Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH

PANCASILA
“Resume Materi Pancasila
Dalam Konteks Ketatanegaraan”

DOSEN PEMBIMBING
Wahyu Prabowo, S.H, M.H

DISUSUN OLEH :

Annisa Khoirul M (P1337424222008)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


TAHUN 2022/2023
• Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan RI

a. Pancasila merupakan landasan & dasar Negara Indonesia yang mengatur seluruh
struktur ketatanegaraan RI. Dalam penyusunan ketatanegraan Indonesia tidak
boleh melenceng dari nilai-nilai Pancasila, karena pembentukan karakter bangsa
dilihat dari system ketatanegaraan. Indonesia harus mencerminkan nilai-nilai dari
ideologi bangsa yaitu Pancasila. Namun jika dalam suatu Negara mengalami
banyak penyimpangan dan kesalahan yang merugikan itu akan membuat system
ketatanegaraan Indonesia hancur dan berantakan.

b. Pengertian Pancasila sebagai filsafat pada hakikatnya adalah suatu nilai 5


Rumusan Pancasila sebagaimana terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea
IV adalah sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan,
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kelima sila dari Pancasila pada hakikatnya adalah suatu nilai. Nilai-nilai yang
merupakan perasan dari sila-sila Pancasila tersebut adalah: nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Nilai itu
selanjutnya menjadi sumber nilai bagi penyelenggaraan kehidupan bernegara
Indonesia

c. Negara adalah organisasi yang di dalamnya ada rakyat, wilayah yang permanen &
pemerintahan yang berdaulat (baik kedalam maupun keluar). Negara merupakan
kesatuan social (masyarakat) yang diatur secara konstitusional untuk mencapai
tujuan bersama. Negara juga dapat dilihat dari 2 segi perwujudannya, yakni
sebabagi bentuk suatu masyarakat yang memenuhi syarat-syarat tertentu dan
sebagai satu gejala hukum.

d. Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang disebut sebagai dasar filsafat
Negara Dalam kedudukan ini Pancasila merupakan sumber nilai dan sumber
norma dalam setiap aspek penyelenggaraan Negara dan sumber tertib hukum.
Negara Indonesia adalah Negara demokrasi berdasarkan atas hukum, maka segala
aspek penyelenggaraan dan pelaksanaan Negara diatur melalui peraturan
perundang-undangan. Hal inilah yang dimaksud dengan pengertian Pancasila
dalam konteks ketatanegaraan Republik Indonesia.
e. Pancasila dalam konteks ketatanegraan yaitu Bangsa Indonesia merupakan
pembagian kekuasaan lembaga-lembaga tingggi Negara, hak & kewajiban,
keadilan social, dan lainnya diatur dalam UUD. Hal ini tidaklah lepas dari
eksistensi pembukaan UUD 1945, yang dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
memiliki kedudukan yang sangat penting karena merupakan suatu
staasfundamentalnorm dan berada pada hierarkhi tertib hukum tertinggi di
Indonesia

f. Dalam beberapa tahun ini Indonesia mengalami perubahan yang sangat


mendasarmengenai sistem ketatanegaraan. Dalam hal perubahan tersebut
Secara umum dapat kitakatakan bahwa perubahan mendasar setelah
empat kali amandemen UUD 1945 ialahkomposisi dari UUD tersebut,
yang semula terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh danPenjelasannya,
berubah menjadi hanya terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal.

• Tata Urutan Peraturan

Sistem Ketatanegaraan RI Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

a. Undang-undang diartikan sebagai pokok yang mengatur suatu negara, baik


yangtertulis ataupun tidak tertulis. Undang-Undang Dasar adalah kumpulan aturan
yang ketentuandalam suatu kodifikasi mengenai hal-hal mendasar atau pokok
ketatanegaraan suatu negaradiberikan sifat kekal dan luhur, sedangkan untuk
merubahnya diperlukan cara yang istimewaserta lebih berat kalau dibandingkan
dengan pembuatan atau perubahan peraturan perundang-udangan.

b. Dilihat dari tata urutan peraturan perundang-undangan menurut TAP MPR


No. III/MPR/2000, tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-
undangan, tata urutan peraturan perundang-undangan bangsa Indonesia
TATA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN RI

1. UUD 1945

UUD merupakan peraturan tertinggi dan sebagai aturan tertinggi UUD telah
mengalami beberapa perubahan atau yang disebut dengan istilah
Amandemen. Amandemen UUD 1945 dilakukan karena kehidupan
berbangsa dan bernegara harus berkembang, sama seperti manusia.

Amandemen bertujuan supaya UUD 1945 disempurnakan sesuai dengan


perkembangan dan dinamika kehidupan masyarakat.

Sejak diberlakukannya kembali UUD 1945 sebagai konstitusi NKRI pada


tahun 1959 hingga sekarang, UUD 1945 telah mengalami empat kali
amandemen, yakni sebagai berikut:

1. Amandemen pertama dilakukan pada Sidang Umum MPR 1999 dan


disahkan pada tanggal 19 Oktober 1999.
2. Amandemen kedua dilakukan pada Sidang Tahunan MPR 2000 dan
disahkan pada tanggal 18 Agustus 2000.
3. Amandemen ketiga dilakukan pada Sidang Tahunan MPR 2001 dan
disahkan pada tanggal 9 November 2001.
4. Amandemen keempat dilakukan pada Sidang Tahunan MPR 2002 dan
disahkan pada tanggal 10 Agustus 2002.

2. TAP MPR RI
Tap MPR adalah segala peraturan yang telah dibuat atau ditetapkan oleh
MPR dalam sidang sidang yang mereka lakukan. Peraturan yang ditetapkan
oleh Tap MPR juga harus ditaati oleh anggota MPR, Pemerintah maupun
rakyat Indonesia.

3. Undang-Undang
Undang-undang merupakan peraturan yang dibuat sebagai pelaksanaan dari
UUD 1945 atau Tap MPR. Ranjangan undang-udang sendiri dapat diajukan
oleh presiden maupun DPR namun harus disetujui oleh kedua belah pihak.
Dalam keadaan darurat atau perang, presiden berhak untuk membuat
peraturan sebagai pengganti UU yang disebut juga dengan Perpu atau
peraturan pemerintah pengganti Undang undang.

4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu)


Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal
ihwal kegentingan yang memaksa. Sampai dengan tahun 2017, sudah
terdapat 214 Perpu yang pernah dikeluarkan oleh Presiden.
5. Peraturan Pemerintah
Peraturan pemerintah merupakan peraturan yang ditetapkan oleh presiden
untuk menjalankan undang undang yang telah ditetapkan sebelumnya.

6. Keputusan Presiden
Keputusan presiden ini dibuat untuk mengatasi masalah tertentu dalam
kehidupan bernegara. Selain itu terdapat juga instruksi presiden atau Inpres
yaitu instruksi dalam rangka koordinasi tugas pembangunan yang
dilaksanakan oleh setiap departemen.

7. Peraturan Daerah
Peraturan daerah provinsi merupakan peraturan daerah yang dibentuk oleh
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi bersama dengan gubernur.
Peraturan daerah provinsi berlaku di provinsi yang bersangkutan.

c. Sistem ketatanegaraan Indonesia telah melalui amandemen untuk


menjadi seperti sekarang ini, dimana UUD 1945 menjadi lembaga tertinggi
negara. Selain itu UUD 1945 juga memiliki peran sebagai tata urutan perundang-
undangan tertinggi. UUD 1945 ini dilapisi oleh Pancasila sebagai dasar negara,
sehingga menjadi satu kesatuan kompleks yang membentuk bingkai
ketatanegaraan negara Indonesia.

d. Tidak mengubah pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Pembukaan UUD 1945


memuat dasar-dasar filosofis dan dasar normatif dari berdirinya NKRI. Oleh
karena itu, perubahan atas Pembukaan UUD 1945 akan berarti mengubah negara
RI. Dengan demikian, amandemen UUD 1945 pun tidak boleh bertentangan
dengan dasar filosofis dan dasar normatif yang terkandung dalam Pembukaan
UUD 1945. Dengan demikian, amandemen UUD 1945 pada hakikatnya dilakukan
untuk menyempurnakan, melengkapi, dam memperjelas implementasi dasar
filosofi dan dasar normatif dalam Pembukaan UUD ke dalam batang tubuh UUD
1945.
• Perubahan UUD 1945 Setelah Reformasi

Tuntutan reformasi yang menghendaki agar Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia tahun 1945 diubah, sebenarnya telah diawali dalam Sidang Istimewa MPR
tahun 1998. Pada forum permusyawaratan MPR yang pertama kalinya diselenggarakan
pada era reformasi tersebut, MPR telah menerbitkan tiga ketetapan MPR. Ketetapan itu
memang tidak secara langsung mengubah Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, tetapi telah menyentuh muatan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 .

Pertama, Ketetapan MPR Nomor VIII/MPR/ 1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR
Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum. Ketetapan MPR tentang referendum itu
menetapkan bahwa sebelum dilakukan perubahan terhadap Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus dilakukan referendum nasional untuk itu,
yang disertai dengan persyaratan yang demikian sulit.

Kedua, Ketetapan MPR Nomor XIII/MPR/ 1998 tentang Pembatasan Masa Jabatan
Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Ketentuan Pasal 1 Ketetapan MPR
Nomor XIII/MPR/1998 berbunyi “Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia
memegang jabatan selama masa lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam
jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.” Ketentuan MPR yang
membatasi masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden tersebut, secara substansial
sesungguhnya telah mengubah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, yakni mengubah ketentuan Pasal 7 yang berbunyi “Presiden dan Wakil Presiden
memegang jabatannya selama masa lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali.”

Ketiga, Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/ 1998 tentang Hak Asasi Manusia. Terbitnya
Ketetapan MPR itu juga dapat dilihat sebagai penyempurnaan ketentuan mengenai hak
asasi manusia yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, seperti Pasal 27; Pasal 28; Pasal 29 ayat (2).

Terbitnya Ketetapan MPR Nomor VIII/MPR/ 1998, Ketetapan MPR Nomor


XIII/MPR/1998, dan Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 dapat dikatakan sebagai
langkah awal bangsa Indonesia dalam melakukan perubahan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Setelah terbitnya tiga ketetapan MPR tersebut, kehendak dan kesepakatan untuk
melakukan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
makin mengkris-tal di kalangan masyarakat, pemerintah, dan kekuatan sosial politik,
termasuk partai politik.

Anda mungkin juga menyukai