PENDAHULUAN:
Secara umum, materi ini akan memberikan bekal kemampuan bagi Mahasiswa mampu
menjelaskan dan mengaplikasikan pengertian, kedudukan, fungsi dan sifat UUD 1945, kaitan
dengan proklamasi, Pancasila dan cita-cita nasional, serta pembukaan UUD 1945 dan pokok-
pokok pikirannya dan permasalahan di perguruan tinggi. Meyakini nilai-nilai pengertian,
kedudukan, fungsi dan sifat UUD 1945, kaitan dengan proklamasi, Pancasila dan cita-cita
nasional, serta pembukaan UUD 1945, hubungan antara lembaga negara, demokrasi dan hak
asasi manusia dan pokok-pokok pikirannya sebagai konstitusi nasional dan permasalahannya
agar menjadi pedoman berkarya lulusan perguruan tinggi.
Secara khusus, materi ini akan membekali Mahasiswa mampu menjelaskan dan
mengaplikasikan secara kritis dan objektif pengertian, kedudukan, fungsi dan sifat UUD 1945,
kaitan dengan proklamasi, Pancasila dan cita-cita nasional, serta pembukaan UUD 1945,
hubungan antara lembaga negara, demokrasi dan hak asasi manusia dan pokok-pokok
pikirannya serta permasalahannya sebagai orientasi pendidikan pancasila di perguruan tinggi.
Meyakini nilai – nilai Pancasila sebagai orientasi agar menjadi pedoman berkarya lulusan di
perguruan tinggi
PENYAJIAN :
Hukum dasar adalah aturan-aturan dasar yang dijadikan landasan bagi berlakunya
peraturan perundang-undangan dan penyelenggaraan Negara. Adapun yang dimaksud dengan
Undang-undang Dasar, menurut UUD 1945 adalah hukum dasar tertulis.
Maka sebagai hukum, UUD itu mengikat, baik bagi pemerintah, setiap lembaga Negara
dan Lembaga Masyarakat, serta mengikat bagi semua warga negara Indonesia dimana pun ia
berada, maupun bagi setiap penduduk yang ada di wilayah republik Indonesia.
Dan sebagai hukum, Undang-undang Dasar itu berisikan norma-norma, aturan – aturan,
atau ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan dan ditaati.
Undang-undang Dasar bukanlah hukum biasa, melainkan hukum dasar, dan sebagai
hukum dasar maka Undang-undang Dasar itu sendiri merupakan sumber hukum. Oleh karena
itu setiap produk hukum seperti undang-undang, peraturan atau keputusan pemerintah harus
didasarkan dan bersumberkan pada peraturan yang lebih tinggi.
Sebagai Hukum dasar tertulis, Undang-undang dasar dalam kerangka aturan atau tata
tingkatan norma hukum yang berlaku menempati kedudukan yang tinggi, yang mempunyai
fungsi sebagai alatr pengontrol bagi norma hukum yang kedudukannya lebih rendah.
Selain dari pada Undang-undang Dasar sebagai hukum dasar tertulis, masih ada hukum
lainnya yang tidak tertulis, yaitu yang dalam penjelasan UUD 1945 dinyatakan sebagai
“aturanaturan dasar yang tidak tertulis” yang dikenal dengan sebutan Konvensi. Konvensi ini
merupakan aturan-aturan pelengkap yang mengisi kekosongan yang timbul dalam praktek
kenegaraan yang tidak terdapat pada Undang-undang Dasar.
Perbedaan yang mendasar antara UUD 1945 sebelum dan setelah amandemen sebagai
berikut :
1) Batang Tubuh UUD 1945 yang meskipun firmatnya berubah, namun sesungguhnya
isinya telah banyak mengalami perubahan, sehingga bila dicermati telah berubah
menjadi 20 BAB, 73 Pasal, 3 Pasal Aturan peralihan dan 2 Pasal Aturan Tambahan.
Dengan demikian UUD 1945 hasil amandemen tidak lagi dapat disebut bersifat singkat,
supel dan elastis, melainkan bersifat rigid/kaku.
2) Penjelasan UUD 1945 telah ditiadakan (diadakan pencabutan secara diam-diam) yakni
dari ketentuan pasal II aturan tambahan yang menyebutkan bahwa : “Dengan
ditetapkannya perubahan UUD ini, UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 terdiri
atas Pembukaan dan Pasal-Pasal. Materi dari penjelasan sebagian ada yang sudah
ditampung dalam perubahan UUD 1945, meskipun dalam nuansa dan dengan alasan
yang berbeda.
3) Lahirnya lembaga-lembaga baru seperti Dewan Perwakilan Daerah, Komisi Yudisial.
Mahkamah Konstitusi, dan hapusnya lembaga lama, yakni Dewan Pertimbangan
Agung.
4) Berkurangnya kekuasaan, wewenang, dan berubahnya kedududkan lembaga tertinggi
Negara (MPR), yakni kekuasaan tidak lagi tak terbatas, tidak lagi menetapkan GBHN,
tidak lagi memilih presiden dan wakil Presiden, sehingga kedudukan MPR juga tidak
dapat disebut lembaga tertinggi Negara.
Pembukaan UUD 1945 yang terdiri dari 4 alinea itu menjadi sumber motivasi dan
aspirasi perjuangan dan tekad bangsa Indonesia, yang merupakan sumber dari cita hukum dan
cita moral yang ingin ditegakan baik dalam lingkungan nasional maupun dalam hubungannya
dengan pergaulan bangsabangsa di dunia.
Tiap-tiap alinea dan kata-katanya mengandung arti makna yang sangat dalam, serta
mengandung arti dan makna yang sangat dalam, serta mengandung nilai-nilai universal dan
lestari. Dikatakan mengandung nilai universal, karena mengandung nilai yang dijunjung tinggi
oleh bangsa-bangsa yang beradab diseluruh muka bumi sedangkan nilai lestari, karena
menampung dinamika masyarakat, dan akan tetap menjadi landasan perjuangan Bangsa dan
Negara, selama bangsa Indonesia tetap setia kepada Negara Proklamasi 17 Agustus 1945.
Dengan demikian keempat pokok pikiran ini tidak lain dari pada pancaran dasar
Falsafah Negara Pancasila, walaupun apabila kita perhatikan susunan daripada pokok-pokok
pikiran tersebut tidak mencerminkan suatu susunan yang beraturan/sistematis seperti halnya
yang tredapat pada susunan pancasila pada alienea keempat pembukaan UUD 1945 yang
dimulai dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan bukan sila Persatuan Indonesia.
Sistem pemerintahan negara dikenal sebagai Tujuh Kunci Pokok Sistem Pemerintahan
Negara Republik Indonesia, yang pada dasarnya berisikan : bentuk negara, sistem konstitusi,
kedaulatan rakyat, penyelenggaraan pemerintahan negara, pertanggungjawaban Presiden,
kedudukan menteri negara, dan kekuasaan kepala negara.
Ketujuh Kunci Pokok Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia menurut UUD
1945 hasil amandemen, adalah sebagai berikut :
(1) Indonesia ialah Negara yang berdasar atas hukum (Rechtsstaat) tidak berdasarkan atas
kekuasaan belaka (Machtsstaat).
Negara hukum adalah negara dimana kekuasaan penguasa negara tidak berdasarkan atas
kekuasaan semata-mata, melainkan didasarkan atas hukum dan dibatasi oleh hukum, bukannya
kekuasaan, hukumlah yang mempunyai kedudukan tertinggi.
Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme
(kekuasaan yang tidak terbatas). Sistem ini mempertegas bahwa pengendalian pemerintah atau
penyelenggaraan negara dibatasi oleh ketentuan-ketentuan konstitusi dan konstitusi lain yang
merupakan produk konstitusional dan bukan kekuasaan yang tidak terbatas. Hukum dasar
tertulis Indonesia adalah Undang-undang Dasar 1945. Dengan demikian, pemerintah Indonesia
berdasar pada UUD 1945.
Kunci kedua ini menegaskan bahwa Indonesia menggunakan sistem Konstitusional, yaitu
UUD 1945.
Kekuasaan tertinggi (kedaulatan) di tangan rakyat, dan dilaksanakan menurut UUD (Pasal 1
ayat 2).
Hal ini berarti terjadi suatu reformasi kekuasaan tertinggi dalam negara secara kelembagaan
tertinggi negara, walaupun esensinya tetap rakyat yang memiliki kekuasaan. MPR hanya
memiliki kekuasaan melakukan perubahan UUD, melantik Presiden dan Wakil Presiden, serta
memberhentikan Presiden/Wakil Presiden sesuai masa jabatannya, atau jikalau melanggar
suatu konstitusi. Oleh karena itu sekarang Presiden bersifat “Neben” bukan Untergeordnet
terhadap MPR, karena Presiden dip[ilih langsung oleh rakyat.
Presiden tidak bertanggungjawab kepada Dewan, artinya kedudukan Presiden tidak tergantung
pada Dewan. Meskipun begitu Presiden harus bekerjasama dengan Dewan dalam bidang
legislatif.
(6) Menteri Negara ialah Pembantu Presiden, Mentri Negara tidak bertanggungjawab kepada
Dewan Perwakilan Rakyat.
Meskipun kepala Negara tidak bertanggungjawab kepada Dwan Perwakilan Rakyat, ia bukan
“Diktator”, artinya kekuasaan terbatas. Di atas telah menegaskan bahwa ia bukan mandataris
Majelis Permusyawaratan Rakyat, namun demikian ia tidak dapat membubarkan DPR ataupun
MPR. Kecuali itu ia harus memperhatikan sungguh-sungguh suara Dewam Perwakilan Rakyat.
KELEMBAGAAN NEGARA
Ketentuan ini memberikan hak kepada DPD untuk menjadikan hasil laporan keuangan BPK
sebagai bahan dalam rangka melaksanakan tugas dan kewenangan yang dimilikinya, dan untuk
turut menentukan keanggotaan BPK dalam proses pemilihan anggota BPK. Disamping itu,
laporan BPK akan dijadikan sebagai bahan untuk mengajukan usul dan pertimbangan
berkenaan dengan RUU APBN.
Dalam kaitannya dengan MK, terdapat hubungan tata kerja terkait dengan kewenangan
MK dalam hal apabila ada sengketa dengan lembaga negara lainnya.
DEMOKRASI
Demokrasi mengizinkan warga negaranya untuk berperan serta baik secara langsung
atau mungkin dengan perwakilan dalam perumusan, pengembangan, serta pembuatan hukum.
Demokrasi berasal dari bhs yunani dari kata Demokratia yang bermakna ” kekuasaan rakyat “.
Demokratia terbagi dalam dua kata yakni demos yang bermakna rakyat serta kratos yang
bermakna kemampuan atau kekuasaan. Demokrasi meliputi keadaan sosial, ekonomi serta
budaya yang memungkin terjadinya praktek kebebasan politik baik secara bebas serta setara.
Tidak hanya pengertian umum demokrasi di atas, ada juga sebagian pendapat beberapa
pakar yang mendeskripsikan pengertian demokrasi. Pengertian demokrasi menurut beberapa
pakar yaitu seperti berikut…
Abraham Lincoln : Menurut dia, pengertian demokrasi yaitu system pemerintah yang
diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat serta untuk rakyat.
Charles Costello : Menurut Charles Costello, pengertian demokrasi yaitu system sosial serta
politik pemerintahan diri dengan kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang dibatasi dengan
hukum serta rutinitas membuat perlindungan hak-hak perseorangan warga negara
Hans Kelsen : Pengertian demokrasi menurut Hans Kelsen yaitu pemerintahan oleh rakyat serta
untuk rakyat. Yang melaksanakan kekuasaan negara adalah wakil-wakil rakyat yang dipilih.
Di mana rakyat sudah meyakini, kalau semua kehendak serta kebutuhannya bakal di perhatikan
didalam melaksanakan kekuasaan negara.
Sidney Hook : Menurut dia, pengertian demokrasi yaitu bentuk pemerintahan di mana beberapa
keputusan pemerintah yang utama secara langsung atau tak langsung didasarkan dari perjanjian
sebagian besar yang didapatkan secara bebas dari rakyat dewasa.
John L. Esposito : kekuasaan dari serta untuk rakyat. Oleh karena itu, semua memiliki hak
untuk berperan serta, baik ikut serta aktif ataupun mengontrol kebijakan yang di keluarkan oleh
pemerintah. Diluar itu, sudah pasti instansi resmi pemerintah ada pembelahan yang pasti pada
unsur eksekutif, legislatif, ataupun yudikatif.
Hannry B. Mayo : Menurut Hannry B. Mayo, pengertian demokrasi yaitu kebijaksanaan umum
ditetapkan atas dasar sebagian besar oleh wakil-wakil yang dipantau dengan cara efektif oleh
rakyat dalam beberapa penentuan yang didasarkan dari prinsip persamaan politik serta
diselenggaran dalam situasi dimana berlangsung kebebasan politik.
Samuel Huntington : Menurut dia, demokrasi yaitu para pembuat ketentuan kolektif yang
paling kuat dalam satu system diambil lewat satu penentuan umum yang adil, jujur serta berkala
serta di dalam system itu beberapa calon bebas berkompetisi untuk peroleh suara serta hampir
semua masyarakat dewasa bisa diberikan suara.
➢ JENIS DEMOKRASI
➢ CIRI DEMOKRASI
yang berbunyi “Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Allah SWT dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”. Menurut G.J.
Wolhots, Pengertian HAM adalah sejumlah hak yang melekat dan berakar pada tabiat setiap
pribadi manusia, dan justru karena kemanusiaannya itulah, hak tersebut tidak dapat dicabut
siapa pun juga karena jika dicabut akan hilang kemanusiaannya.
Berdasarkan beberapa pengertian HAM di atas, dapat dikatakan bahwa hak asasi
manusia adalah hak-hak pokok yang bersifat universal. Dibuktikan oleh hak dasar ini dimiliki
setiap manusia dan tidak dapat dipisahkan dari pribadi siapa pun, dari mana, dan kapan pun
manusia itu berada.
Hak asasi Manusia memiliki macam-macam atau jenis-jenis hak-hak asasi dengan
contoh-contohnya, agar kita lebih mengetahui dari pembagian hak-hak asasi dari macam-
macam atau jenis-jenis hak asasi manusia. Dalam macam-macam Hak asasi Manusia (HAM)
diutarakan juga oleh banyak para ahli atau pakar beberapa diantaranya yakni John Locke,
Aristoteles, Montesquleu, J.J. Rousseau, dan Brierly. Sebelum melangkah ke pembahasan
Macam-macam Hak Asasi Manusia (HAM), tahukah pembaca tentang pengertian Hak Asasi
Manusia (HAM) dimana sebelumnya pengertian HAM telah kami bahas, agar pengetahuan kita
tentang HAM lebih tersusun. Macam-macam Hak Asasi Manusia dan contohnya yang
dijelaskan seperti dibawah ini.
Contohnya :
• Hak Kebebasan dalam menjalankan kepercayaan dan memeluk atau memilih agama.
• Hak Kebebasan dalam memilih, menentukan organisasi dan aktif dalam organisasi
tersebut.
Hak Asasi Ekonomi adalah Hak untuk memiliki, membeli dan menjual, serta memanfaatkan
sesuatu.
Contohnya :
• Hak Asasi Ekonomi tentang kebebasan dalam mengadakan dan melakukan perjanjian
Kontrak
• Hak Asasi Ekonomi tentang kebebasan dalam memiliki pekerjaan yang layak.
Contohnya :
• Hak Asasi Politik dalam memilih dalam suatu pemilihan contohnya pemilihan presiden
dan kepala daerah
• Hak Asasi Politik dalam Dipilih dalam pemilihan contohnya pemilihan bupati atau
presiden
• Hak Asasi Politik tentang kebebasan ikut serta dalam kegiatan pemerintahan
• Hak Asasi Politik dalam memberikan usulan-usulan atau pendapat yang berupa usulan
petisi.
Hak Asasi Hukum adalah hak untuk mendapatkan perlakukan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan.
Contohnya :
Contohnya :
Hak Asasi Peradilan adalah hak untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan
perlindungan (procedural rights), misalnya peraturan dalam hal penahanan, penangkapan dan
penggeledahan.
Contohnya :
• Hak untuk mendapatkan hal yang sama dalam berlangsungnya proses hukum baik itu
penyelidikan,
Sekian Artikel tentang Macam-Macam Hak Asasi Manusia (HAM) dan Penjelasannya semoga
bermanfaat
a. HAM merupakan sesuatu yang otomatis telah ada pada diri manusia tanpa harus
membeli, meminta ataupun hasil variasi dari orang lain karena HAM mutlak ada pada
diri manusia sejak lahir sebagai anugerah dari tuhan YME.
b. HAM berlaku untuk siapa saja tanpa memandang jenis kelamin, ras, suku, agama, status
sosial, asal-usul/daerah kelahiran, warna kulit, etnis, pandangan politik ataupun budaya
yang dianutnya.
c. Hak asasi tidak bisa dan tidak boleh dilanggar. Karena HAM mutlak dimiliki oleh setiap
orang sebagai anugerah dari tuhan YME maka tidak boleh satu orangpun mengabaikan
hak asasi orang lain apalagi untuk mempertahakan haknya sendiri. Meskipun negara
telah membuat hukum dan tatanan nilai serta norma yang telah disepakati, manusia
yang ada di dalamnya masih memiliki kesempatan untuk mempertahankan haknya
selama tidak melanggar jauh dari hukum dan norma yang telah ditetapkan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarjo,Miriam.DasarIlmuPolitik.JakartaGramediaPustakaUtama 1991.
Djuharno,Hasanudin.PancasiladanUndang-UndangDasar 1945.Bandung,1989.
KMKLU Universitas Kristen Maranatha,DiktatKuliahPendidikan Pancasila,2009.
Kaelan,M.S, PancasilaSebagaiFilsafat,PancasilaSebagaiEtikaPolitik,
ParadigmaBermasyarakat, BerbangsadanBernegara. Paradigma Yogyakarta,2003.
Mubyarto.DalamPancasilaSebagaiIdeologi. PncasilaSebagaiIdeologiDalam
KehidupanKebudayaan. Jakarta BP-7 Pusat,1981.
Tim PenyuntingSetneg. RisalahSidang BPUPKI, PPKI, Jakarta :Sekertaris Negara R.I, 1992.