Hukum Dasar
09
FEB, BAHASA, Semua Program 190001006 Tim Dosen
TEKNIK, DAN DKV Studi
Abstract
Maka sebagai hukum, UUD itu mengikat, baik bagi pemerintah, setiap lembaga Negara
dan Lembaga Masyarakat, serta mengikat bagi semua warga negara Indonesia dimana pun ia
berada, maupun bagi setiap penduduk yang ada di wilayah republik Indonesia.
Dan sebagai hukum, Undang-undang Dasar itu berisikan norma-norma, aturan – aturan,
atau ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan dan ditaati.
Undang-undang Dasar bukanlah hukum biasa, melainkan hukum dasar, dan sebagai
hukum dasar maka Undang-undang Dasar itu sendiri merupakan sumber hukum. Oleh karena
itu setiap produk hukum seperti undang-undang, peraturan atau keputusan pemerintah harus
didasarkan dan bersumberkan pada peraturan yang lebih tinggi.
Selain dari pada Undang-undang Dasar sebagai hukum dasar tertulis, masih ada
hukum lainnya yang tidak tertulis, yaitu yang dalam penjelasan UUD 1945 dinyatakan sebagai
“aturanaturan dasar yang tidak tertulis” yang dikenal dengan sebutan Konvensi. Konvensi ini
merupakan aturan-aturan pelengkap yang mengisi kekosongan yang timbul dalam praktek
kenegaraan yang tidak terdapat pada Undang-undang Dasar.
Perbedaan yang mendasar antara UUD 1945 sebelum dan setelah amandemen
sebagai berikut :
1) Batang Tubuh UUD 1945 yang meskipun firmatnya berubah, namun sesungguhnya
isinya telah banyak mengalami perubahan, sehingga bila dicermati telah berubah
menjadi 20 BAB, 73 Pasal, 3 Pasal Aturan peralihan dan 2 Pasal Aturan Tambahan.
Dengan demikian UUD 1945 hasil amandemen tidak lagi dapat disebut bersifat singkat,
supel dan elastis, melainkan bersifat rigid/kaku.
2) Penjelasan UUD 1945 telah ditiadakan (diadakan pencabutan secara diam-diam) yakni
dari ketentuan pasal II aturan tambahan yang menyebutkan bahwa : “Dengan
ditetapkannya perubahan UUD ini, UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 terdiri
atas Pembukaan dan Pasal-Pasal. Materi dari penjelasan sebagian ada yang sudah
ditampung dalam perubahan UUD 1945, meskipun dalam nuansa dan dengan alasan
yang berbeda.
3) Lahirnya lembaga-lembaga baru seperti Dewan Perwakilan Daerah, Komisi Yudisial.
Mahkamah Konstitusi, dan hapusnya lembaga lama, yakni Dewan Pertimbangan Agung.
4) Berkurangnya kekuasaan, wewenang, dan berubahnya kedududkan lembaga tertinggi
Negara (MPR), yakni kekuasaan tidak lagi tak terbatas, tidak lagi menetapkan GBHN,
tidak lagi memilih presiden dan wakil Presiden, sehingga kedudukan MPR juga tidak
dapat disebut lembaga tertinggi Negara.
Tiap-tiap alinea dan kata-katanya mengandung arti makna yang sangat dalam, serta
mengandung arti dan makna yang sangat dalam, serta mengandung nilai-nilai universal dan
lestari. Dikatakan mengandung nilai universal, karena mengandung nilai yang dijunjung tinggi
oleh bangsa-bangsa yang beradab diseluruh muka bumi sedangkan nilai lestari, karena
menampung dinamika masyarakat, dan akan tetap menjadi landasan perjuangan Bangsa dan
Negara, selama bangsa Indonesia tetap setia kepada Negara Proklamasi 17 Agustus 1945.
Ketujuh Kunci Pokok Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia menurut UUD
1945 hasil amandemen, adalah sebagai berikut :
Hukum di sini adalah negara hukum dalam arti material (luas), yang berarti setiap tindakan
Negara harus mempertimbangkan dua aspek, yaitu aspek kegunaan dan aspek landasan
hukumnya.
Kunci kedua ini menegaskan bahwa Indonesia menggunakan sistem Konstitusional, yaitu UUD
1945.
Hal ini berarti terjadi suatu reformasi kekuasaan tertinggi dalam negara secara kelembagaan
tertinggi negara, walaupun esensinya tetap rakyat yang memiliki kekuasaan. MPR hanya
memiliki kekuasaan melakukan perubahan UUD, melantik Presiden dan Wakil Presiden, serta
memberhentikan Presiden/Wakil Presiden sesuai masa jabatannya, atau jikalau melanggar
suatu konstitusi. Oleh karena itu sekarang Presiden bersifat “Neben” bukan Untergeordnet
terhadap MPR, karena Presiden dip[ilih langsung oleh rakyat.
(6) Menteri Negara ialah Pembantu Presiden, Mentri Negara tidak bertanggungjawab kepada
Dewan Perwakilan Rakyat.
KELEMBAGAAN NEGARA
Secara konstitusional Lembaga-lembaga Negara menurut UUD 1945 hasil amandemen
2002 adalah MPR, Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daera
(DPD), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi
(MK), dan Komisi Yudisial (KY),. Lembaga-lembaga Negara ini kedudukan, wewenang,
kewajiban, dan tanggungjawabmya diatur dalam Undang-undang Dasar 1945.
Darmodiharjo, Darji. Mimbar BP-7. Pengertian Nilai, Norma, Moral, Etika, Pandangan
Hidup.Jakarta: BP-7 Pusat,1995/1996,No.76.
Laboratorium Pancasila IKIP Malang. Glossarium Sekitar Pancasila. Surabaya : Usaha Nasional,
1981.
http://pengertianadalahdefinisi.blogspot.co.id/2013/12/proses-perumusan-pancasila-sebaga-
dasar.html Wisma Djokosutarto,SH.,1991.