Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 3 HUKUM TATA NEGARA

Nama : Panji Saepul Hidayat


NPM : 048791887

Soal No 1

Parlemen Indonesia dari Masa ke Masa 

Tanggal 16 Oktober diperingati sebagai Hari Parlemen Indonesia. Peringatan tersebut


mengikuti keluarnya Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada tanggal 16 Oktober
1945. Maklumat tersebut memutuskan, memberi kekuasaan legislatif kepada Komite
Nasional Indonesia Pusat (KNIP) untuk ikut menetapkan garis-garis besar haluan
negara sebelum terbentuk MPR dan DPR. Dengan maklumat tersebut, KNIP yang
semula dibentuk untuk membantu tugas presiden dan wakil presiden mulai
mengemban tugas sebagai parlemen. 

Parlemen, menurut KBBI, dipahami sebagai badan yang terdiri atas wakil-wakil
rakyat yang dipilih dan bertanggung jawab atas perundang-undangan dan
pengendalian anggaran keuangan negara. Selain itu, KBBI juga memahami parlemen
sebagai padanan dari dewan perwakilan rakyat. 

Dalam sistem demokrasi modern, parlemen merupakan badan yang terdiri atas wakil-
wakil rakyat yang dipilih melalui pemilu untuk menyuarakan kepentingan rakyat serta
bertugas, antara lain untuk membuat undang-undang dan mengawasi pemerintah. 

Di Indonesia, lembaga parlemen dapat dirunut sejak zaman pemerintahan kolonial


Hindia Belanda dengan terbentuknya lembaga Volksraad tahun 1918. Kemudian pada
masa awal kemerdekaan, lembaga parlemen diwakili oleh KNIP. Periode KNIP
berlangsung sejak 29 Agustus 1945 hingga 15 Februari 1950. 

Setelah itu, lembaga parlemen masuk periode DPR dan Senat Republik Indonesia
Serikat (RIS), yaitu 15 Februari 1950 – 16 Agustus 1950. Selanjutnya, selama periode
16 Agustus 1950 – 26 Maret 1956, parlemen Indonesia terdiri atas DPRS dan MPRS.
Setelah pemilu pertama tahun 1955, nama lembaga parlemen kembali menjadi DPR
hingga Dekrit Presiden 1959. 

Setelah Dekrit Presiden yang kembali menggunakan konstitusi UUD 1945, Presiden
menggunakan kewenangannya, membubarkan DPR dan kemudian memilih dan
mengangkat anggota parlemen baru dalam wadah DPR Gotong-Royong. Lembaga
parlemen itu menjalankan tugasnya hingga periode akhir rezim Orde Lama dan awal
Orde Baru. 

Sejak tahun 1971, anggota lembaga parlemen dipilih melalui proses pemilu. Lembaga
parlemen ini terdiri dari MPR dan DPR. MPR sendiri terdiri dari DPR, utusan
golongan, dan utusan daerah. Sementara, pada era Reformasi, parlemen Indonesia
terdiri dari lembaga MPR, DPR, dan DPD. Lembaga MPR sendiri terdiri atas DPR
dan DPD. 

https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/parlemen-indonesia-dari-masa-ke-
masa 
Pertanyaan: 

1. Berikan analisis anda, setelah amandemen Undang-Undang Dasar Republik


Indonesia 1945 sistem parlemen apa yang dianut di Indonesia?   
2. Jelaskan kedudukan MPR, DPR, dan DPD di parlemen dalam
mengubah/menyusun UUD dan undang-undang.  

JAWABAN

1) Sistem parlemen yang diterapkan di Indonesia berubah seiring dengan


perubahan konstitusinya, tidak berdasarkan pada bentuk negaranya. Pada
periode 1945-1949 (berlakunya UUD 1945 yang pertama), bentuk negara
Indonesia adalah kesatuan, dan sistem parlemen yang dianut adalah sistem
parlemen unikameral. Periode 1949-1950 (berlakunya Konstitusi RIS 1949),
bentuk negara Indonesia adalah federal dengan sistem parlemen yang dianut
adalah sistem parlemen bikameral. Parlemen Indonesia terdiri dari DPR dan
Senat. Periode 1950-1959 (berlaku UUDS 1950), bentuk negara Indonesia
adalah kesatuan dengan sistem parlemen unikameral. Periode 1959-2004
(sebelum UUD 1945 diamandemen), bentuk negara Indonesia tetap kesatuan,
dan sistem parlemen yang dianut adalah sistem parlemen unikameral. Setelah
reformasi, dan setelah UUD 1945 diamandemen (periode 2004-sekarang),
bentuk negara Indonesia tetap kesatuan, tetapi sistem parlemen yang dianut
adalah bikameral. Berdasarkan uraian tersebut terlihat bahwa tidak selamanya
negara dengan bentuk kesatuan sistem p a r l e m e n n y a a d a l a h u n i k a
m e r a l , sebagaimana Indonesia, meskipun bentuk negaranya tetap kesatuan,
tetapi sistem parlemen yang diterapkan dapat berbeda-beda.
2) Kedudukan MPR adalah mengubbh dan menetapkan undang-undang.
Berdasarkan Pasal 20 ayat (1) Undang - undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, kekuasaan untuk membentuk undang – undang ini
merupakan kewenangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Selanjutnya, di
dalam Pasal 20 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 diatur bahwa setiap Rancangan Undang-Undang (RUU)
kemudian dibahas lebih lanjut oleh DPR dan presiden untuk mendapatkan
persetujuan bersama. Kedudukan DPR yaitu Menyusun dan membahas
Rancangan Undang-Undang (RUU).

REFERENSI

Budiardjo, Miriam, 1985, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Cetakan IX, Jakarta: Gramedia
Fajar, Mukti dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif &
Empiris, Cetakan I, Yogyakarta,
Pustaka Pelajar Husodo, Djatmiko Anom, 2008, Dewan Perwakilan Daerah dan
Masa Depan Bikameralisme Indonesia, dalam Gagasan Amandemen UUD 1945
Suatu Rekomendasi, Jakarta: Komisi Hukum
Nasional RI
Ida, Laode, 2008, Menegaskan Posisi Dewan Perwakilan Daerah, dalam Gagasan A
m a n d e m e n U U D 1 9 4 5 S u a t u Rekomendasi, Jakarta: Komisi Hukum
Soal No 2

Indonesia menerapkan sistem pemerintahan presidensial. Dalam pemerintahan


presidensial, Presiden berperan sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan
yang kedudukannya terpisah dari parlemen. Sebagai kepala pemerintahan, dia
melaksanakan berbagai kebijakan publik, setelah mendapat persetujuan DPR dan
bertanggung jawab kepada DPR. Sebagai kepala negara, dia berkewajiban menjaga
kesatuan bangsa dan memberikan jaminan bagi kelangsungan hidup bangsanya dalam
suatu kesatuan teritorial negara. Dalam tugas ini dia tak hanya bertanggung jawab
kepada DPR, tetapi juga kepada seluruh bangsa dan rakyat. 
Presiden tak hanya memiliki kewenangan di bidang eksekutif, namun juga legislatif.  

Pertanyaan: 

1. Berikan analisis anda, perubahan apa yang terjadi pasca amandemen Undang-


Undang Dasar Republik Indonesia 1945 terhadap kekuasaan presiden dalam
membentuk undang-undang. 
2. Berikan analisis anda hubungan antara presiden dan parlemen pasca
amandemen Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945. 

JAWABAN

1) Setelah amandemen UUD 1945, terjadi pergeseran kekuasaan Presiden dalam


membentuk undang-undang, yang diatur dalam pasal 5, berubah menjadi
Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang, dan Dewan
Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang (pasal
20). Ada dua perubahan fundamental yang dilakukan, yaitu (1) pergeseran
kekuasaan membentuk undang-undang dari Presiden ke DPR; dan (2)
pembatasan masa jabatan presiden selama 5 tahun dan sesudahnya dapat
dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.
Sebelum UUD 1945 kekuasaan membentuk undang-undang berada di tangan
Presiden, maka sesudah amandemen UUD 1945 kekuasaan membentuk
undang-undang berada di tangan DPR, sedangkan Presiden hanya
mengesahkan rancangan undang-undang yang telah dibahas bersama dengan
Dewan Perwakilan Rakyat
2) Sesudah amandemen, Presiden dan wakil Presiden dipilih oleh rakyat,
bertanggungjawab kepada rakyat, dan menjalankan program pemerintah
sesuai kehendak Presiden. Kedudukan Presiden, MPR dan DPR adalah
sejajar, sehingga masing-masing lembaga negara tidak dapat membubarkan
lembaga lainnya sesudah amandemen, Presiden dapat dijatuhkan apabila telah
terbukti di Mahkamah Konstitusi melanggar ketentuan yang berlaku. Hasil
putusan tersebut akan dibawa ke Sidang Istimewa MPR untuk pengambilan
keputusan dan hasil keputusan sidang Istimewa MPR itulah yang akan
menentukan nasib Presiden apakah diberhentikan atau tidak. Tugas utama
Presiden sebagai eksekutif bukanlah mempertimbangkan melainkan
melaksakan Undang-Undang yang telah ditetapkan oleh badan
legislatif.Selain itu, presiden berhak untuk mengajukan rancangan undang-
undang. Hak Untuk Menetapkan Peraturan Pemerintah Penggantian Undang-
Undang (Perpu). Hak Menetapkan Paeraturan Pemerintahan. Hak Untuk
Membuat Peraturan Presiden.
REFERENSI

http://eprints.ipdn.ac.id/2417/1/LEMBAGA%20LEMBAGA%20NEGARA.pdf

https://www.gramedia.com/literasi/tugas-dan-wewenang-presiden/
Soal No 3

Pernyataan 1

Kebebasan hakim merupakan salah satu prinsip penting sehingga diwajibkan kepada


hakim untuk menjaga kemandirian peradilan dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Yaitu bebas dari campur tangan pihak luar dan bebas dari segala bentuk tekanan.
Kebebasan hakim dalam pelaksanaan tugas peradilan tidak boleh dipengaruhi oleh
kekuasaan apapun, bahkan ketua yang lebih tinggi, tidak berhak untuk ikut campur
dalam soal peradilan yang dilaksanakan. 

Pernyataan 2 

Dikemukakan oleh Montesquieu bahwa jika kekuasaan yudisial tidak dipisahkan


dengan kekuasaan legislatif  dan kekuasaan eksekutif maka kekuasaan atas kehidupan
dan kebebasan warga negara akan dijalankan sewenang-wenang karena hakim akan
menjadi pembuat hukum, dan jika hakim disatukan dengan kekuasaan eksekutif maka
hakim bisa jadi penindas. Dalam perkembangannya kekuasaan yang dimiliki oleh
eksekutif, legislatif, dan yudisial tidak diperbolehkan hanya dilaksanakan secara
penuh oleh masing-masing lembaga tersebut karena harus ada
kontrol konstitusional terhadap pelaksanaan kekuasaan tersebut. 

Pertanyaan: 

1.  Berdasarkan pernyataan 1, teori manakah yang sesuai dengan teori kekuasaan


kehakiman. Sertakan penjelasan singkat. 
2. Berdasarkan pernyataan 2, teori manakah yang sesuai dengan teori kekuasaan
kehakiman. Sertakan penjelasan singkat. 
3. Berikan analisis anda terhadap pentingnya independensi hakim sebagai
pelaksana kekuasaan kehakiman di Indonesia.  

JAWABAN

1) Kekuasaan Kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk


menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Syarat-
syarat untuk menjadi dan untuk diberhentikan sebagai hakim ditetapkan dengan
undangundang”. Hal ini berarti

Anda mungkin juga menyukai