Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PPKN

PRINSIP PRINSIP NEGARA KESATUAN INDONESIA

DISUSUN OLEH:

M. Ridwan Firdausi
Ahmad Fikry Pratama
Nurhasanah
Selina Aulia
Hidayah Anggraini

Guru Pembimbing:

Ismawati S.Pd.

Kelas: XII IPA 2

SMA NEGERI 8 PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2021-2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “MAKALAH PPKN PRINSIP PRINSIP NEGARA KESATUAN
INDONESIA”.

Kami menyadari bahwa didalam  pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan  Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini Kami menghaturkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Terima kasih untuk guru PPKN kami yang selalu memberikan pengarahan dalam
kegiatan belajar mengajar dan selalu memberi saran untuk kebaikan hasil tugas saya. Terima
kasih juga untuk rekan-rekan sesama peserta didik yang tidak mungkin disebutkan satu-
persatu.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil pencarian yang telah Kami lakukan. Kami
sajikan dalam susunan yang tepat dan runtut. Akhir kata, semoga laporan ini dapat memenuhi
persyaratan untuk mendapatkan nilai. Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini tidak
luput dari kesalahan. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima masukan, saran
dan usul guna penyempurnaan makalah ini.

Palembang, 26 Januari 2022

II
III
BENTUK DAN PRINSIP KEDAULATAN NKRI

Setiap negara memiliki kedaulatan. Kedaulatan berasal dari bahasa Arab "daulah"
yang bermakna kekuasaan tertinggi. Sementara yang dimaksud dengan kedaulatan negara
adalah kekuasaan tertinggi dalam negara yang bukan berasal dari kekuasaan lain. Kedaulatan
terbagi menjadi dua yaitu “Kedaulatan Kedalam” dan “Kedaulatan Keluar”.

Kedaulatan Kedalam merupakan kedaulatan negara untuk mengatur semua


kepentingan rakyatnya tanpa adanya campur tangan pihak lain selain dari NKRI itu sendiri.
Sedangkan Kedaulatan Keluar adalah kedaulatan negara untuk melakukan hubungan atau
kerja sama dengan negara lain untuk kepentingan bangsa dan negara.

UUD 1945 turut mengatur wewenang, tugas, dang fungsi badan/lembaga pelaksana
kedaulatan tersebut. sementara bagi rakyat, mereka melakukan pengawasan, baik langsung
atau tidak langsung, lewat lembaa yang dipilih atau dibentuk sesuai amanah rakyat.

Kedaulatan negara Indonesia telah diatur dalam UUD 1945. UUD 1945 menjadi
dasar dan rujukan utama untuk menjalankan kedaulatan rakyat. Di dalamnya turut mengatur
dan membagi pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk rakyat atau pun badan/lembaga negara
yang turut menjadi bagian dari prinsip kedaulatan. Prinsip-prinsip kedaulatan Republik
Indonesia menurut UUD 1945 adalah:

1. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.


2. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar.
3. Negara Indonesia adalah negara hukum.
4. Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat.
5. Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh presiden.
6. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.
7. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar.
8. Negara Indonesia adalah negara hukum.
9. Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat.
10. Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh presiden.
11. MPR hanya dapat memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden dalam masa
jabatannya menurut UUD.
TEORI TEORI BERDIRINYA SEBUAH NEGARA

(Menurut Dr. Soepomo)

Prof. Dr. Soepomo berpendapat bahwa negara didirikan atas sebuah teori, di dunia
mengenal tiga teori tentang dasar berdirinya negara, yaitu teori individualistik, teori golongan
atau kelas dan teori integralistik.

1. Teori individualistik negara adalah masyarakat hukum yang disusun atas kontrak
antara masyarakat itu sendiri.
2. Teori golongan atau kelas menganggap negara merupakan alat suatu golongan untuk
menindas golongan yang lain, golongan kuat menindas yang lemah.
3. Aliran ketiga menurut Soepomo adalah teori integralistik, menurut teori ini negara
tidak menjamin kepentingan perorangan atau kelompok, tetapi negara harus
mencakup kepentingan seluruh komponen,negara adalah suatu susunan masyarakat
yang integral, segala golongan mempunyai ikatan yang erat dan berhubungan satu
sama lainnya dan merupakan persatuan masyarakat yang organis.

Soepomo berpendapat bahwa integralistik merupakan paham yang paing cocok untuk
bangsa Indonesia. Ia mengatakan bahwa jika kita hendak mendirikan negara Indonesia yang
sesuai dengan sifat dan ciri khas masyarakat Indonesia, maka negara kita harus didirikan atas
dasar pikiran tentang negara (staatside) yang integralistik.
BENTUK KEDAULATAN NKRI

(Menurut Moh. Yamin)

Mohamad Yamin berpendapat bahwa bentuk negara yang yang sesuai untuk
Indonesia adalah negara kesatuan, bukan negara serikat. Dalam sidang BPUPKI pada tanggal
29 Mei 1945. Yamin mengusulkan Indonesia menjadi negara persatuan yang tidak terpecah
baik ke dalam dan keluar, badan bangsa Indonesia yang tidak terbagi-bagi. Alasan Yamin
menolak federalism adalah karena negara federal lebih banyak memerlukan pegawai
dibandingkan negara kesatuan, negara federal mengarah pada perpecacahan, sedangkan
negara kesatuan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

Menurut Mr. Moh. Yamin, bentuk negara kesatuan diperlukan untuk memperkuat
Indonesia yang dimerdekakan dengan jalan revolusi, federalisme hanya akan melemahkan
Indonesia.Yamin juga mengungkapkan bahwa ide negara kesatuan sudah muncul sejak
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, karena telah ada kebulatan tekad seluruh pemuda
Indonesia tentang adanya satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa. Oleh sebab itu, bentuk
negara kesatuan bukan hanya ide pada saat sidang BPUPKI, tetapi memang telah dicita-
citakan sejak lama.
BENTUK KEDAULATAN NKRI

(Menurut Moh. Hatta)

Mohammad Hatta lebih setuju dengan negara federal. Namun dalam mekanisme
pengambilan keputusan mengenai bentuk negara. Hatta harus menerima bentuk negara
kesatuan untuk Indonesia, sebab Hatta kalah suara dan mayoritas anggota BPUPKI lebih
menginginkan bentuk negara kesatuan.

Moh. Hatta mengemukakan bahwa karena Indonesia terbagi atas beberapa pulau dan
golongan bangsa, maka perlu tiap-tiap golongan kecil atau besar untuk mendapat otonomi,
mendapat hak untuk menentukan nasibnya sendiri. Masing-masing daerah dapat mengatur
pemerintahan sendiri menurut keperluan dan keyakinan sendiri, asalkan peraturan masing-
masing tidak berlawanan dengan dasar-dasar pemerintah secara umum.

Selanjutnya Mohammad Hatta menyatakan bahwa Indonesia terdiri dari masyarakat


yang majemuk, sehingga membutuhkan bentuk negara federal bagi Indonesia untuk
mempersatukan segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia. Sekali lagi, karena
konstitusi diperlukan bagi negara, maka pada waktu ditetapkan bentuk negara Indonesia
diperlukan bagi negara, negara kesatuan atau federal bukan soal baik atau buruk, tapi
persoalan pilihan yang diambil oleh para pendiri bangsa waktu itu. Wacana pembentukan
negara federal di Indonesu sampai saat ini tidak pernah tertutup, asalkan sesuai dengan
konteks zaman, tidak merampas hak warga negara dan yang paling penting tetap berorientasi
pada kesejahteraan rakyat.
BENTUK KEDAULATAN NKRI

(Menurut Amanat Proklamasi Kemerdekaan dan Pembukaan UUD NRI


1945)

Berdasarkan amanat Proklamasi yang tertuang dalam Pembukaan UUD NRI Tahun
1945 tersebut di atas, maka penyelenggaraan negara yang dikehendaki adalah republik
kesatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kesatuan berbentuk republik dengan sistem
desentralisasi (Pasal 18 UUD NRI Tahun 1945), di mana pemerintah daerah menjalankan
otonomi selun-luasnya di luar bidang pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan
sebagai wewenang pemerintah pusat.

Kemudian dalam Pasal-Pasal UUD NRI Tahun 1945, yang merupakan rangkaian
yang tidak terpisah dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, sehingga pokok pikiran
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 menciptakan pokok-pokok pikiran itu dalam pasal-pasal
UUD NRI Tahun 1945, Ini berarti pasal-pasal yang terdapat dalam UUD NRI Tahun 1945
merupakan penjabaran dari keempat pokok pikiran dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
tersebut, Pokok-pokok pikiran tersebut meliputi suasana kebatinan dari pasal-pasal Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia. Pokok-pokok pikiran ini mewujudkan cita-cita hukum
(rechtsidee) yang menguasai hukum dasar negara, baik hukum yang tertulis (Undang-Undang
Dasar) maupun hukum yang tidak tertulis. Undang-Undang Dasar menciptakan pokok-pokok
pikiran ini dalam pasal-pasalnya.

Di bawah ini adalah pasal-pasal dalam UUD NRI Tahun 1945 yang menunjukkan
konsepsi NKRI

 Bab I Bentuk dan Kedaulatan, Pasal 1 ayat: (1) Negara Indonesia ialah Negara
Kesatuan, yang berbentuk Republik.
 Bab VI Pemerintaan Daerah Pasal 18, ayat: (1) Negara Kesatuan Republik Indonesia
dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan
kota, yang tiap-nap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan
daevalt, yang diatur dengan undang undang.
 Bab IXA Wilayah Negara Pasal 25A: Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas batas dan
hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang.
BENTUK NKRI SEBAGAI NEGARA KESATUAN DAN
CIRI – CIRINYA
Bentuk negara merupakan peninjauan secara sosiologis, yaitu suatu sistem yang
berlaku yang menentukan bagaimana hubungan antara alat perelengkapan negara yang diatur
oleh konstitusinya. Negara kesatuan (anitaries) merupakan negara merdeka dan berdaulat
yang pemerintahannya diatur oleh pemerintah pusat, Pemerintah pusat mempunyai kekuasaan
dan wewenang untuk mengatur seluruh wilayah negara. Pemerintah pusat dapat melakukan
pembentukan pemerintahan daerah seperti provinsi, kotamadya/kabupaten dan seterusnya
sampai kepada pemerintahan yang paling rendah. Negara kesatuan adalah negara berdaulat
yang diselenggarakan sebagai satu kesatuan tunggal, di mana pemerintah pusat adalah yang
memegang kekuasaan tertinggi dan satuan-satuan subnasionalnya hanya menjalankan
kekuasaan yang dipilih oleh pemerintah pusat untuk dilegalisasikan.

Dalam negara kesatuan pemerintah pusat mempunyai wewenang tertinggi dalam segala aspek
pemerintahan, dan tidak ada negara dalam negara. Terdapat satu undang-undang dasar, satu
kepala negara dan pemerintahan dan satu dewan menter (kabinet). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dalam negara kesatuan, secara umum mempunyai sifat atau ciri-cin
berikut ini.
1. Kedaulatan negara mencakup ke dalam dan keluar yang terdapat pada pemerintah
pusat.
2. Negara hanya mempunyai satu undang-undang dasar, satu kepala negara, satu dewan
menteri dan satu dewan perwakilan rakyat.
3. Hanya satu kebijakan yang menyangkut persoalan politik, ekonomi, sosial budaya
serta pertahanan dan kemananan.
Sedangkan negara kesatuan sistem desentralisasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, di
antaranya:
1. Kewenangan yang dimiliki pemerintah daerah merupakan kewenangan yang
diberikan pemerintah pusat, bukan hak asli dari daerah tersebut.
2. Kekuasaan tertinggi tetap terletak pada pemerintah pusat, tidak dibagi-bagikan kepada
pemerintah daerah yang ada di wilayah negara tersebut.
3. Kewenangan yang dilimpahkan kepada pemerintah daerah, pada hakikatnya dapat
dicabut kembali oleh pemerintah pusat, manakala pemerintah daerah tidak mampu
menjalankan kewenangan yang diamanatkan Undang-Undang.
KESIMPULAN
NKRI merupakan negara kesatuan yang berbentuk republik serta meganut paham
integralistik. Paham ini memiliki arti bahwa negara tidak menjamin kepentingan perorangan
atau kelompok, tetapi negara harus mencakup kepentingan seluruh komponen,negara adalah
suatu susunan masyarakat yang integral, segala golongan mempunyai ikatan yang erat dan
berhubungan satu sama lainnya dan merupakan persatuan masyarakat yang organis. Para
pendiri negara berpikiran bahwa bentuk negara kesatuan merupakan bentuk negara yang
paling cocok untuk digunakan di Indonesia, karena Indonesia memiliki banyak perbedaan
seperti suku, pulau, bahasa daerah, adat istiadat dan sebagainya, sehingga seluruh bagian dari
Indonesia perlu dirangkul tanpa adanya pandang bulu yang mana sangat cocok dengan bentuk
negara kesatuan yang kita gunakan saat ini.

Anda mungkin juga menyukai