Anda di halaman 1dari 2

Makna dan UUD1945

UUD 1945 terdiri dari Pembukaan, Batang Tubuh, serta Penjelasan. Dalam Pembukaan
UUD 1945, terkandung pokok-pokok pikiran beserta maknanya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konstitusi merupakan segala


ketentuan dan aturan tentang ketatanegaraan (undang-undang dasar dan sebagainya).
UUD 1945 adalah hukum dasar tertulis yang memiliki kedudukan sebagai supremasi
hukum dan sebagai sumber rujukan tertib hukum bagi peraturan di bawahnya.

● Pembagian Isi UUD 1945 Dikutip dari buku Pendidikan Pancasila yang disusun
oleh L. Andriani dan Rukiyati, UUD 1945 pertama kali disahkan dan mulai
digunakan sejak sidang pertama PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Dalam naskah
pertama UUD 1945 tersebut, terdiri dari tiga bagian berikut ini: Pembukaan,
Batang Tubuh, terdiri atas 16 bab berisi 37 pasal, Aturan Peralihan, dan Aturan
Umum.
● Penjelasan. Setelah dilakukan 4 kali amandemen melalui sidang-sidang Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada 1999, 2000, 2001, dan 2002, pembagian
isi UUD 1945 menjadi Pembukaan dan Batang Tubuh yang berisi susunan
pasal-pasal.
Makna Pembukaan UUD 1945 secara keseluruhan mencakup sumber motivasi dan
aspirasi perjuangan serta tekad bangsa Indonesia untuk tetap hidup dan merdeka lahir
dan batin.

Pokok Pikiran Persatuan Pembukaan UUD 1945

Pokok-pokok Pikiran dalam Pembukaan UUD 1945 UUD 1945 bersifat mengikat pada
segala unsur di dalam negara seperti pemerintah, lembaga negara, lembaga
masyarakat, dan setiap warga negara Indonesia. Selain itu, UUD 1945 juga memiliki
dua sifat lain, yaitu singkat dan supel. Dikatakan bersifat singkat karena UUD 1945
hanya memuat aturan-aturan dasar berupa instruksi dalam penyelenggaraan negara.
Sedangkan, bersifat supel lantaran selalu dapat mengikuti dan digunakan dalam
pelbagai zaman.

Pokok Pikiran Persatuan Pembukaan UUD 1945 menganut pokok pikiran mengenai
persatuan. Hal tersebut terkandung dalam kalimat yang berbunyi: "Negara melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas
persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Dalam
kalimat tersebut, dijelaskan secara tersurat dan tersirat bahwa setiap warga negara
tanpa mengenal latar belakang apa pun harus mengutamakan kepentingan negara di
atas kepentingan individu dan golongan.
Pokok Pikiran Keadilan Sosial Pembukaan UUD 1945 menganut pokok pikiran
mengenai keadilan sosial. Hal tersebut terkandung dalam kalimat yang berbunyi:
“Negara ingin mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Dalam
kalimat tersebut, dijelaskan secara tersurat dan tersirat bahwa kesejahteraan dan
kemakmuran harus terwujud secara merata bagi seluruh warga negara Indonesia.

Pokok Pikiran Kedaulatan Rakyat Pembukaan UUD 1945 menganut pokok pikiran
mengenai kedaulatan rakyat. Hal tersebut terkandung dalam kalimat yang berbunyi:
“Negara yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasarkan kepada kerakyatan dan
permusyawaratan serta perwakilan.” Dalam kalimat tersebut, dijelaskan secara tersurat
dan tersirat bahwa demokrasi yang digunakan di Indonesia menempatkan rakyat
sebagai pemegang kedaulatan tertinggi.

Pokok Pikiran Ketuhanan Pembukaan UUD 1945 menganut pokok pikiran mengenai
ketuhanan. Hal tersebut terkandung dalam kalimat yang berbunyi: “Negara berdasarkan
kepada Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.” Dalam kalimat tersebut, dijelaskan secara tersurat dan tersirat bahwa negara
mengakui keberadaan Tuhan yang Maha Esa. Selain itu, negara menjunjung tinggi
kebebasan warga negara dalam beribadah sesuai kepercayaan dan agama yang
dianut.

Anda mungkin juga menyukai