Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Di Indonesia dewasa ini sudah mulai berkembang tingkat peridustrianya. Alat perindustrian
yang biasanya dilakukan secara manual , sudah mulai ditinggalkan dengan beralih ke teknik
yang lebih cepat dan efisien. Akan tetapi, disamping cepat dan efisien, masih ada efek pengikut
lainnya yang tidak bisa diabaikan begitu saja, seperti misalnya peluang kecelakan kerja yang
meningkat dan juga penyakit yang bisa ditimbulkan baik pada pekerja maupun lingkungan
sekitarnya.
Kecelakaan kerja merupakan salah satu masalah bagi sebuah perusahaan. Kerugian yang
diderita tidak hanya berupa kerugian materi namun timbulnya korban jiwa pekerjap.
Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian bagi perusahaan karena diperlukan
waktu untuk mencari atau mendidik sumber daya manusia yang sesuai perusahaan. Kerugian
yang langsung yang nampak dari timbulnya kecelakaan kerja adalah biaya pengobatan dan
kompensasi kecelakaan. Sedangkan biaya tak langsung yang tidak nampak ialah kerusakan alat-
alat produksi, penataan manajemen keselamatan yang lebih baik, penghentian alat produksi,
dan hilangnya waktu kerja.
Oleh karena itulah diperlukan alat pelindung diri (APD) untuk mengurangi resiko kecelakaan
dalam pekerjaan terutama di industry. Alat Pelindung Diri ( APD ) adalah seperangkat alat yang
digunakan oleh tenaga kerjauntuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap
kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.APD dipakai sebagai upaya terakhir
dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif
tidak dapat dilakukan dengan baik.

II. RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Seberapa pentingkah Alat Pelindung Diri (APD) dalam pekerjaan ?
2. Apa sajakah jenis serta kegunaan APD ?

III. TUJUAN
Tujuan dalam penulisan makalah ini antara lain :
1. untuk memperdalam pemahaman pentingnya APD dalam melakukan pekerjaan di
bidang industry
2. untuk mengetahui fungsi dari APD
3. untuk menambah wawasan pada masyarakat luas mengenai APD, agar kecelakaan kerja
dapat berkurang
1
BAB II
PEMBAHASAN

I. Pengertian Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan perlindungan terhadap
bahaya-bahaya kecelakaan (Suma’mur, 1991). Atau bisa juga disebut alat kelengkapan yang
wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan
pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya.
APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha
rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun pemakaian
APD bukanlah pengganti dari usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir.
Alat Pelindung Diri harus mampu melindungi pemakainya dari bahaya-bahaya kecelakaan
yang mungkin ditimbulkan, oleh karena itu, APD dipilih secara hati-hati agar dapat memenuhi
beberapa ketentuan yang diperlukan.

Menurut ketentuan Balai Hiperkes, syarat-syarat Alat Pelindung Diri adalah :


1. APD harus dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya yang spesifik
atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.
2. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan rasa
ketidaknyamanan yang berlebihan.
3. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel.
4. Bentuknya harus cukup menarik.
5. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama.
6. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang dikarenakan
bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah dalam menggunakannya.
7. Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.
8. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya.
9. Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya.

II. Tujuan, Manfaat,Jenis dan Kegunaan dari Alat Pelindung Diri

1. Tujuan
 Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak
dapat dilakukan    dengan baik.
 Meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja.
 Menciptakan lingkungan kerja yang aman.
 

2
 
2. Manfaat
 Untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi
bahaya/kecelakaan kerja.
 Mengurangi resiko akibat kecelakaan.
3. Jenis
Alat Pelindung Diri di bagi menjadi 3 kelompok yaitu:
1. APD bagian kepala meliputi :
 Alat Pelindung Kepala : Alat ini adalah kombiansi dari alat pelindung
mata,pernapasan dan mata contohnya Topi Pelindung/Pengaman (Safety Helmet),
Tutup Kepala, Hats/cap, Topi pengaman.
 Alat Pelindung Kepala Bagian Atas : Topi Pelindung/Pengaman (Safety Helmet),
 Alat Pelindung Muka : Safety Glasses, Face Shields, Goggles.
 Alat Pelindung Pengliahatan : Kaca Mata
 Alat Pelindung Telinga : Tutup Telinga (Ear muff ), Sumbat Telinga (Ear plugs).
 Alat Pelindung Pernafasan : Masker, Respirator.

2. APD bagian badan meliputi :


 Alat Pelindung Seluruh Badan : jas laboratorium
 Alat Pelindung Badan Bagian Muka : Apron
 Alat Pelindung Bagian Dada : Rompi Pelindung
 
3. APD bagian anggota badan meliputi :
 Alat Pelindung Tangan : Sarung Tangan (Safety Gloves).
 Alat Pelindung Kaki : sepatu bot.
 
4. Kegunaan
1) Alat Pelindung Kepala (Head Protector)

Sumber bahaya :

 Bahaya Batch kepala terkena benda yang jatuh dan berterbangan.


 Kepala terantuk pipa atau benda-benda lain pada saat bekerja.
 Rambut (kepala) terperangkap masuk ke dalam mesin.

Standar : ANSI Z89 atau AS/NZS 1801

3
Kegunaannya :

Untuk melindungi kepala dari bentiran, terantuk, kejatuhan atau terpukul benda tajam atau
benda keras yang melancar atau meluncur di udara, terpapar oleh radiasi panas, api, percikan
bahan-bahan kimia, jasad renik (mikroorganisme) dan suhu yang ekstrim.

Safety Helmet (Topi Keselamatan)

Adalah suatu alat yang digunakan untuk melindungi batok kepala dari benda/material
yang jatuh maupun yang berterbangan dan melindungi batok kepala dari benturan benda keras
saat melakukan aktivitas kerja contohnya: terantuk dan terbentur pipa.

Helm Safety

2) Alat Pelindung Mata & Muka (Eye & Face Protektor)

Sumber bahaya :

 Benda berbahaya.
 Debu pengotor.
 Percikan cairan.
 Sinar yang terlalu tajam.

Standar : ANSI Z.87/CE/AS/NZS 1337

Kegunaannya :

Untuk melindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya, paparan partikel-
partikel yang melayang di udara dan di badan air, percikan benda-benda kecil, panas atau uap
panas, radiasi gelombang elektromagnetik yang mengion maupun yang tidak mengion,
pancaran cahaya, benturan atau pukulan benda keras atau tajam.

A. Spectacle, Di bagi menjadi 2 macam yakni :


 Spectacle kaca bening, Digunakan di lokasi kerja yang berdebu, menggerinda.
 Spectacle kaca hitam, Digunakan untuk melihat api furnace, melihat pengelasan, dan
melihat di terik matahari.

4
B. Goggle, Digunakan untuk menggerinda, memotong metal, menghandling bahan kimia
dan menyekrap.
C. Faceshield, Digunakan untuk menghadling bahan kimia, menggrojok buntuan pipa,
menggerinda, dan memotong material.
D. Welding, Digunakan dalam pekerjaan pengelasan.

3) Alat Pelindung Pendengaran (Hearing Protector)

Sumber bahaya : Sumber-sumber kebisingan yang jauh melewati ambang batas (85 dB).

Standar : ANSI S3.19 & S12.6/AS/NZS 1270/CE

Kegunaannya : Berfungsi untuk melindungi alat pendengaran terhadap kebisingana dan


tekanan.

Ear Plugs

Ear Muff

4) Alat Pelindung Pernafasan (Respiratory Protector)

Sumber bahaya :

 Kekurangan oksigen.
 Gas/uap baracun (Toxic).
 Partikel-partikel debu berbahaya.

5
Standar : ANSI Z.88 & K.13.1

Kegunaannya :

Berfungsi untuk melindungi organ pernapasan dengan cara menyalurkan udara bersih dan
sehat dan menyaring cemaran bahan kimia, mikroorganisme, partikel yang berupa debu, kabut
(aerosol), uap, asap, gas/fume,dll.

a) Disposable Dust Mask

Untuk melindungi pernapasan dari terhisap partikel debu yang tidak beracun dan
kandungan oksigen > 19,5 % volume.

b) Half Mask & Cartridge

Melindungi pernapasan dari terhisap partikel gas/debuyang beracun dan kandungan


oksigen .19,5%.

c) Full Face Mask& Canister

Melindungi pernapasan dari terhisapnya gas/uap/partikel debu Toxic, menyebabkan


iritasi mata & oksigen.19,5%.

d) SCBA (Self Contained Breathing Apparatus)

Melindungi pernapasan dari gas/uap/partikel debu Toxic, menyebabkan iritasi mata &
oksigen ,19,5 %.

e) Airlines Respirator

Melindungi pernapasan dari gas/uap/partikel debu Toxic, menyebababkan iritasi mata


<19,5%. Waktu pemakaiannya lebih lama dari SCBA.

6
 

5) Alat Pelindung Tangan (Hand Protector)

Sumber bahaya :

 Material yang panas.


 Material yang keras.
 Bahan kimia yang bersifat iritan.
 Api/nyala api.
 Electrical

Standar : CE

Kegunaannya:

Melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, suhu panas, suhu dingin, radiasi
elektromagnetik, radiasi mengion, arus listrik, bahan kimia, benturan, goresan dan pukulan,
terinfeksi zat patogen (virus dan bakteri), serta jasad renik.

a) Sarung Tangan Katon, Digunakan dalam pekerjaan mekanik, pengepakan, maintance,


dan inspeksi.
b) Sarung Tangan Kulit, Digunakan dalam pekerjaan pengelasan, menghedling material
keras (plate, pipa dll).
c) Sarung Tangan Karet/PVC, Digunakan untuk menghendling bahan kimia (organic,
inorganic, chemical dan solvents).

6) Alat Pelindung Kaki (Foot Protector)

Sumber bahaya :

 Tertimpa benda keras.


 Terinjak benda tajam.

7
 Terpapas panas.
 Terpapar dingin.
 Terpapar cairan kimia.
 Tersengat aliran arus listrik.

Standar : ANSI Z-41.

Kegunaannya :

Melindungi kakai dari tertimpa atau berbenturan dengan dengan benda-benda berat, tertusuk
benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkena
bahan kimia, jasad renik dan tergelincir.

Safety Soes.

Rubber Boots

7) Pakaian Pelindung (Protective Clothing)

Sumber bahaya :

 Panas/api.
 Serpihan material yang keras.
 Bahan kimia yang bersifat iritan.

Kegunaannya :

Melindungi badan sebagian atau seluruh bagian badan dari bahaya temperatur panas atau
dingin yang ekstrim, pajanan api dan benda-benda panas, percikan bahan-bahan kimia, cairan
dan logam panas, uap panas, benturan (impact) dengan mesin, peralatan dan bahan tergores,
radiasi, binatang, mikroorganisme patogen dari manusia, binatang, tumbuhan, dan lingkungan
seperti : virus, bakteri, dan jamur.

8
8) Alat Pelindung Perorangan (Fall Protector)

Sumber bahaya : Jatuh dari ketinggian.

Standar : ANSI A.10.32, Z359.1, CSA Z259.

Kegunaannya :

Membatasi gerak pekerja agar tidak masuk ke tempat yang mempunyai potensi jatuh atau
menjaga pekerja berada pada posisi kerja yang diinginkan dalam keadaan miring maupun
tergantung dan menahan serta membatasi pekerja jatuh sehingga tidak membentur lantai
dasar.

1. Full Body Harnes


2. Safety Belt

Kegunaannya :

Melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh, biasanya digunakan pada pekerjaan konstruksi
dan memanjat serta tempat tertutup atau boiler. Dapat menahan beban hingga seberat 80 kg.

9) Pelampung

Sumber bahaya : Tenggelam dalam air (perairan)

Standar : US Coast Guard

Kegunaannya :

Melindungi pengguna yang bekerja di atas air atau dipermukaan air agar terhindar dari bahaya
tenggelam, mengatur keterapungan (buoyancy) pengguna agar dapat berada pada posisi
tenggelam (negative bouyant) atau melayang (neutral bouyant) di dalam air.

9
III. Kekurangan dan Kelebihan Alat Pelindung Diri (APD)

Kekurangannya

 Kemampuan yang tidak sempurna di karena memakai Alat Pelindung Diri (APD) yang
kurang tepat.
 Fungsi dari Alat Pelindung Diri (APD) ini hanya untuk mengurangi akibat dari kondisi
yang berpotensi menimbulkan bahaya.
 Tidak menjamin pemakainya bebas kecelakaan.
 Cara pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) yang salah.
 Alat pelindung diri (APD) tidak memenuhi syarat standar.
 Alat Pelindung Diri (APD) yang sangat sensitif terhadap perubahan tertentu.
 Alat Pelindung Diri (APD) yang mempunyai masa kerja tertentu seperti: kanister, filter
dan penyerap (cartridge).
 Alat Pelindung Diri (APD) dapat menularkan penyakit, apabila dipakai berganti-ganti.

Kelebihan

 Mengurangi resiko akibat kecelakaan.


 Melindungi seluruh/sebagian tubuhnya dari kecelakaan.
 Sebagai usaha terakhir apabila sistem pengendalian teknik dan administrasi tidak
berfungsi dengan baik.
 Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja di tempat kerja.

IV. Cara Memilih dan Merawat Alat Pelindung Diri (APD)

Cara Memilih

 Sesuai dengan jenis pekerjaan dan dalam jumlah yang memadai.


 Alat Pelindung Diri (APD) harus sesuai standar serta sesuai dengan jenis pekerjaannya
harus selalu digunakan selama mengerjakan tugas tersebut atau selama berada di areal
kerja tersebut dilaksanakan.
 Alat Pelindung Diri (APD) tidak dibutuhkan apabila sedang berada dalam kantor, ruang
istirahat, dan tempat-tempat yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya.
 Melalui pengamatan operasi, proses, dan jenis material yang dipakai.

Cara Merawat

 Meletakkan Alat Pelindung Diri (APD) pada tempatnya setelah selesai digunakan.
 Melakukan pembersihan secara berkala.

10
 Memeriksa Alat Pelindung Diri (APD) sebelum dipakai untuk mengetahui adanya
kerusakan atau tidak layak dipakai.
 Memastikan Alat Pelindung Diri yang digunakan aman untuk keselamatan jika tidak
sesuai maka perlu diganti dengan yang baru.
 Dijaga keadaannya dengan cara pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan,
kebersihan dan kondisinya.
 Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja yang kualitasnya tidak
sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk
dipergunakan.

Terbagi menjadi :

1) Helm Safety/Helm Kerja (Hard hat)


 Helm kerja dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin.
 Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja yang kualitasnya
tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk
dipergunakan (retak-retak, bolong atau tanpa sistem suspensinya).
 Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki helm
kerja dan telah mengikuti training.
2) Kacamata Safety (Safety Glasses).
 Kacamata safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut
cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.
 Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan kacamata safety yang kualitasnya
tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk
dipergunakan.
3) Sepatu Safety (Safety Shoes).
 Sepatu safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara
penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.
 Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sepatu safety yang kualitasnya tidak
sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk
dipergunakan.
 Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki
sepatu safety dan telah mengikuti training.
4) Masker/ Perlindungan Pernafasan (Mask/ Respiratory Protection).
 Pelindung pernafasan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang
menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya.
 Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat pelindung pernafasan yang
kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak
dibenarkan untuk dipergunakan.

11
 Kondisi dan kebersihan alat pelindung pernafasan menjadi tanggung jawab
karyawan yang bersangkutan,
 Kontrol terhadap kebersihan alat tersebut akan selalu dilakukan oleh managemen
lini.
5) Sarung tangan
 Sarung tangan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara
penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.
 Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sarung tangan yang kualitasnya
tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk
dipergunakan.
 Penyimpanan sarung tangan harus terjamin sehingga terhindar dari debu, kondisi
yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban atau kemungkinan
tercemar bahan-bahan kimia berbahaya.

V. Dasar Hukum
1) Undang-undang No.1 tahun 1970.
2) Pasal 3 ayat (1) butir f: Memberikan alat-alat perlindungan diri pada pekerja.
3) Pasal 9 ayat (1) butir c: Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada
tiap tenaga kerja baru tentang APD bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
4) Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak
tenaga kerja untuk memakai APD yang diwajibkan.
5) Pasal 14 butir c: Pengurus diwajibkan menyediakan APD secara cuma-cuma APD
yang diwajibkan pada pekerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja.
6) Permenakertrans No.Per.01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat
Kerja.
7) Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan secara cuma-cuma
APDyang diwajibkanpenggunaannya oleh tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya untuk mencegah PAK.
8) Permenakertrans No.Per.03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.
9) Pasal 2 butir I menyebutkan memberikan nasehat mengenai perencanaan dan
pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi
serta penyelenggaraan makanan ditempat kerja.
10) Permenakertrans  No.Per.03/Men/1986
11) Pasal 2 ayat (2) menyebutkan tenaga kerja yang mengelola Pestisida harus memakai
alat-alat pelindung diri yang berupa pakaian kerja, sepatu lars tinggi, sarung tangan,
kacamata pelindung atau pelindung muka, dan pelindung pernafasan.

12
VI. Pertanyaan

1. Jelaskan tempat kerja yang wajib APD I, II, dan III ?


2. Apa sanksi yang diberikan oleh perusahaan dan Negara apabila pegawai perusahaan tersebut
tidak mengenakan/melanggar APD ?
3. Apa saja indicator dari alat pelindung pernafasan ( masker) yang sudah tidak layak pakai atau
kadaluarsa ?

JAWABAN

1. a. Tempat kerja yang wajib APD I

NAB aspek Kimia dan Fisika melebihi ketetapan yang berlaku ; di buat, dicoba, digunakan
atau dipakai mesin, pesawat, alat perkakas, perlengkapan atau instalasi yang beresiko yang bisa
menyebabkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan ; tempat yang dikelola asbes, debu dan serat
beresiko, api, asap, gas, kotoran, hembusan angin yang keras, dan panas matahari ; di buat, di
proses, digunakan dipakai, diperdagangkan, diangkut atau disimpan bahan atau barang yang bisa
meledak, mudah terbakar, korosif, beracun, menyebabkan infeksi, bersuhu tinggi atau bersuhu
sangat rendah ; ditangani pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran
tempat tinggal, gedung atau bangunan yang lain termasuk bangunan perairan, saluran atau
terowongan dibawah tanah dsb atau di mana dilakukan pekerjaan persiapan ; dilakukan usaha :
pertanian, perkebunan, pembukaan rimba, pelaksanaan rimba, pemrosesan kayu atau hasil rimba
yang lain, peternakan, perikanan ; dilakukan usaha kesehatan seperti tempat tinggal sakit,
puskesmas, klinik dan service kesehatan kerja.

b. Tempat kerja yang wajib APD II

Dilakukan usaha pertambangan dan pemrosesan mineral dan logam, minyak bumi dan gas
alam ; dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di darat, laut dan hawa ;
ditangani bongkar muat barang muatan di pelabuhan laut, bandar hawa, terminal, setasiun kereta
api atau gudang ; dilakukan penyelaman dan pekerjaan lain didalam air ; dilakukan pekerjaan di
ketinggian diatas permukaan tanah ; dilakukan pekerjaan dengan desakan hawa atau suhu
dibawah atau diatas normal (berlebihan) ; dilakukan pekerjaan yang memiliki kandungan bahaya
tertimbun tanah, kejatuhan, terserang pelantingan benda, terjatuh atau terjerumus, tenggelam atau
terpelanting ; dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lubang dan ruang tertutup ;

13
dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah ; dibangkitkan, dirubah, dihimpun,
disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak dan air.

c. Tempat kerja yang wajib APD III

Dilakukan pekerjaan di dekat atau diatas air. Pemakaian alat pelindung diri adalah cara paling
akhir ingindalian bahaya setelah bentuk ingindalian tehnis dan administratif sudah dilakukan.
Pemakaian alat pelindung diri sesuai dengan potensi bahaya dan type pekerjaan. Berdasar pada
identifikasi potensi bahaya, entrepreneur atau pengurus mengambil keputusan tempat kerja wajib
memakai alat pelindung diri.

2. - Peringatan Secara Lisan


Yaitu berupa teguran peringatan yang diberikan kepada karyawan oleh pengawas
kesehatan dan keselamatan kerja dalam suatu perusahaan ( HSE ), karena tidak mengenakan
alat pelindung diri yang telah di tetapkan oleh perusahaan tersebut sehingga dapat
membahayakan diri pekerja tersebut maupun lingkungannya.
- Peringatan Tertulis

Sanksi yang selama ini cukup popular adalah pemberian surat peringatan (SP) kepada
karyawan akibat pelanggaran disiplin atau kesalahan ringan yang dilakukan. Pemberian SP
ini diatur dalam UU ketenagakerjaan pasal 161.

Tata cara pemberian SP ini diberikan berurutan yaitu masing-masing SP berlaku selama
enam bulan. Bila kesalahan masih terjadi, akan ada SP2 dan SP3 atau surat peringatan
terakhir, sebelum akhirnya pemutusan hubungan kerja (PHK). Kategori pelanggaran yang
diberikan SP diatur dalam peraturan internal perusahaan.

Sedangkan untuk Negara dalam pelanggaran APD ini tidak ada ikut campur karena bukan
wewenangnya, akan tetapi jika pelanggaran tersebut menyebabkan kerusakan yang sangat
fatal sampai mempengaruhi pendapatan dari suatu Negara tersebut. Maka, akan mendapat
sanksi tersendiri dari Negara, bisa berupa SP kepada subkontraktor yang bersangkutan.

3. Umur respirator/masker, tidak ada satupun produsen respirator/masker yang memastikan


masa pakai dari suatu respirator/masker, bahkan dengan penggunaan respirator/masker
bertipe sama akan berbeda masa pakainya. Selama ini belum ditemukan teknologi yang bisa
menjadi indicator jenuhnya/expired respirator. Untuk itu kita harus memahami hal-hal apa

14
saja yang dapat mempengaruh masa pakai dari respirator dan apa saja tanda-tanda respirator
yang sudah jenuh dan Expired.
Adapun hal yang dapat mempengaruhi masa pakai respirator/masker adalah sebagai berikut:
- Tipe kontaminant yang ada.
- Besarnya konsentrasi kontaminant diudara.
- Kelembapan udara.
- Volume nafas pengguna.

Tanda-tanda respirator memasuki masa jenuh/expired yaitu sebagai berikut:

Respirator untuk partikel (disposable respirator/masker)

- Bila menggunakan respirator/masker akan mengalami kesulitan bernafas.


- Secara fisik kondisi respirator/masker sudah rusak,sobek atau kotor.
- Terasa pusing/sesak saat menggunakan respirator/masker.
- Tercium bau bahan kimia ketika menggunakan respirator tersebut di kantor/ ruangan
yang bebas bahan kimia.

Apabila anda mengalami keempat hal diatas maka dianjurkan untuk segera keluar dari
tempat kerja dan mengganti respirator/masker anda sebelum kembali bekerja.

Reusable Respirator untuk gas/uap bahan kimia dapat dikatakan jenuh apabila terdapat tanda-
tanda seperti diatas atau anda dapat mencium bau bahan kimia ketika anda menggunakan
respirator/masker tersebut (tembus), apabila anda mengalami hal tersebut maka segeralah
keluar dari tempat kerja dan gantilah canister respirator/masker sebelum kembali bekerja.

15
BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja
untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi
bahaya/kecelakaan kerja.

Ruang lingkup Alat Pelindung Diri (APD) mencakup : alat-alat pelindung diri, manfaat
alat pelindung diri, cara memilih dan merawat alat pelindung diri, serta dasar hukum.

Manfaat dari Alat Pelindung Diri (APD) adalah untuk melindungi seluruh atau sebagian
tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja, dan mengurangi
resiko penyakit akibat kecelakaan.

Jenis-jenis Alat Pelindung Diri yaitu: alat pelindung kepala, muka dan mata, telinga,
pernafasan, tangan, kaki dan tubuh. Dimana pemakaiannya harus sesuai dengan jenis aktivitas
atau pekerjaannya.

Alat Pelindung Diri adalah alat yang digunakan untuk mengurangi resiko kecelakaan,
bukan untuk menghilangkan kecelakaan itu sendiri.Alat pelindung diri harus dirawat agar dapat
digunakan sesuai dengan ketentuan.

II. Saran

Sebaiknya dilakukan penyuluhan tentang APD kepada masyarakat agar dapat


mengurangi kecelakan seminimal mungkin. Setiap pekerja sebaiknya menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) dengan baik dan benar. Penggunaan APD sebaiknya sesuai dengan
kebutuhannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://arinibieber.blogspot.com/2012/02/alat-alat-pelindung-diri-yang- digunakan.html

http://hiperkes.wordpress.com/2008/04/04/alat-pelindung-diri/

http://kumpulan-makalahh.blogspot.com/2013/06/makalah-alat-pelindung-diri-apd.html

http://tonimpa.wordpress.com/2013/04/25/makalah-alat-pelindung-diri-apd/

17

Anda mungkin juga menyukai