KEWARGANEGARAAN
Dosen Pengampu :
Meisy Fajaranim.H.
Disusun oleh :
2022
A. LATAR BELAKANG
Setiap bangsa memiliki sejarah perjuangan dari orang-orang terdahulu
yang memiliki nilai-nilai Nasionalis-patriotik dan sebagainya yang terpatri dalam
jiwa Semua warga negara, Nilai- Nilai tersebut semakin lama semakin hilang dari
diri seseorang dalam suatu bangsa. Oleh karna itu, penting nya suatupembelajaran
untuk mempertahankan nilai-nilai tersebut, agar terus menyatu dalam setiap warga
Negara dan setiap warga Negara tau hak dan kewajiban dalam menjalankan
kehidupan berbangsa dan bernegara (Pratiwi, 2016).
Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengingatkan kita
akan pentingnya nilai-nilai hak dan kewajiban suatu warga Negara agar setiap hal
yang dikerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan tidak menyimpang
dari apa yang diharapkan karena betapa penting nya nilai pendidikan ini sudah
diterapkan sejak usia dini di setiap jenjang pendidikan mulai dari yang paling dini
hingga diperguruan tinggi agar dapat menghasilkan penerus-penerus bangsa yang
berkompeten dan siap menjalankan hidup berbangsa dan bernegara (Pratiwi, 2016).
Negara Indonesia adalah Negara hukum. Dalam sebuah Negara hukum
maka tonggak pemerintahan Negara dipimpin oleh hukum. Beberapa ciri-ciri
Negara hukum diantaranya adalah, adanya jaminan terhadap hak waga negara yang
diatur di dalam hukum dasar sebuah Negara. Indonesia sebagai Negara hukum,
berpegang teguh pada hukum dasar kita yakni UUD Negara Reublik Indonesia
tahun 1945 dan phylosophie grondslag bangsa Indonesia yakni Pancasila. Baik
dalam dasar filosofi bangsa Indonesia maupun hukum dasar Negara Indonesia diatur
secara tegas hak-hak konstitusional warga Negara Indonesia. Bahkan hak-hak
konstusional warga Negara diwujudkan untuk mencapai tujuan keadilan social bagi
seluruh rakyat Indonesia.( Sukriono 2016 )
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja pengertian Konstitusi?
2. Bagaimanakah UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia?
3. Mengapa sistem ketatanegaraan Indonesia menjadi Konstitusi Republik
Indonesia?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian konstitusi.
2. Untuk mengetahui UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia.
3. Untuk mengetahui sistem ketatanegaraan Indonesia sebagai Konstitusi Republik
Indonesia.
D. ISI
1) UUD 1945 sebagai Konstitusi Indonesia
UUD 1945 pertama kali diundangkan pada tanggal 18 Agustus 1954, dan
teksnya diumumkan secara resmi dalam Berita Negara Republik Indonesia
tanggal 15 Februari 1946.
UUD 1945 terbentuk melalui sejarah yang sangat panjang, suka duka
kesuksesan nasional, masa penderitaan kolonial, dan masa perjuangan rakyat
Indonesia sampai mati untuk kemerdekaan. Oleh karena itu, UUD 1945 adalah
UUD Tertinggi, dan UU tersebut tidak dapat bertentangan dengan UUD 1945.
Undang-undang Dasar 1945 merupakan hukum dasar tertulis yang
memuat dasar dan garis besar hukum dalam penyelenggaraan Negara.UUD
1945 adalah produk hukum yang disusun oleh Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan kemudian ditetapkan oleh
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Dalam sejarahnya, UUD 1945 telah mengalami empat kali amandemen
(pengubahan) yang dilakukan oleh MPR. Sistematika UUD 1945 terdiri dari
Pembukaan dan Batang Tubuh. Batang Tubuh terdiri dari 16 bab, 37 pasal
dengan 36 pasal tambahan, 3 pasal aturan peralihan dan 2 pasal aturan
tambahan. Pasal-pasal dalam UUD 1945 memuat aturan-aturan pokok
bernegara dan dijabarkan kembali dengan peraturan lain yang lebih rendah.
UUD 1945 menempati kedudukan tertinggi sebagai hukum di Negara
Indonesia.
Namun secara pemahaman umum, UUD diartikan sebagai peraturan
dasar suatu negara. Pemahaman yang sederhana seperti ini dinilai sangat wajar
karena pada prinsipnya UUD tidaklah lahir dalam khasanah hukum sebagai
suatu wujud yang murni dan asali. UUD merupakan bentuk metamorfosa
konstitusi yang berdasar pada kebutuhan perkembangan zaman.
Kelahiran UUD 1945 pada puluhan tahun silam sesungguhnya
merupakan klimaks perjuangan bangsa Indonesia sekaligus sebagai karya agung
(magnus opus) dari para pendiri bangsa (the founding fathers and mothers).
Keistimewaan suatu konstitusi terdapat dari sifatnya yang sangat luhur dengan
mencakup konsensus-konsensus (toestemming) tentang prinsip-prinsip
(principles, beginselen) esensial dalam bernegara. Dengan demikian, maka
konstitusi dapat dikatakan sebagai sebuah dokumen nasional (a national
document) bersifat mulia yang notabene adalah dokumen hukum dan politik
(political and legal document).
Sebagai konstitusi di negara Indonesia, tentu UUD 1945 memiliki fungsi
kedudukan menurut ruang dan waktu keberadaannya. Ini artinya, fungsi dan
kedudukan suatu konstitusi berbeda-beda menurut keadaan negara yang
bersangkutan. Fungsi dan kedudukan UUD 1945 diantaranya adalah
1. Sebagai Sumber Kekuasaan
a) Teori Efektivitas
Teori efektivitas hukum menurut Soerjono Soekanto adalah bahwa efektif atau
tidaknya suatu hukum ditentukan oleh 5 (lima) faktor, yaitu :
5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang
didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.
5) Hak dan Kewajiban dalam Al Qur’an dan Kaitannya dengan UUD 1945
Islam melindungi, menghormati, dan menjunjung tinggi hak dan
kewajiban setiap manusia. Islam menciptakan manusia sebagai makhluk
sosial dimana manusia tidak dapat hidup sendirian dan pastilah
memerlukan bantuan dari orang lain.
QS. Asy-Syura ayat 181.
ِ ا ْو ف ُ و اَ ال ْ ك ي ْلَ و لَ ت ك ُ ْو ن ُ ْو اَ ِم نَ ال ْ مُ ْخ
َس ِر ي ْن
Artinya :
Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-
orang yang merugikan; (QS. Asy Syura:181) (Damanuri, 2021)
Dalam Al-Qur,an Surah Asy Syura dijelaskan bahwa manusia tidak
boleh mengurangi hak manusia lain, untuk menjadikan kehidupan yang rukun
dan damai. Dalam UUD 1945 hak terdapat dalam pasal 28I ayat 1 Hak untuk
mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak
diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk
tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi
manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. (Pasal 28I ayat 1).
Selain itu, manusia juga memiliki kewajiban berupa tanggung jawab
yang besar sebagai makhluk sosial. Seperti yang dijelaskan dalam QS. Az
Zariyat ayat 56 berikut:
QS. Az Zariyat Ayat 56
ْ و م اَ خ ل ق ْ تَُ ال ْ ِج َنَ و
َال ِ ن ْ سَ ا َِلَ ل ِ ي ع ْ ب ُ د ُْو ِن
Artinya :
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah kepada-Ku (QS. Az Zariyat:56).
Dari pasal tersebut, dapat diketahui bahwa setiap orang memiliki hak
yang sama dalam memeluk agama dan beribadah sesuai kepercayaan masing-
masing tanpa adanya paksaan atau campur tangan dari orang lain. Dan negara
memiliki kewajiban untuk mendukung dan memberi kebebasan warganya untuk
beragama sesuai keyakinan masing-masing serta memberikan rasa aman kepada
setiap warga negaranya untuk beribadah sesuai kepercayaan yang dianut. Selain
hak,kita juga memiliki kewajiban. Kewajiban itu adalah kewajiban untuk
menghormati dan menghargai orang lain beribadah sesuai agama dan
keyakinannya,menjalankan ibadah kita dengan sungguh-sungguh,serta
menjalankan setiap perintah dan menghindari larangan sesuai yang diajarkan
dalam agama.
Dalam pelaksanaan hak dan kewajiban, sebaiknya warga negara lebih
meningkatkan tentang pemahamannya tentang hak dan kewajiban itu sendiri
supaya dapat menyeimbangkan antara hak dan kewajiban. Selain itu, tanggung
jawab juga penting dilaksanakan oleh setiap warga negara, sehingga mereka
menyadari apa yang menjadi tanggung jawab mereka sebagai warga negara.
Untuk itu, marilah kita sama-sama memperbaiki diri, saling intropeksi diri,
mana yang harus dibenahi agar kita dapat melaksanakan hak dan kewajiban kita
dengan baik. Terciptanya sikap saling menghormati akan menjadikan negara
Indonesia tentram dan damai.
E. KESIMPULAN
Konstitusi nasional suatu negara pada hakikitnya merupakan hukum
dasar tertinggi, termasuk masalah-masalah penyelenggaraan negara. Konstitusi
mengandung banyak kepentingan yang berkaitan dengan struktur organisasi bangsa,
hak asasi manusia, konstitusi, dan sebagainya. Oleh karena itu, konstitusi perlu
lebih stabil dibandingkan produk sah lainnya. Selain itu, jika semangat dan
semangat penyelenggaraan ketatanegaraan juga diatur oleh UUD, perubahan
konstitusi dapat membawa perubahan yang signifikan terhadap sistem
ketatanegaraan. Amandemen konstitusi mungkin telah mengubah negara
demokratis menjadi negara otoriter.
F. DAFTAR PUSTAKA
Dewi. (2021). Pemahaman Siswa Tentang Kewajiban dan Hak Warga Negara.
Jurnal Pendidikan Tambusai.
Yasin, J. (2012). Hak Azasi Manusia Dan Hak Serta Kewajiban Warga Negara Dalam
Hukum Positif Indonesia. Jurnal Syiah.