Anda di halaman 1dari 2

HKUM4201-3

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2021/22.1 (2021.2)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : HKUM4201/Hukum Tata Negara
Tugas :3

No. Soal
1 Parlemen Indonesia dari Masa ke Masa

Tanggal 16 Oktober diperingati sebagai Hari Parlemen Indonesia. Peringatan tersebut mengikuti
keluarnya Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada tanggal 16 Oktober 1945. Maklumat tersebut
memutuskan, memberi kekuasaan legislatif kepada Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) untuk ikut
menetapkan garis-garis besar haluan negara sebelum terbentuk MPR dan DPR. Dengan maklumat
tersebut, KNIP yang semula dibentuk untuk membantu tugas presiden dan wakil presiden mulai
mengemban tugas sebagai parlemen.

Parlemen, menurut KBBI, dipahami sebagai badan yang terdiri atas wakil-wakil rakyat yang dipilih dan
bertanggung jawab atas perundang-undangan dan pengendalian anggaran keuangan negara. Selain itu,
KBBI juga memahami parlemen sebagai padanan dari dewan perwakilan rakyat.

Dalam sistem demokrasi modern, parlemen merupakan badan yang terdiri atas wakil-wakil rakyat yang
dipilih melalui pemilu untuk menyuarakan kepentingan rakyat serta bertugas, antara lain untuk membuat
undang-undang dan mengawasi pemerintah.

Di Indonesia, lembaga parlemen dapat dirunut sejak zaman pemerintahan kolonial Hindia Belanda
dengan terbentuknya lembaga Volksraad tahun 1918. Kemudian pada masa awal kemerdekaan,
lembaga parlemen diwakili oleh KNIP. Periode KNIP berlangsung sejak 29 Agustus 1945 hingga 15
Februari 1950.

Setelah itu, lembaga parlemen masuk periode DPR dan Senat Republik Indonesia Serikat (RIS), yaitu 15
Februari 1950 – 16 Agustus 1950. Selanjutnya, selama periode 16 Agustus 1950 – 26 Maret 1956,
parlemen Indonesia terdiri atas DPRS dan MPRS. Setelah pemilu pertama tahun 1955, nama lembaga
parlemen kembali menjadi DPR hingga Dekrit Presiden 1959.

Setelah Dekrit Presiden yang kembali menggunakan konstitusi UUD 1945, Presiden menggunakan
kewenangannya, membubarkan DPR dan kemudian memilih dan mengangkat anggota parlemen baru
dalam wadah DPR Gotong-Royong. Lembaga parlemen itu menjalankan tugasnya hingga periode akhir
rezim Orde Lama dan awal Orde Baru.

Sejak tahun 1971, anggota lembaga parlemen dipilih melalui proses pemilu. Lembaga parlemen ini terdiri
dari MPR dan DPR. MPR sendiri terdiri dari DPR, utusan golongan, dan utusan daerah. Sementara,
pada era Reformasi, parlemen Indonesia terdiri dari lembaga MPR, DPR, dan DPD. Lembaga MPR
sendiri terdiri atas DPR dan DPD.

https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/parlemen-indonesia-dari-masa-ke-masa

1 dari 2
HKUM4201

Pertanyaan:

1. Berikan analisis anda, setelah amandemen Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 sistem
parlemen apa yang dianut di Indonesia?
2. Jelaskan kedudukan MPR, DPR, dan DPD di parlemen dalam mengubah/menyusun UUD dan
undang-undang.

2 Indonesia menerapkan sistem pemerintahan presidensial. Dalam pemerintahan presidensial, Presiden


berperan sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan yang kedudukannya terpisah dari
parlemen. Sebagai kepala pemerintahan, dia melaksanakan berbagai kebijakan publik, setelah
mendapat persetujuan DPR dan bertanggung jawab kepada DPR. Sebagai kepala negara, dia
berkewajiban menjaga kesatuan bangsa dan memberikan jaminan bagi kelangsungan hidup bangsanya
dalam suatu kesatuan teritorial negara. Dalam tugas ini dia tak hanya bertanggung jawab kepada DPR,
tetapi juga kepada seluruh bangsa dan rakyat.
Presiden tak hanya memiliki kewenangan di bidang eksekutif, namun juga legislatif.

Pertanyaan:

1. Berikan analisis anda, perubahan apa yang terjadi pasca amandemen Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia 1945 terhadap kekuasaan presiden dalam membentuk undang-undang.
2. Berikan analisis anda hubungan antara presiden dan parlemen pasca amandemen Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia 1945.

3 Pernyataan 1

Kebebasan hakim merupakan salah satu prinsip penting sehingga diwajibkan kepada hakim untuk
menjaga kemandirian peradilan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Yaitu bebas dari campur
tangan pihak luar dan bebas dari segala bentuk tekanan. Kebebasan hakim dalam pelaksanaan tugas
peradilan tidak boleh dipengaruhi oleh kekuasaan apapun, bahkan ketua yang lebih tinggi, tidak berhak
untuk ikut campur dalam soal peradilan yang dilaksanakan.

Pernyataan 2

Dikemukakan oleh Montesquieu bahwa jika kekuasaan yudisial tidak dipisahkan dengan kekuasaan
legislatif dan kekuasaan eksekutif maka kekuasaan atas kehidupan dan kebebasan warga negara akan
dijalankan sewenang-wenang karena hakim akan menjadi pembuat hukum, dan jika hakim disatukan
dengan kekuasaan eksekutif maka hakim bisa jadi penindas. Dalam perkembangannya kekuasaan yang
dimiliki oleh eksekutif, legislatif, dan yudisial tidak diperbolehkan hanya dilaksanakan secara penuh oleh
masing-masing lembaga tersebut karena harus ada kontrol konstitusional terhadap pelaksanaan
kekuasaan tersebut.

Pertanyaan:

1. a. Berdasarkan pernyataan 1, teori manakah yang sesuai dengan teori kekuasaan kehakiman.
Sertakan penjelasan singkat.
b. Berdasarkan pernyataan 2, teori manakah yang sesuai dengan teori kekuasaan kehakiman.
Sertakan penjelasan singkat.
2. Berikan analisis anda terhadap pentingnya independensi hakim sebagai pelaksana kekuasaan
kehakiman di Indonesia.

2 dari 2

Anda mungkin juga menyukai