lini.
Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sepatu safety yang
kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta
tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang
memiliki sepatu safety dan telah mengikuti training.
Masker/ Perlindungan Pernafasan (Mask/ Respiratory Protection)
Pelindung pernafasan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin
yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya.
Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat pelindung
pernafasan yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat
tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
Kondisi dan kebersihan alat pelindung pernafasan menjadi tanggung
jawab karyawan yang bersangkutan,
Kontrol terhadap kebersihan alat tersebut akan selalu dilakukan oleh
managemen lini.
4) Sarung tangan
Sarung tangan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang
menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh
manajemen lini.
Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sarung tangan yang
kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta
tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
Penyimpanan sarung tangan harus terjamin sehingga terhindar dari
debu, kondisi yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin),
kelembaban atau kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia
berbahaya.
LAPORAN PENDAHULUAN
HAZARD
Psik 8 Reg A1
Dosen Pengampu :
Ns.Romliyadi S.kep.,M.kes.,M.kep
Disusun Oleh :
BINA HUSADA
PALEMBANG
2021
HAZARD
1. Pengertian
Hazard adalah faktor faktor intrinsik yang melekat pada sesuatu berupa barang
atau kondisi dan mempunyai potensi menimbulkan efek kesehatan maupun
keselamatan pekerja serta lingkungan yang memberikan dampakburuk
(Kurniawan 2018).Pengertian (definisi) bahaya (hazard) ialah semua sumber,
situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera (kecelakaan kerja)
dan atau penyakit akibat kerja – definisi berdasarkan OHSAS 18001:2007. Secara
umum terdapat 5 (lima) faktor bahaya K3 di tempat kerja, antara lain : Faktor
Bahaya Biologi (Seperti : Jamur, Virus, Bakteri, dll.), Faktor Bahaya Kimia
(Seperti: Gas, Debu, Bahan Beracun, dll.), Faktor Bahaya Fisik/Mekanik
(Seperti : Mesin, Tekanan, dll.), Faktor Bahaya Biomekanik (Seperti : Posisi
Kerja, Gerakan, dll.), Faktor Bahaya Sosial Psikologis (Seperti : Stress,
Kekerasan, dll.)
2. Klasifikasi hazard
Menurut Ndejjo (2015) bahaya secara luas diklasifikasikan sebagai biologis dan
nonbiologis.Klasifikasi orang asing dihasilkan sebagai titik akhir komposit.
Adapun beberapa cedera : slip, perjalanan, dan jatuh; fisik, psikologis, seksual,
atau verbal penyalahgunaan; luka/ laserasi; luka bakar; patah; cedera terkait-tajam
(yaitu, jarum, dll.); radon dari sinar-X dan seterusnya; tumpahan bahan kimia;
kebisingan; kontak langsung dengan terkontaminasi spesimen/ bahan biohazard;
bioterorisme; cedera muskuloskeletal seperti nyeri otot/ strain/ keseleo, ogens
jalan yang ditularkan melalui darah; penyakit/ infeksi menular; penyakit di
udara; vector borne diseases; stres; crosscontamination dari material kotor; dan
radiasi nonionisasi. Tanggapan-tanggapan ini disortir untuk menghasilkan
klasifikasi gabungan, biologis atau nonbiologis:
bahaya biologis didefinisikan untuk dimasukkan luka/ luka/ laserasi, luka
terkait yang tajam, kontak langsung dengan spesimen yang terkontaminasi/
bahan biohazardous, bioterorisme, yang ditularkan melalui darah patogen,
penyakit infeksi/ infeksi, penyakitudara, penyakit vektor yang ditanggung, dan
kontaminasi silang dari material kotor.
bahaya nonbiologis didefinisikan untuk termasuk fisik, psikososial, dan
ergonomisbahaya:
bahaya fisik termasuk slip, perjalanan, jatuh, luka bakar, fraktur, radiasi
dari sinar X, kebisingan, dan radiasi nonionisasi;
bahaya psikososial termasuk fisik, penyalahgunaan psikososial, seksual,
dan verbal dan menekankan;
bahaya ergonomis adalah muskuloskeletal cedera seperti nyeri otot/
strain/terkilir.
3. Identifikasi hazard
Identifikasi bahaya merupakan langkah awal dalam mengembangkan manajemen
risiko K3.Mengidentifikasi suatu bahaya adalah upaya sistematis untuk
mengetahui potensi bahaya yang ada di lingkunga kerja.Dengan mengetahui sifat
dan karakteristik bahaya, maka dapat lebih berhati-hati dan waspada untuk
melakukan langkah-langkah pengamanan agar tidak terjadi kecelakaan, namun
tidak semua bahaya dapat dikenali dengan mudah (Ramli, 2009).
b. Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin dapat terjadi
3) Catatan sakit dan cidera-cidera insiden waktu yang lalu yang mengakibatkan
terjadinya
perlindungan
antara lain :
(2) Dapat ditentukan kualifikasi fisik dan mental seseorang yang diberitugas
pada periode waktu tertentu atau siklus operasi tertentu (Tarwaka, 2008).
Penilaian risko adalah proses untuk menentukan pengendalian terhadap tingkat
Procedure No.31519).
a. Proses penilaianrisiko
1) Estimasi tingkatkekerapan
akibat kerja, harus mempertimbangkan tentang nerapa sering dan berapa lama
seorang tenaga kerja terpapar potensi bahaya. Dengan demikian kita harus
2) Estimasi tingkatkeparahan
Setelah kita dapat mengasumsikan tingkat kekerapan kecelakaan atau sakit yang
kecelakaan/ sakit yang mungkin terjadi. Penentuan tingkat keparahan dari suatu
yang ikut terkena dampak akibat kecelakaan dan bagian-bagian tubuh mana saja
3) Penentuan tingkatrisiko
diidentifikasi dandinilai.
4) Prioritasrisiko
Setelah penentuan tingkat resiko, selanjutnya harus dibuat skala resiko untuk
pengendalian resiko yang tepat. Potensi bahaya dengan tingkat resiko ”URGENT”
a. Tujuan PenilaianRisiko
2) Untuk menyusun prioritas pengendalian semua jenis risiko, akibat yang bisa
2. Tempatkerja
Menurut UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 1 ayat 1, yang
dimaksud tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumberatau
dengan tempat kerja tersebut. Oleh karena pada tiap tempat kerja terdapat sumber
permukaan air, di dalam air, maupun di udara yang berada di wilayah kekuasaan
Tempat kerja sangat mendukung adanya suatu pekerjaan, tempat kerja yang buruk
dapat menurunkan derajat kesehatan dan juga daya kerja para pekerja.
3. Bahaya
Procedure No 31519).
Bahaya adalah aktifitas, kondisi, kejadian, gejala, proses, material, dan segala
sesuatu yang ada di tempat kerja/ berhubungan dengan pekerjaan yang menjadi/
setiap bahan mempunyai intensitas atau tingkat bahaya yang berbeda, misalnya
pengaruh dari suatu bahan kimia ada yang akut dan ada yang kronis. Untuk
(Material Safety Data Sheet) sebagai alat informasi kepada tenaga kerja agar
a. Manusia
kecelakaan disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan manusia. Bahkan ada suatu
(Suma’mur 1996).
b. Peralatan
tidak digunakan dengan semestinya, tidak ada latihan tentang penggunaan alat
tersebut, tidak dilengkapi dengan perlindungan dan pengamanan, serta tidak ada
kondisi agar bagian-bagian mesin atau alat-alat yang berbahaya dapat dideteksi
1) Kebakaran
2) Sengatanlistrik
3) Ledakan
c. Bahanataumaterial
Karakteristik bahan yang ditimbulkan dari suatu bahan tergantung dari sifat
1) Mudahterbakar
2) Mudahmeledak
3) Menimbulkanenergi
5) Menyebabkankanker
7) Bersifatracun
8) Radioaktif
d. Lingkungan
2) Faktor kimia, meliputi gas,uap, debu, kabut, asap, awan, cairan, dan
benda- bendapadat.
getaranlaser.
a. KecelakaanKerja
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan
sering kali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu,
harta benda atau properti maupun korban jiwa yang terjadi di dalam suatu proses
dapat diduga”. Sebenarnya setiap kecelakaan kerja itu dapat diramalkan atau
diduga dari semula jika perbuatan dan kondisi tidak memenuhi persyaratan. Oleh
karena itu, kewajiban berbuat secara selamat dan mengatur peralatan serta
penting, yaitu :
manusia yang tidak aman (unsafe act) dan keadaan lingkungan yang tidak aman
kecelakaan adalah faktor manusia. Oleh karena itu sumber daya manusia dalam
hal ini memegang peranan penting dalam penciptaan keselamatan dan kesehatan
kerja. Tenaga kerja yang mau membiasakan dirinya dalam keadaan yang aman
(Suma’mur,1996).
Adapun menurut H.W. Heinrich dengan teori dominonya yang
tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman dan kedua hal tersebut selanjutnya
tergantung pada seluruh macam gabungan dari berbagai faktor, inilah dalam
mengakibatkankecelakaan. Loss
Accident
Immediat
Basic couse eLock
Cause Manusia
a. Kurangnya
Lock of controlSistem Pengendalian ( ofControl) Kontak
Harta
Faktor Tindakan dengan
Dalam
Tidak urutan teori domino, kurangnya sistem pengendalian merupakan
benda
pribadi tidak energi
memadainya Proses
urutan Faktor suatu kejadian
pertama munuju aman yang mengakibatkanProduksikerugian.
program
pekerjaa Kondisi
stand and
Pengendalian dalam halnini ialah salah satu dari 4 (empat) fungsi menejemen
tidak
program
perumusan aman
yaitu: planing (perencanaan), organizing (pengorganisasian), leading
standart
(kepemimpinan), controling (pengendalian).rangkaian efek akan dimulai dan
1. Kekurangan padaProgram
spesifik dan tidak cukup jelas serta kurang tinggnya standar yang ditetapkan.
kerja yang baik, perusahaan harus membuat suatu program keselamatan dan
Sebab-sebab dasar dianggap sebagai akar dari masalah, penyebab riil, penyebab
mengapa terdapat kondisi yang kurang standar. Sebab-sebab dasar dibagi menjadi 2,
yaitu :
Meliputi:
Meliputi:
b) Enginering kurangmemadai
c) Maintenance kurangmemadai
g) Penyalahgunaanwewenang
Penyebab langsung dari kecelakaan adalah suatu yang secaa langsung menyebabkan
kecelakaan
Adalah keadaan yang dapat mendorong timbulnya suatu kecelakaan baik terhadap
lingkungan kerja yang tidak aman dalam setiap aktivitas kerja antara lain:
melebihiNAB.
j) Paparanradiasi
d. Kecelakaan(accident)
Kecelakaan terjadi oleh karena adanya kontak dengan suatu sumber energi ataubahan
yang melampaui nilai ambang batas dari bahan atau struktur. Sumber energi ini dapat
diklasifikasikan menjadi :
d) Tersengat aliranlistrik
e) Jatuh dariketinggian
mesintransmisi.
d) Bahan-bahan berbahaya dan radiasi, seperti : bahan mudah meledak, debu, gas,
cairan, bahankimia.
e) Lingkungan kerja, seperti : tekanan panas, intensitas kebisingan tinggi,getaran.
a) Patahtulang
c) Lukabakar
d) Keracunanakut
b) Lukaumum,dll
c) Gejala-gejala penyebabseketika.
e. Kerugiaan(Loss)
harta benda atau properti dan proses produksi. Implikasi yang berhubungan
kerja cukup besar dan dapat mempengaruhi upaya peningkatan produktivitas kerja
kelompokkan menjadi :
1. Kerugian atau biaya langsung (DirectCosts)
Yaitu suatu kerugian yang dapat dihitung secara langsung dari mulai
2. Kerugian atau biaya tidak langsung atau terselubung (Inderect Costs) Yaitu
merupakan kerugian berupa biaya yang dikeluarkan berupa biaya yang dikeluarkan dan
meliputi suatu yang tidak terlihat pada waktu atau beberapa waktu setelah terjadinya
b) Hilangnya waktu kerja dari tenaga kerja lain, seperti rasa ingin tahu dan rasa
simpati serta setia kawan untuk membantu korban, mengantarkan ke rumah sakit.
kehilanganbonus,dll.
e) Biaya penyelidikan dan sosisl lainnya, seperti : mengunjungi tenaga kerja yang
mengatur dan menunjuk tenaga kerja lain untuk meneruskan pekerjaan dari tenaga
kerja yang menderita kecelakaan, merekrut dan melatih tenaga kerja baru, timbulnya
Kecelakaan kerja mempunyai dampak yang sangat besar terhadap tenaga kerja dan
a. Kerusakan
b. Kekacauanorganisasi
c. Keluhan dankesedihan
d. Kelainan dankecacatan
e. Kematian
Pada umumnya kita hanya terfokus pada kerugian atau biaya langsung, padahal pada
kenyataannya, kerugian atau biaya-biaya yang tidak langsung dan terselubung jauh lebih
besar dan mempunyai dampak yang lebih luas. Hal ini dapat dilihat dari fenomena
gunung es dimana puncak gunung es yang nampak hanya sebagian kecil dibandingkan
dengan bagian gunung es yang terdalam di dalamnya dan belum kelihatan pada
saatkejadian.
secara keseluruhan.
bahaya yang ada sehingga bahaya itu dapat ditiadakan atau dikurangi sampai batas
barang dan jasa yang dapat mrnimbulkan risiko kecelakaan kerja yang tinggi. Hal
standar bagi tempat kerja, perencanaan pabrik dan bahan, prosedur dan intruksi
kerja untuk mengatur dan mengendalikan kegiatan produk barang dan jasa.
dari tindakan terbesar. Jika tidak dapat dilakukan maka dengan menurunkan
c Diikuti oleh semua pekerja tanpa adanya ketidaknyamanan dan srtes (Rudi,
Suardi 2005).
dalam pencegahan dan pengendalian resiko yang mungkin timbul yang terdiri dari
1) Eliminasi(Elimination)
merupakan langkah ideal yang dapat dilakukan dan harus menjadi pilihan
utama dalam melakukan pengendalian risiko bahaya. Hal ini berarti eliminasi
menimblkan bahaya.
2) Substitusi(Substitution)
bahan yang lebih aman. Prinsip pengendalian ini adalah menggantikan sumber
risiko dengan sarana atau peralatan lain yang lebih aman ataulebih rendah
tingkat resikonya.
3) Rekayasa(Engineering)
mengubah desain tempat kerja, mesin, peralatan atau proses kerja menjadi
lebih aman. Ciri khas dalam tahap ini adalah melinatkan pemikiran yang lebih
4) Administrasi
tingkatrisiko.
dalam perhitungan yang matang, termasuk juga biaya dan waktu pelaksanaannya.
belum memiliki data apapun yang terkait dengan aspek-aspek K3, sebaiknya
d. Evaluasi dan umpan balik dari investigasi insiden sebelumnya, kecelakaan dan
LAPORAN PENDAHULUAN
Psik 8 Reg A2
DosenPengampu :
Ns.Romliyadi S.kep.,M.kes.,M.kep
Disusunoleh :
Psik 8 Reg A1
DosenPengampu :
Ns.Romliyadi S.kep.,M.kes.,M.kep
Disusunoleh :
A. Defenisi
Kecelakaanadalahkejadiantidakterdugayangdisebabkanolehtindakantidak
aman dan kondisi tidak aman (Heinrich, 1930). Sebagian
besar(85%)kecelakaandisebabkanolehfaktormanusiadengantindakanyangtidak
aman.Tindakan tidak aman (unsafe action) adalah tindakan yang
dapatmembahayakanpekerjaitusendirimaupunoranglainyangdapatmenyebabk
an terjadinya kecelakaan yang dapat disebabkan oleh berbagai halseperti tidak
memakai APD, tidak mengikuti prosedur kerja, tidak
mengikutiperaturankeselamatan kerjadan bekerjatidak hati-hati.
Bekerja di rumah sakit dapat menimbulkan risiko tertular penyakit
daripasien.Potensi bahaya di RS, selain penyakitpenyakit infeksi juga ada
potensibahayabahayalainyangmempengaruhisituasidankondisidiRS,yaitukecel
akaan(peledakan,kebakaran,kecelakaanyangberhubungandenganinstalasilistri
k,dansumber-sumbercideralainnya),radiasi,bahan-
bahankimiayangberbahaya,gas-
gasanastesi,gangguanpsikososialdanergonomi.Semua potensi bahaya tersebut
diatas, jelas mengancam jiwa dankehidupan bagi para karyawan di RS, para
pasien maupun para pengunjungyangadadi lingkunganRS.
Penyakit Akibat Kerja adalah penyakityang disebabkan oleh
pekerjaandanlingkungankerja.FaktorrisikoPAKantaralain:Golonganfisik,kimi
awi, biologis atau psikososial di tempat kerja. Faktor tersebut di
dalamlingkungankerjamerupakanpenyebabyangpokokdanmenentukanterjadin
yapenyakitakibat kerja.Faktor lain seperti kerentananindividualjuga berperan
dalam perkembangan penyakit di antara pekerja yang
terpajan.FaktorrisikoyangdapatmenyebabkanterjadinyaPAKadalahsebagaiberi
kut:
1) Golongan fisik
a. Kebisingandapatmengakibatkangangguanpadapendengaransampaid
engan Non-induced hearingloss
b. Radiasi (sinar radio aktif) dapat mengakibatkan kelainan darah
dankulit
c. Suhuudarayangtinggidapatmengakibatkanheatstroke,heatcramps,at
auhyperpyrexia.Sedangkansuhuudarayangrendahdapatmengakibatk
anfrostbite, trenchfootatauhypothermia.
d. Tekananudarayangtinggidapatmengakibatkan caisondisease
e. Pencahayaan yang tidak cukup dapat mengakibatkan kelahan
mata.Pencahayaanyangtinggidapatmengakibatkantimbulnyakecela
kaan
2) Golongankimia
a. Debudapatmengakibatkanpneumokoniosis
b. Uapdapatmengakibatkanmetalfumefever,dermatitisdankeracunan
c. GasdapatmengakibatkankeracunanCOdanH2S
d. Larutandapatmengakibatkandermatitis
e. Insektisidadapatmengakibatkankeracunan
3) Golonganinfeksi
a. Anthrax
b. Brucell
c. HIV/AIDS
4) Golonganfisiologis
Dapat disebabkan oleh kesalahan kontruksi, mesin, sikap badan
yangkurangbaik,salahcaramelakukansuatupekerjaanyangdapatmengaki
batkan kelelahan fisik bahkan lambat laun dapat
menyebabkanperubahanfisik padatubuh pekerja.
5) Golonganmental
Dapat disebabkan oleh hubungan kerja yang tidak baik atau
keadaanpekerjaanyangmonotonyangmenyebabkan kebosanan.
LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP K3 RS
DosenPengampu :
Ns.Romliyadi S.kep.,M.kes.,M.kep
Disusunoleh :
A. Pengertian
Keselamatan Kerja adalah upaya yang dilakukan untuk
mengurangi terjadinya kecelakaan,kerusakan dan segala bentuk
kerugian baik terhadap manusia, maupun yang berhubungan dengan
peralatan, obyek kerja, tempat bekerja, dan lingkungan kerja, secara
langsung dan tidak langsung.
Kesehatan Kerja adalah upaya peningkatan dan pemeliharaan
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi pekerja disemua
jabatan, pencegahan penyimpangan kesehatan yang disebabkan oleh
kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja dari risiko akibat faktor yang
merugikan kesehatan,penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam
suatu lingkungan kerja yang mengadaptasi antara pekerjaan dengan
manusia dan manusia dengan jabatannya.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit yang selanjutnya
disingkat K3RS adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan bagi sumber daya manusia
rumahsakit,pasien,pendamping pasien,pengunjung,maupun lingkungan
rumah sakit melalui upaya pencegahan kecelakan kerja dan penyakit
akibat kerjadi rumah sakit .
SistemManajemenKeselamatandanKesehatanKerjaRumahSakit
yang selanjutnya disebut SMK3 Rumah Sakit adalah bagian dari
manajemen Rumah Sakit secara keseluruhan dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan aktifitas proses kerja
diRumah Sakit guna terciptanya lingkungan kerja yang sehat,
selamat,aman dan nyaman bagi sumber daya manusia Rumah Sakit,
pasien,pendamping pasien,pengunjung, maupun lingkungan Rumah
B. Tujun
K3RS bertujuan untuk terselenggaranya keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Rumah Sakit secara optimal, efektif, efisien dan
berkesinambungan.
C. Prinsip K3RS
Agar K3RS dapat dipahami secara utuh perlu diketahui pengertian
3(tiga)komponen yang saling berinteraksi,
1.Kapasitas Kerja
2. Beban Kerja
3.Lingkungan Kerja
LAPORAN PENDAHULUAN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Psik 8 Reg A1
Dosen Pengampu :
Ns.Romliyadi S.kep.,M.kes.,M.kep
Disusun oleh :
BINA HUSADA
PALEMBANG
2021
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
A. Bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh
faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2007 tersebut juga mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan
bencana sosial.
Bencana menurut industri adalah peristiwa tidak dikehendaki yang terjadi pada
lingkungan yang sedang melakukan kegiatan produksi maupun operasional perusahaan
dan perusahaan ini tidak mampu mengatasi peristiwa tersebut. Sehingga untuk
mengantisipasi peristiwa yang tidak dikehendaki tersebut, maka diperlukan untuk
persiapan menghadapi bencana pada perusahaan terutama masalah kebakaran.
B. Kebakaran
Kebakaran merupakan kejadian yang muncul dari adanya api yang tidak
terkontrol yang disebabkan oleh konsleting listrik, rokok, dan bahan kimia. Pedoman
Segitiga Api menjelaskan tentang munculnya api memerlukan 3 komponen yakni bahan
yang mudah terbakar, oksigen dan panas1 . Kebakaran bisa terjadi dimana dan kapan
saja ketika ada bahan yang mudah terbakar dan sumber kebakaran. Terdapat dua macam
sistem perlindungan bangunan terhadap bencana kebakaran yakni sistem proteksi aktif
dan pasif.
C. Faktor Penyebab Kebakaran
Terjadinya kebakaran tidak secara tiba-tiba melainkan ada beberapa pemicu
terjadinya nyala api sehingga menjadi sebuah kebakaran. Unsur pembentuk api ada tiga
macam yaitu:
Kebakaran bisa terjadi dimana saja ketika ada sumber kebakaran maupun
bahan yang mudah terbakar. Diketahui survei pada suatu pemukiman Kota Bandung
menyatakan faktor-faktor penyebab kebakaran paling tinggi adalah kompor gas 100%,
korslet listrik 77%, lilin 67%, kompor minyak 30%, obat nyamuk 28%, puntung rokok
24% dan pembakaran sampah 19%. Dari data tersebut maka untuk menghindari
kejadian kebakaran perlu adanya upaya pencegahan dan penanggulangan.(16)
D. Klasifikasi Kebakaran
Potensi kebakaran berdasarkan tingkat risikonya dibagi menjadi 5 yaitu:
1. Klasifikasi tingkat risiko bahaya kebakaran ringan.
2. Klasifikasi tingkat risiko bahaya kebakaran sedang I.
3. Klasifikasi tingkat risiko bahaya kebakaran sedang II.
4. Klasifikasi tingkat risiko bahaya kebakaran sedang III
5. Klasifikasi tingkat risiko bahaya kebakaran berat.
Berdasarkan klasifikasi di atas maka dibuat tabel daftar jenis tempat kerja sebagai
berikut:
Tabel Daftar Klasifikasi Potensi Bahaya Kebakaran Berdasarkan Jenis Tempat Kerja.
Pintu darurat yang tidak sesuai standar akan menyebabkan masalah jika terjadi
bencana terutama kebakaran. Pintu darurat adalah komponen yang sangat penting
karena sarana penyelamatan menuju tempat aman. Pintu darurat yang tidak sesuai dapat
menghambat massa untuk menyelamatkan diri karena adanya penumpukan massa yang
tidak sesuai dengan kapasitas pintu, sehingga dapat menyebabkan adanya korban yang
terlambat selamat.(22)
b. Pencahayaan darurat
Suatu lampu hidup otomatis yang digunakan saat terjadi keadaan darurat
berada di tangga-tangga, gang, koridor, ram, lif, jalan lorong menuju tempat aman dan
jalur menuju jalan umum.
Syarat pencahayaan darurat adalah:
1) Iluminasi darurat harus disediakan untuk jangka waktu 1,5 jam pada kejadian
padamnya pencahayaan normal.
2) Fasilitas pencahayaan darurat harus disusun untuk menyediakan iluminasi awal
rata-rata tidak kurang dari 1ft.kandel (10 lux) dan minimum pada satu titik 0.1 ft. kandel
(1 lux) diukur sepanjang jalur jalan ke luar permukaan lantai.
3) Tingkat iluminasi harus diijinkan untuk menurunkan rata-rata 0,6 ft.kandel (6
lux) dan pada titik minimum 0,06 ft.kandel (0,6 lux) pada akhir dari jangka waktu
pencahayaan darurat. Rasio keseragaman iluminasi maksimum keminimum tidak harus
melampaui 40:1.
4) Sistem pencahayaan darurat harus ditata untuk menyediakan iluminasi yang
diperlukan secara otomatis di dalam kejadian terputusnya pencahayaan normal.
5) Generator darurat yang menyediakan tenaga listrik untuk sistem pencahayaan
darurat harus dipasang,diuji, dan dipelihara sesuai ketentuan tentang sistem daya untuk
keadaan darurat dan cadangan yang berlaku.
6) Pencahayaan darurat yang dioperasikan oleh baterai harus hanya menggunakan
jenis yang andal dari baterai yang dapat diisi kembali dengan fasilitas yang sesuai untuk
pemeliharaannya dalam kondisi bermuatan yang sesuai.
7) Sistem pencahayaan darurat harus dari jenis menerus dalam pengoprasiannya
atau harus mampu untuk operasi berulang otomatik tanpa intervensi manual.Lampu
darurat harus dapat segera hidup dengan jangka waktu yang lama jika terjadi suatu
bencana agar dapat memudahkan massa mengetahui jalan keluar dari gedung dengan
cepat dan mudah tanpa hambatan serta merasa bingung dan panik. Hal ini juga
menghindari adanya korban jiwa yang terperangkap dalam gedung.(23)
c. Tanda arah exit
Tanda exit adalah arah untuk keluar menuju ke tempat aman yang paling dekat jika
terjadi suatu keadaan darurat. Syarat penandaan sarana jalur keluar adalah:
1) Penempatan tanda haruslah sedemikian sehingga tidak ada titik di dalam akses
exit koridor lebih dari 30 m (100 ft) dari tanda terdekat.
2) Setiap tanda yang diperlukan harus ditempatkan dan dengan ukuran
sedemikian, warna yang nyata dan dirancang untuk mudah dilihat dan harus kontras
dengan dekorasi, penyelesaian interior atau tanda lainnya.
3) Suatu tanda arah terbaca exit atau maksut yang serupa dengan indikator arah
yang menunjukkan lintasan harus ditempatkan di setiap tempat di mana arah lintasan
untuk mecapai exit terdekat tidak jelas.
4) Indikator arah harus diletakkan di luar tanda exit minimal 1 cm dari huruf mana
pun dan harus diijinkan menyatu atau terpisah dari tubuh tanda arah.
5) Indikator arah harus dari tipe sersan dan harus teridentifikasi sebagai indikator
arah pada jarak minimum 12 m (40 ft) pada 30 ft-kandel dan
1 ft-kandel iluminasi rata-rata di atas lantai mewakili tingkat pencahayaan normal dan
darurat.
6) Tanda arah yang diterangi dari luar harus memilki kata exit atau kata lain yang
sesuai dengan huruf yang biasa, tidak lebih tinggi dari 15 cm (6 inci) dengan ketebalan
huruf tidak kurang dari 2 cm (0,75 inci) lebarnya.
7) Kata exit harus mempunyai lebar tidak kurang dari 5 cm (2 inci), kecuali huruf
“I” dan jarak minimum antar huruf tidak kurang dari 1 cm (3/8 inci).
8) Tanda arah yang lebih besar dari pada minimum yang ditetapkan harus
mempunyai lebar huruf, garis dan jarak antara yang sebanding terhadap tingginya.(10)
Sifat aliran springkel ada 3 macam yaitu: kepala springkel pancaran atas, kepala springkel
pancaran bawah dan springkel dinding.
Setiap sistem springkel otomatis harus dilengkapi dengan minimal satu jenis sistem
penyedia air berkapasitas cukup dan dapat diandalkan setiap saat serta mampu mengalir
lebih dari 30 menit dengan pasokan air 375 liter/menit. Untuk memudahkan
pengontrolan springkel dengan aliran air dalam pipa dilengkapi dengan katup kendali
tanda bahaya (alarm control valve) atau alat deteksi aliran (flow switch) agar dapat
memberikan isyarat tanda bahaya mengenai kebocoran pipa atau penurunan tekanan air.
Semua ruang dalam gedung harus dilindungi dengan springkel kecuali ruang tertentu
yang sudah mendapat ijin dari pihak berwenang seperti: kamar kakus, ruang panel
listrik, ruang tangga dan ruangan lain
yang dibuat khusus tahan api.(27)
b. Pompa pemadam kebakaran
Pompa pemadam kebakaran dibagi menjadi tiga yaitu: pompa jockey, pompa elektrik,
dan pompa diesel. Pompa tersebut terbagi berdasarkan tenaga penggeraknya yaitu:
motor listrik, motor diesel, turbin uap dan kombinasinya. Penggunaan pompa tersebut
bertujuan bila terjadi kerusakan pada salah satu pompa maka bisa digantikan dengan
pompa yang lain agar dapat tetap bekerja.
2) Detektor asap.
Alat yang mendeteksi partikel yang terlihat atau yang tidak terlihat dari suatu
pembakaran.
Sebuah sistem alarm kebakaran harus mempunyai syarat inisiasi sebagai berikut:
a) Inisiasi alarm kebakaran manual.
b) Deteksi otomatik.
c) Operasi sistem pemadaman.
Suatu bangunan yang mempunyai risiko besar terjadinya kebakaran perlu melakukan
pemasangan detector dan alarm kebakaran. Alat proteksi kebakaran tersebut juga
memerlukan pemeriksaan berkala untuk mengetahui keefektifan kerjanya, jika salah
satu antara detector dan alarm kebakaran kinerjanya tidak baik maka saat terjadi
kebakaran dapat mengalami kerugian yaitu banyaknya korban jiwa, kerugian harta
benda yang sangat besar dan kehilangan berkas-berkas penting.(30)
d. Alat pemadam api ringan
Alat pemadam api ringan adalah suatu alat untuk memadamkan api pada awal terjadi
kebakaran dan dapat dioperasikan oleh satu orang.(10)
Jenis alat pemadam api ringan terdiri dari: jenis cairan, jenis busa, jenis tepung kering dan
jenis gas.
Syarat pemasangan alat pemadam api ringan:
1) Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada
posisi yang mudah dilihat, diambil dan dijangkau dan di lengkapi dengan tanda
pemasangan.
2) Tanda pemasangan berupa segi tiga sama sisi dengan warna dasar merah
dengan ukuran sisi 35 cm, tinggi huruf 3 cm, bewarna putih, tinggi tanda panah 7,5 cm
warna putih.
3) Tinggi tanda pemasangan 125 cm dari dasar lantai tepat di atas satu atau
kelompok penempatan alat pemadam api ringan yang bersangkutan..
4) Pemasangan dan penempatan apar harus sesuai jenis dan penggolongan
kebakaran.
5) Penempatan alat pemadam api dengan yang lain tidak boleh melebihi 15m,
kecuali ditetapkan oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
6) Semua tabung alat pemadam api ringan bewarna merah.
6. Kriteria Penilaian
Kondisi setiap komponen atau bagian bangunan harus dinilai atau dievaluasi. Nilai
kondisi komponen proteksi kebakaran bangunan dibagidalam tiga tingkat yaitu: Baik =
B, Sedang atau Cukup = C dan Kurang = K (ekuivalensi nila B adalah 100, C adalah 80
dan K adalah 60).
Kriteria-kriteria berikut dipergunakan sebagai bahan acuan praktis, penilaian kondisi
proteksi kebakaran bangunan:
Tabel 2.2 Penilaian Audit Kebakaran
Ahli K3 penanggulangan
kebakaran
Koordinator unit
penanggulangan kebakaran
Sarana penyelamatan kebakaran:
Pintu keluar
Pencahayaan darurat
Tanda exit
Psik 8 Reg A1
Dosen Pengamampu
Ns.Romliyadi S.kep.M.kes.,M.kep
Disusun oleh :
BINA HUSADA
PALEMBANG
2021
SampahDanLimbahRumahSakit
A. Defenisi
Pengertian limbah secara umum adalah sisa dari suatu usaha dan atau
kegiatan manusia baik berupa padat, cair ataupun gas yang dipandang sudah
tidak layak dan tidak memiliki nilai ekonomis sehingga cenderung untuk
dibuang, menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun
2001, tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran
air.Penyelenggaraan Pengamanan Limbah di rumah sakit meliputi
pengamananterhadap limbah padat domestik, limbah bahan berbahaya dan
beracun (B3),limbahcair, dan limbahgas.
2) Tahappengangkutan
- Limbahpadatdomestikdiruangansumberdilakukanpengangkut
ankeTempatPenyimpananSementarasecaraperiodikmengguna
kantrolikhususdankondisilimbahrumahtanggamasihtetap
terbungkuskantongplastik hitam.
- Pengangkutan dilakukan pada jam tidak sibuk pagi dan
soredantidakmelaluijalur/koridoryangpadatpasien,pengunjun
grumah sakit.
- Troli pengangkut sampah harus terbuat dari bahan yang
kuat,kedapairdantidakberkaratpermukaannyamudahdibersihk
an, serta dilengkapi penutup serta ditempel
tulisan“trolipengangkutsampahrumah tangga/domestik”.
- Penentuan jalur pengangkutan sampah domestik ke
TempatPenyimpanan Sementara (TPS) Limbah tidak
melalui
ruanganpelayananatauruangkerjayangpadatdenganpasien,pen
gunjungdan karyawan rumahsakit.
- ApabilapengangkutansampahdomestikkeTPSmelaluijalan
terbuka, maka pada saat terjadi hujan tidak
dipaksakandilakukanpengangkutankeTPS
3) TahappenyimpanandiTPS
- Waktu tinggal limbah dometik dalam TPS tidak boleh
lebihdari2 x24 jam
- limbahpadatdomestikyangtelahditempatkandiTPSdipastikan
tetap terbungkus kantong plastik warna hitam
dandilarangdilakukan pembongkaran isinya.
- Penangananakhirlimbahrumahtanggadapatdilakukandenganp
engangkutankeluarmenggunakantruksampahmilikrumahsakit
ataubekerjasamadenganpihakluar.Penanganandapatjugadilaku
kandenganpemusnahanmenggunakaninsineratoryangdimiliki
rumahsakit.
b. Upayapemilahandanpengurangan,dilakukandengan cara:
1) Pemilahandilaksanakandenganmemisahkanjenislimbahorganik
danlimbahanorganiksertalimbahyangbernilaiekonomis yang
dapat digunakan atau diolah kembali,
sepertiwadah/kemasanbekasberbahankardus,kertas,plastikdanl
ainnyadandipastikantidakmengandungbahanberbahayadanbera
cun
2) Pemilahandilakukandariawaldenganmenyediakantongsampahy
angberbedasesuaidenganjenisnyadandilapisikantong plastik
warna bening/putih untuk limbah daur ulang diruangansumber.
3) Dilakukan pencatatan volume untuk jenis sampah organik
dananorganik,sampahyangakandidaurulangataudigunakankem
bali.
4) Sampah yang bernilai ekonomis dikirim ke TPS terpisah
darisampahorganik maupunanorganik
5) Dilarangmelakukanpengumpulanlimbahyangdapatdimanfaatka
nataudiolahkembalihanyauntukkeperluansebagai bahan baku
atau kemasan pemalsuan produk barangtertentuoleh pihak luar.
6) Untuk limbah Padat domestik yang termasuk kategori
limbahB3, maka harus dipisahkan dan dilakukan penanganan
sesuaidenganpersyaratan penanganan limbahB3.
C. Limbahbahan berbahayadanberacun(B3)
Limbah B3 yang dihasilkan rumah sakit dapat menyebabkan
gangguanperlindungankesehatandanataurisikopencemaranterhadapling
kunganhidup.MengingatbesarnyadampaknegatiflimbahB3
yang ditimbulkan, maka penanganan limbah B3 harus
dilaksanakansecara tepat, mulai dari tahap pewadahan, tahap
pengangkutan,
tahappenyimpanansementarasampaidengantahappengolahan.Jenislimb
ahB3yangdihasilkandirumahsakitmeliputilimbahmedis,baterai bekas,
obat dan bahan farmasi kadaluwarsa, oli bekas, saringanoli bekas,
lampu bekas, baterai, cairan fixerdan developer, wadah
catbekas(untukcatygmengandungzattoksik),wadahbekasbahankimia,cat
ridgeprinterbekas,filmrontgenbekas,motherboardkomputerbekas,danlai
nnya.PenangananlimbahB3rumahsakitdilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.Prinsip pengelolaan limbah
B3 rumah sakit, dilakukan upaya sebagaiberikut:
a. IdentifikasijenislimbahB3dilakukandengancara:
1) Identifikasidilakukanolehunitkerjakesehatanlingkungandengan
melibatkan unitpenghasil limbah dirumah sakit.
2) LimbahB3yangdiidentifkasimeliputijenislimbah,karakteristik,s
umber,volumeyangdihasilkan,carapewadahan,carapengangkuta
ndancarapenyimpanansertacarapengolahan.
3) Hasilpelaksanaanidentifikasidilakukanpendokumentasian.
b. TahapanpenangananpewadahandanpengangkutanlimbahB3diruang
ansumber, dilakukan dengancara:
1) TahapanpenangananlimbahB3harusdilengkapidenganStandarPr
osedurOperasional(SPO)dandilakukanpemutakhiransecaraberk
ala danberkesinambungan.
2) SPO penanganan limbah B3 disosialisasikan kepada kepala
danstafunitkerjayangterkaitdengan limbahB3di rumahsakit.
3) Khusus untuk limbah B3 tumpahan dilantai atau
dipermukaanlaindiruangansepertitumpahandarahdancairantubu
h,tumpahancairanbahankimiaberbahaya,tumpahancairanmercur
ydarialatkesehatandantumpahansitotoksikharus
dibersihkanmenggunakanperangkatalatpembersih(spillkit)ataud
enganalatdanmetodepembersihanlainyangmemenuhisyarat.Hasi
lpembersihanlimbahB3tersebutditempatkan pada wadah khusus
dan penanganan selanjutnya diperlakukan sebagai limbah
B3,serta dilakukan pencatatan dan pelaporan kepada unit kerja
terkait di rumah sakit.
4) Perangkat alat pembersih (spill kit) atau alat metode pembersih
lain untuk limbah B3 harus selalu disiapkan di ruangan sumber
dan dilengkapi cara penggunaan dan data keamanan
bahan(MSDS).
5) Pewadahan limbah B3 diruangan sumber sebelum dibawa
keTPS Limbah B3 harus ditempatkan pada tempat/wadah
khususyang kuat dan anti karat dan kedap air, terbuat dari
bahan
yangmudahdibersihkan,dilengkapipenutup,dilengkapidengansi
mbolB3,dandiletakkanpadatempatyangjauhdarijangkauanorang
umum.
6) Limbah B3 di ruangan sumber yang diserahkan atau
diambilpetugas limbah B3 rumah sakit untuk dibawa ke TPS
limbahB3,harusdilengkapidenganberitaacarapenyerahan,yangm
inimal berisi hari dan tanggal penyerahan, asal limbah
(lokasisumber),jenislimbahB3,bentuklimbahB3,volumelimbah
B3dan carapewadahan/pengemasan limbah B3.
7) Pengangkutan limbah B3 dari ruangan sumber ke TPS
limbahB3 harus menggunakan kereta angkut khusus berbahan
kedapair, mudah dibersihkan, dilengkapi penutup, tahan karat
danbocor.Pengangkutanlimbahtersebutmenggunakanjalur(jalan
)khususyangjauhdarikepadatanorangdiruanganrumahsakit.
8) PengangkutanlimbahB3dariruangansumberkeTPSdilakukanole
hpetugasyangsudahmendapatkanpelatihanpenangananlimbahB3
danpetugasharusmenggunakanpakaiandanalat
pelindungdiriyangmemadai.
c. PengurangandanpemilahanlimbahB3dilakukan dengancara:
1) Upaya pengurangan dan pemilahan limbah B3 harus
dilengkapidengan SPO dan dapat dilakukan pemutakhiran
secara berkaladanberkesinambungan.
2) Pengurangan limbah B3 di rumah sakit, dilakukan dengan
caraantaralain:
- Menghindari penggunaan materialyang mengandung
BahanBerbahayadanBeracunapabilaterdapatpilihanyanglain.
- Melakukan tata kelola yang baik terhadap setiap bahan
ataumaterialyangberpotensimenimbulkangangguankesehatanda
n/ataupencemaran terhadap lingkungan.
- Melakukantatakelolayangbaikdalampengadaanbahankimiadanb
ahanfarmasiuntukmenghindariterjadinyapenumpukan dan
kedaluwarsa, contohnya menerapkan prinsipfirstinfirst
out(FIFO) ataufirstexpiredfirst out(FEFO).
- Melakukanpencegahandanperawatanberkalaterhadapperalatans
esuai jadwal.
d. BangunanTPSdirumahsakitharusmemenuhipersyaratansesuaidenga
nketentuanperaturan perundang-undanganyangberlaku.
e. PemilahanlimbahB3dirumahsakit,dilakukandiTPSlimbahB3dengan
cara antaralain:
1) Memisahkan Limbah B3 berdasarkan jenis, kelompok,
dan/ataukarakteristikLimbahB3.
2) MewadahiLimbahB3sesuaikelompokLimbahB3.WadahLimbah
B3 dilengkapi dengan palet.
f. PenyimpanansementaralimbahB3dilakukandengan cara:
1) CarapenyimpananlimbahB3harusdilengkapidenganSPOdandap
at dilakukanpemutakhiran/ revisibiladiperlukan.
2) PenyimpanansementaralimbahB3dirumahsakitharusditempatka
ndiTPSLimbahB3sebelumdilakukanpengangkutan,pengolahand
anataupenimbunan limbahB3.
3) PenyimpananlimbahB3menggunakanwadah/tempat/kontainer
limbah B3 dengan desain dan bahan sesuai
kelompokataukarakteristik limbah B3.
4) Penggunaanwarnapadasetiapkemasandan/
atauwadahLimbahsesuaikarakteristikLimbahB3.Warnakemasan
dan/atauwadah limbah B3 tersebut adalah:
- Merah,untuklimbahradioaktif;
- Kuning,untuklimbahinfeksiusdanlimbahpatologis;
- Ungu,untuklimbahsitotoksik;dan
- Cokelat, untuk limbah bahan kimia
kedaluwarsa,tumpahan,atausisa kemasan, dan limbahfarmasi.
5) Pemberian simbol dan label limbah B3 pada setiap
kemasandan/atau wadah Limbah B3 sesuai karakteristik
Limbah
B3.Simbolpadakemasandan/atauwadahLimbahB3tersebutadala
h:
- Radioaktif,untuk Limbahradioaktif;
- Infeksius,untuk Limbahinfeksius;dan
- Sitotoksik,untuk Limbah sitotoksik.
- Toksik/flammable/campuran/
sesuaidenganbahayanyauntuklimbahbahan kimia.
g. LamanyapenyimpananlimbahB3untukjenislimbahdengankarakteris
tik infeksius, benda tajam dan patologis di rumah sakitsebelum
dilakukan Pengangkutan Limbah B3, Pengolahan LimbahB3,
dan/atau Penimbunan Limbah B3, harus memenuhi
ketentuansebagaiberikut:
1) Limbah medis kategori infeksius, patologis, benda tajam
harusdisimpan pada TPS dengan suhu lebih kecil atau sama
dengan0oC(nolderajatcelsius) dalamwaktusampaidengan 90hari.
2) Limbah medis kategori infeksius, patologis, benda tajam
dapatdisimpan pada TPS dengan suhu 3 sampai dengan 8 oC
(delapanderajatcelsius) dalamwaktu sampai dengan7 (tujuh)
hari.
Sedang untuk limbah B3 bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan,
atausisa kemasan, radioaktif, farmasi, sitotoksik, peralatan medis
yangmemilikikandunganlogamberattinggi,dantabunggasataukontai
nerbertekanan,dapatdisimpanditempatpenyimpananLimbahB3
dengan ketentuanpalinglamasebagaiberikut :
1) 90 (sembilan puluh) hari, untuk Limbah B3 yang
dihasilkansebesar50 kg(limapuluh kilogram) perhari ataulebih;
2) 180(seratusdelapanpuluh)hari,untukLimbahB3yangdihasilkan
kurang dari 50 kg (lima puluh kilogram) per hariuntuk
LimbahB3kategori1,sejak LimbahB3dihasilkan.
h. PengangkutanlimbahB3dilakukandengan cara:
1) PengangkutanlimbahB3keluarrumahsakitdilaksanakanapabila
tahap pengolahan limbah B3 diserahkan kepada
pihakpengolahataupenimbunlimbahB3denganpengangkutanme
nggunakanjasapengangkutanlimbahB3(transporterlimbahB3).
2) Cara pengangkutan limbah B3 harus dilengkapi dengan
SPOdandapatdilakukanpemutakhiransecaraberkaladanberkesin
ambungan.
3) Pengangkutan limbah B3 harus dilengkapi dengan
perjanjiankerjasamasecarathreepartedyangditandatanganiolehpi
mpinan dari pihak rumah sakit, pihak pengangkut limbah
B3dan pengolah atau penimbun limbah B3. d)Rumah sakit
harusmemastikanbahwa:
- Pihak pengangkut dan pengolah atau penimbun limbah
B3memilikiperizinanyanglengkapsesuaidenganketentuanpera
turanperundang-undangan.Izinyangdimilikioleh
pengolahmaupunpengangkutharussesuaidenganjenislimbah
yangdapat diolah/diangkut.
- JeniskendaraandannomorpolisikendaraanpengangkutlimbahB
3yangdigunakanpihakpengangkutlimbahB3harussesuaidenga
nyangtercantumdalamperizinanpengangkutanlimbah
B3yangdimiliki.
- SetiappengirimanlimbahB3darirumahsakitkepihakpengolah
atau penimbun, harus disertakanmanifest limbahB3 yang
ditandatangani dan stempel oleh pihak rumah sakit,pihak
pengangkut dan pihak pengolah/penimbun limbah
B3dandiarsip oleh pihak rumah sakit.
- Ditetapkan jadwal tetap pengangkutan limbah B3 oleh
pihakpengangkutlimbah B3.
- Kendaraan angkut limbah B3 yang digunakan layak
pakai,dilengkapisimbollimbahB3dannamapihakpengangkutli
mbahB3.
i. PengolahanlimbahB3memenuhi ketentuansebagaiberikut:
1) PengolahanlimbahB3dirumahsakitdapatdilaksanakansecarainter
nal dan eksternal
2) Rumah sakityang melakukan pengolahan limbah B3
secarainternaldenganinsinerator,harusmemilikispesifikasialatpe
ngolah yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3) Pengolahan Limbah B3 di rumah sakit sebaiknya
menggunakanteknologinon-
insinerasiyangramahlingkungansepertiautoclave dengan
pencacah limbah, disinfeksi dan sterilisasi,penguburansesuai
dengan jenisdan persyaratan.
4) Pemilihan alat pengolah limbah B3 sebaiknya
menggunakanteknologinon-
insinerasisepertiautoclavedenganpencacahlimbah, karena
dinilai lebih ramah lingkungan dibandingkandengan teknologi
insinerasi, yakni tidak menghasilkan limbahgas(emisi).
5) TatalaksanapengolahanlimbahB3pelayananmedisdanpenunjang
medis di rumah sakit berdasarkanjenisnya.
6) Pengolahansecaraeksternaldilakukanmelaluikerjasamadengan
pihak pengolah atau penimbun limbah B3 yang telahmemiliki
izin
7) PenangananKedaruratan
8) PenyediaanfasilitaspenangananlimbahB3
9) PerizinanfasilitaspenangananlimbahB3
10) PelaporanlimbahB3
D. Limbahcair
Pengamananlimbahcairadalahupayakegiatanpenangananlimbahcairyan
gterdiridaripenyalurandanpengolahandanpemeriksaanlimbahcairuntuk
mengurangirisikogangguankesehatandanlingkungan hidupyang
ditimbulkan limbah cair.Limbahcairyangdihasilkan kegiatan rumah
sakit memiliki beban cemaran yang
dapatmenyebabkanpencemaranterhadaplingkunganhidupdanmenyebab
kangangguankesehatanmanusia.Untukitu,airlimbahperludilakukanpeng
olahansebelumdibuangkelingkungan,agarkualitasnya memenuhi baku
mutu air limbah yang ditetapkan sesuaidengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Limbah Cair
rumahsakitjugaberpotensiuntukdilakukandaurulanguntuktujuanpenghe
matanpenggunaanairdirumahsakit.Untukitu,penyelenggaraan
pengelolaan limbah cair harusmemenuhi ketentuandibawah ini:
1) RumahsakitmemilikiUnitPengolahanLimbahCair(IPAL)dengan
teknologi yang tepat dan desain kapasitas olah limbah
cairyangsesuai dengan volumelimbah cairyangdihasilkan.
2) Unit PengolahanLimbah Cair harus dilengkapidengan
fasilitaspenunjangsesuai denganketentuan.
3) Memenuhi frekuensi dalam pengambilan sampel limbah cair,
yakni1(satu) kali per bulan.
4) Memenuhibakumutuefluenlimbahcairsesuaiperaturanperundang-
undangan.
5) Memenuhi pentaatan pelaporan hasil uji laboratorium limbah
cairkepadainstansipemerintahsesuaiketentuanminimumsetiap1(satu
)kali per 3(tiga)bulan.
6) UnitPengolahan Limbah Cair:
- Limbah cair dari seluruh sumber dari bangunan/kegiatan
rumahsakit harus diolah dalam Unit Pengolah Limbah Cair
(IPAL) dankualitas limbah cair efluennya harus memenuhi baku
mutu sesuaidenganketentuanperaturanperundang-
undangansebelumdibuang ke lingkungan perairan. Air hujan dan
limbah cair yangtermasukkategorilimbahB3 dilarangdisalurkanke
IPAL.
- IPAL ditempatkan pada lokasi yang tepat, yakni di area yang
jauhatautidakmenganggukegiatanpelayananrumahsakitdandiupaya
kandekatdenganbadanairpenerima(perairan)untukmemudahkanpe
mbuangan.
- DesainkapasitasolahIPALharussesuaidenganperhitungandebitmak
simallimbahcairyangdihasilkanditambahfaktorkeamanan(safetyfa
ctor)+10 %.
- LumpurendapanIPALyangdihasilkanapabiladilakukanpembuanga
n atau pengurasan, maka penanganan lanjutnya
harusdiperlakukansebagai limbah B3.
- Untuk rumah sakit yang belum memiliki IPAL, dapat
mengolahlimbahcairnyasecaraoff-
sitebekerjasamadenganpihakpengolah limbah cair yang telah
memiliki izin. Untuk itu, makarumah sakitharus menyediakan bak
penampung sementara airlimbah dengan kapasitas minimal 2
(dua) kali volume limbah
cairmaksimalyangdihasilkansetiapharinyadanpengangkutanlimba
hcair dilaksanakansetiap hari.
- Untuklimbahcairdarisumbertertentudirumahsakityangmemilikikar
ateristik khususharusdi lengkapi denganpengolahan
awal(pre-
treatment)sebelumdisalurkanmenujuIPAL.Limbahcairtersebut
meliputi:
Limbah cair dapur gizi dan kantin yang memiliki
kandunganminyakdanlemaktinggiharusdilengkapipre-
treatmentberupabak penangkap lemak/minyak
Limbah cair laundry yang memiliki kandungan bahan
kimiadan deterjen tinggi harus dilengkapi pre-treatmenberupa
bakpengolahdeterjen dan bahan kimia
Limbahcairlaboratoriumyangmemilikikandunganbahankimiati
nggiharusdilengkapipre-treatmenyaberupabakpengolahbahan
kimia
Limbahcairrontgenyangmemilikiperaktinggiharusdilengkapi
penampungan sementara dan tahapan
penangananselanjutnyadiperlakukansebagai limbahB3
Limbah cair radioterapi yang memiliki materi bahan
radioaktiftertentu harus dilengkapi pre-treatment berupa bak
penampunguntuk meluruhkan waktu paruhnya sesuai dengan
jenis
bahanradioaktifnyadenganmengikutiketentuanperaturanperund
ang-undangan.
- Jaringan pipa penyaluran limbah cair dari sumber menuju
unitpengolahanairlimbahmelaluijaringanpipatertutupdandipastika
ntidak mengalami mengalami kebocoran.
7) KelengkapanFasilitasPenunjangUnitPengolahanLimbahCair
- IPAL harus dilengkapi dengan fasilitas penunjang sesuai
denganketentuanperaturan perundang-undangan.
- KelengkapanfasilitaspenunjangtersebutadalahBakpengambilan
contoh air limbah yang dilengkapi dengan
tulisan“TempatPengambilanContohAirLimbahInfluen”dan/atau“T
empatPengambilanContohAirLimbahEfluen”,Alatukurdebitairlim
bahpadapipainflendan/ataupipaefluen,Pagarpengaman area IPAL
dengan lampu penerangan yang cukup
danpapanlaranganmasukkecualiyangberkepentingan,Papantulisan
titikkoordinatIPALmenggunakanGlobalPositioningSistem(GPS),F
asilitaskeselamatanIPAL.UraianselengkapnyadiuraikanpadaSubB
abPengawasanKeselamatanFasilitasKesehatanLingkungan.
8) Penaatanfrekuensipengambilancontohlimbahcairsebagaiberikut:
- Setiap rumah sakit harus melakukan pemeriksaan contoh
limbahcairdilaboratorium,minimallimbahcairefluennyadenganfrek
uensisetiap 1(satu)kaliper bulan.
- Apabila diketahui hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkankualitas limbah cair tidak memenuhi baku mutu,
segera
lakukananalisisdanpenyelesaianmasalah,dilanjutkandenganpengiri
man ulang limbah cair ke laboratorium pada bulan yangsama.
Untuk itu, pemeriksaan limbah cair disarankan dilakukan
diawalbulan.
9) Penaatan kualitas limbah cair agar memenuhi baku mutu
limbahcairsebagaiberikut:
- Dalam pemeriksaankualitas air limbah ke laboratorium,
makaseluruh parameter pemeriksaan air limbah baik fisika, kimia
danmikrobiologi yangdisyaratkanharusdilakukanujilaboratorium.
- Pemeriksaan contoh limbah cair harus menggunakan
laboratoriumyangtelah terakreditasi secaranasional.
- Pewadahan contoh air limbah menggunakan jirigen warna
putihataubotolplastik bersihdengan volumeminimal 2(dua) liter.
- Rumahsakitwajibmelakukanswapantauharianairlimbahdenganpara
meter minimal DO, suhu dan pH.
- IPAL di rumah sakit harus dioperasikan 24 (dua puluh empat)
jamperhariuntukmenjaminkualitaslimbahcairhasilolahannyameme
nuhibaku mutu secaraberkesinambungan.
- Petugaskesehatanlingkunganatauteknisiterlatihharusmelakukan
pemeliharaan peralatan mekanikal dan elektrikal
IPALdanpemeliharaanprosesbiologiIPALagartetap optimal.
- Dilarang melakukan pengenceran dalam pengolahan limbah
cair,baikmenggunakanairbersihdan/atauairpengencersumberlainny
a.
- Melakukanpembersihansampah-
sampahyangmasukbakpenyaringkasar diIPAL.
- Melakukanmonitoringdanpemeliharaanterhadapfungsidankinerja
mesin dan alat penunjangprosesIPAL.
10) Penaatanpelaporanlimbahcair adalah:
- Rumah sakit menyampaikan laporan hasil uji laboratorium
limbahcair efluent IPAL minimum setiap 1 (satu) kali per 3 (tiga)
bulan.Laporan ditujukan kepada instansi pemerintah sesuai
ketentuanyang ditetapkan. Instansi pemerintah tersebut bisa
KementerianLingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinas
Lingkungan Hidup
atauBadanPengelolaanLingkunganHidupdanDinasKesehatanProvi
nsiatau Kabupaten/Kota;
- Isi laporan berisi Penaatan terhadap frekuensi sampling
limbahcairyakni1(satu)kaliperbulan,Penaatanterhadapjumlahpara
meter yang diuji laboratorium, sesuai dengan baku mutu
yangdijadikan acuan, Penaatan kualitas limbah cair hasil
pemeriksaanlaboratorium terhadap baku mutu limbah cair, dengan
mengacupadaperaturan perundang-undangan.
- Setiaplaporanyangdisampaikandisertaidenganbuktitandaterimalap
oran
E. Limbahgas
Pengamanan limbah gas adalah upaya kegiatan penanganan limbah
gasyang terdiri dari pemilihan, pemeliharaan dan perbaikan utilitas
rumahsakit berbasis emisi gas yang tepat dan pemeriksaan limbah gas
untukmengurangirisikogangguankesehatandanlingkunganhidupyangdit
imbulkan.Kegiatanoperasionaldanutilitasrumahsakitmenghasilkan
emisi gas buang dan partikulat yang akan
berdampakpadapencemaranudaradangangguankesehatanmasyarakat.U
ntuk
penyelenggaran mengelola limbah gas dan partikulat ini, maka
rumahsakitharus memenuhi ketentuan dibawah ini:
a. Memenuhipenaatandalamfrekuensipengambilancontohpemeriksaan
emisi gas buang dan udara ambien luar sesuai
denganketentuanyangberlaku.
b. Kualitasemisigasbuangdanpartikulatdaricerobongharusmemenuhi
standar kualitas udara sesuai dengan ketentuanperaturanperundang-
undangantentangstandarkualitasgasemisisumbertidakbergerak.
c. Memenuhipenaatanpelaporanhasilujiataupengukuranlaboratoriumli
mbahgaskepadainstansipemerintahsesuaiketentuan,minimal setiap
1 kali setahun.
d. Setiapsumberemisigasberbentukcerobongtinggisepertigeneratorset,
boilerdilengkapidenganfasilitaspenunjangujiemisi.
Untukmencapaipemenuhanpengamananlimbahgasdalampenyelenggara
ankesehatanlingkunganrumahsakit,makadilaksanakanupayasebagai
berikut:
a. Penaatanfrekuensipengambilancontohlimbahgas
- Setiap rumah sakit harus melakukan pemeriksaan
laboratoriumemisigas buangdan udaraambien luar
- Pengujian emisi gas buang dilaksanakan oleh laboratorium
yangtelahterakreditasinasional danmasih dalammasaberlaku.
b. Pengelolaanlimbahgas yangmemenuhistandar
- Setiap cerobong gas buang di rumah sakit, khususnya
cerobongmesin insinerator harus dilengkapi dengan alat untuk
menangkapdebu dengan tujuan untuk mengurangi emisi debu
seperti alat wetscrubber, dimana air hasil tangkapan debu di
salurkan ke
IPALdanresiduyangdihasilkanditanganidenganprosedursesuaipen
angananlimbah B3.
- Sumbergasbuangtidakbergeraksepertigenset,insinerator,boilerdanl
ainnyaharusdilakukanprogrampemeliharaan
terhadap mesin bakarnya untuk menjaga agar kualitas gas
emisitetapmemenuhisyarat.Upayakanmenggantibahanbakarnyade
nganbahan bakaryanglebih ramah lingkungan.
c. Penaatanpelaporanlimbahgas
- Rumahsakitmenyampaikanlaporanhasiluji/
pengukuranlaboratorium emisi gas buang dan udara ambien
sesuai ketentuan.Laporan ditujukan kepada instansi pemerintah
sesuai
ketentuan,sepertiKementerianLingkunganHidupdanKehutanan,Di
nasLingkungan Hidup atau Badan Pengelolaan Lingkungan
Hidupdandinaskesehatanpemerintahdaerahprovinsiataudinaskeseh
atanpemerintah daerah kabupaten/kota.
- Isilaporan
Pentaatanterhadapfrekuensisamplingemisigasbuangdanudara
ambien yakni sesuai dengan ketentuan. Khusus untuk ujiemisi
gas buang tergantung pada jenis atau kapasitas sumberemisi.
Penataatanterhadapjumlahparameteryangdilakukanuji/
pengukuranlaboratorium,sesuaidenganbakumutuyangdijadikana
cuan.
Pentaatan terhadap baku mutu emisi dan udara ambien,
denganmengacupadaketentuanperaturanperundang-
undangan.c)Setiaplaporanyangdisampaikandilampirkanfotocopy
hasiluji/pengukuranlaboratoriumdanbukti tandaterimalaporan.
d. KelengkapanfasilitaspenunjangcerobongSetiapcerobonggasbuang
seperti mesin genset, insinerator, boiler dan sumber
lainnyadirumahsakitharusmemenuhiketentuankelengkapansebagaib
erikut:
- Tinggi cerobong harus sesuai dengan peraturan yang berlaku
dandilengkapi dengan topidiatasnya, terbuat dari bahanyang
kuatdananti korosif.
- Lubangsampling(portsampling)untuklokasiuji/
pengukuranemisicerobong.Ketentuanlokasipemasanganlobangsa
mpling
padacerobongsesuaidenganketentuanperaturanperundang-
undangantentangpengendalian pencemaran udara.
- Fasilitas kerja bagi petugas sampling, seperti tangga dan
pagarpengamannya serta lantai kerja yang dicat dengan warna
terang,misalnyawarnakuning.
- Ditulisnomorkodecerobong.
- PapantulisantitikkordinatcerobongmenggunakanGlobalPositioningSis
tem (GPS).