DENGAN AUSTRALIA
Disusun Oleh :
Furqan
NIM : 190401056
Pendidikan
Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS SAMUDERA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan
tugas makalah tentang Perbandingan Konstitusi Indonesia Dengan Australia.
Sebagai manusia, apapun yang ada dan tertera pada makalah ini tentunya
memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari teman-teman semua agar kedepannya
penulis bisa lebih baik lagi dan meningkatkan pengetahuan serta pengalaman
dalam menyelesaikan makalah selanjutnya.
Atas kritik dan sarannya penulis mengucapkan terima kasih. Semoga
ilmu yang tertuang dalam makalah ini bisa mendatangkan manfaat bagi saya
terutama sebagai penulis dan bagi teman-teman semua yang membacanya.
FURQAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembukaan UUD 1945 Alinea IV menyatakan bahwa kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat. Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, Negara
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Berdasarkan hal itu
dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan
bentuk pemerintahannya adalah republik.
Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik,
Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan
sekaligus kepala pemerintahan. Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang
berbunyi, “Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan
menurut Undanag-Undang Dasar.” Dengan demikian, sistem pemerintahan di
Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial. Apa yang dimaksud
dengan sistem pemerintahan presidensial? Untuk mengetahuinya, terlebih dahulu
dibahas mengenai sistem pemerintahan.
Para pemikir politik mendefinisikan demokrasi dengan pendapat
yang berbeda-beda, hal tersebut bisa dikategorikan dalam tiga kelompok, yaitu;
kelompok pertama menyatakan bahwa demokrasi merupakan sebuah bentuk
pemerintahan umum, kelompok kedua menganggap konsep demokrasi secara luas
dan mencari jangkauan untuk memperpanjang bidang ekonomi dan juga sosial.
Sedangkan kelompok yang terakhir memegang bahwa demokrasi adalah filsafat
kehidupan, dimana menekankan martabat manusia dan memandang semua
kehendak individu. Berikut ini akan dijelaskan tentang demokrasi yang mana
mengarah kepada pendapat kelompok pertama dari para pemikir politik, yaitu :
Pemerintahan rakyat.
Bisa dikatakan bahwa demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana
rakyat memiliki kekuatan penuh didalam politik, baik secara langsung maupun
melalui representatif. Lincoln mendefinisikan demokrasi sebagai pemerintahan
rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Seely mendefinisikan bahwa demokrasi
adalah pemerintahan bersama.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Presiden
A. KESIMPULAN
Tidak ada parameter yang tepat untuk bisa menentukan keberhasilan
keberadaan serta pemberlakuan demokrasi dan demokratisasi yang terjadi di
suatu negara secara tepat. Bentuk sistem pemerintahan apapun yang dijalankan
dalam suatu negara tersebut, bisa dikategorikan sebagai negara yang memiliki
pemerintahan demokratis apabila bisa menampung aspirasi dari
masyarakatnya serta membawa kearah yang lebih baik dengan dukungan
masyarakatnya juga. Representasi sistem presidensial yang dijalankan di
Indonesia maupun sistem perlementer yang ada di Australia sudah cukup
menggambarkan bentuk demokrasi pada porsi yang tepat. Dimana pada level
Ke-Negaraan masing-masing beserta latar belakang sejarah negara dan
perkembangannya, masing-masing terdapat juga efisiensi proporsionalitas suatu
sistem teruji, karena fakta menunjukkan bahwa keberhasilan dan pengakuan
internasional baik melalui sistem politik maupun eksistensi sebuah negara.
DAFTAR PUSTAKA
Astawa, I.B.M, (2012). Geografi Politik. Singaraja: Fakultas Ilmu Sosial Undiksha
Singaraja.
Chalid, P., (2005). Otonomi Daerah: Masalah, Pemberdayaan, dan Konflik, Jakarta
Kemitraan.
Soeprapto, M.F.I., (2007). Ilmu Perundang-Undangan: Jenis, Fungsi, dan Materi
Muatan. Yogyakarta: Kanisius.
Utomo, T.W.W., (2009). Rethinking Decentralization and Deconcentration in the
Unitary State, Graduate School of International Development (GSID), Nagoya
University, Japan, June 18 2009.