Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN PANCASILA

“UNDANG-UNDANG DASAR 1945”


DISUSUN OLEH :

ALMIA MAHARANI ( D1A.19.0406 )


SEPTIAN DWI PRIHATNA ( D1A.19.0425 )
MAULANA HASANUDIN ( D1A.19.0426 )
AYU SELVINA ( D1A.19.0412 )
UNDANG-UNDANG DASAR 1945

 Pengertian UUD 1945

 SEJARAH UNDANG-UNDANG DASAR 1945

 Fungsi Undang-Undang Dasar 1945

 Pokok pikiran Undang-Undang dasar 


Pengertian UUD 1945

 Undang-Undang Dasar ialah kumpulan aturan atau ketentuan dalam suatu kodifikasi
mengenai hal-hal yang mendasar, atau pokok ketatanegaraan suatu negara, sehingga
kepadanya diberikan sifat kekal dan luhur, sedangkan untuk mengubahnya diperlukan cara
yang istimewa serta lebih berat kalau dibandingkan dengan pembuatan atau perubahan
peraturan perundang-undangan sehari-hari.
SEJARAH UNDANG-UNDANG DASAR 1945l

 BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dibentuk pada


tanggal 29 April 1945 badan ini merupakan badan yang merancang konstitusi 1945.
Selama sesi pertama yang berlangsung pada 28 Mei – 1 Juni 1945, Pada saat itu Bung
Karno menyampaikan gagasan “Dasar Negara”, yang ia beri nama Pancasila.
 Pada tanggal 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPKI membentuk Panitia Sembilan yang terdiri
dari 9 orang untuk merancang Piagam Jakarta yang akan menjadi naskah Pembukaan UUD
1945. Setelah dihapusnya kata “dengan kewajiban menjalankan syariah Islam bagi
pemeluk-pemeluknya” kemudian naskah Piagam Jakarta dijadikan naskah Pembukaan
UUD 1945 yang kemudian diresmikan pada 18-Agustus-1945 oleh PPKI (Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Pengesahan UUD 1945 ditetapkan oleh KNIP (Komite
Nasional Indonesia Pusat) pada sidangnya tanggal 29 Agustus 1945.
Fungsi Undang-Undang Dasar 1945
 
1) Nilai Normatif
Apabila suatu konstitusi konsekuen (UUD) telah resmi diterima oleh suatu bangsa, maka
konstitusi itu bukan saja berlaku dalam arti hukum (legal), melainkan merupakan suatu
kenyataan dan efektif, artinya konstitusi itu dilaksanakan secara murni dan.

2) Nilai Nominal
Suatu konstitusi secara hukum berlaku, namun berlakunya itu tidak sempurna, karena
ada pasal-pasal tertentu yang dalam kenyataan tidak berlaku, seperti di dalam UUD
1945. Dalam pasal 28 UUD 1945 disebutkan adanya kemerdekaan berserikat dan
berkumpul. Akan tetapi, dalam praktiknya pelaksanaan pasal itu banyak tergantung
kepada kemauan penguasa (pada masa orde baru). Konstitusi yang kemudian bernilai
nominal.
3) Nilai Semantik
Konstitusi itu secara hukum tetap berlaku, tetapi dalam kenyataan hanya sekedar untuk
melaksanakan kekuasaan politik. Jadi, konstitusi di sini hanyan sekedar istilah,
sedangkan pelaksanaannya digantikan dengan kepentingan penguasa. Konstitusi
demikian dapat dinilai hanya semantik atau simbiotik, contohnya pelaksanaan UUD
1945 pada masa orde lama.
Pokok pikiran Undang-Undang dasar

 Indonesia. Pokok pikiran ini menegaskan, bahwa dalam pembukaan Negara melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,dengan berdasar atas persatuan danagan mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat diterima aliran pengertian Negara persatuan, Negara yang melindungi dan
meliputinsegenap bangsa dan wilayah seluruhnya, jadi Negara mengatasi segala paham dan golongan,
mengatasi paham perseorangan, Negara mempunyai pengertian pembukaan UUD 1945 tersebut menghendaki
persatuan, meliputi segenap bangsa Indonesia seluruhnya.
 Negara hendak mewujudkan keadlan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pokok pikiran ini menempatkan
suatu tujuan atau cita cita yang ingin di capai dalam pembukaan dan merupakan suatu kausal finalis(sebab
tujuan), sehingga dapat menentukan jalan serta aturan mana yang harus dilaksanakan dan UUD untuk sampai
pada tujuan itu yang didasari dengan bekal peratuan.
 Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan. Pokok pikiran
ini dalam pembukaan mengandung konsekuensi, bahwa system Negara yang terbentuk dalam UUD harus
berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan berdasarkan permusyawaratan/ perwakilan.
 Negara berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang Adil dan beradab. Pokok
pikiran keempat dalam pembukaan ini mengandung konsekuensi logis, bahwa UUD harus mengandung isi
yang mewajibkan pemerintah dan lain lain penyelanggaraan Negara untuk memelihara budi pekerti
kemanusiaan yang luhur.
ADA PERTANYAAN ?

Anda mungkin juga menyukai