Anda di halaman 1dari 20

PERTEMUAN KE - 5

PENDAHULUAN:

Materi pada perkuliahan ke lima ini diarahkan mampu menjelaskan mengaplikasikan


secara kritis dan objektif Pengertian, kedudukan, fungsi dan sifat UUD 1945, kaitan dengan
proklamasi, Pancasila dan cita-cita nasional, serta pembukaan UUD 1945 dan pokok-pokok
pikirannya, hubungan antara lembaga negara, demokrasi dan hak asasi manusia dan
permasalahan sebagai orientasi Pendidikan Pancasila agar menjadi pedoman berkarya lulusan
Perguruan Tinggi.

Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengaplikasikan secara kritis dan objektif


pengertian, kedudukan, fungsi dan sifat UUD 1945, kaitan dengan proklamasi, Pancasila dan
cita-cita nasional, serta pembukaan UUD 1945, hubungan antara lembaga negara, demokrasi
dan hak asasi manusia dan pokok-pokok pikirannya, dan permasalahan sebagai orientasi
pendidikan pancasila agar menjadi pedoman berkarya lulusan Perguruan Tinggi.

DESKRIPSI SINGKAT MATERI :

Pendidikan Pancasila sebagai mata kuliah pengembangan kepribadian :

1. Pengertian, kedudukan, fungsi dan sifat UUD 1945;


2. Kaitan dengan proklamasi, Pancasila dan cita-cita/tujuan nasional;
3. Pembukaan UUD 1945 dan pokok-pokok pikiran di dalamnya;
4. Sistem Pemerintahan Negara;
5. Kelembagaan Negara;
6. Hubungan antar lembaga negara;
7. Demokrasi;
8. Hak asasi manusia.
TUJUAN PEMBELAJARAN :

Secara umum, materi ini akan memberikan bekal kemampuan bagi Mahasiswa mampu
menjelaskan dan mengaplikasikan pengertian, kedudukan, fungsi dan sifat UUD 1945, kaitan
dengan proklamasi, Pancasila dan cita-cita nasional, serta pembukaan UUD 1945 dan pokok-
pokok pikirannya dan permasalahan di perguruan tinggi. Meyakini nilai-nilai pengertian,
kedudukan, fungsi dan sifat UUD 1945, kaitan dengan proklamasi, Pancasila dan cita-cita
nasional, serta pembukaan UUD 1945, hubungan antara lembaga negara, demokrasi dan hak
asasi manusia dan pokok-pokok pikirannya sebagai konstitusi nasional dan permasalahannya
agar menjadi pedoman berkarya lulusan perguruan tinggi.

Secara khusus, materi ini akan membekali Mahasiswa mampu menjelaskan dan
mengaplikasikan secara kritis dan objektif pengertian, kedudukan, fungsi dan sifat UUD 1945,
kaitan dengan proklamasi, Pancasila dan cita-cita nasional, serta pembukaan UUD 1945,
hubungan antara lembaga negara, demokrasi dan hak asasi manusia dan pokok-pokok
pikirannya serta permasalahannya sebagai orientasi pendidikan pancasila di perguruan tinggi.
Meyakini nilai – nilai Pancasila sebagai orientasi agar menjadi pedoman berkarya lulusan di
perguruan tinggi

PENYAJIAN :

Pengertian, kedudukan, fungsi dan sifat UUD 1945, kaitan dengan


proklamasi, Pancasila dan cita-cita nasional, serta pembukaan UUD 1945
dan pokok-pokok pikirannya, dan permasalahan

➢ Pengertian, kedudukan, fungsi dan sifat UUD 1945

❖ Pengertian Hukum Dasar dan Undang-undang Dasar

Hukum dasar adalah aturan-aturan dasar yang dijadikan landasan bagi berlakunya
peraturan perundang-undangan dan penyelenggaraan Negara. Adapun yang dimaksud dengan
Undang-undang Dasar, menurut UUD 1945 adalah hukum dasar tertulis.
Maka sebagai hukum, UUD itu mengikat, baik bagi pemerintah, setiap lembaga Negara
dan Lembaga Masyarakat, serta mengikat bagi semua warga negara Indonesia dimana pun ia
berada, maupun bagi setiap penduduk yang ada di wilayah republik Indonesia.

Dan sebagai hukum, Undang-undang Dasar itu berisikan norma-norma, aturan – aturan,
atau ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan dan ditaati.

Undang-undang Dasar bukanlah hukum biasa, melainkan hukum dasar, dan sebagai
hukum dasar maka Undang-undang Dasar itu sendiri merupakan sumber hukum. Oleh karena
itu setiap produk hukum seperti undang-undang, peraturan atau keputusan pemerintah harus
didasarkan dan bersumberkan pada peraturan yang lebih tinggi.

Sebagai Hukum dasar tertulis, Undang-undang dasar dalam kerangka aturan atau tata
tingkatan norma hukum yang berlaku menempati kedudukan yang tinggi, yang mempunyai
fungsi sebagai alatr pengontrol bagi norma hukum yang kedudukannya lebih rendah.

Selain dari pada Undang-undang Dasar sebagai hukum dasar tertulis, masih ada hukum
lainnya yang tidak tertulis, yaitu yang dalam penjelasan UUD 1945 dinyatakan sebagai
“aturanaturan dasar yang tidak tertulis” yang dikenal dengan sebutan Konvensi. Konvensi ini
merupakan aturan-aturan pelengkap yang mengisi kekosongan yang timbul dalam praktek
kenegaraan yang tidak terdapat pada Undang-undang Dasar.

Perbedaan yang mendasar antara UUD 1945 sebelum dan setelah amandemen sebagai
berikut :

1) Batang Tubuh UUD 1945 yang meskipun firmatnya berubah, namun sesungguhnya
isinya telah banyak mengalami perubahan, sehingga bila dicermati telah berubah
menjadi 20 BAB, 73 Pasal, 3 Pasal Aturan peralihan dan 2 Pasal Aturan Tambahan.
Dengan demikian UUD 1945 hasil amandemen tidak lagi dapat disebut bersifat singkat,
supel dan elastis, melainkan bersifat rigid/kaku.
2) Penjelasan UUD 1945 telah ditiadakan (diadakan pencabutan secara diam-diam) yakni
dari ketentuan pasal II aturan tambahan yang menyebutkan bahwa : “Dengan
ditetapkannya perubahan UUD ini, UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 terdiri
atas Pembukaan dan Pasal-Pasal. Materi dari penjelasan sebagian ada yang sudah
ditampung dalam perubahan UUD 1945, meskipun dalam nuansa dan dengan alasan
yang berbeda.
3) Lahirnya lembaga-lembaga baru seperti Dewan Perwakilan Daerah, Komisi Yudisial.
Mahkamah Konstitusi, dan hapusnya lembaga lama, yakni Dewan Pertimbangan
Agung.
4) Berkurangnya kekuasaan, wewenang, dan berubahnya kedududkan lembaga tertinggi
Negara (MPR), yakni kekuasaan tidak lagi tak terbatas, tidak lagi menetapkan GBHN,
tidak lagi memilih presiden dan wakil Presiden, sehingga kedudukan MPR juga tidak
dapat disebut lembaga tertinggi Negara.

➢ Kedudukan, fungsi dan sifat UUD 1945

Undang-undang Dasar merupakan hukum negara yang tertinggi di antara peraturan


perundangan lainnya yang mempunyai sifat elastis/fleksibel dapat saja mengalami perubahan,
tambahan, penyempurnaan demi menyesuaikan dengan perkembangan jaman, meskipun UUD
1945 hasil amandemen terkesan kaku/rigid serta mempunyai fungsi sebagai alat kontrol,
apakah norma hukum yang lebih rendah yang berlaku sesuai atau tidak dengan ketentuan
Undang-undang Dasar 1945.

➢ Kaitan dengan proklamasi, Pancasila dan cita-cita/tujuan nasional

o Pembukaan UUD 1945 dan pokok-pokok pikiran di dalamnya

Pembukaan UUD 1945 yang terdiri dari 4 alinea itu menjadi sumber motivasi dan
aspirasi perjuangan dan tekad bangsa Indonesia, yang merupakan sumber dari cita hukum dan
cita moral yang ingin ditegakan baik dalam lingkungan nasional maupun dalam hubungannya
dengan pergaulan bangsabangsa di dunia.

Tiap-tiap alinea dan kata-katanya mengandung arti makna yang sangat dalam, serta
mengandung arti dan makna yang sangat dalam, serta mengandung nilai-nilai universal dan
lestari. Dikatakan mengandung nilai universal, karena mengandung nilai yang dijunjung tinggi
oleh bangsa-bangsa yang beradab diseluruh muka bumi sedangkan nilai lestari, karena
menampung dinamika masyarakat, dan akan tetap menjadi landasan perjuangan Bangsa dan
Negara, selama bangsa Indonesia tetap setia kepada Negara Proklamasi 17 Agustus 1945.

o Pokok-pokok pikiran tiap-tiap alinea Pembukaan UUD 1945


Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang diciptakan dan
dijelmakan dalam batang tubuh UUD 1945, yaitu dalam bentuk pasal-pasalnya. Pokok-pokok
pikiran dimaksud terdiri atas 4 (empat) pokok pikiran, yaitu :

a. Pokok pikiran pertama : Persatuan


b. Pokok pikiran kedua : Keadilan sosial
c. Pokok pikiran ketiga : kerakyatan
d. Pokok pikiran keempat : Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.

Dengan demikian keempat pokok pikiran ini tidak lain dari pada pancaran dasar
Falsafah Negara Pancasila, walaupun apabila kita perhatikan susunan daripada pokok-pokok
pikiran tersebut tidak mencerminkan suatu susunan yang beraturan/sistematis seperti halnya
yang tredapat pada susunan pancasila pada alienea keempat pembukaan UUD 1945 yang
dimulai dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan bukan sila Persatuan Indonesia.

SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA

Sistem pemerintahan negara dikenal sebagai Tujuh Kunci Pokok Sistem Pemerintahan
Negara Republik Indonesia, yang pada dasarnya berisikan : bentuk negara, sistem konstitusi,
kedaulatan rakyat, penyelenggaraan pemerintahan negara, pertanggungjawaban Presiden,
kedudukan menteri negara, dan kekuasaan kepala negara.

Ketujuh Kunci Pokok Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia menurut UUD
1945 hasil amandemen, adalah sebagai berikut :

(1) Indonesia ialah Negara yang berdasar atas hukum (Rechtsstaat) tidak berdasarkan atas
kekuasaan belaka (Machtsstaat).

Negara hukum adalah negara dimana kekuasaan penguasa negara tidak berdasarkan atas
kekuasaan semata-mata, melainkan didasarkan atas hukum dan dibatasi oleh hukum, bukannya
kekuasaan, hukumlah yang mempunyai kedudukan tertinggi.

Dengan demikian setiap kegiatan pemerintah/kemasyarakatan harus berdasarkan hukum dan


dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
Hukum di sini adalah negara hukum dalam arti material (luas), yang berarti setiap tindakan
Negara harus mempertimbangkan dua aspek, yaitu aspek kegunaan dan aspek landasan
hukumnya.

Kunci pertama ini menegaskan bahwa Indonesia adalah Negara Hukum.

(2) Sistem Konstitusional

Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme
(kekuasaan yang tidak terbatas). Sistem ini mempertegas bahwa pengendalian pemerintah atau
penyelenggaraan negara dibatasi oleh ketentuan-ketentuan konstitusi dan konstitusi lain yang
merupakan produk konstitusional dan bukan kekuasaan yang tidak terbatas. Hukum dasar
tertulis Indonesia adalah Undang-undang Dasar 1945. Dengan demikian, pemerintah Indonesia
berdasar pada UUD 1945.

Kunci kedua ini menegaskan bahwa Indonesia menggunakan sistem Konstitusional, yaitu
UUD 1945.

(3) Kekuasaan Negara yang Tertinggi di Tangan Rakyat

Kekuasaan tertinggi (kedaulatan) di tangan rakyat, dan dilaksanakan menurut UUD (Pasal 1
ayat 2).

Hal ini berarti terjadi suatu reformasi kekuasaan tertinggi dalam negara secara kelembagaan
tertinggi negara, walaupun esensinya tetap rakyat yang memiliki kekuasaan. MPR hanya
memiliki kekuasaan melakukan perubahan UUD, melantik Presiden dan Wakil Presiden, serta
memberhentikan Presiden/Wakil Presiden sesuai masa jabatannya, atau jikalau melanggar
suatu konstitusi. Oleh karena itu sekarang Presiden bersifat “Neben” bukan Untergeordnet
terhadap MPR, karena Presiden dip[ilih langsung oleh rakyat.

(4) Presiden ialah Penyelenggara Pemerintah Negara yang tertinggi.

Presiden merupakan penyelenggara pemerintahan tertinggi yang kedudukannya berada di


samping MPR dan DPR, karena Presiden dipilih langsung oleh rakyat. UUD 1945 Pasal 6A
ayat (1). Jadi menurut UUD 1945 ini Presiden tidak lagi merupakan mandataris MPR,
melainkan dipilih langsung oleh rakyat.

(5) Presiden Tidak Bertanggungjawab Kepada Dewan Perwakilan Rakyat

Presiden tidak bertanggungjawab kepada Dewan, artinya kedudukan Presiden tidak tergantung
pada Dewan. Meskipun begitu Presiden harus bekerjasama dengan Dewan dalam bidang
legislatif.

(6) Menteri Negara ialah Pembantu Presiden, Mentri Negara tidak bertanggungjawab kepada
Dewan Perwakilan Rakyat.

Presiden dalam melaksanakan tugas pemerintahannya dibantu oleh menteri-menteri Negara.


Presiden mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri Negara. Menteri-menteri Negara
itu tidak bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Kedudukannya tidak
tergantung kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

(7) Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak-Terbatas

Meskipun kepala Negara tidak bertanggungjawab kepada Dwan Perwakilan Rakyat, ia bukan
“Diktator”, artinya kekuasaan terbatas. Di atas telah menegaskan bahwa ia bukan mandataris
Majelis Permusyawaratan Rakyat, namun demikian ia tidak dapat membubarkan DPR ataupun
MPR. Kecuali itu ia harus memperhatikan sungguh-sungguh suara Dewam Perwakilan Rakyat.

KELEMBAGAAN NEGARA

Secara konstitusional Lembaga-lembaga Negara menurut UUD 1945 hasil amandemen


2002 adalah MPR, Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daera
(DPD), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi
(MK), dan Komisi Yudisial (KY),. Lembaga-lembaga Negara ini kedudukan, wewenang,
kewajiban, dan tanggungjawabmya diatur dalam Undang-undang Dasar 1945.

Lembaga-lembaga Negara ini perlu sekali ditingkatkan kegiatannya, agar supaya


terhindar adanya pemusatan kekuasaan pada satu tangan dan terwujudnya pembagian
kekuasaan seperti yang ditetapkan di dalam UUD 1945 yang mantap.
Hubungan antara Lembaga Negara, demokrasi dan hak asasi
manusia.

➢ Hubungan Antar Lembaga Negara

a. Hubungan antara MPR dengan DPR, DPD, dan Mahkamah Konstitusi


Dalam UUD 1945 MPR merupakan salah satu lembaga Negara (sebelum Amandemen
dikenal dengan istilah lembaga tertinggi Negara). Anggota MPR yang terdiri atas anggota DPR
dan anggota DPD menunjukan bahwa MPR masih dipandang sebagai lembaga perwakilan
rakyat karena keanggotaannya dipilih dalam pemilihan umum. Unsur anggota DPR untuk
mencerminkan prinsip demokrasi politik sedangkan unsur anggota DPD untuk mencerminkan
prinsip keterwakilan daerah agar kepentingan daerah tidak terabaikan. Dengan adanya
perubahan kedudukan MPR, maka pemahaman wujud kedaulatan rakyat tercermin dalam tiga
cabang kekuasaan yaitu lembaga perwakilan, Presiden, dan pemegang kekuasaan kehakiman.
Adapun yang menjadi kewenangan MPR adalah mengubah dan menetapkan UUD,
memilih Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam hal terjadi kekosongan jabatan Presiden
dan/atau Wakil Presiden, melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden, serta kewenangan
memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD.
Dalam hubungannya dengan DPR, khusus mengenai penyelenggaraan sidang MPR
berkaitan dengan kewenangan untuk memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden,
proses tersebut hanya bisa dilakukan apabila didahului oleh pendapat DPR yang diajukan pada
MPR.
Dalam hubungannya dengan DPD. Seperti halnya peran DPR, peran DPD dalam MPR
juga sangat besar misalnya dalam hal mengubah UUD yang harus dihadiri oleh 2/3 anggota
MPR dan memberhentikan Presiden yang harus dihadiri oleh 3/4 anggota MPR maka peran
DPD dalam kewenangan tersebut merupakan suatu keharusan.
Dalam hal hubungannya dengan Mahkamah Konstitusi (MK) dapat dipahami dari Pasal
24C ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa salah satu wewenang Mahkamah Konstitusi
adalah untuk memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
UUD. Karena kedudukan MPR sebagai lembaga negara maka apabila MPR bersengketa
dengan lembaga negara lainnya yang sama-sama memiliki kewenangan yang ditentukan oleh
UUD, maka konflik tersebut harus diselesaikan oleh Mahkamah Konstitusi.

b. Hubungan DPR dengan Presiden, DPD, dan MK.


Anggtota DPR terdiri dari DPR dan DPD. Perbedaan keduanya terletak pada hakikat
kepentingan yang diwakilinya, DPR untuk mewakili rakyat sedangkan DPD untuk mewakili
daerah.
Pasal 20 ayat (1) menyatakan bahwa DPR memegang kekuasaan membentuk undang-
undang. Selanjutnya untuk menguatkan posisi DPR sebagai pemegang kekuasaan legislatif
maka pada Pasal 20 ayat (5) ditegaskan bahwa dalam hal RUU yang disetujui bersama tidak
disahkan oleh Presiden dalam waktu 30 hari semenjak RUU tersebut disetujui, sah menjadi UU
dan wajib diundangkan.
Dalam hubungan dengan DPD, terdapat hubungan kerja dalam hal ikut membahas RUU
yang berkaitan dengan bidang tertentu, DPD memberikan pertimbangan atas RUU tertentu,
dan menyampaikan hasil pengawasan pelaksanaan UU tertentu pada DPR.
Dalam hubungannya dengan Mahkamah Konstitusi, terdapat hubungan tata kerja yaitu
dalam hal permintaan DPR kepada MK untuk memeriksa pendapat DPR mengenai dugaan
bahwa Presiden bersalah. Disamping itu terdapat hubungan tata kerja lain misalnya dalam hal
apabila ada sengketa dengan lembaga negara lainnya, proses pengajuan calon hakim konstitusi,
serta proses pengajuan pendapat DPR yang menyatakan bahwa Presiden bersalah untuk
diperiksa oleh MK.

c. Hubungan DPD dengan DPR, BPK, dan MK


Tugas dan wewenang DPD yang berkaitan dengan DPR adalah dalam hal mengajukan
RUU tertentu kepada DPR, ikut membahas RUU tertentu bersama dengan DPR, memberikan
pertimbangan kepada DPR atas RUU tertentu, dan menyampaikan hasil pengawasan
pelaksanaan UU tertentu pada DPR. Dalam kaitan itu, DPD sebagai lembaga perwakilan yang
mewakili daerah dalam menjalankan kewenangannya tersebut adalah dengan mengedepankan
kepentingan daerah.
Dalam hubungannya dengan BPK, DPD berdasarkan ketentuan UUD menerima hasil
pemeriksaan BPK dan memberikan pertimbangan pada saat pemilihan anggota BPK.

Ketentuan ini memberikan hak kepada DPD untuk menjadikan hasil laporan keuangan BPK
sebagai bahan dalam rangka melaksanakan tugas dan kewenangan yang dimilikinya, dan untuk
turut menentukan keanggotaan BPK dalam proses pemilihan anggota BPK. Disamping itu,
laporan BPK akan dijadikan sebagai bahan untuk mengajukan usul dan pertimbangan
berkenaan dengan RUU APBN.
Dalam kaitannya dengan MK, terdapat hubungan tata kerja terkait dengan kewenangan
MK dalam hal apabila ada sengketa dengan lembaga negara lainnya.

d. Hubungan MA dengan lembaga negara lainnya


Pasal 24 ayat (2) menyebutkan bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah
Mahkamah Agung dan badan peradilan dibawahnya serta oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
Ketentuan tersebut menyatakan puncak kekuasaan kehakiman dan kedaulatan hukum ada pada
MA dan MK. Mahkamah Agung merupakan lembaga yang mandiri dan harus bebas dari
pengaruh cabang-cabang kekuasaan yang lain.
Dalam hubungannya dengan Mahkamah Konstitusi, MA mengajukan 3 (tiga) orang
hakim konstitusi untuk ditetapkan sebagai hakim di Mahkamah Konstitusi.

e. Hubungan antara Mahkamah Konstitusi dengan Presiden, DPR, BPK, DPD,


MA, KY
Kewenangan Mahkamah Konstitusi sesuai dengan ketentuan Pasal 24C ayat (1) dan (2)
adalah untuk mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menguji UU terhadap UUD,
memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan UUD,
memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
Disamping itu, MK juga wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan
pelanggaran oleh Presiden atau Wakil Presiden menurut UUD.
Dengan kewenangan tersebut, jelas bahwa MK memiliki hubungan tata kerja dengan
semua lembaga negara yaitu apabila terdapat sengketa antar lembaga negara atau apabila
terjadi proses judicial review yang diajukan oleh lembaga negara pada MK.

f. Hubungan antara BPK dengan DPR dan DPD


BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri untuk memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab tentang keuangan negara dan hasil pemeriksaan tersebut diserahkan kepada
DPR, DPD, dan DPRD. dengan pengaturan BPK dalam UUD, terdapat perkembangan yaitu
menyangkut perubahan bentuk organisasinya secara struktural dan perluasan jangkauan tugas
pemeriksaan secara fungsional. Karena saat ini pemeriksaan BPK juga terhadap pelaksanaan
APBN di daerah-daerah dan harus menyerahkan hasilnya itu selain DPR juga pada DPD dan
DPRD. Selain dalam kerangka pemeriksaan APBN, hubungan BPK dengan DPR dan DPD
adalah dalam hal proses pemilihan anggota BPK.
g. Hubungan antara Komisi Yudisial dengan MA
Pasal 24A ayat (3) dan Pasal 24B ayat (1) menegaskan bahwa calon hakim agung
diusulkan Komisi Yudisial kepada DPR untuk mendapat persetujuan. Keberadaan Komisi
Yudisial tidak bisa dipisahkan dari kekuasaan kehakiman. Dari ketentuan ini bahwa jabatan
hakim merupakan jabatan kehormatan yang harus dihormati, dijaga, dan ditegakkan
kehormatannya oleh suatu lembaga yang juga bersifat mandiri. Dalam hubungannya dengan
MA, tugas KY hanya dikaitkan dengan fungsi pengusulan pengangkatan Hakim Agung,
sedangkan pengusulan pengangkatan hakim lainnya, seperti hakim MK tidak dikaitkan dengan
KY.

DEMOKRASI

Secara umum,Pengertian Demokrasiyaitu bentuk pemerintahan yang tiap-tiap warga


negara mempunyai hak yang setara dalam pengambilan ketentuan yang memastikan hidup
mereka. Demokrasi dapat juga disimpulkan sebagai bentuk pemerintahan yang dipegang oleh
rakyat atau rakyatlah yang mempunyai kedaulatan paling tinggi.

Demokrasi mengizinkan warga negaranya untuk berperan serta baik secara langsung
atau mungkin dengan perwakilan dalam perumusan, pengembangan, serta pembuatan hukum.

Demokrasi berasal dari bhs yunani dari kata Demokratia yang bermakna ” kekuasaan rakyat “.
Demokratia terbagi dalam dua kata yakni demos yang bermakna rakyat serta kratos yang
bermakna kemampuan atau kekuasaan. Demokrasi meliputi keadaan sosial, ekonomi serta
budaya yang memungkin terjadinya praktek kebebasan politik baik secara bebas serta setara.

Tidak hanya pengertian umum demokrasi di atas, ada juga sebagian pendapat beberapa
pakar yang mendeskripsikan pengertian demokrasi. Pengertian demokrasi menurut beberapa
pakar yaitu seperti berikut…

➢ PENGERTIAN DEMOKRASI MENURUT PARA AHLI

Abraham Lincoln : Menurut dia, pengertian demokrasi yaitu system pemerintah yang
diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat serta untuk rakyat.
Charles Costello : Menurut Charles Costello, pengertian demokrasi yaitu system sosial serta
politik pemerintahan diri dengan kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang dibatasi dengan
hukum serta rutinitas membuat perlindungan hak-hak perseorangan warga negara

Hans Kelsen : Pengertian demokrasi menurut Hans Kelsen yaitu pemerintahan oleh rakyat serta
untuk rakyat. Yang melaksanakan kekuasaan negara adalah wakil-wakil rakyat yang dipilih.
Di mana rakyat sudah meyakini, kalau semua kehendak serta kebutuhannya bakal di perhatikan
didalam melaksanakan kekuasaan negara.

Merriem : Menurut Merriem, demokrasi didefinisikan sebagai pemerintahan oleh rakyat,


terutama, oleh sebagian besar ; pemerintahan dimana kekuasan paling tinggi tetaplah pada
rakyat serta dikerjakan oleh mereka baik dengan cara segera atau tak segera lewat satu system
perwakilan yang umumnya dikerjakan lewat cara mengadakan pemilu bebas yang
diselenggarakan dengan cara periodik ; rakyat umum terutama untuk mengangkat sumber
otoritas politik ; tiadanya distingsi kelas atau privelese berdasar pada keturunan atau
kesewenang-wenangan.

Sidney Hook : Menurut dia, pengertian demokrasi yaitu bentuk pemerintahan di mana beberapa
keputusan pemerintah yang utama secara langsung atau tak langsung didasarkan dari perjanjian
sebagian besar yang didapatkan secara bebas dari rakyat dewasa.

John L. Esposito : kekuasaan dari serta untuk rakyat. Oleh karena itu, semua memiliki hak
untuk berperan serta, baik ikut serta aktif ataupun mengontrol kebijakan yang di keluarkan oleh
pemerintah. Diluar itu, sudah pasti instansi resmi pemerintah ada pembelahan yang pasti pada
unsur eksekutif, legislatif, ataupun yudikatif.

C. F. Strong : Demokrasi menurut pengertian C. F. Strong yaitu satu system pemerintahan di


mana sebagian besar anggota dewan dari orang-orang turut dan dalam politik atas basic system
perwakilan yang menanggung pemerintah pada akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-
tindakannya pada sebagian besar itu.

Hannry B. Mayo : Menurut Hannry B. Mayo, pengertian demokrasi yaitu kebijaksanaan umum
ditetapkan atas dasar sebagian besar oleh wakil-wakil yang dipantau dengan cara efektif oleh
rakyat dalam beberapa penentuan yang didasarkan dari prinsip persamaan politik serta
diselenggaran dalam situasi dimana berlangsung kebebasan politik.
Samuel Huntington : Menurut dia, demokrasi yaitu para pembuat ketentuan kolektif yang
paling kuat dalam satu system diambil lewat satu penentuan umum yang adil, jujur serta berkala
serta di dalam system itu beberapa calon bebas berkompetisi untuk peroleh suara serta hampir
semua masyarakat dewasa bisa diberikan suara.

➢ JENIS DEMOKRASI

Demokrasi Segera (Direct Democracy) : Pengertian demokrasi langsung yaitu


demokrasi yang secara langsung dalam melibatkan rakyat untuk pengambilan keputusan pada
satu negara. Demokrasi langsung, rakyat secara langsung berperan serta dalam pemilihan
umum serta mengemukakan kehendaknya.

Demokrasi Tidak Langsung (Indirect Democracy) : Pengertian demokrasi tak segera


yaitu demokrasi yang tidak dengan cara segera melibatkan semua rakyat satu negara dalam
pengambilan keputusan. Demokrasi tak langsung, rakyat memakai wakil-wakil yang sudah
diakui untuk mengemukakan masukan serta kehendaknya. Hingga dalam demokrasi tak segera
wakil rakyat ikut serta dengan cara segera dengan menajd penghubung semua rakyat.

➢ BEBERAPA JENIS DEMOKRASI BERDASAR PADA KONSENTRASI


PERHATIANNYA
• Demokrasi Formal : Pengertian demokrasi formal yaitu demokrasi yang fokus dari
sektor politik tanpa ada mengurangi kesenjangan ekonomi
• Demokrasi Material : Pengertian demokrasi material yaitu demokrasi yang fokus di
bagian ekonomi tanpa ada kurangi kesenjangan politik.
• Demokrasi Paduan : Pengertian demokrasi paduan yaitu demokrasi yang fokus sama
besar baik di bagian politik serta ekonomi.

➢ BEBERAPA JENIS DEMOKRASI BERDASAR PADA PRINSIP IDEOLOGI


• Demokrasi Liberal : Pengertian demokrasi liberal yaitu demokrasi yang didasarkan dari
hak individu satu warga negara. Demokrasi liberal di mana tiap-tiap individu bisa
menguasai dalam demokrasi ini. Pemerintah tidak akan banyak ikut serta dalam
kehidupan masyarakat di mana pemerintah mempunyai kekuasaan terbatas. Demokrasi
liberal disebut juga dengan demokrasi konstitusi yang dibatasi oleh konstitusi.
• Demokrasi Komunis : Pengertian demokrasi komunis yaitu demokrasi yang berdasar
pada dari hak pemerintah di negaranya di mana pemerintah menguasai atau kekuasaan
paling tinggi dipegang oleh penguasa atau pemerintah. Demokrasi komunis tak dibatasi
serta berbentuk totaliter yang bikin hak tiap-tiap individu tak ada pengaruhnya pada
pemerintah.
• Demokrasi Pancasila : Pengertian demokrasi pancasila yaitu demokrasi yang
didasarkan dari ideologi Indonesia, yakni Pancasila berdasarkan dari tata sosial serta
budaya bangsa Indonesia. Demokrasi Pancasila adalah yang diyakini Indonesia.

➢ CIRI DEMOKRASI

Ciri-Ciri Pemerintahan Demokrasi – Ciri-ciri demokrasi digambarkan dalam satu pemerintah


didasarkan atas system demokrasi yaitu seperti berikut :

a. Pemerintah berdasar pada kehendak serta kebutuhan rakyat banyak.


b. Ciri Kontitusional, yakni tentang kebutuhan, kehendak maupun kekuasaan rakyat yang
dituliskan di konstitusi serta undang-undang negara.
c. Ciri Perwakilan, yakni dalam mengatur negaranya, kedaulatan rakyat diwakilkan dari
sebagian orang yang telah diambil oleh rakyat tersebut.
d. Ciri Pemilihan umum, Yakni satu aktivitas politik yang dikerjakan untuk pilih pihak
dalam pemerintahan
e. Ciri Kepertaian, yakni partai jadi satu fasilitas atau media sebagai sisi proses system
demokrasi
f. Ciri kekuasaan, yakni ada pembagian serta pembelahan kekuasaan
g. Ciri Tanggung Jawab, yakni karenanya ada tanggung jawab baik pihak yang sudah
dipilih bisa turut dalam proses satu system demokrasi

HAK ASASI MANUSIA

➢ Pengertian HAM dan Macam HAM


HAM (Hak Asasi Manusia) adalah hak dasar atau hak pokok yang dibawa oleh manusia
sejak lahir yang secara kodrat melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat
karena merupakan anugerah Allah SWT. HAM adalah hak yang bersifat asasi. Artinya, hak-
hak yang dimiliki oleh manusia berdasarkan kodratnya yang tidak dapat dipisahkan dari
hakikatnya sehingga bersifat suci. Dengan kata lain, HAM adalah bermacam-macam hak dasar
yang dimiliki pribadi manusia sebagai anugerah dari Allah SWT yang dibawa sejak lahir
sehingga hak asasi itu tidak dapat dipisahkan dari eksistensi pribadi manusia itu sendiri.

yang berbunyi “Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Allah SWT dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”. Menurut G.J.
Wolhots, Pengertian HAM adalah sejumlah hak yang melekat dan berakar pada tabiat setiap
pribadi manusia, dan justru karena kemanusiaannya itulah, hak tersebut tidak dapat dicabut
siapa pun juga karena jika dicabut akan hilang kemanusiaannya.

Berdasarkan beberapa pengertian HAM di atas, dapat dikatakan bahwa hak asasi
manusia adalah hak-hak pokok yang bersifat universal. Dibuktikan oleh hak dasar ini dimiliki
setiap manusia dan tidak dapat dipisahkan dari pribadi siapa pun, dari mana, dan kapan pun
manusia itu berada.

Hak asasi Manusia memiliki macam-macam atau jenis-jenis hak-hak asasi dengan
contoh-contohnya, agar kita lebih mengetahui dari pembagian hak-hak asasi dari macam-
macam atau jenis-jenis hak asasi manusia. Dalam macam-macam Hak asasi Manusia (HAM)
diutarakan juga oleh banyak para ahli atau pakar beberapa diantaranya yakni John Locke,
Aristoteles, Montesquleu, J.J. Rousseau, dan Brierly. Sebelum melangkah ke pembahasan
Macam-macam Hak Asasi Manusia (HAM), tahukah pembaca tentang pengertian Hak Asasi
Manusia (HAM) dimana sebelumnya pengertian HAM telah kami bahas, agar pengetahuan kita
tentang HAM lebih tersusun. Macam-macam Hak Asasi Manusia dan contohnya yang
dijelaskan seperti dibawah ini.

Macam-Macam Hak Asasi Manusia (HAM)

✓ Hak Asasi Pribadi (Perseonal Rights)


Hak Asasi Pribadi adalah hak yang meliputi kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan
memeluk agama, kebebasan bergerak, kebebasan dalam untuk aktif setiap organisasi atau
perkumpulan dan sebagainya.

Contohnya :

• Hak Kebebasan dalam mengutarakan atau menyampaikan pendapat.

• Hak Kebebasan dalam menjalankan kepercayaan dan memeluk atau memilih agama.

• Hak Kebebasan dalam berpergian, berkunjung, dan berpindah-pindah tempat.

• Hak Kebebasan dalam memilih, menentukan organisasi dan aktif dalam organisasi
tersebut.

✓ Hak Asasi Ekonomi (Property Rights)

Hak Asasi Ekonomi adalah Hak untuk memiliki, membeli dan menjual, serta memanfaatkan
sesuatu.

Contohnya :

• Hak Asasi Ekonomi tentang kebebasan dalam membeli.

• Hak Asasi Ekonomi tentang kebebasan dalam mengadakan dan melakukan perjanjian
Kontrak

• Hak Asasi Ekonomi tentang kebebasan dalam memiliki sesuatu

• Hak Asasi Ekonomi tentang kebebasan dalam memiliki pekerjaan yang layak.

• Hak Asasi Ekonomi tentang kebebasan dalam melakukan transaksi

• Hak Asasi Ekonomi dalam bekerja

✓ Hak Asasi Politik (Politik Rights)


Hak Asasi Politik adalah hak ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih maksudnya hak untuk
dipilih contohnya : mencalonkan sebagai Bupati , dan memilih dalam suatu pemilu contohnya
memilih Bupati atau Presiden), hak untuk mendirikan parpol, dan sebagainya.

Contohnya :

• Hak Asasi Politik dalam memilih dalam suatu pemilihan contohnya pemilihan presiden
dan kepala daerah

• Hak Asasi Politik dalam Dipilih dalam pemilihan contohnya pemilihan bupati atau
presiden

• Hak Asasi Politik tentang kebebasan ikut serta dalam kegiatan pemerintahan

• Hak Asasi Politik dalam mendirikan partai politik

• Hak Asasi Politik dalam membuat organisasi-organisasi pada bidang politik

• Hak Asasi Politik dalam memberikan usulan-usulan atau pendapat yang berupa usulan
petisi.

✓ Hak Asasi Hukum (Rights Of Legal Equality)

Hak Asasi Hukum adalah hak untuk mendapatkan perlakukan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan.

Contohnya :

• Hak dalam mendapatkan layanan dan perlindungan hukum

• Hak dalam mendapatkan dan memiliki pembelaan hukum pada peradilan.

• Hak yang sama dalam proses hukum

• Hak dalam perlakuan yang adil atau sama dalam hokum

✓ Hak Asasi Sosial dan Budaya (Social and Culture Rights)


Hak Asasi Sosial dan Budaya adalah hak yang menyangkut dalam masyarakat yakni untuk
memilih pendidikan, hak untuk mengembangkan kebudayaan dan sebagainya.

Contohnya :

• Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak

• Hak untuk mendapat pelajaran

• Hak untuk memilih, menentukan pendidikan

• Hak untuk mengembangkan bakat dan minat

• Hak untuk mengembangkan Hobi

• Hak untuk berkreasi

✓ Hak Asasi Peradilan (Procedural Rights)

Hak Asasi Peradilan adalah hak untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan
perlindungan (procedural rights), misalnya peraturan dalam hal penahanan, penangkapan dan
penggeledahan.

Contohnya :

• Hak mendapatkan perlakukan yang adil dalam hukum

• Hak mendapatkan pembelaan dalam hukum

• Hak untuk mendapatkan hal yang sama dalam berlangsungnya proses hukum baik itu
penyelidikan,

• Penggeledahan, penangkapan, dan penahanan

Sekian Artikel tentang Macam-Macam Hak Asasi Manusia (HAM) dan Penjelasannya semoga
bermanfaat

Ciri-Ciri Hak Asasi Manusia HAM


diatas sudah dibahas mengenai mengenai pembagian Hak Asasi Manusia dan Pengertian HAM
atau Hak Asasi Manusia (Human Rights) nah di artikel ini saya ingin membuat artikel yang
berjudul Ciri-Ciri Hak Asasi Manusia

Ciri-Ciri Hak Asasi Manusia

a. HAM merupakan sesuatu yang otomatis telah ada pada diri manusia tanpa harus
membeli, meminta ataupun hasil variasi dari orang lain karena HAM mutlak ada pada
diri manusia sejak lahir sebagai anugerah dari tuhan YME.
b. HAM berlaku untuk siapa saja tanpa memandang jenis kelamin, ras, suku, agama, status
sosial, asal-usul/daerah kelahiran, warna kulit, etnis, pandangan politik ataupun budaya
yang dianutnya.
c. Hak asasi tidak bisa dan tidak boleh dilanggar. Karena HAM mutlak dimiliki oleh setiap
orang sebagai anugerah dari tuhan YME maka tidak boleh satu orangpun mengabaikan
hak asasi orang lain apalagi untuk mempertahakan haknya sendiri. Meskipun negara
telah membuat hukum dan tatanan nilai serta norma yang telah disepakati, manusia
yang ada di dalamnya masih memiliki kesempatan untuk mempertahankan haknya
selama tidak melanggar jauh dari hukum dan norma yang telah ditetapkan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Alfian,Dalam Pancasila Sebagai Ideologi.Pancasila Sebagai Ideologi Dalam Kehidupan


Politik.Jakarta:BP-7 Pusat 1991.

Budiarjo,Miriam.DasarIlmuPolitik.JakartaGramediaPustakaUtama 1991.

Bakry,Noor MS. Oriental FilsafatPancasila. Yogyakarta,Liberty,1990.

Bakry,Noor MS. PancasilaYuridisKenegaraan. Yogyakarta,Liberty,1994

Darmodiharjo,csDarji.SantiajiPancasila. Surabaya : Usaha Nasional, 1981.

Darmodiharjo, Darji. Mimbar BP-7.PengertianNilai, Norma, Moral, Etika, Pandangan


Hidup.Jakarta: BP-7 Pusat,1995/1996,No.76.

Djuharno,Hasanudin.PancasiladanUndang-UndangDasar 1945.Bandung,1989.
KMKLU Universitas Kristen Maranatha,DiktatKuliahPendidikan Pancasila,2009.

Hatta,Mohamad cs. UraianPancasila. Jakarta: Mutiara,1980.

Kaelan,M.S, PancasilaSebagaiFilsafat,PancasilaSebagaiEtikaPolitik,
ParadigmaBermasyarakat, BerbangsadanBernegara. Paradigma Yogyakarta,2003.

LaboratoriumPancasila IKIP Malang.GlossariumSekitarPancasila. Surabaya : Usaha Nasional,


1981.

Mubyarto.DalamPancasilaSebagaiIdeologi. PncasilaSebagaiIdeologiDalam
KehidupanKebudayaan. Jakarta BP-7 Pusat,1981.

Notosusanto, Nugroho. Proses PerumusanPancasilaDasar Negara, Jakarta : PN Balai


Pustaka,1981.

Poespowardojo, soerjanto.FalsafahPancasila. Jakarta Gramedia,1991.

Sumantri, Sri.ProsedurdanSistemPerubahanKonstitusi,Bandung,Alumni 1979.

Suseno, Franz Magins. EtikaPoltik. Jakarta Gramedia,1988.

Tim PenyuntingSetneg. RisalahSidang BPUPKI, PPKI, Jakarta :Sekertaris Negara R.I, 1992.

Wahjono, Padmo (ed) Masalah-MasalahAktualKetatanegaraan. Jakarta, Yayasan Wisma


Djokosutarto,SH.,1991.

Anda mungkin juga menyukai