Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK

PENDIDIKAN PANCASILA

Oleh Kelompok :

 Risal Fadli ( 20230102015 )


 Maretha Maltidis ( 20230101006)
 Maria Risniati Soge (20230101008)
 Elfi Yani ( 20230102005 )
 Rindiani ( 20230102014 )

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYYAH
MAUMERE
2023/2024

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pancasila merupakan landasan dan dasar negara Indonesia yang mengatur seluruh struktur
ketatanegaraan Republik Indonesia. Dalam pemerintahan Indonesia, masih banyak bahkan sangat
benyak anggota-anggotanya dan juga sistem pemerintahannya yang tidak sesuai dengan nila-nilai yang
ada dalam setiap sila Pancasila. Padahal jika membahas negara dan ketatanegaraan Indonesia
mengharuskan ingatan kita meninjau dan memahami kembali sejarah perumusan dan penetapan
Pancasila, Pembukaan UUD, dan UUD 1945 oleh para pendiri dan pembentuk negara Republik Indonesia.

Dalam perumusan ketatanegaraan Indonesia tidak boleh melenceng dari nilai-nilai Pancasila,
pembentukan karakter bangsa dilihat dari sistem ketatanegaraan Indonesia harus mencerminkan nilai-
nilai dari ideologi bangsa yaitu Pancasila. Namun jika dalam suatu pemerintahan terdapat banyak
penyimpangan dan kesalahan yang merugikan bangsa Indonesia, hal itu akan membuat sistem
ketatanegaraan Indonesia berantakan dan begitupun dengan bangsanya sendiri.

Untuk itulah dalam makalah ini, kami mengambil judul “ Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan
Republik Indonesia ”

2. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, kami merumuskan beberapa masalah, yaitu :

1. Apa pengertian pancasila sebagai kontek ketatanegaraan NKRI?

2. Apakah definisi UUD dan Konstitusi serta fungsinya bagi negara?

3. Bagaimana UUD 1945 itu ?

4. Apa saja yang terkait dengan Pembukaan UUD 1945?

5. Bagaimanakah hubungan antara Pembukaan dengan Pasal-pasal UUD 1945?

6. Bagaimanakah sistem pemerintahan negara menurut UUD 1945?

7. Bagaimanakah kelembagaan negara menurut UUD 1945?

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian

Pancasila sebagai dasar negara yang merupakan suatu asas kerohanian dalam ilmu kenegaraan.
Pancasila merupakan sumber nilai dan norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara maka dari itu
semua peraturan perundang-undangan serta penjabarannya berdasarkan nilai-nilai pancasila.

Negara Indonesia merupakan negara demokrasi, yang berdasarkan atas hukum, karena itu segala
aspek dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara diatur dalam suatu sistem peraturan-undangan.
Pancasila dalam kontek ketatanegaraan Republik Indonesia adalah Pembagian kekuasaan lembaga tinggi
negara, hak dan kewajiban, keadilan sosial, dan lainnya diatur dalam undang-undang dasar negara.
Pembukaan undang-undang dasar 1945 dalam kontek ketatanegaraan, memiliki kedudukan yang sangat
penting merupakan staasfundamentalnom dan berada pada hierarkhi ketatnya hukum tertinggi di
Negara Indonesia.

2. UUD dan Konstitusi serta Fungsinya

Dalam ketatanegaraan, istilah UUD sering digunakan juga dengan istilah konstitusi dalam
pengertian yang berbeda atau untuk saling menggantikan. Secara harfiah, istilah konstitusi dari bahasa
Perancis “ konstituer ” yang berarti membentuk, dan diartikan sebagai “ pembentuk suatu negara ” .
Sedangkan Indonesia menggunakan istilah UUD yang disejajarkan dengan istilah Grondwet dari belanda
yang mempunyai pengertian suatu undang-undang yang menjadi dasar (Grond) dari segala hukum
dalam suatu negara.

Istilah konstitusi dan UUD di Indonesia sering disejajarkan, namun istilah konstitusi dimaknai dalam
arti yang luas (materiil) yang lebih luas dari UUD. Konstitusi yang terkandung di dalamnya adalah hukum
dasar, baik yang tertulis (UUD) maupun yang tidk tertulis (konvensi). Dengan demikian konstitusi
memuat peraturan pokok yang mendasar mengenai pengiriman-sendi yang pertama dan utama dalam
menegakan bangun yang disebut “ negara ” .

UUD 1945 merupakan hukum tertinggi, norma dasar dan norma sumber dari semua hukum yang belaku
dalam negara di Indonesia, ia berisikan pola dasar dalam berkehidupan di Indonesia. Negara dengan
segala fungsi dan tujuan untuk dapat mewujudkannya dengan berbagai cara, karena itu sebagai
pengintegrasian dari kekuatan politik, negara mempunyai berbagai macam sifat, seperti memaksa,
memonopoli, dan mencakup semuanya. Dengan sifatnya yang memaksa, negara dapat menggunakan
kekerasan fisik secara sah untuk menentukan semua keputusan. Sekalipun keinginan untuk mewujudkan
tujuan bersama, sifat paksaan yang dimiliki oleh negara dapat disalahgunakan ataupun melampaui batas
yang mungkin dapat menyengsarakan rakyatnya. Untuk mencegah terjadinya kemungkinan tersebut,
konstitusi atau UUD disusun dan ditetapkan.

3. Undang-Undang Dasar 1945

Naskah UUD 1945 sebelum mengalami amandemen terdiri dari Pembukaan, Batang Tubuh,
dan Penjelasan. Naskah tersebut secara resmi dimuat dalam Berita Republik Indonesia Tahun II No. 7
yang terbit tanggal 15 Februari 1946. UUD 1945 ditetapkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.
Antara Pembukaan, Batang Tubuh, dan Penjelasannya merupakan satu kebulatan yang utuh, dimana
antara satu bagian dengan bagian yang lain tidak dapat dipisahkan.

Memahami pasal II Aturan Peralihan tersebut, maka secara yuridis jelas bahwa
“ Penjelasan ”sudah tidak berlaku lagi, dan tidak bisa menjadi bagian dari pengertian UUD 1945. UUD
1945 adalah hukum dasar yang tertulis. Secara hukum, maka UUD 1945 adalah mengikat pemerintah,
lembaga negara dan lembaga, juga mengikat setiap masyarakat warga negara Indonesia dimana saja dan
setiap penduduk yang berada di wilayah Indonesia. T dilaksanakan dan ditaati. UUD bukanlah hukum
biasa, melainkan hukum dasar yang segala tindakan dan perbuatan pemerintahan dapat
dipertanggungjawabkan pada ketentuan-ketentuan UUD 1945. Dalam kedudukan seperti itu, UUD
dalam kerangka tata urutan atau tata tingkat norma hukum yang berlaku, merupakan hukum yang
menempati kedudukan tinggi. Dalam hubungan ini, UUD juga berfungsi sebagai alat kontrol atau alat
pengecekan norma hukum yang lebih rendah.

UUD merupakan hukum dasar tertulis yang bukan satu-satunya hukum dasar, selain itu masih
ada hukum dasar yang tidak tertulis. UUD bersifat singkat, sifat singkatnya itu disebabkan :

1. UUD itu sudah cukup, apabila telah memuat aturan-aturan pokok saja, hanya memuat garis-gars
besar sebagai instruksi kepada pemerintah dan pihak lain penyelenggara negara untuk melakukan hal
tersebut.

2. UUD yang singkat itu menguntungkan bagi negara seperti Indonesia yang masih harus berkembang,
harus hidup secara dinamis, dan masih akan terus mengalami perubahan.

Semangat para penyelenggara negara dalm menyelenggarakan UUD 1945 sangat penting, oleh karena
itu setiap penyelenggara negara, selain mengetahui teks UUD 1945, juga harus menghayati semangat
UUD 1945. Dengan semangat penyelenggara yang baik, pelaksanaan aturan-aturan pokok yang tertera
dalam UUD 1945 akan baik dan sesuai dengan maksud ketentuannya.

4. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

1. Makna pembukaan UUD 1945 bagi Perjuangan Bangsa Indonesia

Apabila UUD 1945 merupakan sumber hukum tertinggi dari hukum yang berlaku di Indonesia, maka
Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari motivasi dan aspirasi perjuangan dan tekad bangsa
Indonesia, yang merupakan sumber dari cita hukum dan cita moral yang ingin ditegakan baik dalam
lingkungan nasional, maupun dalam hubungan pergaulan bangsa-bangsa di Dunia.

2. Makna Alenia-Alenia Pembukaan UUD 1945

“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh karena itu, maka penjajahan
diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan ”
merupakan bunyi alenia pertama pembukaan UUD 1945 yang menunjukkan keteguhan dan kuatnya
pendirian bangsa Indonesia menghadapi masalah “ kemerdekaan lawan penjajahan ”. Alenia ini
mengungkapkan suatu dalil obyektif, karena dalam alinea pertama terdapat letak luhur moral dari
pernyataan Indonesia. Alenia ini juga mengandung suatu pernyataan subyektif, yaitu aspirasi bangsa
Indonesia untuk memerdekakan diri dari perjuangan. Alasan bangsa Indonesia menentang penjajahan,
karena bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Hal ini berarti setiap hal atau sifat yang
bertentangan atau bertentangan dengan pernyataan di atas juga harus secara sadar ditentang oleh
Bangsa Indonesia.

“Dan perjuangan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepda saat yang berbahagia dengan selamat
sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang
merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur” merupakan bunyi alenia ke dua yang menunjukkan
persahabatan dan dianugerahi kita atas perjuangan bangsa Indonesia selama ini. Alenia ini juga
menunjukkan adanya ketetapan dan kualitas penilaian :

1. Perjuangan pergerakan di Indonesia telah sampai pada tingkat yang menentukan

2. Momentum yang telah dicapai tersebut harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan.

3. Kemerdekaan tersebut bukan merupakan tujuan akhir tetapi masih harus diisi dengan
mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur.

“Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, agar
berkehidupan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya” merupakan
bunyi dari alenia ke tiga yang menjadi motivasi nyata dan materiil Bangsa Indonesia untuk menyatakan
kemandiriannya, tetapi juga menjadi keyakinan /kepercayaannya, menjadi motivasi spiritualnya, karena
menyatakan kemandirian itu dipicu oleh Allah SWT, serta menunjukkan ketaqwaan tehadap Tuhan Yang
Maha Esa serta merupakam suatu pengukuhan dari Proklamasi Kemerdekaan.

“Kemudian dari itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan Dunia yang berdasarkan kemerdekaan
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kemerdekaan Indonesia itu dalam
suatu Undang-Undang dasar Negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada:
ketuhanan Yang maha dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia ”merupakan bunyi dari alenia
ke empat yang merumuskan dengan padat sekali tujuan dari prinsip-prinsip dasar untuk mencapai
tujuan bangsa Indonesia setelah menyatakan dirinya merdeka.

Dengan rumusan yang panjang dan padat, alenia keempat Pembukaan Undang-Undang dasar sekaligus
menegaskan :

1. Negara Indonesia mempunyai fungsi yang sekaligus menjadi tujuan, yaitu seperti yang tertuang
dalam alenia ke empat tersebut.

2. Negara Indonesia berbentuk Republik dan berkedaulatan Rakyat.

3. Negara Indonesia mempunyai dasar filsafah Pancasila.

5. Pokok-Pokok Pikiran dalam Pembukaan UUD 1945

Pembukaan UUD 1945 mempunyai fungsi atau hubungan langsung dengan UUD 1945 itu
sendiri, bahwa Pembukaan UUD 1945 itu mengandung pokok-pokok pikiran yang diciptakan dan
dijelmakan dalam UUD, yaitu dalam pasal-pasalnya.

Ada 4 pokok pikiran yang sifat dan maknanya sangat dalam, yaitu :

1. Pokok pikiran pertama menunjukkan pokok pikiran persatuan, dengan pemahaman yang lazim,
penyelenggara negara dan setiap warga negara wajib mengutamakan kepentingan negara melebihi
kepentingan golongan maupun individu.

2. Pokok pikiran yang kedua adalah kesadaran bahwa manusia Indonesia memiliki hak dan kewajiban
yang sama untuk menciptakan keadilan sosial bangsa.
3. Pokok pemikiran yang ketiga menyatakan bahwa kedaulatan berad ditangan rakyat dan dilakukan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.

4. Pokok pemikiran keempat menyatakan bahwa UUD mengandung isi yang mewajibkan pemerintah
dan penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang
teguh cita-cita moral Rakyat yang luhur.

5.Hubungan antara Pembukaan dengan Pasal-pasal UUD 1945

Isi UUD 1945 dapat dibagi menjadi dua bagian yang memiliki kedudukan berbeda, yaitu :

1. Pembukaan UUD yag terdiri dari empat alinea, dimana alinea terakhir memuat Dasar nagara
Pancasila.

2. Pasal-pasal UUD 1945 yang terdiri dari 20 bab, 73 pasal, 3 pasal Aturan Peralihan dan 2 pasal
Aturan Tambahan.

Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Pasal-pasal UUD 1945, dapat dilihat dari beberapa
aspek sebagai berikut :

A. Ditinjau dari isi pengertian yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945

1. Dari alinea pertama, kedua, dan ketiga berisi rangkaian peristiwa dan keadaan yang mendahului
terbentuknya negara yang merupakan rumusan dasar-dasar pemikiran yang mendorong tersusunnya
kemerdekaan. Pernyataan tersebut tidak mempunyai hubungan organis dengan Batang Tubuh UUD
1945.

2. Dari alenia keempat merupakan pernyataan yang dilaksanakan setelah negara Indonesia terwujud.
Pernyataan tersebut mempunyai hubungan kausal dan organis berdasarkan Pasal-pasal UUD 1945 yang
mencakup beberapa aspek :

 Sejarah Hari Pahlawan 10 November 1945


 UUD itu akan ditentukan ada
 Apa yang diatur oleh UUD adalah tentang pembentukan pemerintahan negara yang memenuhi
berbagai persyaratan
 Negara Indonesia berbentuk Republik yang berkedaulatan rakyat
 Ditetapkannya dasar kerokhanian (Filsafat Negara Pancasila)

B. Ditinjau dari pokok-pokok yang terkandung didalam Pembukaan UUD 1945

Pokok-pokok pikiran yang terkandung didalam Pembukaan UUD 1945 disebutkan sebagai berikut :

1. Negara mengatasi segala paham kelompok dan paham perseorangan, dalam “ Pembukaan ” itu
mengehendaki persatuan segenap bangsa Indonesia seluruhnya.

2. Negara bermaksud mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

3. Negara berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan.

4. Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.

Pokok-pokok pikiran ini mewujudkan cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar negara, UUD
menciptakan pokok-pokok pikiran ini dalam pasal-pasalnya. Itulah hubungan antara Pembukaan dengan
Pasal-pasal UUD 1945.

C. Ditinjau dari hakekat dan kedudukan Pembukaan UUD 1945

Pembukaan mempunyai kedudukan sebagai Pokok kaidah Dasar negara Republik Indonesia, dengan
demikian Pembukaan memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari Pasal-pasal UUD 1945.

6 .Hubungan antara Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945

Pancasila mempunyai fungsi dan kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara
dan merupakan unsur penentu berlakunya tertib hukum Indonesia. Dengan demikian Pancasila
merupakan inti dari Pembukaan UUD 1945, itu terbukti pada alinea keempat yang menunjukkan bahwa
pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, yang bentuk dan
wujudnya tertua dalam UUD. Pembukaan maupun pancasila tidak bisa dirubah maupun diganti oleh
siapapun, karena diubah ataupun mengganti berarti membubarkan negara Proklamasi 17 Agustus 1945
karena Pancasila merupakan dasar terbentuknya bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai substansi esensial dari Pembukaan UUD 1945 adalah sumber dari segala sumber
hukum republik Indonesia. Hal terpenting bagi bangsa Indonesia adalah mewujudkan cita-citanya sesuai
dengan Pancasila, artinya cara dan hasilnya tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila. Sedangkan cita-cita bangsa Indonesia tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 oleh
karena itu Pancasila dan Pembukaan yang memilki hubungan erat harus dilaksanakan secara serasi,
seimbang, dan selaras.

7. Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi 17 Agustus 1945

Apabila kita menghubungkan antara isi pengertian Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi
17 Agustus 1945 maka keduanya memiliki hubungan azasi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Pembukaan UUD 1945, terutama pada alinea ketiga memuat pernyataan-pernyataan kemerdekaan dan
alinea keempat memuat memuat tindakan yang harus dilaksanakan setelah adanya negara.

Dengan demikian dapat ditentukan letak dan sifat hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan
Proklamasi 17 Agustus 1945 sebagai berikut :

1. Keduanya merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan-pisahkan.

2. Ditetapkannya Pembukaan UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI merupakan realisasi
dari alinea/bagian kedua Proklamasi 17 Agustua 1945.

3. Pembukaan UUD pada hakekatnya merupakan pernyataan kemerdekaan secara rinci dengan
memuat pokok-pokok pikiran adanya cita-cita luhur yang menjadi semangat pendorong ditegakkannya
kemerdekaan Indonesia.

Hal ini berarti antara Pembukaan UUD 1945 dan Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan satu kesatuan
yang bulat, karena apa yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan amanat keramat
dari Proklamasi 17 Agustus 1945.

7. Sistem Pemerintahan Negara menurut UUD 1945


Secara garis besar gambaran besar tentang sistem pemerintahan negara yang dianut oleh UUD
1945 yang telah diamandemen adalah sebagai berikut :

1. Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD (pasal 1 ayat 2). Dalam UUD
1945 yang telah diamandemen, MPR tidak mempunyai kewenangan untuk memilih Presiden dan Wakil
Presiden, tetapi hanya sebatas melantik (pasal 3 ayat 3 dan pasal 8 ayat 3). Dengan demikian hanya
dengan GBHN, UUD 1945 tidak lagi mengenal istilah GBHN sebagai produk MPR. Kewenangan terbesar
MPR adalah menetapkan dan mengubah UUD (pasal 3 ayat 1) selain mengenai Pembukaan UUD dan
bentuk Kesatuan Negara Republik Indonesia (pasal 37 ayat 5).

2. Sistem Konstitusional

Sistem konstitusional dalam UUD 1945 diwujudkan dalam ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

A. Kedaulatan ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD (pasal 1 ayat 2).

B. MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya
menurut UUD (pasal 3 ayat 3).

C. Presiden RI memegang kekuasaan pemerintah menurut UUD (pasal 4 ayat 1).

D. Presiden dan/atau Wakil Presiden sebelum memangku sumpahnya bersumpah atau berjanji
memegang teguh UUD (pasal 9 ayat 1).

E. Hak-hak DPR ditentukan oleh UUD (pasal 20A).

F. Setiap UU yang berlaku tidak boleh bertentangan dengan UUD 9pasal 24C ayat 1).

G. Kewenangan lembaga negara ditentukan oleh UUD (pasal 24C ayat 1).

H. Putusan dugaan pelanggaran oleh Presiden dan atau Wakil Presiden oleh Mahkamah Konstitusi
menurut UUD (pasal 24C ayat 2).

3. Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1 ayat 3)

4. Presiden adalah pemegang kekuasaan pemerintah menurut UUD (pasal 4 ayat 1). Namun dalam
kewajibannya Presiden dibantu oleh Wakil Presiden.

5. Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi. Presiden memegang tanggung
jawab atas pemerintahan menurut UUD, dan Presiden diberi kewenangan untuk membentuk suatu
dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasehat dan pertimbangan kepada Preisden.

6. Menteri negara adalah pembantu Presiden (pasal 17 ayat 1), karena itu kedudukan menteri sangat
tergantung pada Presiden (pasal 17 ayat 2)
7. Kekuasaan Kepala Negara tidak terbatas. Presiden kepala sebagai suatu negara mempunyai
kekuasan yang sangat luas, meskipun tidak bersifat mutlak. Kekuasaan kepala negara yang tidak tak
terbatas itu adalah dimana kontrol DPR atas berbagai kewenangan presiden sangatlah dominan.

8. Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik (pasal 1 ayat 1 dan pasal 18 ayat 1).
NKRI terbagi atas daerah-daerah provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintah daerah.

8. Kelembagaan Negara menurut UUD 1945

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Keanggotaan MPR terdiri dari anggota DPR yang dipilih melalui pemilu, dengan suara terbanyak dan
sedikitnya MPR bersidang sekali daalam lima tahun di ibukota negara.Kewenangan MPR adalah
mengubah dan menetapkan UUD (pasal 3)

2.Presiden dan Wakil Presiden

Presiden memegang kekuasaan pemerintah menurut UUD, dan dalam melakukan kewajibannya
dibantu oleh seorang Wakil Presiden. Presiden berhak mengajukan RUU, dan menetapkan Peraturan
Pemerintah untuk menjalankan UU (pasal 5). Presiden memegang masa jabatan selama lima tahun.
Syarat untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden adalah :

 WNI sejak kelahirannya


 Tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kemauannya sendiri.
 Tidak pernah menghianati negara
 Mampu secara fisik dan rohani untuk melakukan keajibannya
 Syarat-syarat lainnya akan diatur dengan UU (pasal 6Syarat-syarat lainnya akan diatur dengan
UU (pasal 6).

Kewenangan lain dari presiden selaku kepala negara dimilikinya hal prerogatif, antara lain :

 Memegang kekuasaan tertinggi atas AD, AL, AU (pasal 10)


 Menyatakan perang, menciptakan perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan
persetujuan DPR, terutama yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi negara
(pasal 11)
 Menyatakan keadaan bahaya, yang syarat dan akibatnya ditetapkan dengan UU (pasal 12).
 Mengangkut dan menerima duta dan konsul dengan pertimbangan memperhatikan DPR
(pasal 13).
 Presiden memberikan grasi dengan pertimbangan MA, dan memberikan amnesti dan
abolisi dengan pertimbangan DPR (pasal 14).
 Presiden memberi gelar, tanda jasa, tanda kehormatan, dan lain-lain menurut UU (pasal
15).

3.Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Keanggotaan DPR dipilih melalui pemilu dengan suara terbanyak. DPR mempunyai fungsi legislatif,
anggaran, dan pengawasan, untuk itu DPR diberikan hak-hak interpelasi, angket, menyatakan pendapat,
mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat serta imunitas (pasal 20).

4.Dewan Perwakila Daerah (DPD)

Anggota DPD juga dipilih melalui pemilu dengan suara terbanyak dari setiap provinsi. DPD bersidang
paling sedikit sekali dalam setahun. DPD berhak mengajukan RUU kepada DPR dan ikut membahasnya
sesuai dengan bidangnya.

5.Komisi Pemilihan Umum (KPU)

KPU biasa ditugaskan dalam rangka agar Pemilu terselenggara sesuai asas (luberjurdil).

6.Bank Sentral

Negara memiliki satu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan
independensinya diatur dengan UU (pasal 23D).

7.Badan Pengawas Keuangan (BPK)

BPK diadakan untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang pengelolaan keuangan yang
bebas dan mandiri. Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD untuk
ditindklanjuti (pasal 23E).

8.Mahkamah Agung (MA)

Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan penegakan guna
menegakkan hukum dan keadilan, dan dilakukan oleh sebuah MA dan badan peradilan yang berada di
bawahnya.
9.Komisi Yudisial

Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang untuk menunjuk pengangkatan hakim agung dan
mempunyai kewenangan lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluruhan martabat
serta perilaku hakim.

10.Mahkamah Konstitusi

MK berwenang mengadili pada tingkat pertama dan tingkat terakhir yang putusannya bersifat final
untuk mengkaji UU terhadap UUD, dan lain-lain.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Sistem ketatanegaraan berdasarkan nilai-nilai dan yang berhubungan dengan Pancasila, dapat
menjadikan karakter suatu bangsa memiliki moral yang sesuai dengan yang tercermin dalam sila-sila
Pancasila.

Negara Indonesia dan masyrakat Indonesia dengan ketatanegaraannya berdasar pada Pancasila akan
membawa dampak positif bagi terbentuknya bangsa Indonesia
REFERENSI

 DosenPendidikan.Com
https://www.dosenpendidikan.co.id/pancasila-
dalam-konteks...
 Academia.edu
https://www.academia.edu/44789625/Pancasila_Dal
am_Konteks...
 Makalah Oleh Ahmad Fikram Adidikata Dari
Institut Agama Islam Bengkulu
 Buku UUD 1945

Anda mungkin juga menyukai